Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Rabu, 09 Juni 2010

boemi, TINGKAHmoe itchoe... 050511

Bumi Resources Garap Timah Hitam di Dairi
Ini menyusul disetujuinya Perpres penggunaan kawasan hutan lindung untuk penambangan.
Senin, 23 Mei 2011, 11:48 WIB


VIVAnews - PT Bumi Resources Minerals Tbk mengumumkan segera memulai produksi bijih seng dan timah hitam di kawasan hutan lindung register 66 Batu Ardan, di Dusun Sopokomil, Desa Longkotan, Kecamatan Silima Punggapungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Langkah ini menyusul disetujuinya Peraturan Presiden tentang penggunaan kawasan hutan lindung untuk penambangan bawah tanah pada 19 Mei lalu.

Dalam keterangan tertulis, Senin 23 Mei 2011, Presiden Direktur PT Bumi Resources Minerals Tbk, Kenneth Farrell, mengatakan bahwa ini merupakan kabar baik yang sudah ditunggu-tunggu perusahaan. "Tim kami sedang menyampaikan permohonan Izin Pinjam Pakai penggunaan kawasan hutan lindung di area konsesi Dairi,” katanya.

Tambang ini nantinya dioperasikan PT Dairi Prima Minerals yang 80 persen sahamnya dikuasai Bumi Resources Minerals. Sisa saham perusahaan ini dimiliki PT Aneka Tambang Tbk.

Farrell manambahkan, Peraturan Presiden yang mendukung penggunaan kawasan hutan lindung ini, merupakan kemajuan yang sangat berarti bagi industri tambang di Indonesia. Hal ini dapat membantu para pemilik konsesi memproduksikan dalam waktu dekat.

"Ini juga berarti tambahan nilai dalam bentuk royalti untuk negara," katanya.

Selain itu, Farrel juga mengaku optimistis izin Pinjam Pakai penambangan bawah tanah Dairi segera disetujui. Ini akan berdampak positif terhadap Dairi.

Penambangan ini diharapkan bisa mulai produksi pada awal 2013. "Dengan catatan izin tersebut telah disetujui dan kondisi-kondisi lainnya sudah terpenuhi."
• VIVAnews
BUMI Miliki Distribusi Batubara Lebih Efisien

Oleh: Mosi Retnani Fajarwati
Pasar Modal - Jumat, 3 Juni 2011 | 11:03 WIB


INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengklaim pihaknya memiliki jalur distribusi batu bara lebih efisien dengan kecepatan conveyor 32 metric ton dalam waktu 25 menit dengan jarak 13,5 KM.

Hal itu disampaikan Direktur PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava, Jumat (3/6). "Jarak tambang KPC ke pelabuhan sebesar 13,5 KM melewati hi speed conveyor 32 metric ton dalam waktu 25 menit. Conveyor kedua akan ada pada semester pertama 2012 sehingga kapasitas akan double menjadi 64 metrik ton," ujar Dileep di Jakarta, Jumat (3/6).

Menurut Dileep, distribusi dengan conveyor ini juga dapat membuat biaya operasional lebih rendah minimum enam kali daripada dengan truk. Hal ini memberikan keuntungan untuk BUMI.

Untuk outlook produsen batu bara Indonesia tidak efisien dalam distribusi batu bara. Hal ini membuat biaya operasional menjadi lebih tinggi. [hid]

BUMI Tunda Pelaksanaan RUPST/RUPSLB


Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Kamis, 5 Mei 2011 | 05:11 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunda pelaksanaan RUPST/LB yang tadinya akan dilaksanakan pada 7 Juni 2011.

"Kami informasikan bahwa dikarenakan satu dan lain hal maka rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan akan ditunda," ujar Direktur & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava dalam keterbukaannya ke BEI.

Namun, menurutnya, pelaksanaan RUPST/LB akan tetap dilakukan pada bulan Juni.

Sebelumnya diberitakan agenda RUPST perseroan antara lain persetujuan laporan pertanggungjawaban Direksi atas jalannya perseroan selama 2010, pengesahan neraca dan perhitungan laba/rugi tahun buku 2010 dan persetujuan rencana penggunaan laba perseroan 2010.

Selain itu, RUPST perseroan juga mengagendakan penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan 2011.

Sementara pada RUPSLB, perseroan mengagendakan persetujuan untuk menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset perseroan yang dimiliki langsung maupun tidak langsung kepada para kreditur, baik kreditur perseroan maupun anak usaha.

Agunan ini tidak terbatas pada gadai atas sebagian atau semua saham yang dimiliki perseroan pada anak usaha baik secara langsung atau tidak langsung maupun efek lainnya. Juga agunan untuk fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank, klaim asuransi, persediaan (inventory), rekening escrow perseroan dana anak usaha.

Selain itu jaminan kebendaan lainnya atas harta kekayaan lain, baik bergerak maupun tidak bergerak milik perseroan dan anak usaha, yang dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan pinjaman dari pihak ketiga, yang diberikan kepada atau diterima oleh perseroan maupun anak usaha, baik sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari.

RUPSLB juga mengagendakan persetujuan perubahan beberapa pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan.
Total Utang BUMI Rp4 Triliun
Jum'at, 8 April 2011 - 08:45 wib
R Ghita Intan Permatasari - Okezone

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menuturkan total utangnya mencapai Rp4 triliun sekarang ini.

Director & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava menuturkan akan melakukan pelunasan hutang secara bertahap, di mana pada tahun ini perseroan akan melakukan pembayaran utang senilai USD1 miliar.

"Di tahun 2011 ini kita akan bayar utang, namun secara bertahap yaitu senilai USD1 miliar din tahun ini, dimana kita akan membayar USD600 juta ke China Investment Corporation (CIC) dan sebesar USD375 juta untuk convertible bond,"ungkap Dileep dalam acara Obrolan Santai para Pemerhati Pasar Modal, di Marley Cafe, Energy Tower, Jakarta, Kamis (7/4/2011).

Lebih lanjut Dileep mengatakan bahwa convertible bond senilai USD375 juta jatuh temponya pada Agustus 2014,namun karena kas keuangan yang kuat maka perseroan akan membayarnya pada Agustus tahun 2011 ini.

