Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Kamis, 31 Desember 2009

bumi BAYAR PAJAK GEDE ABIS DAH, bagi2 dividen lah ... 311209

31/12/2009 - 17:38
EKSKLUSIF
Ha? Laba BUMI Turun 26 %
Mosi Retnani Fajarwati


INILAH.COM, Jakarta - Sepanjang kuartal III 2009, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan penurunan laba bersih sebesar 26 % dibanding periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan pernyataan SVP Investor Relations BUMI Dileep Shrivastava yang diterima INILAH.COM di Jakarta, laba bersih yang berhasil dibukukan untuk kuartal III tahun ini mencapai US$362 juta. "Laba kami sebelum pajak US$535 juta," ungkapnya.

Dileep juga menginformasikan, laba yang tercatat sebelum pajak pada periode yang sama tahun 2008 mencapai US$496 juta. "Saat itu, pajak yang harus ditanggung US$6 juta," ungkapnya.

Penurunan laba disebabkan oleh meningkatnya beban pajak untuk periode kuartal III 2009 sebesar US$173 juta. "Pajak kami mencapai US$173 juta," ungkapnya.

Selain itu, perseroan tambang batubara terbesar ini berhasil menurunkan biaya produksi hingga 15 %. Laporan keuangan perseroan secara lengkap baru akan dipublikasikan petang ini. "Usai saya kembali dari India pada 10 Januari (2010), kita akan mengadakan media briefing," ungkapnya.[mre/hid]



Per 30 September 2009
Bumi Resources Raup Laba US$ 362 Juta
Namun, perolehan laba itu turun 27 persen dibanding kuartal III-2008 senilai US$ 496 juta.
KAMIS, 31 DESEMBER 2009, 17:07 WIB
Arinto Tri Wibowo, Nerisa

Tambang batu bara (www.warwick.ac.uk)
BERITA TERKAIT
Jelaskan Aksi Korporasi, Bumi Temui BEI
Januari, Bumi Gandeng Mitra di Herald
Saham Herald Resources Efektif Delisting
Pekan Ini, BEI Panggil Bumi Resources
BEI Telaah Dokumen Pajak Bumi Resources
Web Tools

VIVAnews - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih hingga kuartal III-2009 sebesar US$ 362 juta.

Namun, perolehan laba itu turun 27 persen dibanding kuartal III-2008 senilai US$ 496 juta. Penurunan laba tersebut dipicu oleh kenaikan beban pajak perusahaan.

Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan, perusahaan memiliki beban pajak sebesar US$ 173 juta pada kuartal III-2009. Sedangkan pada periode sama tahun sebelumnya beban tersebut hanya sebesar US$ 6 juta.

"Tanpa memperhitungkan pajak tersebut, laba kami mencapai US$ 535 juta," kata dia pada VIVAnews di Jakarta, Kamis 31 Desember 2009.

Meski demikian, dia menambahkan, laba operasional dan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada periode tersebut tidak jauh berbeda dengan posisi kuartal III-2008.

Selain itu, Bumi berhasil menurunkan biaya produksi hingga 15 persen. "Laporan keuangan tersebut akan dipublikasikan sore ini," katanya.

Dileep mengungkapkan, perseroan berniat menggelar konferensi pers pada 10 Januari 2010.

Sebelumnya, perusahaan memperoleh penghargaan sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik (good corporate governance/GCG) di Indonesia versi majalah Swa dan Indonesian Institute of Company Directors (IICD).

arinto.wibowo@vivanews.com

• VIVAnews
Laporan Keuangan BUMI Molor Lagi
Jum'at, 1 Januari 2010 - 17:54 wib
TEXT SIZE :
Widi Agustian - Okezone

Ilustrasi
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) seharusnya sudah merilis laporan keuangan per September 2009 pada akhir Desember lalu. Tetapi, hingga hari ini laporan keuangan tersebut nampaknya belum juga diserahkan kepada otoritas bursa untuk rilis.

"Sepertinya akan di-publish pada akhir minggu ini," kata SPV Investor Relations-Corsec BUMI Dileep Srivastava saat dikonfirmasi okezone, di Jakarta, Jumat (1/1/2010).

Awalnya, BUMI berencana akan menyampaikan laporan keuangan interim per 30 September 2009 paling lambat akhir November 2009. Akan tetapi penyerahan laporan keuangan tersebut kembali molor hingga dijadawal ulang paling lambat pada akhir Desember 2009. Tetapi nyatanya hingga sekarang ini belum juga laporan keuangannya. "Segera (dirilis laporan keuangannya)," ujar Dileep.

Menurut Direktur Utama BUMI Ari S Hudaya, beberapa waktu lalu, keterlambatan pelaporan tersebut dilakukan seiring dengan banyaknya aksi korporasi yang tengah di proses perseroan saat ini. "Karena banyak corporate action, mungkin laporan keuangan selesai Desember," tambahnya.

Sebagai informasi, perseroan saat ini tengah menuntaskan pengambilan divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) bersama dengan PT Daerah Maju Bersaing. Tak hanya itu, perseroan juga sedang menunggu proses tender penjualan blok milik BHP Billiton.

Dengan demikian, maka BUMI melakukan penelaahan terbatas atas laporan keuangan intermnya per 30 September 2009 tersebut. Apalagi pada Mei 2009 lalu, BUMI melakukan revisi karena salah menulis beberapa angka dalam laporan keuangan kuartal I-2009 yang tidak diaudit. Kepada otoritas BEI, manajemen BUMI menyatakan kesalahan penulisan itu hanya terdapat di catatan (notes) laporan keuangan. Tapi, ternyata banyak koreksi yang harus mereka lakukan.

"Kami akan menggelar paparan publik saat aksi korporasi rampung dan sudah bisa di-publish," kata Ari waktu itu. (wdi)
(rhs)

imink-iming doank (20) ... 311209

30/12/2009 - 10:39
Gina Novrina Nasution
BUMI akan Bertahan di Jalur Hijau

Gina Novrina Nasution
INILAH.COM, Jakarta – Menyusul koreksi tajam 20% pekan lalu, saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (30/12), hari terakhir perdagangan tahun ini diprediksikan menguat. Trading buy untuk BUMI!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, BUMI hari ini berpeluang menguat, menyusul koreksi pekan lalu yang mencapai 20%. Karena itu, sangat wajar bagi emiten ini untuk berbalik arah di jalur penguatan. Meski kenaikannya hanya berkisar 4-5%.

“Hari ini BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.625 dan Rp2.400 sebagai level support-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.
Pada perdagangan Selasa (29/12) saham BUMI ditutup menguat Rp100 (4,16%) menjadi Rp2.500, dengan intraday Rp2.500 dan Rp2.400. Volume transaksi mencapai 152,7 juta unit saham senilai Rp376,3 miliar dan frekuensi 5.992 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Di hari terakhir perdagangan tahun ini, apakah BUMI akan ditutup positif?
BUMI masih akan berada di jalur hijau. Pemicu penguatannya karena pelemahan pekan lalu yang mencapai 20%. Karena itu, sangat wajar bagi BUMI untuk berbalik arah ke jalur penguatan. Persentase kenaikannya saya kira tidak akan jauh berbeda dengan kemarin dan hari sebelumnya sekitar 4 sampai 5%.
Kisaran pergerakannya?
Hari ini BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.625 dan Rp2.400 sebagaisupport-nya. Penguatan BUMI merupakan pembalikan arah dalam jangka pendek. Namun, kenaikannya pekan ini tidak dapat mengimbangi pelemahan pekan lalu, meskipun BUMI sangat tergantung pada keputusan pasar.
Seberapa besar potensi kenaikan BUMI pekan ini?
Menurut Saya, penguatan BUMI tidak akan mencapai 20%. Paling-paling hanya 15% sepanjang pekan ini. Sebab, pekan ini hanya tersisa tiga hari perdagangan karena terpotong libur akhir tahun. Sedangkan pekan lalu, berlangsung empat hari perdagangan. Jadi, nggak cukup waktu bagi BUMI untuk menguat sesuai koreksi pekan lalu.
Bagaimana sentimen harga minyak yang kini di level US$79 per barel?

Ya, itu juga jadi penopang penguatan BUMI. Kenaikan harga minyak dunia saat ini sudah kembali berada di atas level US$75 per barel  dibandingkan pekan lalu yang masih berdada di kisaran US$73-74 per barel. Sekarang harga minyak sudah berada di level US$ 79 per barel. Karena itu, penguatan BUMI juga karena sentimen positif di harga komoditas.
Lalu, seperti apa sentimen market terhadap BUMI?
Sentimen dari market regional dan global akan bergerak positif seiring kenaikan harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, pada saat bursa Indonesia libur pekan lalu, bursa luar bergerak positif. Karena itu, penopang penguatan indeks cukup kuat, termasuk BUMI.
Pada saat yang sama, net buy asing di bursa kemarin mencapai Rp400 miliar. Apalagi, rasio transaksi BUMI sendiri sangat tinggi terhadap IHSG ^JKSE hingga mencapai 15%. Bahkan sehari sebelumnya mencapai 20%. Meskipun memang transaksi indeks saat ini di bawah Rp5 triliun namun masih di atas Rp2 triliun.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
Saya rekomendasikan trading buy . [ast]

Rabu, 30 Desember 2009

faktor2 penguatan bumi sudah DATANK lagi ... 301209

30/12/2009 - 10:14
Inilah Saham Pilihan Hari Ini!
Wahid Ma'ruf
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI,BDMNTINS dan BBNI layak menjadi saham pilihan pada perdagangan hari ini dengan perkirakan IHSG  yang masih akan menguat di kisaran 2.473-2.561.


Demikian hasil riset Reliance Securities di Jakarta, Rabu (30/12). Hari terakhir perdagangan saham 2009 masih berpotensi naik meskipun dalam 2 hari terakhir sudah mengalami penguatan. IHSG mulai masuk area overbought sehingga sesi II bisa saja mengalami profit taking walaupun penutupan sore nanti dapat ditutup di area hijau.

Saham pilihan hari ini seperti Bumi Resources (BUMI) direkomendasikan beli di level 2.500 dan jual di 2.625 dari penutupan kemarin di 2.525. Saham BUMI hari ini masih berpotensi menguat dalam jangka apendek namun mulai memasuki area overbought. Untuk saham Bank Danamon (BDMN) hari ini berpotensi menguat. Walaupun memasuki area overbought dan mengindikasikan penguatan untuk perdagangan hari ini. Volume perdagangan yang mengalami peningkatan mengindikasikan BDMN hari ini akan melanjutkan penguatan. Sahan ini direkomendasikan beli di level 4.550 dan jual di levbel 4.650 dari penutupan kemarin 4.575.

Sedangkan saham Timah (TINS) pada perdagangan hari ini direkomendasikan beli 1.970 dan jual di level 2.025 dari penutupan kemarin 1.970. Saham TINS berpotensi melanjutkan penguatan. Volume perdagangan yang mengalami kenaikan mengindikasikan penguatan dapat berlanjut pada hari ini. Untuk saham Bank Negara Indonesia (BBNI) pada hari ini masih berpotensi menguat walaupun sudah masuk area overbought. Saham BBNI direkomendasikan beli di level 1.980 dan jual di level 2.075 dari penutupan kemarin di 2.000. [hid]
30/12/2009 - 08:56
Siap Balik Arah ke Jalur Hijau
BUMI Berpotensi Menguat 4-5%
Ahmad Munjin


(inilah.com /Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (30/12), hari terakhir perdagangan tahun ini diprediksi menguat sebagai pembalikan arah koreksi 20% pekan lalu. Trading buy BUMI!

Riset analis dari Reliance Securities Gina Novrina Nasution, mengatakan pemicu penguatan BUMI hari ini menyusul pelemahan pekan lalu yang mencapai 20%. Karena itu, sangat wajar bagi emiten ini untuk berbalik arah di jalur penguatan. BUMI masih berada di jalur hijau.
Persentase penguatannya pun, diprediksikan Gina tidak akan jauh berbeda dengan kemarin dan hari sebelumnya di level 4-5%. “Hari ini BUMI akan mengarah ke levelresistance Rp2.625 dan Rp2.400 sebagai level support-nya,” katanya kepadaINILAH.COM, di Jakarta, Selasa (29/12).

