Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Selasa, 01 Desember 2009

bumi bole dibeli tapi ga janji tukh ... 011209

01/12/2009 - 08:57
Terganggu Sentimen Grup Bakrie
BUMI ‘Speculative Buy’ Saja
Ahmad Munjin


INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (1/12) diprediksi melemah seiring sentimen negatif rencana rights issue saham Bakrie. Speculative buy untuk BUMI!

Bayu Aji, analis dari First Asia Capital mengatakan, potensi pelemahan BUMI hari ini karena mendapat sentimen negatif dari beberapa saham grupnya yang berencana melakukan rights issue seperti PT Darma Henwa (DEWA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG).

Hal ini bukan hanya berpengaruh negatif bagi bagi saham sejuta umat ini tapi juga bagi market secara keseluruhan. “BUMI akan mengarah ke level support Rp2.150 dan Rp2.500 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/11) malam.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,05%) menjadi Rp2.350 dibandingkan sebelumnya Rp2.375. Harga tertingginya mencapai Rp2.525 dan terendahnya Rp2.325. Sedangkan volume transaksi mencapai 499,4 juta unit saham senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 13.583 kali.

Lebih jauh Bayu mengatakan, pasar saat ini mengkhawatirkan saham Grup Bakrie yang lain juga akan melakukan rights issue. Akibatnya, secara keseluruhan grup tersebut akhirnya turun juga dalam porsi yang tidak jauh berbeda di kisaran 10% setelah ada kabar rights issu DEWA dan ENRG. “Jadi masih banyak faktor yang bisa membuat BUMI turun,” ujarnya.

Karena itu pula, setelah menepis semua keraguan BUMI berhasil menguat ke level Rp2.525 pada perdagangan kemarin. Namun, akhirnya melemah kembali ke level Rp2.350. Hari ini keraguan pelaku pasar masih belum sirna. “BUMI masih akan berfluktuasi tapi juga masih ada tekanan,” paparnya.

Karena itu, Bayu memprediksikan saham-saham Grup Bakrie akan terus melemah meski market regional membaik. Pada perdagangan kemarin pun, dari sisi market regional tidak ada masalah. “Tapi Grup Bakrie pada akhirnya ditutup melemah. Kunci BUMI ada di rights issue saham-saham grupnya,” timpalnya.

Profit taking terhadap saham-saham The Seven Brothers termasuk BUMI juga dipicu kekhawatiran Bakrie Group akan memperbanyak jumlah saham yang baru selain DEWA dan ENRG. “Hal ini biasanya kurang diterima oleh market,” imbuhnya.

Sentimen negatif terhadap BUMI juga datang dari kekhawatiran pasar terkait obligasinya yang bertambah banyak. Total utang dalam bentuk obligasi tukar BUMI melonjak jadi US$777,5 juta seiring terjualnya obligasi konversi perseroan senilai US$300 juta.

Perseroan menyatakan pekan lalu melalui anak usahanya telah menjual seluruh obligasi tukar US$300 juta berjangka waktu 7 tahun dengan tingkat bunga 5%. “Ini masih tetap berpengaruh negatif. Tapi memang tidak semua pelaku pasar langsung merespon negatif,” tandasnya.

Hanya saja, pelaku pasar saat ini menjadi lebih berhati-hati untuk masuk di saham produsen batubara thermal ini. Apalagi banyak spekulan yang bermain di saham BUMI. “Meski dengan jarak yang sempit mereka cenderung merealisasikan keuntungan,” ungkapnya.

Padahal, dari sentimen sektornya, saham-saham batubara semuanya mengalami kenaikan yang seharusnya mendukung BUMI untuk rebound. “Dalam kondisi ini, saya rekomendasikan speculative buy untuk BUMI,” pungkasnya. [mdr]

01/12/2009 - 09:59
Bayu Aji
BUMI Melemah, ‘Speculative Buy’!
INILAH.COM, Jakarta – Rencana rights issue saham Bakrie Group diprediksiksikan masih akan menekan pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (1/12). Rekomendasi speculative buy untuk BUMI!
Bayu Aji, analis dari First Asia Capital mengatakan, BUMI berpeluang terkoreksi akibat sentimen negatif beberapa saham di grup Bakrie yang akan melakukan rights issue. Selain PT Darma Henwa (DEWA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) pun dikabarkan akan melakukan hal serupa.