Kedepannya perseroan pun akan membayar bertahap untuk melunasi utangnya. dimana setiap satu tahun dari tahun 2011 ini perseroan membayar sekira USD1 miliar, sehingga diprediksikan pada tahun 2014, perseroan sudah melunasi semua hutangnya.

Dengan permintaan batu bara yang meningkat, pihak perseroan optimis dapat melunasi hutang-hutang tersebut, dengan kata lain, untuk membayar utang-utang tersebut, perseroan memperoleh dana tersebut dari penjualan batu bara yang meningkat.(wdi)

Kewajiban Naik 11%, Beban Bunga BUMI Meroket 238%
Jum'at, 1 April 2011 - 08:55 wib
Widi Agustian - Okezone

JAKARTA - Kendati mencatatkan peningkatan laba bersih, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan kenaikan jumlah kewajibannya sebesar 11,58 persen jadi USD6,56 miliar pada akhir tahun 2010 dari sebelumnya USD5,87 miliar.

Demikian diungkapkan oleh Direktur Utama Bumi Resources Ari saptari Hudaya dalam laporan keuangan yang diserahkannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (1/4/2011).

Meningkatnya laba perseroan ini karena kewajiban jangka panjang perseroan naik menjadi USD3,56 miliar dari sebelumnya sebesar USD2,3 miliar. Sebaliknya, pinjaman jangka pendek perseroan menjadi hilang.

Perusahaan yang disebut pelaku penggelapan pajak Gayus Tambunan sempat menggunakan jasanya ini mencatatkan peningkatan kewajiban pajak tangguhan jadi USD199,4 juta dari sebelumnya USD165,87 juta.

Alhasil, jumlah kewajiban lancar perseroan memang turun jadi USD2 miliar dari sebelumnya USD2,2 miliar. Tapi, jumlah kewajibian tidak lancar perseroan naik menjadi USD4,5 miliar dari sebelumnya USD3,67 miliar.

Meningkatnya kewajiban perseroan memicu beban bunga meningkat hingga sebesar 238,7 persen jadi USD630,3 juta dari sebelumnya yang hanya USD186,5 juta.(wdi)

Pasar
Harga Batu Bara Dongkrak BUMI Sepekan

Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 27 Maret 2011 | 09:01 WIB


INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepekan ini berhasil menguat 3,3%. Sentimen positif berasal dari kenaikan harga batu bara di pasar internasional.

Demikian ujar Vice President Research PT Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere kepada INILAH.COM. Menurutnya, saham BUMI cenderung menguat selama sepekan, dipengaruhi kenaikan harga batu bara seiring membubungnya harga minyak.

Gempa yang memicu tsunami di Jepang juga memicu ekspektasi bahwa negara Sakura tersebut akan menggunakan batu bara sebagai alternatif energi. “Tapi, saya pikir, Jepang lebih mempertimbangkan penggunaan minyak dan gas sebagai alternatif,” katanya.

Menurutnya, kenaikan harga batu bara akan berdampak terhadap fundamental perusahaan. “Fundamental perusahaan akan membaik karena produksi dan harga rata-rata batu bara yang naik,” ujarnya.

Senada dengan pengamat pasar modal Capital Bridge Indonesia Aji Martono. Menurutnya, dihentikannya beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Eropa, menyusul bocornya reaktor nuklir Jepang, membawa sentimen positif terhadap emiten-emiten sektor tambang.

Ia menilai, pasokan emiten-emiten yang memiliki bisnis inti di batu bara seperti BUMI, akan kebanjiran pesanan. “Dengan meningkatnya permintaan akan batu bara, pada akhirnya akan memperkuat kinerja emiten,” ujarnya dihubungi terpisah.

Aji menambahkan, musibah di Jepang juga memicu larinya aliran dana ke Indonesia. Ketidakpastian situasi pascabocornya reaktor nuklir itu mengkhawatirkan pelaku pasar, sementara Indonesia merupakan salah satu negara yang tidak terdampak radiasi. ”Tak heran bila mereka lari kesini kan,” ucapnya.

Kenaikan BUMI, imbuhnya, juga dipicu sentimen positif dari masuknya Vallar Plc, yang menjadikan anak usaha Bakrie ini sebagai emiten tambang berkelas dunia.

Dua hari pertama BUMI mengalami koreksi, hingga bertengger di angka Rp3.025 pada Selasa (22/3). Namun, situasi membaik hingga pada dua hari berikutnya berhasil berbalik arah menguat dan berada di angka Rp3.200, sebelum pada perdagangan akhir pekan ditutup di level Rp3.150.

Nico menilai, BUMI sepekan mencatatkan penguatan, meski ditutup terkoreksi pada akhir pekan. Apresiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun memberikan sentimen positif terhadap saham BUMI. Selain itu, pelaku pasar menanti aksi korporasi BUMI lain ke depan. "Perusahaan berusaha untuk menurunkan utang sehingga itu baik untuk perusahaan," ujar Nico. [ast]
BUMI Belum Tentu Berkelas Internasional

Oleh: Ahmad Munjin
Modal - Kamis, 24 Maret 2011 | 04:55 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Kamis (24/3) diperkirakan variatif karena sudah berada di level resistance. Apalagi, rencana emiten untuk listing di London belum tentu menjadikannya kelas internasional.

Satrio Utomo, Head of Research PT Universal Broker Indonesia mengatakan, potensi variatif saham PT Bumi Resources (BUMI) karena sudah berada di level resistance. Apalagi, dengan rencana perseroan untuk listing di bursa London, bukan suatu hal yang besar sehingga menentukan arah pergerakan saham ini.