Pada perdagangan kemarin saham BUMI ditutup menguat Rp100 (4,16%) menjadi Rp2.500 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.400. Harga tertingginya mencapai Rp2.500 dan terendahnya Rp2.400. Volume transaksi mencapai 152,7 juta unit saham senilai Rp376,3 miliar dan frekuensi 5.992 kali.
Lebih jauh Gina mengatakan, potensi penguatan saham sejuta umat ini merupakan pembalikan arah dalam jangka pendek. Namun penguatan BUMI pekan ini tidak akan setinggi pelemahan pekan lalu meskipun sangat tergantung pada keputusan pasar. “Tapi menurut saya penguatannya tidak akan mencapai 20%,” imbuhnya.
Gina memperkirakan penguatan BUMI paling-paling hanya 15% sepanjang pekan ini yang hanya mengalami tiga hari transaksi. “Jadi, nggak cukup waktu bagi BUMI untuk menguat sesuai koreksi pekan lalu,” paparnya.

Penguatan BUMI juga ditopang faktor kenaikan harga minyak dunia yang saat ini sudah kembali berada di atas level US$75 per barel  dibandingkan pekan lalu yang masih berdada di kisaran US$73-74 per barel. “Sekarang harga minyak sudah berada di level US$ 79 per barel,” tandasnya.
Selain itu, sentimen dari market regional dan global berpeluang bergerak positif seiring kenaikan harga minyak mentah dunia ini. Di sisi lain, pada saat bursa Indonesia libur pekan lalu, bursa luar bergerak positif. “Karena itu, penopang penguatan indeks cukup kuat, termasuk BUMI,” imbuhnya.
Mengenai sentimen dari perseroan tentang kemungkinan mengkonversi utangnya kepada CIC menjadi saham baru, sudah diserap pasar sehingga tidak berpengaruh lagi pada pergerakan harga saham BUMI hari ini. Konversi itu akan diterbitkan perseroan hingga 10% atau 1,94 miliar saham dari total 19,40 miliar saham.
Gina menegaskan, penguatan BUMI bukan karena faktor sentimen dari konversi utang tersebut. Penguatan BUMI lebih karena faktor penguatan di regional dan global dan sentimen positif dari penguatan harga minyak dunia dan komoditas lainnya. “Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI,” pungkasnya. [mdr]

bumi tidak jauh dari pikiran analis pro, kayanya ... 301209

30/12/2009 - 04:00
EKSKLUSIF
Ayo! Beli BBCA, BUMI, ISAT, TLKM
Mosi Retnani Fajarwati


(inilah.com /Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta - Hari terakhir bursa, IHSG diperkirakan akan berada pada kisaran 2.505 - 2.545. Saham-saham lapis pertama BBCA, BUMI, ISAT, dan TLKM masih layak untuk dikoleksi.

Menurut analis pasar modal David Cornelis, penguatan indeks diprediksikan akan terus berlanjut hingga penutupan bursa hari ini, kendati momentum penguatan masih terbatas karena minimnya likuiditas harian menjelang tutup tahun. "Itu (likuiditas) sejak minggu lalu sebelum liburan Natal. Sentimen psikologis secara historikal juga mengatakan hal yang sama. Secara proyeksi akan relatif seperti itu, walaupun tidak jauh dari hari sebelumnya dengan trading range yang tidak begitu lebar dan likuiditas dari volume transaksi yang di bawah rata-rata," ujarnya ketika dihubungi INILAH.COM, Selasa (29/12).

Iindeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menurut David, diperkirakan akan berada pada kisaran 2.505-2.545. "Target resist selanjutnya ada di 2.545-2.560," ujarnya.

Selain itu, sentimen penguatan rupiah juga turut memberikan sentimen positif bagi pergerakan indeks. Sementara mengenai penguatan Wall Street, bursa regional, dan harga minyak tidak memberikan sentimen yang cukup signifikan bagi indeks. "Dan yang jelas target valuasi market pada tahun 2009 ini sudah price-in di level 2.500, premium di atas 2.500 adalah suatu bonus akhir tahun saja," ujarnya.

Untuk saham, David merekomendasikan saham-saham lapis pertama untuk dikoleksi yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), saham PT Indosat Tbk (ISAT), dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). "Stocks pick BBCA, BUMI, ISAT, TLKM," pungkasnya. [mre/hid]

anak BUMI emang ARUTMIN ... 291209

Ekspor Batubara Arutmin Lampau Target
Selasa, 29 Desember 2009 23:27 WIB | Ekonomi & Bisnis | Bisnis | Dibaca 90 kali
Kotabaru (ANTARA News) - Perusahaan pertambangan batu bara, PT Arutmin Indonesia (AI), hingga Oktober lalu telah mengekspor 3,51 juta metrik ton batu bara, melampui volume yang ditargetkan pada 2009 sebesar 3,39 juta metrik ton.

Menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kotabaru, H Akhmad Rivai, di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Selasa, Arutmin yang mengelola lima lokasi penambangan di tiga kabupaten, Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, dan Tanah Laut menargetkan bisa menjual 19,52 juta metrik ton batu bara selama 2009.

Dari target itu 3,39 juta metrik ton atau sekitar 30 persen diantaranya dihasilkan dari lokasi tambang di Snakin Kotabaru.

Secara keseluruhan hingga Oktober lalu, Arutmin sudah memasarkan 15,24 juta metrik ton batu bara dan tambang Snakin Kotabaru menyumbang 3,51 juta metik ton.

Pasar ekspor batu bara Arutmin antara lain Jepang, China, Taiwan, Malaysia, Italia, dan Korea Selatan.

Rivai berharap, dengan masih tersisanya waktu yang ada dapat dimanfaatkan perusahaan untuk menambah penjualan/ekspor "emas hitam".

"Karena jika penjualan kita tinggi, penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat juga tinggi," harapnya.

Dia menjelaskan, untuk membantu membiayai pelaksanaan pembangunan, perusahaan tambang batu bara pemegang izin PKP2B wajib menyerahkan dana sebesar 13,5 persen dari hasil penjualan batu bara.

Dana tersebut terdiri dari royalti sebesar 5 persen dan penjualan hasil tambang sebesar 8,5 persen. Dana tersebut dibagikan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota.

"Mengenai prosentase pembagiannya telah diatur dalam Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah," katanya.
(*)

Selasa, 29 Desember 2009

bumi kadang maseh sebagai JURUSELAMAT ... 291209

29/12/2009 - 09:03
Ukie Jaya Mahendra
BUMI Masih Akan Melaju
INILAH.COM, Jakarta – Window dressing dan replacement saham di akhir tahun diperkirakan mendongkrak saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (29/12). Saatnya ‘beli’ untuk BUMI!

Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securitas mengatakan, saham BUMI akan terangkat karena faktor window dressing dan replacement saham di akhir tahun. Kelebihan dana di departemen-departemen treasury tiap perusahaan membuat investor asing dan lokal kembali masuk ke pasar.
BUMI berpeluang menembus level resistanceRp2.525 menuju level resitance berikutnya di level Rp2.700. Sedangkan level support kuatnya berada di angka Rp2.300,” katanya kepada Ahmad Munjin dariINILAH.COM, di Jakarta.



Perdagangan Senin (28/12), saham BUMI ditutup menguat Rp125 (5,49%) menjadi Rp2.400, dengan intraday Rp2.425 dan Rp2.300. Volume transaksi mencapai 138,3 juta unit saham, senilai Rp328,5 miliar dan frekuensi 5.001 kali. Berikut wawancara lengkapnya.
Setelah kemarin menguat tajam, bagaimana prediksi pergerakan saham BUMI dua hari terakhir perdagangan tahun ini?
Saya yakin menguat. Ini dipicu oleh faktor some thing like window dressing, baik ituwindow dressing sendiri maupun replacement saham di akhir tahun. Baik investor asing maupun lokal kembali masuk pasar akibat kelebihan treasury. Kelebihan dana berasal dari departemen-departemen treasury di tiap-tiap perusahaan. Karena itu, dua hari terahir perdagangan indeks akan terus mengangkat saham ini.
Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI berpeluang menembus level resistance Rp2.525 menuju level resitanceberikutnya di level Rp2.700. Sedangkan level support kuatnya berada di angka Rp2.30. Mereka yang memiliki kelebihan budget, memanfaatkan dana tersebut untuk berinvestasi di pasar. Hal itu dilakukan setelah perusahaan bersangkutan melakukan penghitungan atas keuangan mereka di akhir tahun.
Setelah melakukan pembukuan secara menyeluruh, mereka melakukan replacementsaham menjelang awal tahun. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi January Effect 2010.
Ada juga yang kembali masuk ke market dengan tujuan melakukan buy back saham untuk mengangkat harga. Ini adalah window dressing.
Saya yakin, window dressing pasti terjadi. Hanya saja tidak terjadi pada semua saham. Karena itulah saham BUMI hari ini potensial menguat. Bahkan, menurut rumor dalam dua hari perdagangan terakhir 2009 ini, BUMI akan dikerek naik ke level Rp3.000. Tapi, kalau saya lihat mencapai level Rp2.700 saja sudah hebat.
Bagaimana dengan rumor, perseroan tengah bernegosiasi dengan Huaneng Power International asal China untuk kerjasama dalam pembelian 90% saham Berau Coal?
Itu juga jadi sentimen positif. Sebelumnya, Huaneng menjadi salah satu calon pembeli saham Berau Coal tapi mengundurkan diri. Selain itu, BUMI juga disinyalir berkemungkinan untuk mengkonversi utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham baru yang akan diterbitkannya hingga 10% atau 1,94 miliar saham. Ini menjadi sentimen positif bagi BUMI karena akan menurunkan rasio utangnya juga.
Tapi, menurut saya, BUMI secara teknikal sudah saatnya berbalik arah menguat. Hal ini didukung window dressing dan replacement karena harga saham BUMI masih murah sebagai persiapan January Effect. Market akan melejit sehingga mereka melakukan penempatan kembali dari sekarang. Setelah untung mereka akan merealisasikannya.
Apakah kondisi market mendukung BUMI juga?
Ya. Penguatan BUMI juga mendapat topangan dari sentimen market yang sangat positif. Hal ini ditopang data kredit sektor manufaktur Jepang yang sangat positif. Bursa saham di AS dan Eropa juga positif. Apalagi, saat ini harga minyak mentah dunia naik ke level US$78 per barel . Memang, pasar saat ini tidak terlalu fokus pada harga minyak kecuali jika level resistance berikutnya bisa ditembus di level US$85-90 per barel baru. Orang akan signifikan melakukan perburuan atas saham ini. Saat ini harga minyak masih berada di trading range antara US$70-83 per barel. Penguatan BUMI lebih karena faktor replacement pasar atas saham ini.

Lantas, apa rekomendasi Anda?
Saya rekomendasikan ‘beli’ untuk BUMI. Saya masih yakin akan untung sampai January Effect 2010. [jin/ast]


29/12/2009 - 12:57
Transaksi Bursa Sesi I
Tambang & BUMI Selamatkan IHSG
Ahmad Munjin


(inilah.com /Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta – Pada pertengahan sesi perdagangan kali ini, IHSG masih mampu bertahan di zona positif, di tengah negatifnya bursa Asia. Saham tambang dan BUMI memimpin penguatan bursa.

Pada perdagangan Selasa (29/12) sesi pertama, IHSG () menguat tipis 1,444 poin (0,06%) ke level 2.511,136. Namun, indeks saham unggulan LQ 45 ) melemah 0,235 poin (0,05%) ke level 494,805.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup sepi dengan volume perdagangan hanya mencapai 1,577 miliar lembar saham, senilai Rp 1,509 triliun dan frekuensi 31.330 kali. Sebanyak 87 saham naik, 61 saham turun dan 51 saham stagnan.

Saham-saham bergerak variatif. Seektor tambang masih memimpin penguatan dengan naik 0,6%. Disusul sektor perdagangan yang naik 0,5%, perkebunan dan properti 0,4%, finansial 0,09%, konsumsi 0,02%. Sedangkan sektor aneka industri, infrastruktur, manufaktur dan industri dasar masih terpantau melemah.

Saham tambang menguat seiring naiknya harga komoditas di pasar dunia. Pelemahan dolar AS selama 3 hari, memanasnya situasi di Iran serta musim dingin di AS, membuat harga minyak terus menguat. Harga minyak naik untuk hari keempat, masih di kisaran US$78 per barel, setelah pengeluaran dalam musim liburan kali ini naik 3,6% dari tahun sebelumnya.