“Hal ini bukan hanya berpengaruh negatif bagi bagi saham sejuta umat ini tapi juga bagi market secara keseluruhan,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (30/11), saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,05%) menjadi Rp2.350, dengan intraday Rp2.525 dan Rp2.325. Sedangkan volume transaksi mencapai 499,4 juta unit saham, senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 13.583 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Perusahan-perusahaan Grup Bakrie gencar mencari pendanaan melalui right issue. Apa sentimen ini masih mempengaruhi pergerakan BUMI?

Ya. Hal itu menjadi faktor utama pelemahan BUMI hari ini, terutama beberapa saham grupnya yang berencana melakukan rights issue, seperti DEWA dan ENRG. Hal ini bukan hanya berpengaruh negatif bagi saham BUMI, tapi juga market keseluruhan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level support Rp2.150 dan Rp2.500 sebagai level resistance-nya. Pasar saat ini mengkhawatirkan saham Grup Bakrie yang lain juga akan melakukan rights issue. Akibatnya, secara keseluruhan grup tersebut akhirnya turun dalam porsi yang tidak jauh berbeda. Seperti kemarin turun di kisaran 10%, setelah ada kabar rights issue DEWA dan ENRG. Jadi masih banyak faktor yang bisa membuat BUMI turun.

Karena itu, setelah menepis semua keraguan, BUMI berhasil menguat ke level Rp2.525 pada perdagangan kemarin. Namun, akhirnya melemah kembali ke level Rp2.350. Hari ini pelaku pasar akan meragukan kembali. Meski BUMI masih akan berflukutasi tapi juga masih ada tekanan.

Bagaimana dengan sentimen market?

Saya perkirakan untuk saham-saham Grup Bakrie akan terus melemah meski market regional membaik. Pada perdagangan kemarin pun, dari sisi market regional tidak ada masalah. Tapi Grup Bakrie pada akhirnya ditutup melemah. Kunci BUMI ada di rights issue saham-saham grupnya itu.

Profit taking terhadap saham-saham The Seven Brothers termasuk BUMI juga dipicu oleh kekhawatiran Bakrie Group akan memperbanyak jumlah saham yang baru selain di DEWA dan ENRG. Hal ini biasanya kurang diterima oleh market. Pengaruh negatif memang paling terhadap saham yang akan di-rights issue-kan. Tapi, secara keseluruhan pun akan mempengaruhi negatif. Karena, memang saham-saham lain dari Grup Bakrie ini kemungkinan juga akan rights issue kecuali BUMI.

Terkait bertambahnya total utang dalam bentuk obligasi konversi BUMI menjadi US$777,5 juta, seperti apa imbasnya?

Itu juga menjadi sentimen negatif. Ada kekhawatiran di pasar terkait obligasi BUMI yang bertambah banyak. Total utang dalam bentuk obligasi tukar BUMI melonjak jadi US$777,5 juta, seiring terjualnya obligasi konversi perseroan senilai US$300 juta.

Perseroan menyatakan pekan lalu menjual seluruh obligasi tukar US$300 juta berjangka waktu 7 tahun dengan tingkat bunga 5%. Ini masih tetap berpengaruh negatif. Tapi memang tidak semua pelaku pasar langsung merespon negatif. Hanya saja, pelaku pasar saat ini menjadi lebih berhati-hati untuk masuk di saham ini.

Jadi, hancurnya market bisa jadi karena banyak spekulan yang bermain di saham BUMI juga. Meski dengan jarak yang sempit mereka cenderung merealisasikan keuntungan.

Padahal, dari sentimen sektornya, di saham-saham batu bara semuanya mengalami kenaikan yang seharusnya mendukung BUMI untuk rebound. Karena, sektor pertambangan semuanya mencatatkan kenaikan kecuali BUMI.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Dalam kondisi ini, saya rekomendasikan speculative buy.[jin/ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome All of You

Cari di Blog Ini