Dia mempertanyakan, apakah listing itu bisa membuat BUMI lebih transparan atau tidak. Itu baru bisa dilihat setengah tahun kemudian. Lalu, apakah setelah listing, saham BUMI jadi berkelas internasional. “Untuk saat ini belum tampak ke arah itu,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Rabu (23/3) saham BUMI ditutup menguat Rp100 (3,30%) jadi Rp3.125 dari posisi sebelumnya Rp3.025. Harga intraday tertingginya mencapai Rp3.125 dan terendah Rp2.975. Volume transaksi mencapai 58,4 juta unit saham senilai Rp179,7 miliar dan frekuensi 1.633 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat Rp100, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat berpotensi variatif (mixed). Sebab, secara teknikal berada di level resistance. Karena itu, sejauh ini pasar lebih baik wait and see atas saham sejuta umat ini. Pasar tinggal menunggu apakah market regional masih berpotensi naik atau tidak. Jika naik, saham ini pun berpeluang menguat. Begitu juga sebaliknya.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp3.000 dan Rp3.150 sebagai level resistance-nya. Jika sentimen market regional kondusif, potensi penguatan saham BUMI berikutnya ke level Rp3.250-3.450. Itupun, jika resistance Rp3.150 berhasil ditembus. Ini semata faktor regional.

Karena itu, investor tinggal menunggu level resistance Rp3.150 apakah ditembus atau tidak. Jika tembus, bisa mengambil posisi speculative buy. Tapi, tetap pelaku pasar harus melihat perkembangan dari bursa regional ke depan seperti apa. Bagi trader bisa saja menguntungkan karena laju BUMI variatif, tapi kenaikannya masih lebih tinggi saham UNTR (PT United Tractors).

Kalau begitu, apa perkiraan Anda terkait bursa regional?

Sinyal dari pergerakan bursa Nikkei Jepang kemarin tidak terlalu bagus. Di sisi lain, Hang Seng turun tapi tidak diiringi volume yang besar. Karena itu, pasar harus memastikan apakah bursa regional masih balik arah menguat atau justru melemah. Tapi, sejauh ini arah saham BUMI masih mixed. Dari dalam negeri, sentimennya cenderung positif.

Faktor lain yang memicu saham BUMI variatif?

Orang lebih cenderung menantikan rilis laporan keuangannya untuk full year 2010. Untuk lebih pastinya lebih baik tunggu laporan keuangannya. Emiten grup Bakrie seperti BUMI sering kali merilis laporan kinerja keuangannya terlambat.

Bagaimana dengan rencana listing emiten ini di bursa London April ini?

Itu bukan suatu hal yang besar sehingga menentukan arah pergerakan saham BUMI. Apakah listing itu bisa membuat BUMI lebih transparan atau tidak. Itu baru bisa dilihat setengah tahun kemudian. Lalu, apakah setelah listing, saham BUMI jadi berkelas internasional. Untuk saat ini belum tampak ke arah itu.

Di sisi lain, harga saham BUMI di London belum tentu merefleksikan harga di Indonesia atau sebaliknya. Karena itu, jika harga saham BUMI di London lebih tinggi dari harga BUMI di Bursa Efek Indonesia (BEI), belum tentu mengerek naik harga sahamnya.

Sebab, BUMI Plc merupakan perwujudan Vallar Plc. Sedangkan Vallar Plc, di dalamnya termasuk saham PT Berau Coal Energy (BRAU). Selain itu, Vallar juga memiliki investasi lain.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan hold saham BUMI. [mdr]

Saham BUMI Berkelas Internasional

Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Senin, 21 Maret 2011 | 03:04 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Senin (21/3) diprediksi naik. Salah satu katalisnya, pasar yang mengantisipasi konversi saham Vallar Plc ke BUMI Plc di bursa London. Akumulasi beli!

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini karena berbagai faktor. Salah satunya potensi peningkatan permintaan batu bara akibat dihentikannya beberapa reaktor nuklir di Eropa menyusul bocornya reaktor nuklir Jepang.

Lalu, ada peluang peralihan portofolio dari emerging market sekitar Jepang seperti Korea dan China ke saham ini. Lalu, BUMI juga sudah berkelas internasional pasca-masuknya Vallar Plc. “Saya rekomendasikan akumulasi beli untuk saham BUMI secara bertahap di level support 2.875,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (18/3) saham BUMI ditutup menguat Rp100 (3,33%) jadi Rp3.100 dibandingkan sebelumnya di level Rp3.000. Harga tertinggi intraday-nya mencapai Rp3.100 dan terendah Rp3.025. Volume transaksi mencapai 168,9 juta unit saham senilai Rp519,5 miliar dan frekuensi 2.584 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Setelah menguat ke level Rp3.100, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI awal pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham Bumi awal pekan ini. Salah satunya, karena faktor penghentian operasional beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Eropa menyusul bocornya reaktor nuklir Jepang.

Kondisi itu, memicu kebutuhan atas energi terutama batu bara semakin meningkat. Karena itu, pasokan emiten-emiten yang core business-nya di batu bara seperti BUMI, akan siap-siap kewalahan menerima order. Pada akhirnya, akan memperkuat kinerja emiten ini.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level resistance Rp3.225-3.400 dan Rp2.875 sebagai level support-nya. Sebab, BUMI berpeluang memecahkan level Rp3.175 menuju resistance Rp3.225. Kecenderungan penguatan masih cukup kencang. Bahkan, di perdagangan Senin (21/3) ini bisa tembus level resistance Rp3.225. Resistance berikutnya di level Rp3.400.

Selain faktor meningkatnya demand batu bara, apalagi yang bisa mendongkrak saham BUMI?

Faktor investor emerging market dari Jepang, Korea dan China yang memindahkan portofolionya ke saham ini. Di negerinya, pelaku pasar merasa terganggu dan terancam residu dari bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, menyusul gempa 9 skala richter yang disusul tsunami, Jumat (11/3). Sedangkan Indonesia, dinyatakan tidak terdampak radiasi itu.

Bagaimana dengan rencana emiten yang akan listing di bursa London ?

Saham BUMI sudah berkelas internasional dan mendunia setelah masuknya Vallar Plc dalam kepemilikan emiten ini. Meskipun, pasar menunggu listing saham ini di London yang hingga saat ini belum direalisasikan. Setelah listing di London, akan tampak berapa harga wajar saham BUMI.