Sedangkan saham PT Bumi Resources (BUMI) yang menguat Rp75 menjadi Rp2.475, masih mendominasi perdagangan di lantai bursa. Anak usaha Bakrie ini mencatatkan nilai transaksi Rp174 miliar atau 11,5% dari total transaksi siang ini. Harga saham Grup Bakrie dijaga, menyusul adanya kepentingan right issue beberapa emiten kelompok ini pada 2010.
Purwoko Sartono, analis dari Panin Sekuritas memperkirakan pergerakan indeks hingga penutupan sore nanti akan variatif (mixed) cenderung menguat. Hal ini dipicu aksi beli investor jangka menengah-panjang. “Indeks akan bergerak pada kisaransupport 2.500 dan 2.527 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (29/12).
Purwoko mengatakan, pergerakan indeks yang variatif akan terjadi hingga besok yang merupakan hari terakhir perdagangan tahun ini. Potensi penguatan indeks juga didukung sentimen positif pergerakan bursa regional. “Namun, investor harus hati-hati mencermati pergerakan bursa regional. Sebab, mulai Kamis (31/12) lusa pasar sudah libur,” imbuhnya.

Menurutnya, pasar saat ini lebih fokus pada saham-saham unggulan yang pergerakannya tidak terlalu fluktuatif. Namun, investasi ini dilakukan untuk jangka panjang, bukan trading harian. “Nilai transaksi tidak terlampau signifikan, sehingga tidak cocok untuk trading,” paparnya.
Ia pun menilai, isu skandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun dan kontroversi buku Membongkar Gurita Cikeas di Balik Skandal Bank Century tidak berpengaruh besar ke market. Isu internal ini tidak berimbas pada pemain jangka panjang.
“Skandal Bank Century dan Gurita Cikeas hanya berpengaruh negatif pada pelaku jangka pendek. Mereka biasanya memanfaatkan momentum semacam ini dengan melakukan aksi profit taking sehingga terjadi tekanan jual di pasar,” imbuhnya.
Terkait hal tersebut, Purwoko menyarankan investor jangka pendek harus sudah mengamankan posisi dengan merealisasikan keuntungan di akhir sesi hari ini atau besok. Berbeda dengan investor jangka panjang yang lebih melihat prospek perekonomian dan pasar saham di 2010.
Beberapa sektor saham yang menjadi penggerak indeks hari ini berasal dari sektor perbankan, perkebunan, telekomunikasi, dan otomotif. Beberapa saham pilihannya adalah PT Delta Dunia Petroindo (DOID), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bumi Resources (BUMI), dan PT Holcim Indonesia (SMCB). “Saya rekomendasikan trading buy untuk saham-saham tersebut,” pungkasnya.
Siang ini, beberapa emiten yang masih menguat antara lain PT Indofood Sukses Makmur (INDF) naik Rp100 menjadi Rp3.575, PT London Sumatra (LSIP) terangkat Rp100 menjadi Rp8.250, PT Bank Danamon (BDMN) menguat Rp75 menjadi Rp4.550, dan PT Sampoerna Agro (SGRO) terangkat Rp125 menjadi Rp2.775. [ast/mdr]

Senin, 28 Desember 2009

cic AMBIL bumi, BUMI UPS TO THE LEVEL NEVER BEFORE IN 2009...(4): 281209

28/12/2009 - 14:02
Akhir Tahun, BUMI Masih Seksi
Asteria


INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) masih menarik awal pekan ini. Salah satunya didukung rencana perseroan mengkonversi sebagian utang obligasinya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham.

Hal ini diungkapkan Purwoko Sartono dari Panin Sekuritas. Menurutnya, rencana penerbitan 10% saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) oleh BUMI disambut baik oleh pasar. Pasalnya hal ini akan menurunkan hutang dan menambah kontrol di BUMI dengan CIC. “Kami masih rekomendasikan beli untuk BUMI,” ujar Purwoko dalam risetnya, Senin (28/12).

Menurutnya, tertekannya saham BUMI akhir-akhir ini lebih karena masalah Bank Century, dimana kasus ini sempat berkembang menjadi perseteruan antara bos Grup Bakrie dan MenKeu. Selain karena serangan dari masalah pajak. Tapi, perkembangan terakhir mulai mereda.

“Antisipasi meredanya kasus Bank Century akan membawa angin segar pada saham Grup Bakrie, terutama BUMI. Hal ini didukung kenaikan harga energi dan harga emiten sejenis di luar negeri (Xrata),” paparnya.

Seperti diketahui, manajemen BUMI akan menerbitkan hingga 10% saham baru atau 1,94 miliar saham dari total saham yang dikeluarkan 19,40 miliar saham. Hal ini sesuai peraturan Bapepam-LK Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa HMETD yang telah direvisi.

Perseroan kemungkinan menempuh skema konversi sebagian utangnya kepada CIC dengan saham baru tersebut. Meskipun akan mengurangi beban pinjaman perusahaan batu bara terbesar Indonesia tersebut, namun tidak ada dana tunai tambahan yang akan masuk kas BUMI.

BUMI tiga bulan lalu meminjam dari CIC sebesar US$1,9 miliar atau setara Rp18,05 triliun, dengan bunga 12% per tahun dan internal rate of return 19%. Dengan asumsi harga konversi di kisaran Rp2.700-Rp2.800 per saham, maka utang Bumi ke CIC akan berkurang Rp5,24 triliun-Rp5,43 triliun menjadi Rp12,62 triliun-Rp12,81 triliun.

Komisaris Utama BUMI, Nalinkant Amratlal Rathod, menolak berkomentar seputar kemungkinan konversi hutang menjadi saham tersebut. Namun, Samuel sekuritas memberi rekomendasi positif pada BUMI. Pasalnya, BUMI menyebutkan akan mengoptimalkan struktur modal dengan menurunkan beban utang. “Kami rekomendasikan beli untuk BUMI,”ungkapnya.

Selain negosiasi dengan CIC, BUMI juga menjajaki aliansi strategis dengan Huaneng Power International dalam akuisisi 90% saham PT Berau Coal melalui PT Bukit Mutiara yang 99% sahamnya dimiliki oleh PT Recapital Advisors. Sebelumnya, Huaneng menjadi salah satu calon pembeli saham Berau Coal tapi mengundurkan diri.

Proyeksi positif saham BUMI juga diamini JP Morgan Securities Indonesia yang merevisi naik target harga saham BUMI menjadi Rp 4.000 dari patokan harga sebelumnya di Rp3.750. Hal ini terkait prediksi harga rata-rata batubara di 2010 yang mencapai US$ 80 per ton dan US$ 85 per ton di 2011. Sedangkan harga rata-rata batubara untuk jangka panjang diekspektasikan sebesar US$ 80 per ton.

Sekuritas asing ini juga merevisi estimasi pendapatan dan laba bersih BUMI pada 2010 sebesar US$ 4,639 miliar dan US$496 juta dari sebelumnya US$ 4,169 miliar dan US$ 310 juta.

Sedangkan proyeksi pendapatan BUMI di 2011 sebesar US$ 5,413 miliar dengan laba bersih US$ 483 juta. Adapun pendapatan dan laba bersih BUMI pada 2011 mencapai US$ 6,075 miliar dan US$ 767 juta.

Namun, lanjutnya, dengan memperhitungkan resiko potensi tunggakan pajak Rp 10 triliun, JP Morgan memasang harga saham BUMI hanya Rp 3.500 per saham. Dirjen Pajak menuding BUMI beserta KPC dan Arutmin memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 2,1 triliun. Namun, karena ,anajemen BUMI membantah tudingan tersebut, BUMI kemungkinan harus membayar denda 4 kali lipat ditambah tunggakan pokok, sehingga totalnya mencapai Rp 10,5 triliun.

Pada perdagangan Senin (28/12) sesi siang, BUMI terpantau naik Rp50 (2,2%) ke level Rp2.325. Nilai transaksi tercatat Rp87 miliar atau 10% dari total perdagangan siang ini sebesar Rp 840,607 miliar. [mdr]

ANALIS PRO jadi BLOON di depan nasib BUMI...(11)

28/12/2009 - 09:49
Irwan Ibrahim
BUMI Potensial Pimpin Koreksi IHSG

INILAH.COM, Jakarta – Seiring potensi negatifnya sentimen domestik dan regional, saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (28/11) diprediksikan melemah. Buy on weakness untuk saham sejuta umat ini!

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, peluang koreksi BUMI hari ini terbuka karena negatifnya sentimen market domestik dan regional. Di dalam negeri, IHSG mendapat tekanan dari kelanjutan skandal Bank Century. Pasalnya, pada Januari 2010 Pansus DPR akan memanggil 15 saksi termasuk Menkeu Sri Mulyani.
Indeks juga mendapat tekanan jual dari dari insiden teroris di Northwest Airlines, Jumat (25/12) pekan lalu. “BUMI akan mengarah ke level support Rp2.000 dan Rp2.350 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (27/12).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Rabu (23/12) transaksi saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.275, dengan intraday Rp2.300 dan Rp2.225. Volume transaksi mencapai 93,8 juta unit saham senilai Rp212,4 miliar dan frekuensi 3.457 kali. Berikut wawancara lengkapnya:
Bagaimana prediksi pergerakan saham BUMI menjelang tutup tahun?
Saya perkirakan BUMI hari ini akan melemah. Sebab, sentimen market domestik dan regional sangat negatif. Di dalam negeri, indeks mendapat tekanan dari sekandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun yang melebar ke mana-mana. Pemicunya, pada Januari 2010 Pansus DPR akan memanggil 15 saksi termasuk Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. Indeks juga mendapat tekanan jual dari dari insiden teroris di Northwest Airlines. Semua itu sangat negatif bagi BUMI.
Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI akan mengarah ke level support Rp2.000 dan Rp2.350 sebagai level resistance-nya. Pelemahan indeks akan dipimpin saham Grup Bakrie, dipicu koreksi BUMI. Karena itu, BUMI mustahil tembus level Rp3.000 akhir tahun ini. Walaupun, fundamental BUMI kuat ke arah Rp3.000.
Bahkan, ada broker asing yang menargetkan BUMI di level Rp4.000. Nilai transaksi saham BUMI sudah turun. Level Rp2.000 merupakan saat tepat untuk masuk untuk investasi jangka panjang. Angka ini merupakan level yang sangat murah bagi BUMI.
Bagaimana sentimen dari aksi korporasi?
Semua sentimen negatif maupun positif dari aksi korporasi BUMI sudah terfaktorkan pasar. Pergerakan BUMI selanjutnya menunggu fund manager asing membeli kembali saham ini dan saham tambang lain sehingga menjadi dana segar. Sebab, suku bunga di luar negeri sangat rendah. Itulah yang ditunggu para investor. Masuknya dana segar akan berimbas positif pada Januari Effect 2010.
Kalau begitu, BUMI lebih terpengaruh sentimen market?
Ya, untuk saat ini. Sentimen negatif insiden teroris di Northwest Airlines, siap mewarnai indeks, dengan tekanan jual termasuk BUMI. Aksi teror ini akan berpengaruh negatif hingga ahir tahun. Baru usai pada pekan kedua Januari, sambil melihat perkembangan berikutnya. Senin ini, pelaku Umar Farouk Abdulmutallab, akan disidang. Kalau selesai cepat, akan dihukum lebih ringan. Pengaruhnya sangat tergantung pada perkembangan saat disidang. Kalau jaringan Al-Qaidah sudah masuk AS kembali, sudah bahaya sekali.
Saat peristiwa 11 September 2001 silam, bursa AS anjlok hingga 6% dan langsung di-suspend beberapa hari perdagangan. Jika insiden pekan lalu itu meledak beneran, bisa kacau. Pelaku sudah menyalakan api, tapi ditubruk penumpang lain. Dengan demikian, sentimen lain tidak akan menjadi fokus market saat ini. Misalnya, harga minyak dunia yang saat ini sudah kembali ke US$77 per barel .