Sebab, pasar akan melihat harga saham BUMI di bursa London setelah konversi dari Vallar Plc. Karena itu, pasar akan mengantisipasi berapa target harganya di akhir tahun. Setelah konversi dari harga saham Valar Plc ke BUMI Plc di London, harga BUMI saat ini bisa diketahui apakah kemahalan, sedang atau murah.

Apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan akumulasi beli untuk saham BUMI secara bertahap di level support 2.875. [mdr]
Harga Batu Bara Picu Apresiasi BUMI Sepekan

Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 20 Maret 2011 | 09:09 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selama menguat 3,3%. Naiknya harga batu bara dan laporan keuangannya yang membaik menjadi katalis positif.

Hal itu disampaikan pengamat pasar modal Gema Goeyardi saat dihubungi INILAH.COM, kemarin. “Kinerja BUMI yang makin prima tercermin dari laporan keuangannya,” ujarnya.

Selain itu, kondisi harga batu bara yang meningkat karena sentimen ledakan reaktor nuklir Jepang yang melumpuhkan supply nuklir ke sebagian kota Jepang, menyebabkan perlunya batu bara sebagai substitusi nuklir untuk penyedia energi listrik. "Kondisi harga batu bara yang meningkat memberikan pengaruh terhadap saham BUMI."

Hal senada juga diungkapkan Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama. Menurutnya, penguatan saham BUMI pekan ini cenderung dipicu kenaikan harga batu bara.

Krisis nuklir di Jepang akibat gempa 9 skala richter dan tsunami, memicu ekspektasi peralihan energi dari nuklir ke batu bara atau minyak mentah. “Tapi, karena alternatif yang murah dan aman adalah batu bara, maka harga komoditas ini cenderung naik,” ujarnya dihubungi terpisah.

Berdasarkan data mingguan di Newcastle, harga batu bara bertenger di level US$129,60 per metrik ton. Sementara itu, kekacauan di Timur Tengah yang menjalar ke Bahrain, juga mengerek naik harga minyak mentah dunia sehingga saat ini kembali bertenger di level US$100,15 per barel.

Seperti diketahui, setelah sempat ditutup menguat pada perdagangan Senin (14/3) sebesar Rp50 ke level Rp3.050, BUMI selama dua hari berturut-turut bertengger di angka Rp3.25. Sebelum melemah lagi ke Rp3.000 dan akhirnya kembali menguat ke 3.100 pada perdagangan Jumat (18/3).

Praska menuturkan, sepekan ini, pergerakan saham BUMI relatif sideways di kisaran Rp2.900 hingga Rp3.125. Terhambatnya penguatan saham ini dan range pergerakkan yang relatif sempit, disebabkan situasi krisis nuklir di Jepang.

“Namun, karena tidak terkoreksi tajam saham-saham lain yang mencapai 3-4% , saham BUMI masih potensial naik lebih jauh,” katanya.

Tak jauh berbeda dengan Gema yang memprediksikan, saham BUMI akan mulai bergerak ke level yang lebih tinggi dan memulai rally. “Saham BUMI diperkirakan mencapai level 3.200-3.300 pada 4 April dan paling lambat 28-30 Oktober, “ ucapnya. [ast]


BUMI Siap Rebound, Buy on Weakness!

Oleh: Ahmad Munjin.
Pasar Modal - Rabu, 23 Februari 2011 | 09:01 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Rabu (23/2) diprediksi menguat. Peluang melambungnya harga batu bara ke level US$136 per metrik ton jadi katalisnya. Buy on weakness!

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena peluang melambungnya harga batu bara. Kondisi itu, menyusul kembali meroketnya harga minyak mentah dunia sebesar US$7 per barel ke level US$93,68 dalam sehari.

Berdasarkan harga mingguan di Newcastle, harga batu bara menguat ke level US$126 per metrik ton dari harga pekan sebelumnya, US$122 per metrik ton. “BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.850 dan Rp2.650 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (22/2).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp75 (2,70%) jadi Rp2.700 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.775. Harga tertingginya mencapai Rp2.775 dan terendah Rp2.675. Volume transaksi mencapai 72,1 juta unit saham senilai Rp196,6 miliar dan frekuensi 1.649 kali.

Pelemahan saham BUMI kemarin, menurut Irwan hanya bersifat sementara. Sebab, semua saham pun melemah akibat terimbas negatif krisis politik di Libya. “Tapi hari ini saham BUMI berpeluang naik karena penguatan tajam harga batu bara,” papar Irwan.

Karena itu, kata Irwan, setelah melemah kemarin, menjadi saat yang tepat untuk melakukan aksi beli di saham-saham batu bara seperti BUMI. Sebab, sisi lain dari kerusuhan di Libya justru memperkuat harga minyak mentah dunia dan batu bara.

Kerusuhan di Timur Tengah, juga menjadi sentimen positif bagi pasar Asia. Sebab, terjadi pelarian modal investor dari negeri-negeri Gurun Pasir itu. “Memang, di awal perdagangan, saham BUMI berpeluang mengalami tekanan jual. Tapi, setengah jam kemudian akan rebound,” tandas Irwan.

Irwan memperkirakan, harga minyak mentah dunia, bisa mencapai US$110 per barel akhir bulan ini hingga pertengahan Maret. Dengan menguatnya harga minyak mentah dunia, harga batu bara bisa berpeluang naik ke level US$136 per metrik ton. “Apalagi, penguatan tersebut terjadi di tengah pelemahan dolar AS,” ucap Irwan. Karena itu, saham-saham batu bara seperti BUMI jadi defensif.

Sementara itu, sentimen market berpeluang positif. Sebab, indeks Dow Jones berpeluang menguat ke level 16.000 dari level 12.391 saat ini. Investor Timur Tengah beralih ke bursa AS dan Eropa. “Ini akan menjadi sentimen positif bagi bursa saham di Asia Pasifik termasuk IHSG,” tuturnya.

Investor Timur Tengah, juga akan beralih ke bursa Eropa terutama Aljazair. Mereka akan berburu saham di Perancis dan Jerman. Sebab, Timur Tengah diperkirakan baru akan pulih dalam 3-4 tahun.

“Sejauh ini, kerusuhan Timur Tengah terjadi di negara-negara Republik. Nantinya akan merembet ke negara-negara kerajaan seperti Saudi Arabia, Bahrain, Uni Emirat dan Kwait,” ungkap Irwan.

IHSG hari ini, lanjutnya, memang masih berpeluang melemah hingga 15 poin karena tekanan jual masih berlanjut. Tapi, setengah jam setelah itu akan langsung rebound. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham BUMI di level support Rp2.650. Saya targetkan Rp5.000 akhir Juni atau awal Juli 2011,” imbuh Irwan. [mdr]
Tiga Faktor Angkat BUMI Sepekan 3,7%

Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 20 Februari 2011 | 13:11 WIB

INILAH.COM, Jakarta – Sepekan ini, saham PT Bumi Resources (BUMI) membukukan penguatan 3,7%. Tga faktor positif menjadi katalisnya.

Analis EcoCapital Securities Cece Ridwan menuturkan, ada beberapa hal yang mempengaruhi saham BUMI selama sepekan dari (14/2) hingga (18/2). Pertama, kenaikan harga batu bara seiring kenaikan harga minyak bumi mencapai level US$86 per barel, memberikan sentimen positif untuk saham BUMI.

“Kemudian antisipasi pelaku pasar terhadap laporan keuangan BUMI pada 2010,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Sedangkan sentimen positif lainnya adlaah rencana perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara dan non batu bara. “Apalagi ada kabar bahwa BUMI akan kembali melakukan akusisi tambang batu bara,” katanya.

Pada perdagangan Senin (14/2), saham BUMI ditutup naik Rp25 ke Rp2.750. Namun, setelah libur sehari, emiten ini kembali turun ke Rp2.735. Posisi ini bertahan hingga dua hari, sebelum kembali naik pada akhir pekan ke level Rp2.825.

“Saham batu bara yang sempat terkoreksi, menjadi peluang bagi investor untuk kembali mengoleksi saham komoditas ini, “ucapnya.

Selain itu, imbuh Cece, pergerakan saham BUMI juga dipengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 3.501, Jumat (18/2). Saham BUMI ditutup pada level 2.850, akhir pekan ini seiring masuknya dana asing ke pasar bursa. "Pekan ini investor khususnya investor asing kembali beli saham batu bara termasuk saham BUMI," ujarnya.

Sementara pengamat pasar modal Willy Sanjaya justru menilai pergerakan saham BUMI cenderung flat. “Hal ini karena belum ada sentimen baru yang secara signifikan mempengaruhi saham BUMI,” katanya dihubungi terpisah.

Menurutnya, pelaku pasar masih menunggu laporan keuangan BUMI pada 2010, yang diperkirakan positif menyusul kenaikan harga komoditas. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu realisasi transaksi gadai saham dengan Vallar yang perkirakan akan selesai paling lambat pada April 2011. “Masuknya Vallar Plc ke perseroan, sangat menjanjikan bagi fundamental BUMI ke depannya dan untuk jangka panjang,”ujarnya.

Untuk pekan depan, Cece meramal, saham BUMI akan bergerak di level 2.725-3.000 per lembarnya. Sedangkan Willy memprediksikan saham BUMI akan berada di level 2.725-3.025. “Saya rekomendasikan strong buy saham BUMI,” ucap Willy. [ast]
BUMI Siap Dukung Pemerintah

Oleh: Mosi Retnani Fajarwati
Pasar Modal - Minggu, 23 Januari 2011 | 15:25 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan siap mendukung program pemerintahan SBY dalam meningkatkan investasi di Indonesia.

Direktur BUMI Dileep Shrivastava mengakui bahwa pihaknya ikut dalam rombongan kenegaraan untuk menghadiri World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, pada 26-30 Januari 2011.

"Iya, Pak Ari Hudaya dan Anin Bakrie yang ikut kesana. Itu untuk mempromosikan Indonesia sebagai tujuan investasi dunia," ungkapnya melalui pesan singkat yang diterima INILAH.COM, Sabtu (22/1) malam.

Ia menjelaskan, perseroan tidak menargetkan secara spesifik besarnya investasi yang akan dikeruk dari lawatan tersebut. "Tidak ada yang spesifik. Kami ingin memposisikan BUMI sebagai perusahaan tambang batu bara berkelas dunia yang ada di Indonesia," ujarnya.

Menurut Dileep, adanya keinginan tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap pemerintah terkait peningkatan iklim investasi dalam negeri.

"Tujuan utamanya adalah untuk men-support Presiden dan menempatkan Indonesia sebagai tujuan investasi masyarakat global," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan bahwa
delegasi Indonesia yang ikut dalam forum tersebut terdiri dari 18 orang yang terdiri dari pejabat pemerintah, BUMN, dan swasta.

Delegasi Indonesia terdiri atas Menko Perekonomian, Menkeu, Menlu, Mendag, Kepala BKPM, pimpinan BUMN yaitu Bank Mandiri, BNI, Garuda Indonesia, Bumi Resources, Lippo Group, Smart, Indorama, EMTEK, dan Gunung Sewu.

WEF diselenggarakan setiap tahun dengan tujuan untuk memperbaiki keadaan dunia. Pertemuan itu melibatkan pelaku usaha, pemimpin politik, akademisi, dan pemimpin masyarakat untuk menyusun agenda global, regional, dan industri.

Pertemuan WEF dihadiri sekitar 450 pemimpin pemerintahan, pimpinan dunia usaha, think tank terkemuka dan organisasi masyarakat sipil serta filantropis dan aktivis terkemuka untuk membahas isu global dan pada saat yang sama mencari kerangka solusi.

"Delegasi Indonesia juga akan memaksimalkan WEF 2011 untuk menarik lebih banyak minat bidang perdagangan dan investasi dengan Indonesia," ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Mari, Presiden Yudhoyono akan menyampaikan pidato utama khusus tentang perdagangan dan pembangunan di WEF pada 27 Januari 2011. Pidato lainnya disampaikan antara lain oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Kanselir Jerman Angela Merkel. [mre]
Harga Komoditas Melambung, BUMI Sepekan Naik 1,6%

Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Minggu, 16 Januari 2011 | 11:09 WIB

INILAH.COM, Jakarta – PT Bumi Resources (BUMI) sepekan ini berhasil membukukan kenaikan 1,6%. Di tengah minimnya sentimen baru, tingginya harga komoditas mendominasi penguatan saham ini.