Bagaimana dengan window dressing dan January Effect?
Window dressing yang biasanya terjadi di akhir tahun, tidak lagi berpengaruh dalam situasi perdagangan yang sempit. Investor menunggu January Effect saat masuknya investor asing. Itu bisa terjadi karena tingkat suku buga di regional sangat rendah. Suku bunga The Fed saat ini masih di 0-0,25%. January Effect akan berpengaruh positif karena akan ada analisis baru terkait emiten tertentu yang akan mendongkrak indeks.Fund Manager yang punya ekstra dana, akan masuk pasar. Di pasar modal, investor ritel sudah tidak ada, karena uangnya sudah habis.
Bagaimana net buy asing terhadap BUMI?
Secara perlahan, net buy asing masih akan terjadi di tiga hari terakhir perdagangan bursa tahun ini, termasuk BUMI. Tapi, ciri khasnya, jika asing masuk, tidak terjadi dalam jumlah banyak. Mereka bertahap akumulasi buy supaya harganya tidak naik. Investor asing tidak mesti melalui broker asing. Mereka memiliki jaringan di broker lokal.
Lantas, apa rekomendasi Anda?
Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI. Atau, rekomendasi kontrarian. Melakukan pembelian untuk orientasi jangka panjang. Saat terjadi tekanan jual, justru beli. Pasar sebaliknya melakukan aksi beli di level support. Tapi bagi yang dananya terbatas, wait and see dulu. [jin/ast]

cic AMBIL bumi, BUMI UPS TO THE LEVEL NEVER BEFORE IN 2009...(3): 281209

28/12/2009 - 17:24
EKSKLUSIF
Konversi Utang, Pengawasan ke BUMI Nambah
Mosi Retnani Fajarwati


(inilah.com /Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Pengawasan terhadap manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan mengetat, apabila porsi saham China Investment Corporation (CIC) bertambah dalam perseroan tersebut.

"Dengan penambahan kepemilikan ini, berarti porsi kepemilikan CIC bisa bertambah dalam arti ada suatu owner lain yang akan mengawasi perusahaan," ujar analis BNI Securities M. Al Fatih kepada INILAH.COM di Jakarta, Senin (28/12).

Fatih juga mengatakan bahwa wacana tersebut akan memberikan sentimen positif bagi perseroan maupun bagi pergerakan sahamnya, pasalnya beban utang akan turun dan akan berimbas pada debt to equity ratio (DER). "Debt to equity ratio akan membaik, biaya utang akan menurun. Secara hitung-hitungan dari pembukuan bagus," ujarnya.

Sebagai informasi, BUMI dikabarkan sedang mengkaji untuk menerbitkan saham baru sebanyak 10 % atau 1,94 miliar dari total saham yang dikeluarkan 19,4 miliar lembar. Saham tersebut rencananya akan digunakan untuk mengkonversi utang perseroan kepada CIC.

Dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu, perseroan mengaku telah menjaminkan sahamnya untuk meraih investasi CIC senilai US$1,9 miliar atau sekitar Rp 19 triliun dalam format instrumen sejenis utang.

Dana pinjaman sebesar US$1,9 miliar tersebut itu diberikan dalam bentuk pinjaman dengan masa jatuh tempo yang berbeda-beda. Perinciannya, sekitar US$600 juta jatuh tempo selama 4 tahun, US$600 juta dalam 5 tahun dan US$700 juta selama 6 tahun. Sedangkan investasi tersebut menawarkan kupon sebesar 12 % dengan total Internal Rate of Return (IRR) atau pengembalian investasi atau ekuitas sebesar 19 %. [mre/hid]

28/12/2009 - 09:09
Bayar Utang CIC, BUMI Konversi Saham 10%


(inilah.com /Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources (BUMI) kemungkinan menempuh skema konversi sebagian utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan.

Menurut sebah sumber mengatakan manajemen BUMI mempertimbangkan untuk menerbitkan hingga 10% saham baru atau 1,94 miliar saham dari total saham yang dikeluarkan 19,40 miliar saham, demikian seperti dikutip dari Bisnis Indonesia. "Sebagian utang dari CIC bisa dikonversi menjadi saham baru yang akan diterbitkan oleh Bumi, sehingga beban pinjaman perusahaan batu bara bisa berkurang. Jika skema itu yang ditempuh oleh Bumi dan CIC, berarti tidak ada dana tunai tambahan yang masuk kantong BUMI," ujarnya kemarin.

Sesuai dengan peraturan Bapepam-LK Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang telah direvisi, BUMI, emiten baru bara terbesar di Bursa Efek Indonesia itu, berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu maksimum 10% saham.

Menurut dia, skema yang mendekati aturan itu adalah melalui mekanisme penukaran utang menjadi saham. Jadi peraturan pasar modal di Indonesia belum ada yang secara langsung mengatur mengenai ini.

Dia juga mengatakan BUMI nantinya menerbitkan maksimum 10% saham baru kepada CIC dengan harga konversi tertentu. "Seandainya harga konversi itu di kisaran Rp2.700-Rp2.800 per saham, berarti utang Bumi bisa berkurang Rp5,24 triliun-Rp5,43 triliun," ujar eksekutif itu.

BUMI mengantongi pinjaman US$1,9 miliar atau setara dengan Rp18,05 triliun dari CIC tiga bulan lalu. Pinjaman itu memberikan bunga 12% per tahun dan internal rate of return 19%. Pinjaman tersebut digunakan oleh Bumi untuk melunasi utang senilai US$1,7 miliar, salah satunya yang diatur oleh Credit Suisse. Setelah konversi utang menjadi saham, pinjaman BUMI kepada CIC berkurang menjadi Rp12,62 triliun-Rp12,81 triliun.

Selain negosiasi dengan CIC, BUMI juga menjajaki aliansi strategis dengan Huaneng Power International dalam akuisisi 90% saham PT Berau Coal melalui PT Bukit Mutiara yang 99% sahamnya dimiliki oleh PT Recapital Advisors. "Secara konseptual sudah ada persetujuan, tetapi secara legal belum ada dokumen resmi yang ditandatangani karena menunggu kesepakatan harga (penentuan harga jual saham baru)," ujar eksekutif itu. [hid]

cic AMBIL bumi, BUMI UPS TO THE LEVEL NEVER BEFORE IN 2009... (2):281209

e-trading: BUMI: Disinyalir Ajak Huaneng Beli Berau Coal, Jajaki CIC Konversi Utang

BUMI disinyalir tengah bernegosiasi dengan Huaneng Power International asal China untuk kerjasama dalam pembeliaan 90% saham Berau Coal .Sebelumnya, Huaneng menjadi salah satu calon pembeli saham Berau Coal tapi mengundurkan diri. Selain itu, perseroan juga disinyalir berkemungkinan untuk mengkonversi utangnya kepada CIC menjadi saham baru yang akan diterbitkan perseroan hingga 10% atau 1,94 miliar saham dari total 19,40 miliar saham.


Senin, 28/12/2009 00:00 WIB

Bumi & CIC jajaki konversi utang
Danatama Makmur ditunjuk jadi penasihat keuangan

oleh :

JAKARTA: PT Bumi Resources Tbk kemungkinan menempuh skema konversi sebagian utangnya kepada China Investment Corporation (CIC) menjadi saham baru yang akan diterbitkan perusahaan batu bara tersebut.



Seorang eksekutif yang mendengar informasi itu mengatakan manajemen Bumi mempertimbangkan untuk menerbitkan hingga 10% saham baru atau 1,94 miliar saham dari total saham yang dikeluarkan 19,40 miliar saham.



"Sebagian utang dari CIC bisa dikonversi menjadi saham baru yang akan diterbitkan oleh Bumi, sehingga beban pinjaman perusahaan batu bara bisa berkurang. Jika skema itu yang ditempuh oleh Bumi dan CIC, berarti tidak ada dana tunai tambahan yang masuk kantong Bumi," ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.



Sesuai dengan peraturan Bapepam-LK Nomor IX.D.4 tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang telah direvisi, Bumi, emiten batu bara terbesar di Bursa Efek Indonesia itu, berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu maksimum 10% saham.



Menurut dia, skema yang mendekati aturan itu adalah melalui mekanisme penukaran utang menjadi saham. Menurut dia, peraturan pasar modal di Indonesia belum ada yang secara langsung mengatur mengenai ini.



Dia juga mengatakan Bumi nantinya menerbitkan maksimum 10% saham baru kepada CIC dengan harga konversi tertentu. "Seandainya harga konversi itu di kisaran Rp2.700-Rp2.800 per saham, berarti utang Bumi bisa berkurang Rp5,24 triliun-Rp5,43 triliun," ujar eksekutif itu.



Bumi mengantongi pinjaman US$1,9 miliar atau setara dengan Rp18,05 triliun dari CIC 3 bulan lalu. Pinjaman itu memberikan bunga 12% per tahun dan internal rate of return 19%. Pinjaman tersebut digunakan oleh Bumi untuk melunasi utang senilai US$1,7 miliar, salah satunya yang diatur oleh Credit Suisse.



Setelah konversi utang menjadi saham, pinjaman Bumi kepada CIC berkurang menjadi Rp12,62 triliun-Rp12,81 triliun.



Selain negosiasi dengan CIC, Bumi juga menjajaki aliansi strategis dengan Huaneng Power International dalam akuisisi 90% saham PT Berau Coal melalui PT Bukit Mutiara yang 99% sahamnya dimiliki oleh PT Recapital Advisors.



"Secara konseptual sudah ada persetujuan, tetapi secara legal belum ada dokumen resmi yang ditandatangani karena menunggu kesepakatan harga [penentuan harga jual saham baru]," ujar eksekutif itu.



Struktur modal



Komisaris Utama Bumi Nalinkant Amratlal Rathod ketika dikonfirmasi menolak berkomentar seputar kemungkinan konversi utang menjadi saham. "Telpon Dileep [Corporate Secretary Bumi Dileep Srivastava] saja."



Dileep mengatakan tidak mengetahui mengenai negosiasi dengan sejumlah investor strategis itu. "Kami mempunyai tujuan mengoptimalkan struktur modal dengan menurunkan beban utang," ujarnya melalui layanan pesan singkat.



Seorang sumber lainnya mengatakan CIC dan Huaneng meminati aset batu bara Bumi karena negara itu sedang gencar mengamankan pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik.



Namun, secara budaya perusahaan China enggan memperebutkan suatu aset. "Kemungkinan karena CIC sudah sedari awal bekerja sama dengan Bumi sebagai kreditur, CIC yang akan menyerap saham baru yang diterbitkan produsen dan eksportir batu bara itu. Lalu, Huaneng yang sudah sejak awal tertarik terhadap Berau Coal akan ditawarkan untuk terlibat dalam pembiayaan akuisisi pertambangan batu bara itu," paparnya.



Sumber itu menjelaskan untuk penerbitan saham baru ini, Bumi telah menunjuk PT Danatama Makmur sebagai penasihat keuangan. Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama Danatama Houston Jusuf membenarkan hal itu. "Ya, kami sebagai penasihat keuangan. Sekarang semuanya masih diproses. Kami ingin data soal jumlah saham yang ditawarkan dan harga jual pasti dan lengkap saat masuk ke Bapepam-LK" ujarnya singkat.



Berdasarkan riset dari J.P. Morgan pada 16 Desember, sekuritas asing itu menargetkan harga saham Bumi Rp4.000 per saham dengan tetap mempertahankan overweight. Harga itu naik dari target yang dikeluarkan pada 10 Desember sebesar Rp3.750 per saham.



"Estimasi harga batu bara kami US$80 per ton dan US$85 per ton pada 2010 dan 2011. Kami juga mendongkrak asumsi harga batu bara jangka panjang dari US$70 menjadi US$80 per ton," ungkap riset itu.



Harga saham Bumi pada Rabu pekan lalu ditutup stagnan di posisi Rp2.275 per saham, sehingga kapitalisasi pasarnya Rp44,14 triliun.



CIC adalah pemberi pinjaman senilai US$1,9 miliar kepada Bumi pada September. CIC merupakan pengelola dana milik Pemerintah China. Lembaga investasi yang didirikan pada September 2007 itu berinvestasi pada portofolio terutama saham, obligasi, dan aset alternatif lainnya di bursa negara maju dan berkembang.



Untuk utang itu, anak usaha Grup Bakrie tersebut menjaminkan sisa kepemilikannya di PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia.