Demikian ujar analis PT UOB Kay Hian Securities Gema Goeyardi. Menurutnya, sepekan ini belum ada sentimen baru yang terlalu mempengaruhi saham BUMI. Sehingga, tren harga batu bara yang bergerak naik memberikan sentimen positif untuk saham BUMI.

Sebaliknya, koreksi yang terjadi pada komoditi minyak dan emas tidak terlalu berpengaruh. Dengan harga batu bara yang cenderung naik, BUMI masih bergerak positif, “BUMI dalam lima hari ke depan masih akan naik karena masih berada dalam bullish trend,” ujarnya kepada INILAH.COM, Jumat (14/1) kemarin.

Seperti diketahui, harga batu bara di pelabuhan Newcastle US $ 129.9/ton, melonjak 42% YoY, tertinggi sejak Oktober 2008. Cuaca parah dan banjir terburuk dalam 50 tahun yang melanda negara bagian Queensland, Australia telah mengganggu pasokan batu bara dunia.

Senada dengan analis EkoKapital Sekuritas Cece Ridwanullah yang menuturkan, penguatan harga saham BUMI cenderung dipengaruhi harga komoditas dan faktor eksternal seperti banjir di Australia. “Sementara permintaan batu bara tinggi dari China dan India ke depan juga memberikan sentimen positif untuk saham BUMI,” ujarnya.

Pada dua hari perdagangan awal pekan ini, BUMI mengalami koreksi Rp175, hingga pada Selasa (11/1) berada di level Rp2.950. Namun, pada tiga hari perdagangan selanjutnya, emiten batu bara ini berbalik arah dan terus menguat Rp225 hingga pada Jumat (14/1) ditutup di level Rp3.175. Alhasil, sepekan ini, BUMI membukukan kenaikan 1,6%.

Cece menuturkan, harga saham BUMI cenderung ditahan pada level Rp3.000. Sebab, di 2011 yang jadi primadona setelah inflasi tinggi dan peluang kenaikan BI rate, adalah saham-saham komoditas baik batu bara maupun crude palm oil (CPO). “Salah satunya adalah saham BUMI ini,” katanya.

Penguatan BUMI pada pertengahan pekan ini dinilai seiring masuknya lagi asing ke pasar domestik. Mereka beralih (switching) dari aset dolar AS ke saham-saham yang memang sudah murah seperti BUMI, setelah net sell hingga Rp4,5 triliun dalam empat hari terakhir perdagangan sebelumnya.

“Stabilnya rupiah di kisaran 9.030 per dolar AS, setelah sempat melemah ke 9.080, menunjukkan bahwa asing memang belum keluar dari pasar domestik,” ucapnya.

Cece menambahkan, di antara semua saham batu bara, saham BUMI belum naik signifikan. “Karena itu, hingga akhir Januari ini, BUMI bisa mencapai level Rp3.450,”tutupnya. [ast]
BUMI Lunasi Utang dari Dana Penawaran Umum

Oleh: Wahid Ma'ruf
Pasar Modal - Sabtu, 15 Januari 2011 | 12:06 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjelaskan penggunaan dana hasil penawaran umum periode Oktober-Desember 2010 untuk pembayaran utang.

Demikian dikutip dari keterbukaan informasi yang diterbitkan BEI, Jumat (14/1). Dana itu diperoleh dari penerbitan saham baru tanpa HMETD alias non-preemptive issue.

Perseroan menjelaskan pembayaran utang itu terdiri dari obligasi konversi yang diterbitkan tanggal 1 Oktober 2007 sebesar US$128 juta dan senilai US$232 juta digunakan untuk melunasi obligasi konversi yang diterbitkan tanggal 25 November 2009.

Pada kurun waktu Oktober-Desember 2010, BUMI menerbitkan 1,94 miliar saham baru tanpa HMETD alias non-preemptive issue. Meskipun sempat ada penundaan, RUPS sudah memastikan aksi korporasi ini digelar pada akhir September. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp2.366 per saham atau totalnya senilai Rp4,59 triliun.
January Effect & Harga Batu Bara Siap Lecut BUMI
Headline

Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Senin, 3 Januari 2011 | 09:05 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Senin (3/1) diprediksi naik. January effect bersamaan dengan melambungnya harga batu bara ke level US$128 per metrik ton menjadi katalisnya. Saatnya buy!

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan pertama di 2011 ini salah satunya karena faktor teknikal. Menurutnya, secara teknikal saham ini menunjukkan penguatan kembali karena posisi saat ini sudah kuat di level Rp3.000.

Potensi penguatan saham sejuta umat ini juga karena faktor January effect. Menurutnya, dalam situasi ini, para hedge fund dan fund manager akan melakukan pembelian saham ini. BUMI pun akan bergerak di level Rp3.300-3.800 per saham. Sebab, January effect akan menentukan lajunya.

“Awal pekan di 2011 ini, saham BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.300 dan Rp2.850 sebagai level support terkuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, kemarin.

Pada perdagangan akhir tahun lalu, Kamis (30/12), saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,62%) jadi Rp3.025 dari posisi sebelumnya Rp3.075. Harga tertingginya mencapai Rp3.075 dan terendah Rp3.000. Volume transaksi mencapai 174,4 miliar dan frekuensi 1.341 kali.

Menurut Willy, pelemahan saham batu bara thermal ini, di hari terakhir perdagangan tahun lalu, karena faktor investor yang tidak mau mengambil risiko pada saat mereka libur. Kebiasaan itu yang selalu terjadi di market. “Di sisi lain bisa jadi mereka baru mengambil cuti di pekan pertama 2011 ini,” ungkapnya.

Di sisi lain, sebagian pelaku pasar juga akan fokus pada laporan keuangan kuartal keempat dan full year 2010 yang akan dirilis Januari ini. Pasar ingin memastikan, apakah utang-utangnya sudah berkurang banyak atau tidak. Sebab, terkait soal utang, pasar melihat masih simpang siur. “Setelah laporan keuanggannya dirilis, kesimpangsiuran itu bisa terabaikan,” paparnya.

Namun demikian, Willy sangat yakin atas kenaikan saham anak usaha grup Bakrie ini. Sebab, potensi penguatan saham BUMI juga, mendapat dukungan dari harga minyak mentah dunia yang dalam sepekan terakhir sudah stabil di atas level US$91 per barel .

Yang paling fenomenal, menurutnya, adalah harga batu bara yang hingga 31 Desember 2010 mencapai US$128,50 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle.

“Batu bara jadi core business BUMI sehingga kenaikan harga komoditas ini sangat positif bagi kinerja perseroan,” ujarnya. Bahkan, Willy memperkirakan, dalam waktu dekat, harga batubara akan segera bertenger di atas US$130 per metrik ton.

Sementara itu, terkait Pallar Plc yang akan menalangi pembayaran utang BUMI ke China Investment Corporation (CIC) senilai US$1,9 miliar ini juga masih akan jadi daya tarik saham BUMI bagi investor.

Pasalnya, kepemilikan CIC di BUMI akan diambil alih Vallar Plc. Di sisi lain, utang BUMI jadi berkurang signifikan. Meskipun, pasar memang harus menunggu realisasi pembayaran utang tersebut. “Saya rekomendasikan buy saham BUMI dengan target terdekatnya Rp3.300,” ujar Willy. [mdr]

Arutmin Pasok PLN 7,2 Juta Ton Batubara
Rabu, 29 Desember 2010 | 12:22investordaily

JAKARTA - PT Arutmin Indonesia pada 2011 akan memasok 7,2 juta ton batubara ke tujuh pembangkit listrik PT.PLN yang masuk dalam program percepatan pembangunan 10.000 MW tahap pertama.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto di Jakarta, Rabu mengatakan, pihaknya dan Arutmin telah menyelesaikan negosiasi soal pasokan batubara tahun 2011 tersebut.

"Kami sepakat menerapkan sepenuhnya Peraturan Menteri ESDM No.17 Tahun 2010 tentang Harga Batubara Acuan," katanya.

Menurut dia, ketujuh pembangkit 10.000 MW tersebut adalah PLTU Labuan (Banten), PLTU Suralaya Baru (Banten), PLTU Lontar (Banten), PLTU Indramayu (Jawa Barat), PLTU Rembang (Jawa Tengah), PLTU Pacitan (Jawa Timur), dan PLTU Paiton Baru (Jawa Timur).

"Kapasitas total pembangkit sekitar 4.500 MW," ujarnya.

Bambang menambahkan, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No 17 itu, harga batubara tahun 2011 dihitung menurut acuan rata-rata kuartal keempat tahun 2010 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.

Nilai kalori batubara yang dipasok Arutmin adalah 4.200 kkal/kg as received (AR).

Saat ini, PLN juga sedang menyelesaikan negosiasi harga dengan perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) yang lain di antaranya PT Kideco Jaya Agung, PT Adaro Indonesia, dan PT Berau Coal.

"PLN akan mengoptimalkan pasokan batubara dari perusahaan PKP2B agar jaminan keamanan pasokan terhadap kebutuhan batubara sebagai bahan bakar pembangkit terpenuhi," ujar Bambang.(tk/ant)
Transaksi Tipis, Saham BUMI Mudah Naik
Headline
inilah.com
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Senin, 27 Desember 2010 | 10:19 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (27/12) diprediksi menguat. Tipisnya volume transaksi saat kenaikan harga batu bara ke level US$124,75 per metrik ton jadi katalisnya. Strong buy!

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini, terutama karena faktor tipisnya transaksi. Hal ini bersamaan dengan kenaikan harga batu bara ke level US$124,75 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle.

Menurut Willy, dalam situasi tipisnya transaksi offer, lalu ada satu hedge fund yang mau mengangkat saham BUMI, akan sangat mudah. Keadaan ini berbeda jika offernya padat hingga 40-100 ribu lot, sangat susah ditembus. “Jika hanya posisi saat ini, 4-5 ribu lot atau 10 ribu, sangat gampang ditembus,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kmasi (23/12) saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.975. Harga tertingginya mencapai Rp3.000 dan terendah Rp2.925. Volume transaksi mencapai 20,5 juta unit saham senilai Rp61,1 miliar dan frekuensi 842 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah ditutup stagnan di level Rp2.975, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI awal pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources awal pekan ini yang merupakan pekan terakhir perdagangan tahun 2010. Salah satunya karena faktor harga batubara yang terus menguat dan sudah mencapai US$124,75 per metrik ton. Ini berdasarkan harga mingguan di Newcastle.

Kenaikan tersebut, bersamaan dengan peluang tipisnya volume transaksi offer dalam 4 hari perdagangan akhir tahun ini. Karena itu, akan sangat mudah bagi saham BUMI terangkat, dibandingkan pada saat volume transaksi besar. Dalam situasi tipisnya transaksi offer, lalu ada satu hedge fund yang mau mengangkat saham BUMI, akan sangat mudah. Keadaan ini berbeda jika offernya padat hingga 40 ribu lot. Apalagi, 100 ribu lot, sangat susah ditembus. Jika hanya posisi saat ini, 4-5 ribu lot atau 10 ribu, sangat gampang ditembus.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.150 dan Rp2.925-2.850 sebagai level support kuatanya. Sebab, support Rp2.850 susah ditembus.

Faktor lain yang bisa jadi pendongkrak pergerakannya?

Potensi penguatan saham BUMI juga karena faktor pembayaran utang-utang perseroan hingga akhir 2010 ini. Hal itu akan terlihat di pembukuan BUMI akhir tahun ini yang sudah bisa dilihat investor pada awal Januari 2011. Memang, berita-berita itu tidak signifikan mengangkat saham ini, tapi akan menjaga saham ini dari kejatuhan.