Huaneng adalah perusahaan pembangkit listrik yang tertarik terhadap aset batu bara di Indonesia, dan pernah ikut proses seleksi pembelian saham Berau Coal. (pudji.lestari@bisnis.co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)



Oleh Pudji Lestari & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

bisnis.com

Minggu, 27 Desember 2009

the economist doesn't MISS bumi ... 271209

Indonesia's coal rush

Sooty success
Dec 10th 2009 | JAKARTA
From The Economist print edition


Rising demand from China and India is stoking Indonesia’s exports of coal

Reuters



FOR power stations on the coast of China, it is often cheaper to import coal by sea from Indonesia than from mines in the interior. The same goes for many Indian consumers. Japan and South Korea, both big importers, are also close—putting Indonesia at the heart of an Asian coal boom.

The majority of electricity in China, India and several other Asian countries comes from burning coal. Demand for the stuff has grown rapidly, along with the region’s economies. It is likely to continue to do so, despite environmental concerns, because coal is abundant and cheap. Last month the International Energy Agency predicted global demand for coal would increase by 1.9% a year until 2015, outpacing all other fossil fuels except natural gas.

Indonesia is the world’s biggest exporter of coal for power plants (Australia ships more of the sort used in steel production). Local mining firms are scrambling to expand; foreign investors are keen to help them. Last year, when coal prices were at their height, several local firms listed on Jakarta’s stockmarket. This year several have issued bonds. In September China Investment Corporation, China’s main sovereign-wealth fund, lent $1.9 billion to Bumi Resources, Indonesia’s biggest coal-mining firm. Recapital, a local investment bank, is seeking to buy Berau Coal, the fifth-biggest local miner. Alex Wood, who runs AWR Lloyd, an energy consultancy, expects more deals as coal-hungry Chinese and Indian firms try to secure supplies.

Indonesia’s production this year is forecast to be around 230m tonnes. Roughly 190m tonnes of that are exported. But Indonesia has coal-fired power stations under construction that will absorb an extra 20m tonnes or so of coal by 2011, points out Adam Worthington, a commodities analyst at Macquarie Securities. The government says it might cap exports at 150m tonnes in future.

Bumi hopes to double its output by 2012 to 100m tonnes. Other local firms also have big expansion plans. But building a new coal mine and the accompanying infrastructure can take years, says Virach Makaranithiroj, director of investor relations for Banpu, a Thai energy company. The precipitous drop in coal prices last year as the world economy swooned has delayed some projects. A controversial new mining law giving the government sweeping powers has also caused jitters.

These obstacles make existing mines all the more valuable. Banpu, which already mines coal in Indonesia and China, is on the lookout for acquisitions. So are lots of other investors, from private-equity funds to oil companies, such as Thailand’s PTT. Chinese firms are among the most eager. This week the Chinese authorities cleared Yanzhou Coal’s $3.3 billion bid for Felix Resources, an Australian coal-mining firm.

Coal is one commodity that China has in spades. It is the world’s biggest producer and was, until recently, a net exporter. But Indonesia’s coal is of better quality. The Chinese government, meanwhile, is shutting down smaller mines. UBS predicts the proportion of global exports going to China will double to 10% by 2012. India’s share is projected to rise from 5% to 8%.

What might slow the black tide? Andreas Bokkenheuser, an analyst at UBS, says little will change until consumers of coal are forced to pay more to pollute, via a carbon tax, for example. He is from Copenhagen, where negotiators are currently struggling to agree on any such system.

Joedoel JADOEL: ANTM pernah niat MENGAKUISISI BUMI ... sih :271209

Jumat, 10/10/2008 01:00 WIB

Konsorsium Antam jajaki caplok Bumi

oleh :

JAKARTA: Konsorsium PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menjajaki kemungkinan membeli 35% saham PT Bumi Resources Tbk.



Penjajakan akuisisi itu di tengah tergencetnya harga saham Bumi, induk perusahaan tambang batu bara dengan produksi terbesar di Indonesia, ke level Rp2.175 per saham dari posisi tertinggi di level Rp8.550.



Direktur Utama PTBA Sukrisno mengatakan perseroan berdiskusi dengan jajaran manajemen Antam terkait dengan rencana akuisisi Bumi. Sejauh ini, konsorsium BUMN ini masih menyiapkan dana dari kas internal untuk mendukung aksi korporasi itu.



"Akuisisi ini sejalan dengan rencana kami untuk mengakuisisi perusahaan tambang yang ada di Kalimantan guna meningkatkan cadangan batu bara kami," katanya kepada Bisnis kemarin.



Menurut dia, PTBA dan Antam masih mengkaji jumlah saham yang mungkin untuk diakuisisi, disesuaikan dengan kas internal. "Kami masih bernegosiasi dengan Antam terkait dengan rencana akuisisi itu. Dengan harga saham Bumi seperti saat ini, tentunya sangat menarik untuk diakuisisi."



Dirut Antam Alwin Syah Loebis ketika dikonfirmasi mengatakan perseroan berminat membeli saham Bumi. Namun, hal itu bergantung pada valuasi harga saham dan hasil uji tuntas.



Ketika dikonfirmasi, Senior Vice President of Investor Relations Bumi Dileep Srivastava mengaku mendengar rumor itu dari eksternal. Namun, katanya, sejauh ini dia belum mendapatkan informasi soal itu.



Satu bankir investasi asing yang mengetahui informasi itu menambahkan selain konsorsium Antam dan PTBA, dua konsorsium perusahaan lokal lainnya tengah bernegosiasi dengan keluarga Bakrie terkait dengan penjualan saham itu.



2 Konsorsium lain



Menurut kabar yang beredar, katanya, dua konsorsium itu adalah konsorsium Sampoerna, Putra Mas Agung, dan pengusaha Tommy Winata, dan konsorsium Djarum.



Bahkan, katanya, konsorsium Djarum melihat peluang melakukan hostile takeover dengan mengumpulkan saham Bumi yang banyak beredar di pasar saham pada harga yang cukup menarik.



Hostile takeover merupakan rencana akuisisi suatu perusahaan dengan mengumpulkan saham di pasar.



Biasanya, aksi itu tidak sejalan dengan keuangan manajemen perusahaan target. Selain itu, akuisisi itu juga banyak dihambat oleh calon pembeli lain yang mencoba dengan menawar pada harga yang lebih tinggi.



"Ketiga konsorsium itu dikabarkan menawar saham Bumi di kisaran Rp2.500-Rp2.700 per saham," ujarnya.



Ari Pitoyo, Head of Research PT Mandiri Sekuritas, juga mengaku mendengar informasi rencana penjualan Bumi.



Jika Bumi hari ini mengeluarkan siaran pers mengenai adanya penawaran saham di level Rp2.700, katanya, hal itu memberikan sentimen positif.



Apabila pembeli menawar Bumi Rp2.700, berarti itu setara dengan price to earning ratio (P/E) 4 kali. "Valuasi itu menarik karena setara P/E perusahaan batu bara di Australia."



Bumi telah menandatangani pinjaman baru US$100 juta dari Credit Suisse untuk menambah modal kerja. (Pudji Lestari) (bambang.jatmiko@bisnis. co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)



Oleh Bambang P. Jatmiko & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

bisnis.com

bumi DIKEPUNK MULYANI CS, bumi BERGEMINK 4000 ... 271209

Penggagas Kaukus Golkar Bersih Desak Ical Mundur

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Aburizal Bakrie.
Artikel Terkait:
BEI Minta BUMI Jelaskan Soal Tunggakan Pajak
Kalau Bayar, Bakrie Bisa Ajukan Permohonan Penghentian Penyidikan
Ditjen Pajak Selidiki Tunggakan Pajak Bakrie
Menkeu Bungkam soal Dugaan Rekayasa Pajak Bakrie
MINGGU, 27 DESEMBER 2009 | 18:20 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penggagas Kaukus Golkar Bersih Zaenal Bintang kembali meminta Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical segera mengundurkan diri dari jabatannya untuk sementara waktu.

Menurut Zaenal, penggelapan pajak yang dilakukan tiga perusahaan milik Bakrie Group sebagaimana tengah diusut Ditjen Pajak Depkeu telah membuat citra Golkar makin terpuruk, baik di mata masyarakat maupun pendukung partai pohon beringin itu.. Menurutnya, jika Golkar masih bertahan di bawah kepemimpinan Ical, maka masa depan Golkar makin suram dan citranya pun makin dipertanyakan publik.

"Aburizal harus nonaktif sementara. Dia harus berjiwa satria dan sadar diri mengundurkan diri," kata Zaenal Bintang di kediaman mantan Menteri Perekonomian Rizal Ramli, Jakarta Selatan, Minggu (27/12/2009).

Politisi senior Partai Golkar ini merekomendasikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono yang kini menjabat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat untuk menggantikan Ical. Menurutnya, pergantian tidak memerlukan mekanisme partai, karena hal itu akan memerlukan waktu dan membuang-buang biaya.

"Kalau Ical diganti, menurut saya Agung Laksono layak menggantinya. Dia harus mengundurkan diri dengan jiwa satria, jadi tidak perlu mekanisme kepartaian lagi," paparnya..

Pria asal Makkasar ini menilai Agung Laksono mumpuni menggantikan Ical karena tiga modal yang ia miliki. Pertama, Agung merupakan kader Golkar sejati. Kedua, ia memiliki massa pendukung (internal Golkar) yang cukup besar. Dan ketiga, posisi Agung lebih kuat dibanding Ical karena dirinya kini merupakan anggota kabinet.

Agung Laksono pernah memimpin organisasi pendiri Partai Golkar, Kesatuan Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957. Kosgoro merupakan satu dari tiga organisasi masyarakat pendiri Partai Golkar. Dua organisasi masyarakat pendiri Partai Golkar lainnya adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

Agung sendiri terang-terangan pernah menyatakan keinginanannya memangku tahta tertinggi Partai Golkar itu pada pertengahan Juli lalu. (Persda Network/COZ)

27/12/2009 - 08:29
Sepekan Saham BUMI
Naik Tipis di Transaksi Singkat
Asteria


(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Pada perdagangan yang berlangsung sangat singkat, hanya tiga hari, PT Bumi Resources (BUMI) mengalami kenaikan tipis 1,1%. Hal ini dipicu bantahan perseroan atas tudingan tunggakan pajak sebesar Rp2,1 triliun.

Meski telah merosot dalam empat hari perdagangan sepanjang pekan lalu, BUMI pada hari pertama diperdagangkan, Senin (21/12), gagal berbalik arah. Emiten batubara ini ditutup terkoreksi Rp150 ke Rp2.100.

Bayang-bayang penerbitan saham baru BUMI mendominasi sentimen saham terlikuid di lantai bursa ini, turun ke level terendahnya sejak Juli silam. Seperti diketahui, manajemen BUMI tengah mengkaji rencana penerbitan saham baru yang akan ditawarkan kepada pemodal strategis pada kuartal pertama 2010.

Berdasarkan keterangan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) mengenai penambahan modal tanpa HMETD, BUMI dapat menerbitkan saham maksimal 10% dari yang telah dikeluarkan (19,4 miliar saham).

Perseroan kini tengah menjajaki beberapa mitra strategis untuk mengelola Herald Resources Limited. Namun, BUMI tetap mempertahankan posisi mayoritas di perusahaan yang baru diakuisisi itu. Manajemen BUMI tak bersedia mengungkapkan dengan siapa perseroan sudah melakukan negosiasi.

Sentimen pelemahan bursa global, berlanjut pada koreksi IHSG, juga menekan pergerakan emiten ini. IHSG pada awal pekan membukukan penurunan terburuk di kawasan Asia, dengan anjlok 3,12% ke level 2.431,389. Pasar masih mengkhawatirkan kondisi politik dalam negeri, menyusul memanasnya kasus Bank Century.
Namun, keesokan harinya, Selasa (22/12), BUMI berhasil terangkat Rp175 (8,33%) ke Rp2.275, didukung naiknya harga komoditas dunia. Harga minyak dunia naik ke level US$73 per barel dan harga batubara Australia berada di level US$82 per metrik ton.

Melonjaknya saham BUMI menjadi katalis penguatan indeks sehingga pada hari kedua pekan ini ditutup naik 1,49% ke level 2.467,637. Pasalnya, sebagai saham dengan turn over terbesar, pergerakan BUMI mempengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. Selain itu, terdorong technical rebound, indeks menguat dipicu pergerakan positif bursa regional dan global.

Sementara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BUMI yang batal dilaksanakan pada 7 Januari mendatang, seakan memberi energi tambahan bagi BUMI untuk bergerak volatile.

BUMI menunda pelaksanaan RUPSLB untuk membahas penambahan modal tanpa HMETD hingga waktu yang belum bisa ditentukan, karena proses negosiasi dengan pemodal strategis memang belum selesai.

Terkait masalah pajak, bantahan BUMI tentang adanya tunggakan, berhasil menenangkan investor. Pada Rabu (23/12), BUMI pun sempat naik ke level Rp2.300, sebelum akhirnya ditutup di level Rp2.275, sama dengan level penutupan sebelumnya.

BUMI membantah adanya tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun dalam laporan keuangan tahun buku 2007. Manajemen pun meminta klarifikasi dari Dirjen Pajak perihal dugaan tindak pidana pajak yang dilakukan BUMI dan dua unit pertambangan batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI).

"BUMI tidak pernah gagal memenuhi kewajiban kepada negara. Apa yang kami butuhkan sekarang adalah penjelasan dan klarifikasi atas perbedaan tersebut," ujar SVP Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava.

Sebelumnya, Ditjen Pajak menyatakan sedang mengusut dugaan pidana pajak BUMI dan dua anak usahanya KPC dan Arutmin, dengan total nilai tunggakan mencapai Rp2,1 triliun. Angka ini berasal dari tidak dilaporkannya surat pemberitahuan pajak tahunan 2007.

Ditjen Pajak bahkan berencana menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pelaksanaannya. KPK juga siap mempelajari laporan yang akan disampaikan oleh Ditjen Pajak

Beberapa analis menilai, harga BUMI akan melonjak pesat dengan beberapa faktor. Salah satu pemicunya berasal dari meningkatnya permintaan dunia seiring pulihnya perekonomian dunia. Selain itu, harga saham BUMI belum setinggi emiten lain.

Sepanjang 2009, BUMI mengalami kenaikan 128%. Sedangkan saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik lebih dari 190%, PT Adaro Energy (ADRO) naik 250,5%, PT Batubara Bukit Asam (PTBA) 153,6% dan PT Bayan Resources (BYAN) 490,4%. [mdr]

bumi mencari PENDANA SEKELAS CIC di INDIA ... kale : 271209

25/12/2009 - 15:02
EKSKLUSIF
Libur Natal, Petinggi BUMI Keliling India
Mosi Retnawi Fajarwati


INILAH.COM, Jakarta - SVP Investor Relations PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Shrivastava rela menempuh ratusan kilometer untuk merayakan Natal bersama keluarga besarnya.

Bisa dibayangkan seberapa sibuk bekerja di perusahaan tambang batu bara raksasa sekelas BUMI. Hal tersebut diakui oleh salah satu petinggi BUMI, Dileep Shrivastava, yang mengatakan telah lama meninggalkan keluarga besarnya di India.

Alhasil liburan panjang dalam rangka Natal dan tahun baru 2010 kali ini, tidak disia-siakannya untuk pulang kampung merayakan hari besar tersebut. "Saya datang (ke India) untuk sowan ke keluarga besar yang telah lama ditinggalkan," ujarnya melalui pesan singkat kepada INILAH.COM, Kamis malam (24/12).

Dileep juga menegaskan, tujuannya ke India murni hanya untuk memperrat silaturahmi. "(Hanya) meeting acara keluarga," ungkapnya.

Rencananya, Dileep yang telah berada di India sejak Jumat pekan lalu, akan berada di India sekitar tiga minggu. "Saya baru akan kembali 10 Januari nanti," ujarnya.

Adapun beberapa kota yang akan dikunjunginya selama berada di India adalah Mumbai, Surat, New Delhi, dan Calcutta.

"Selamat Natal, semoga keberkahan menyertai kita semua di tahun yang baru nanti," ujarnya menyisipkan ucapan bagi seluruh umat, terutama umat Kristiani. [mre/hid]

Kamis, 24 Desember 2009

bumi (yang kewalahan) cari KAWAN lagi ... 241209

Kamis, 24/12/2009 00:00 WIB

Bumi ajak Huaneng beli Berau Coal
Recapital Advisors jajaki reverse take over

oleh :

JAKARTA: PT Bumi Resources Tbk sedang bernegosiasi dengan Huaneng Power International dari China untuk masuk dalam struktur akuisisi hingga 90% saham induk perusahaan PT Berau Coal.



Seorang eksekutif yang mendengar informasi itu mengatakan dalam akuisisi induk perusahaan Berau Coal, penghasil batu bara terbesar kelima di Indonesia, Bumi menyediakan utang subordinasi US$300 juta kepada PT Bukit Mutiara, perusahaan yang dimiliki 99,6% oleh PT Recapital Advisors untuk membeli saham perusahaan induk Berau Coal senilai total US$1,48 miliar (setara dengan Rp14,06 triliun).



"Bumi bisa saja mengajak Huaneng untuk menjajaki peluang pembiayaan bersama dalam akuisisi induk perusahaan Berau Coal," tuturnya kepada Bisnis kemarin.



Huaneng sebelumnya menjadi salah satu calon pembeli perusahaan induk Berau Coal dengan dibantu PT Nomura Indonesia. Belakangan diketahui Huaneng mengundurkan diri.



"Bumi menawarkan peluang kerja sama strategis untuk masuk Berau Coal kepada Huaneng karena sebelumnya perusahaan China itu berminat mengakuisisi Berau. Namun, negosiasi masih berlangsung," katanya.



Sebanyak 51% saham Berau dimiliki oleh PT Armadian Tritunggal, perusahaan yang hampir seluruhnya dikuasai oleh Rizal melalui PT Risco, Rognar Holding B.V. memiliki 39% saham. Armadian juga memiliki 12,8% saham Rognar secara langsung. Nantinya, PT Risco membeli 87,2% saham Rognar melalui Winchester(Seychelles) dan Aries (Malta). (lihat ilustrasi).



Seiring dengan akuisisi Berau Coal, Recapital mengkaji kembali rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) Armadia.



Sumber Bisnis mengungkapkan Recapital menjajaki opsi reverse take over (pengambilalihan kembali) untuk meraih saham dari publik. Namun, kajian rencana reverse take over (upaya menjadi perusahaan terbuka dengan mengakuisisi perusahaan go public).



Namun, CEO Recapital Rosan Perkasa Roeslani ketika dikonfirmasi pada pekan lalu menolak memberikan penjelasan secara detail mengenai opsi tersebut ataupun skema transaksinya.



Semula, induk perusahaan Berau yaitu Armadian akan melepas 30% saham ke pasar dengan target dana hingga US$100 juta. Pemegang saham 51% perusahaan batu bara itu telah menunjuk Bahana Securities sebagai penjamin emisi perseroan.



Bisnis meminta konfirmasi ke Direktur Bahana Securities Eko Yuliantoro, tetapi yang bersangkutan tidak mengangkat telepon selulernya ketika dihubungi Bisnis, kemarin.



Raih pinjaman



Berau Coal meraih pinjaman senilai US$300 juta untuk membayar obligasi yang akan ditarik lebih cepat dari masa jatuh tempo pada 2011 menjadi Desember tahun ini.



Penarikan obligasi senilai US$225 juta yang diterbitkan pada 2006 dengan kupon 9,375% tersebut dilakukan sebagai syarat penyelesaian akuisisi Berau Coal oleh Recapital Advisors.



Penetapan bunga pinjaman mengacu ke London inter bank offered rate [Libor] ditambah dengan premium 475 basis poin untuk pinjaman yang mempunyai tenor 1 tahun. (munir.haikal@bisnis.co.id/wisnu.wijaya@bisnis.co.id)



Oleh M. Munir Haikal & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

bisnis.com

believe it or not, bumi TETAP TERSEKSI ... 241209

24/12/2009 - 13:23
Meneropong Saham Batubara
BUMI Tetap Paling Seksi
Jagad Ananda

INILAH.COM, Jakarta - Di antara sekian banyak saham batubara, BUMI tetap paling seksi. Apalagi jika tudingan penggelapan pajak bisa clear. Potensi penguatannya diyakini masih sangat besar.
Kasus penggelapan pajak senilai Rp2,1 triliun, yang dituduhkan Ditjen Pajak kepada perusahaan batubara milik Grup Bakrie, untuk sementara, mereda. Kendati belum rinci, keterangan yang disampaikan manajemen PT Bumi Resources (BUMI) tampaknya cukup menenangkan investor.

Lihat saja faktanya, setelah manajemen perseroan menyatakan tidak pernah memiliki tunggakan pajak, harga sahamnya langsung menggeliat kembali. Pada penutupan pasar Rabu (23/12) harga BUMI tetap bertahan di Rp2.275, setelah sehari sebelumnya menguat Rp175 atau 8,33%.

“Dalam suasana pasar menjelang libur panjang seperti sekarang, posisi harga BUMI sudah bagus,” komentar seorang analis. Bahkan, analis ini memprediksikan, BUMI akan kembali menguat ke level Rp2.900 paling lambat Januari 2010. Tapi dengan catatan, jika keterangan manajemen (tentang tak adanya tunggakan pajak) benar adanya.

Harga BUMI ada kemungkinan melonjak lebih tinggi lagi dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, saham perusahaan batubara terbesar di Tanah Air ini belum kembali normal, sejak kejatuhannya di akhir 2008. Jika diasumsikan dengan harga yang terbentuk Rabu lalu, sepanjang 2009 ini, BUMI ‘hanya’mengalami kenaikan sekitar 128%.

Cukup tinggi. Tapi, tetap saja paling kontet jika dibandingkan dengan kenaikan yang dicapai oleh saham batubara lainnya. Saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) misalnya, selama setahun mengalami penguatan lebih dari 190%. Sementara harga PT Adaro Energy (ADRO) melonjak 250,5%, PT Batubara Bukit Asam (PTBA) 153,6% dan PT Bayan Resources (BYAN) 490,4%.


Faktor lain yang juga akan mengerek saham-saham dari sektor ini adalah meningkatnya permintaan dunia sekaligus harga batubara. Seiring dengan memilihnya perekonomian dunia, dipastikan permintaan batubara terutama dari China dan India tahun depan akan naik minimal 9%. Sesuai hukum pasar, naiknya permintaan akan disertai meningkatnya harga jual.

Itu sebabnya, banyak analis yang memperkirakan harga BUMI akan melesat lebih tinggi lagi. “Kemarin saja ( September 2009) perusahan China berani membeli dengan harga Rp3.780,” kata seorang kepala riset.

Hanya saja, kenaikan yang tinggi seperti itu tidak akan dialami saham-saham batubara lainnya. Alasannya, ya itu tadi, kecuali BUMI, saham-saham itu telah mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Bahkan BYAN dan ITMG telah melampaui target harga yang ditetapkan analis beberapa waktu lalu. [mdr]
23/12/2009 - 12:47
Ukie Jaya Mahendra
‘Trading Buy’ untuk BUMI
INILAH.COM, Jakarta – Potensi positifnya pergerakan indeks hari ini diprediksi mendongkrak saham BUMI, Rabu (23/12) sebagai reversal dari koreksi tajam sebelumnya. Direkomendasikan Trading buy.
Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securitas mengatakan potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini sebagai lanjutan dari penguatan kemarin. Hal ini merupakan reversal dari koreksi yang lama dan tajam sepekan lalu. Emiten ini juga terimbas positif dari potensi pengautan indeks akibat window dressing pada saham-saham tambang BUMN. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke levelresistance Rp2.425 dan Rp2.175 sebagai levelsupport-nya,” katanya kepada wartawan INILAH.COMAhmad Munjin, di Jakarta, Selasa (22/12) malam.


Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp175 (8,33%) menjadi Rp2.275 ketimbang sebelumnya di level Rp2.100. Volume transaksi mencapai 242,6 juta unit saham senilai Rp533,2 miliar dan frekuensi 7.328 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Menjelang libur Natal 2009, bagaimana Anda memprediksi pergerakan saham BUMI hari ini?

Potensi penguatan masih ada sebagai lanjutan dari penguatan kemarin. Ini merupakan reversal dari koreksi yang lama dan tajam sepekan lalu. BUMI juga terimbas positif dari potensi pengautan indeks akibat window dressing pada saham-saham tambang BUMN.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.425 dan Rp2.175 sebagai level support-nya. Meski sekarang merupakan hari menjelang libur panjang Natal tahun ini, 24-27 Desember, tidak akan memicu aksi profit taking di market termasuk juga BUMI. Sebab, untuk tahun ini perdagangan masih tersisa empat hari lagi. Hari ini satu dan tiga hari di pekan depan.

Jika situasi politik tidak terlalu memanas, indeks bepeluang menguat (upside). Saya masih percaya seperti itu. Karena itu, meski ada libur panjang tidak akan dimanfaatkan pasar untuk aksi ambil untung.

Apalagi, pekan lalu terjadi panic seling sehingga bursa turun tajam 78 poin dan kemarin market mengalami rebound. Kalau market regional masih tetap menguat dan kondisi politik tidak terlalu memanas, indeks akan rebound paling tidak 1%. Karena itu, BUMI terangkat lebih karena sentimen market.

Masih ada peluang window dressing?

Masih. Positifnya BUMI memang karena ada harapan window dressing. Tapi bukan pada BUMI sendiri melainkan dimotori oleh saham-saham tambang milik BUMN. Karena itu, meski peluang window dressing di BUMI sendiri sangat kecil, tapi saham ini akan terkena imbas positifnya.

Terkait tudingan tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun dan denda Rp8,4 triliun?

Saya nggak yakin hal itu akan berpengaruh pada pergerakan saham BUMI hari ini. Saya tidak tahu apakah hal itu bener-benar terjadi atau hanya semacam blackmail. Kalau blackmail artinya tidak terjadi apa-sapa sama BUMI.

Bagaimana dengan sentimen dari harga minyak mentah dunia?
Sentimen dari harga minyak, masih netral. Sebab, harga komoditas ini masih stabil di level US$73 per barel . Tapi, pasar secara umum masih tetap mencermati perkembangan skandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun itu.


Saya turut berkumpul dengan Fuad Rahmani, Ketua Bapepam-LK dan beberapa pihak dari sekuritas. Intinya, kita mendukung Sri Mulyani-Boediono. Artinya, kalau hasil pansus nantinya menyudutkan keduanya, akan menjadi sentimen negatif di pasar. Kita mendukung, keduanya tetap kredibel. Kalau sampai ada apa-apa, artinya memang keduanya korban politik.

Kita berharap Sri Mulyani dan Boediono bisa mempertahankan jabatannya. Tapi, bola saat ini masih bergulir. Bahkan saya menduga bisa terjadi impeachment. Tapi SBY sangat susah di-impeach dari sisi DPR karena partai Demokrat mayoritas. SBY berpeluang di-impeach dari sisi hukum. Itu yang kemungkinan terjadi.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Jika impeachment menjadi kenyataan, dampaknya akan sangat negatif bagi pasar. Sebab, hal ini menyangkut pidana. Terlepas dari semua itu, saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI. [mdr]

Rabu, 23 Desember 2009

bumi SIAP2 doank, investor tunggu ANOTHER REAL 250% GAIN... 231209


... gw mulai inves di bumi sejak akhir April 2009, itu berarti gw mulai inves saat bumi sudah merangkak naek sekira 110%, yaitu di harga 1310 ... harga bumi saat ini 2275 ... dalam 8 bulan bumi sudah gain +73% ... well, kalo diukur dari kenaikan investasi reksa dana gw, gain saham bumi ini STANDAR RATA-RATA doank ... itu sebabnya gw harus inves LEBE PANJANG LAGE ... 2010 adalah taon ujian TERBERAT, karena EKONOMI GLOBAL DIUJI KEKUATAN PEMULIHANNYA ... nah, jika bertahap ekonomi pulih, maka ekspektasi energi global menggunakan batubara akan meningkat ... saham bumi seharusnya akan menguat lagi, terutama saat akan terjadi PEMBAGIAN DIVIDEN (perhatikan dari Juli ke Agustus 2009, dan s/d sekira September 09) ... puncak harga saham bumi di 3475 yaitu saat pasca pembagian dividen dan hampir mendekati rumor baru CIC membeli utang bumi ... pukulan terdahsyat bagi bumi adalah saat JPM, CS, dan M, tiga oknum institusi pemegang saham bumi MENINGGALKAN BUMI akibat bumi LEBE AKRAB DENGAN CIC, bumi terseret menyentuh 2000 dan sedikit di bawahnya ... nah, saat ini M dan CS mulai berbaekan kembale dengan bumi, tapi konflik politik-ekonomi dengan pemerintah telah menyeret ketidakpastian baru di bumi ... namun, tampaknya investor mengamati sambil MENIKMATI LIBURAN dulu, karena sudah menerima GAIN DI ATAS 200% taon ini dari saham bumi ...
... 2010, semoga gain +100% pertama bisa terjadi lage, kalo bole dan bisa di semester 01 2010 ... well, liat aja dah

CIC nyesel ga yo NGAMBIL UTANK bumi ... 231209

China’s sovereign fund may bet more on resources
DEC 22, 2009 11:53 EST
CHINA | CIC | INVESTING | SOVEREIGN WEALTH FUND
China’s sovereign wealth fund is to have its coffers restocked possibly with as much as $200 billion. This could end up being a further boost for the global commodities sector.

China Investment Corporation had $297 billion of assets at the end of 2008. Now its cash reserves need replenishing after a spending spree this year, according to people close to the fund. CIC invested as much overseas each month in 2009 as it did in all of 2008. Investments included a further $1.2 billion in Wall Street bank Morgan Stanley , and a spate of resources deals in Canada, Indonesia, and Mongolia.

The recent investment boom in resources has served CIC well, with global commodity prices jumping 39 percent this year. CIC’s $1.5 billion investment in Canada’s Teck Resources has appreciated more than 120 percent since July.

CIC’s early investment success probably makes China more eager to diversify away from U.S. Treasuries in the search for better returns. Still, about 10 percent of the new funds are set to be earmarked for recapitalisations of China’s domestic banks, in which CIC has stakes. Chinese banks are under pressure to raise as much as 400 billion yuan ($58.6 billion) of fresh capital, said one banking regulator. That means CIC could have to pay $20 billion to prevent its holdings from being diluted.

As for the rest, the focus is likely to be strategic sectors. One possible target is new energy, such as solar and wind technologies. But China’s appetite for investments in oil, metals and mining seems far from being sated judging by recent activity.

The move may also take some hot air out of the domestic economy. The funding for CIC does not come directly from the foreign reserves, but from domestic debt issuance, thus more money for CIC means less liquidity sloshing around in the domestic system. But elsewhere, CIC’s second wind looks likely to be a positive force for the resources sector.

PAJAK BUMI, mosok seh ga beres (13) ... 231209

23/12/2009 - 14:19
BUMI Gak Terima Dibilang Tidak Transparan
Mosi Retnani Fajarwati

INILAH.COM, Jakarta - Geram dengan pernyataan pihak Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyanggah bila pihaknya tidak bersifat transparan.

SVP Investor Relation BUMI Dileep Shrivastava mengungkapkan, pihaknya telah memberikan keterangan yang cukup jelas kepada otoritas bursa, terutama terkait pembayaran pajak.

"BUMI tidak pernah menunggak kewajibannya (pajak) kepada negara," ungkapnya melalui pesan singkat yang diterima INILAH.COM, Rabu (23/12).

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito menyatakan bahwa banyak yang belum disampaikan manajemen BUMI soal perpajakan, RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang tertunda, dan Berau.

BUMI juga didera kabar, bahwa pihaknya tidak membayar pajak sesuai dengan kewajiban seharusnya. [mre/cms]
Rabu, 23/12/2009 14:26 WIB
Bantah Nunggak Pajak, BUMI Diminta Jelaskan ke Publik
Indro Bagus SU, Whery Enggo Prayogi - detikFinance


(foto: dok BUMI) Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bantah memiliki tunggakan pajak senilai Rp 2,1 triliun seperti dituding Direktorat Jenderal Pajak. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyarankan BUMI untuk menyampaikan kepada publik soal bantahan tersebut.

"Terkait isu pajak, BUMI sebagaimana dinyatakan sebelumnya, tidak pernah gagal memenuhi kewajiban kepada negara. Apa yang kami butuhkan sekarang adalah penjelasan dan klarifikasi atas perbedaan tersebut," tegas SVP Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Rabu (23/12/2009).

Manajemen BUMI kini tengah meminta penjelasan dan klarifikasi dari Ditjen Pajak soal tudingan nunggak pajak tersebut. Manajemen BUMI juga telah mengadakan pembicaraan dengan BEI terkait kisruh tunggakan pajak tersebut.

"Jika menurut catatan mereka tidak ada tunggakan pajak, maka sampaikan kepada publik," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito usai pencatatan perdana saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) hari ini.

Dalam pertemuan tersebut, BEI meminta penjelasan soal berbagai aksi korporasi BUMI serta isu tunggakan pajak seperti dituding Direktorat Jenderal Pajak. Mengenai aksi korporasi, Eddy mengatakan masih ada beberapa hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut dari manajemen BUMI.

"Memang bertemu, namun belum banyak yang bisa kami dapat, terkait apa yang mereka sampaikan," ujarnya.

Salah satunya adalah aksi korporasi yang dilakukan perseroan atas Berau Coal dan Newmont Nusa Tenggara. "Kita tetap meminta mereka untuk menyampaikan progres yang bisa memperjelas pasar, itu harus mereka sampaikan," tegasnya.

Sebelumnya, Ditjen Pajak menyatakan sedang mengusut dugaan pidana pajak BUMI dan dua anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI). Total nilai tunggakan yang disebut-sebut oleh Ditjen Pajak mencapai Rp 2,1 triliun yang berasal dari tidak dilaporkannya surat pemberitahuan pajak tahunan 2007.

Ditjen Pajak bahkan berencana menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pelaksanaannya. KPK juga siap mempelajari laporan yang akan disampaikan oleh Ditjen Pajak.
(dro/dro)
BEI Imbau BUMI Ungkap Soal Tunggakan Pajak
Rabu, 23 Desember 2009 - 10:37 wib
TEXT SIZE :
Widi Agustian - Okezone

Foto: Koran SI.
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) untuk mengungkapkan ke publik mengenai keterangan yang menyatakan, bahwa pihaknya tidak mempunyai tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun.

"Mengenai perpajakan, mereka mengatakan jika posisi catatan mereka tidak ada tunggakan. Kita mengimbau agar hal itu harap disampaikan ke publik," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito, usai acara listing Gunawan Dianjaya Steel di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (23/12/2009).

Dijelaskannya, sebenarnya pihak bursa belum merasa puas dengan apa yang disampaikan oleh pihak manegement BUMI saat bertemu dengan pihaknya kemarin, Selasa (22/12/2009).

"Belum banyak yang bisa kita dapat dari apa yang mereka sudah sampaikan," ucapnya.

Selain itu, Eddy mengungkapkan, jika banyak hal yang belum mereka sampaikan terkait dengan aktivitas yang tengah mereka lakukan. Misalnya, terkait dengan masalah Berau Coal serta Newmont Nusa Tenggara.

"Tapi kita tetap meminta mereka untuk menyampaikan progres yang bisa memperjelas ke pasar, itu harus mereka sampaikan," tegasnya.

Sekadar informasi, Ditjen Pajak mengungkapkan jika BUMI, serta dua anak perusahaannya yakni Kaltim Prima Coal (KPC) serta Arutmin Indonesia dengan total nilai Rp2,1 triliun.

Sekadar diketahui, pernyataan mengenai tidak adanya tunggakan pajak itu diungkapkan oleh manajemen BUMI yang diwakili oleh Direktur Eddie Junianto Soebari, Vice President Legal Human Resources and General Affair RA Sri Dharmayanti Sinaga saat dengar pendapat dengan otoritas bursa kemarin.(rhs)

iming-imink doank bah ... (15): 231209

Rabu, 23/12/2009 10:41 WIB
JP Morgan Naikkan Target Harga Saham BUMI ke Rp 4.000
Indro Bagus SU - detikFinance


(foto: dok BUMI) Jakarta - PT JP Morgan Securities Indonesia (BK) merevisi naik target harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi Rp 4.000 per saham. Dengan memperhitungkan potensi tunggakan pajak Rp 10 triliun, JP Morgan masih memasang harga Rp 3.500 per saham.

Berdasarkan hasil riset JP Morgan seperti dikutip detikFinance, Rabu (23/12/2009), jika BUMI beserta anak usahanya pada akhirnya terbukti melakukan penunggakan pajak dan harus membayar berikut denda sebesar Rp 10 triliun, harga BUMI hanya akan berkurang Rp 500 per saham menjadi Rp 3.500 per saham.

Pada 10 Desember 2009, JP Morgan memasang harga BUMI di level Rp 3.750 per saham. Kini harga tersebut direvisi naik menjadi Rp 4.000 per saham. JP Morgan memproyeksikan harga rata-rata batubara di 2010 akan mencapai US$ 80 per ton dan US$ 85 per ton di 2011. Harga rata-rata batubara untuk jangka panjang diproyeksikan sebesar US$ 80 per ton.

Dengan revisi proyeksi harga tersebut, JP Morgan merevisi proyeksi pendapatan dan laba bersih BUMI hingga 2011. Sebelumnya, proyeksi pendapatan BUMI di 2010 sebesar US$ 4,169 miliar dengan laba bersih US$ 310 juta. Proyeksi terbaru, pendapatn BUMI di 2010 sebesar US$ 4,639 miliar dengan laba bersih 496 juta.

Proyeksi awal pendapatan BUMI di 2011 sebesar US$ 5,413 miliar dengan laba bersih US$ 483 juta. Proyeksi terbaru, pendapatan BUMI di 2011 sebesar US$ 6,075 miliar dengan laba bersih US$ 767 juta.

Perubahan proyeksi tersebut kemudian mengubah nilai aset-aset BUMI. Kepemilikan BUMI di KPC ditaksir senilai Rp 65,498 triliun, Arutmin Rp 29,158 triliun, cadangan batubara sebanyak 7,8 miliar ton senilai Rp 7,782 triliun, Darma Henwa Rp 1,308 triliun, Fajar Bumi Sakti Rp 1,795 triliun, Pendopo Energi Batubara rp 1,234 triliun, aset lainnya Rp 1,449 triliun, Newmont Nusa Tenggara Rp 3,042 triliun.

Total aset BUMI ditaksir mencapai Rp 111,266 triliun. Sementara total utang BUMI saat ini mencapai US$ 4,002 miliar atau setara dengan Rp 40,015 triliun. Namun BUMI masih memiliki kas internal sebesar Rp 19,427 triliun.

Dengan demikian, nilai ekuitas BUMI sebesar Rp 90,678 triliun. Jumlah saham dalam Modal Disetor dan Ditempatkan Penuh BUMI sebanyak 19,404 miliar saham. Dari situ diperoleh nilai ekuitas per saham BUMI sebesar Rp 4.673. Dengan memperhitungkan diskon 15%, nilai ekuitas per saham BUMI masih sebesar Rp 3.972.

Tak luput, JP Morgan juga memperhitungkan persoalan tunggakan pajak BUMI. Dirjen Pajak menuding BUMI beserta KPC dan Arutmin memiliki tunggakan pajak sebesar Rp 2,1 triliun.

Manajemen BUMI telah membantah tudingan tersebut. Namun Dirjen Pajak mengancam, jika terbukti bersalah BUMI berpotensi harus membayar denda 4 kali lipat ditambah tunggakan pokok, sehingga totalnya mencapai Rp 10,5 triliun.

Menurut perhitungan JP Morgan, seandainya denda dan pokok tunggakan pajak senilai Rp 10,5 triliun itu harus dibayarkan BUMI, tidak mengubah nilai ekuitas per saham BUMI terlalu besar.

Dengan memperhitungkan denda dan pokok sebesar Rp 10,5 triliun, maka nilai ekuitas BUMI akan turun dari Rp 90,678 triliun menjadi Rp 80,178 triliun. Angka tersebut dibagi dengan 19,404 miliar saham BUMI setara dengan Rp 4.132 per saham. Dipotong diskon 15%, harga saham BUMI masih sebesar Rp 3.512 per saham.
(dro/qom)

imink-iming doang ...(14): 231209

23/12/2009 - 12:47
Ukie Jaya Mahendra
‘Trading Buy’ untuk BUMI
INILAH.COM, Jakarta – Potensi positifnya pergerakan indeks hari ini diprediksi mendongkrak saham BUMI, Rabu (23/12) sebagai reversal dari koreksi tajam sebelumnya. Direkomendasikan Trading buy.
Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securitas mengatakan potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini sebagai lanjutan dari penguatan kemarin. Hal ini merupakan reversal dari koreksi yang lama dan tajam sepekan lalu. Emiten ini juga terimbas positif dari potensi pengautan indeks akibat window dressing pada saham-saham tambang BUMN. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke levelresistance Rp2.425 dan Rp2.175 sebagai levelsupport-nya,” katanya kepada wartawan INILAH.COMAhmad Munjin, di Jakarta, Selasa (22/12) malam.


Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp175 (8,33%) menjadi Rp2.275 ketimbang sebelumnya di level Rp2.100. Volume transaksi mencapai 242,6 juta unit saham senilai Rp533,2 miliar dan frekuensi 7.328 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Menjelang libur Natal 2009, bagaimana Anda memprediksi pergerakan saham BUMI hari ini?

Potensi penguatan masih ada sebagai lanjutan dari penguatan kemarin. Ini merupakan reversal dari koreksi yang lama dan tajam sepekan lalu. BUMI juga terimbas positif dari potensi pengautan indeks akibat window dressing pada saham-saham tambang BUMN.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.425 dan Rp2.175 sebagai level support-nya. Meski sekarang merupakan hari menjelang libur panjang Natal tahun ini, 24-27 Desember, tidak akan memicu aksi profit taking di market termasuk juga BUMI. Sebab, untuk tahun ini perdagangan masih tersisa empat hari lagi. Hari ini satu dan tiga hari di pekan depan.

Jika situasi politik tidak terlalu memanas, indeks bepeluang menguat (upside). Saya masih percaya seperti itu. Karena itu, meski ada libur panjang tidak akan dimanfaatkan pasar untuk aksi ambil untung.

Apalagi, pekan lalu terjadi panic seling sehingga bursa turun tajam 78 poin dan kemarin market mengalami rebound. Kalau market regional masih tetap menguat dan kondisi politik tidak terlalu memanas, indeks akan rebound paling tidak 1%. Karena itu, BUMI terangkat lebih karena sentimen market.

Masih ada peluang window dressing?

Masih. Positifnya BUMI memang karena ada harapan window dressing. Tapi bukan pada BUMI sendiri melainkan dimotori oleh saham-saham tambang milik BUMN. Karena itu, meski peluang window dressing di BUMI sendiri sangat kecil, tapi saham ini akan terkena imbas positifnya.

Terkait tudingan tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun dan denda Rp8,4 triliun?

Saya nggak yakin hal itu akan berpengaruh pada pergerakan saham BUMI hari ini. Saya tidak tahu apakah hal itu bener-benar terjadi atau hanya semacam blackmail. Kalau blackmail artinya tidak terjadi apa-sapa sama BUMI.


Bagaimana dengan sentimen dari harga minyak mentah dunia?
Sentimen dari harga minyak, masih netral. Sebab, harga komoditas ini masih stabil di level US$73 per barel . Tapi, pasar secara umum masih tetap mencermati perkembangan skandal Bank Century senilai Rp6,7 triliun itu.

Saya turut berkumpul dengan Fuad Rahmani, Ketua Bapepam-LK dan beberapa pihak dari sekuritas. Intinya, kita mendukung Sri Mulyani-Boediono. Artinya, kalau hasil pansus nantinya menyudutkan keduanya, akan menjadi sentimen negatif di pasar. Kita mendukung, keduanya tetap kredibel. Kalau sampai ada apa-apa, artinya memang keduanya korban politik.

Kita berharap Sri Mulyani dan Boediono bisa mempertahankan jabatannya. Tapi, bola saat ini masih bergulir. Bahkan saya menduga bisa terjadi impeachment. Karena ada kemungkinan dana Rp500 juta yang akan terbukti masuk ke rekening Partai Demokrat.

Hal ini bisa mengarah pada impeachment presiden SBY. SBY sangat susah di-impeach dari sisi DPR karena partai Demokrat mayoritas. SBY berpeluang di-impeach dari sisi hukum. Itu yang kemungkinan terjadi.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Jika impeachment menjadi kenyataan, dampaknya akan sangat negatif bagi pasar. Sebab, hal ini menyangkut pidana. Terlepas dari semua itu, saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI. [mdr]

23/12/2009 - 08:57
Didukung Sentimen Positif Market
BUMI Terangkat, ‘Trading Buy’
Ahmad Munjin


INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (23/12) diprediksi menguat sebagai reversal koreksi sebelumnya dan potensi positif pergerakan indeks. Trading buy BUMI!

Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securitas mengatakan, potensi penguatan saham BUMI hari ini sebagai lanjutan dari penguatan kemarin. Hal ini merupakan reversal dari koreksi sebelumnya yang lama dan tajam sepanjang pekan lalu.

Emiten ini juga terimbas positif dari potensi penguatan indeks akibat window dressing pada saham-saham tambang BUMN. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.425 dan Rp2.175 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (22/12) malam.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp175 (8,33%) menjadi Rp2.275 ketimbang sebelumnya di level Rp2.100. Harga tertingginya mencapai Rp2.75 dan terendahnya Rp2.100. Volume transaksi mencapai 242,6 juta unit saham senilai Rp533,2 miliar dan frekuensi 7.328 kali.

Lebih jauh Ukie mengaskan, meski sekarang merupakan hari menjelang libur panjang Natal, 24-27 Desember, tidak akan memicu aksi profit taking market termasuk juga BUMI. Pasalnya, untuk tahun ini perdagangan masih tersisa empat hari lagi. “Hari ini satu dan tiga hari di pekan depan,” ujarnya.

Menurutnya, jika situasi politik tidak terlalu memanas, indeks berpeluang menguat (upside). “Saya masih percaya seperti itu. Karena itu, meski ada libur panjang tidak akan dimanfaatkan pasar untuk aksi ambil untung,” paparnya.

Apalagi, pekan lalu terjadi panic seling sehingga bursa turun tajam 78 poin dan kemarin market mengalami rebound. Kalau market regional masih tetap menguat dan kondisi politik tidak terlalu memanas, indeks akan rebound paling tidak 1%. “Karena itu, BUMI terangkat lebih karena sentimen market,” timpalnya.

Selain itu, positifnya BUMI juga karena masih ada harapan window dressing yang dimotori saham-saham tambang milik BUMN. “Meski peluang window dressing di BUMI sendiri sangat kecil, tapi saham ini akan terkena imbas positifnya,” imbuhnya.

Sementara terkait tudingan tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun dan denda Rp8,4 triliun Ukie meragukan hal itu akan berpengaruh pada pergerakan saham BUMI hari ini. Ukie mengaku tidak tahu apakah hal itu bener-benar terjadi atau hanya semacam blackmail. “Kalau blackmail artinya tidak terjadi apa-sapa sama BUMI,” tukasnya.

Sedangkan sentimen dari harga minyak, menurutnya masih netral. Pasalnya, harga emas hitam tersebut masih stabil di level US$73 per barel .
Namun demikian, pasar secara umum masih tetap mencermati perkembangan skandal Bank Century. Ia menilai, hasil Pansus jika nantinya menyudutkan keduanya, akan menjadi sentimen negatif di pasar.
Reaksi pasar akan lebih negatif lagi jika ternyata kekhawatiran terjadinya impeachment terbukti. “Karena ada kemungkinan dana Rp500 juta yang akan terbukti masuk ke rekening Partai Demokrat,” ucapnya.
Hal ini bisa mengarah pada impeachment presiden SBY. Ia mengakui, SBY sangat susah di-impeach dari sisi DPR karena Partai Demokrat mayoritas (simple majority...catatan gw)  di parlemen. “Namun SBY berpeluang di-impeach dari sisi hukum. Itu yang kemungkinan terjadi,” ungkapnya. “Terlepas dari semua itu, saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI,” pungkasnya. [mdr]

Welcome All of You

Cari di Blog Ini