Pelunasan utang yang sudah dijanjikan perseroan direalisasikan akhir tahun ini. Ini jelas akan jadi pendongkrak saham ini. Sebab, utang senilai US$600 juta dibayar dua kali. Tahap pertama US$300 juta dan US$300 juta di tahap berikutnya. Hanya saja, untuk pastinya bisa dilihat di pembukuan BUMI akhir tahun ini.

Bagaimana dengan sentimen market?

Pada perdagangan akhir pekan lalu, meski saham ini ditutup stagnan, tapi hanya satu broker asing yang membuat BUMI ditutup di bawah Rp3.000 ke level Rp2.975. Ini menandakan, investor asing itu menginginkan saham BUMI di harga Rp2.975. Sebab, jika ditutup di level Rp3.000, investor tersebut khawatir saham ini akan terus naik di atas Rp3.000 awal pekan ini sehingga tidak mendapatkan harga yang rendah.

Sebab, pada transisi libur ini, market domestik masih bisa rebound hingga 30 poin lagi. Saya berkeyakinan saham BUMI juga akan ditutup di atas Rp3.000 awal pekan ini.

Kalau begitu berapa target Anda saham BUMI di akhir tahun?

Saya tetap targetkan di level Rp3.300 di akhir tahun. Jika terjadi suatu keajaiban, level tersebut tidak mustahil akan tercapai.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan strong buy saham BUMI karena sangat menarik di January Effect 2011. [hid]

BUMI Optimis Laba 2010 Tumbuh 50%
Headline

Oleh: Mosi Retnani Fajarwati
Pasar Modal - Minggu, 26 Desember 2010 | 12:10 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) optimis bakal bisa membukukan kenaikan laba bersih tahun ini 50% lebih tinggi dari tahun lalu.

Direktur BUMI Dileep Srivastava menyatakan, hujan yang tidak dapat diprediksi dan berkelanjutan berdampak pada produksi batu bara di tambang Kalimantan. "Ini berdampak pada semua produsen batu bara di Kalimantan," ungkapnya melalui surat elektronik kepada INILAH.COM, Sabtu (25/12) malam.

Kendati demikian, lanjutnya, BUMI hanya akan sedikit terimbas dari cuaca yang ekstrim tersebut. Pasalnya, pada awal tahun ini cadangan batu bara perseroan telah mencapai lebih dari 5 juta ton. "Kami memproduksi batu bara lebih banyak dari tahun 20089," ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut tercermin dari proyeksi volume penjualan BUMI untuk tahun ini. Dan hingga kini telah mencapai lebih dari 60 juta ton.

"Namun, dampak pada pendapatan versus panduan bisa diabaikan karena kami sadari harga penjualan lebih tinggi dari proyeksi. Secara keseluruhan, BUMI bisa saja mencatatkan kenaikan laba bersih 50 persen untuk 2010 lebih tinggi dibanding tahun lalu," paparnya. [mre]

Saham BUMI, Kamis (23/12) diprediksi kembali rebound. Pelunasan utang seniali US$600 juta akhir 2010 dan US$1,9 miliar di 2011 jadi katalisnya. Saatnya trading buy!

Praska Putrantyo, analis Infovesta Utama mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) karena faktor komitmen perseroan untuk melunasi utang senilai US$600 juta akhir tahun ini dan US$1,9 miliar tahun depan. Karena itu, risiko perusahaan dari sisi utang akan turun seiring turunnya debt to equity ratio.

Apalagi, lanjut Praska, BUMI juga akan memprioritaskan untuk memangkas utang-utang yang berbunga besar. Selain itu, kenaikan tajam harga batu bara ke level US$123 per metrik ton juga turut mendongkrak saham sejuta umat ini. “Saya rekomendasikan trading buy saham BUMI di level Rp2.850-3.200 hingga pembayaran utang senilai US$600 juta direalisasikan,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Rabu (22/12) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,65%) jadi Rp2.975 dari posisi sebelumnya Rp3.025. Harga tertingginya mencapai Rp3.050 dan terendah Rp2.950. Volume transaksi mencapai 37,9 juta unit saham senilai Rp113,8 miliar dan frekuensi 1.509 kali.

Sumber : INILAH.COM
Aburizal Diusulkan Jadi Presiden, Koalisi Retak
Rabu, 22 Desember 2010 | 06:18 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, menyatakan Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Golkar, layak maju sebagai calon presiden 2014. "Secara fatsun politik, beliau (Aburizal) yang paling mudah untuk didorong sebagai calon presiden," kata Priyo saat dihubungi tadi malam.

Dukungan itu kian intensif ditunjukkan para pengurus Golkar di daerah. Mereka mulai terang-terangan menggaungkan nama Aburizal sebagai calon presiden. Pengurus Golkar Gorontalo dan Jawa Barat, misalnya, dengan terbuka menyebut "Aburizal Bakrie for President".

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham mengaku kerap ditanya anggota partai di daerah ihwal kesiapan Aburizal maju sebagai presiden. "Supaya bisa segera membuat dukungan," ujarnya. Namun Idrus menegaskan bahwa Aburizal akan maju sebagai calon presiden setelah ada survei yang memastikan Golkar memang menginginkannya.

Jika Golkar telah lama menyiapkan nama Aburizal, terbuka kemungkinan Partai Demokrat menyodorkan nama Ani Yudhoyono sebagai kandidat presiden pada Pemilihan Presiden 2014. "Kami sangat membuka pintu untuk Ibu Ani," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopha.

Manuver itu membuat koalisi pendukung pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono semakin retak setelah sebelumnya sering berselisih paham mengenai banyak hal. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Mahfudz Siddiq mengatakan pihaknya kini semakin terjepit. Ia memperkirakan pada Pemilihan Presiden 2014, dua kekuatan besar di Setgab, yakni Golkar dan Demokrat, akan berhadapan. Bahkan terbuka kemungkinan mereka akan menggunakan Setgab untuk memperjuangkan kepentingan masing-masing.

"Bila tidak ingin terjepit di antara dua partai besar itu, partai-partai tengah yang kecil-kecil ini mending bergabung jadi satu," kata Mahfudz, "Bahkan, kalau perlu, berkoalisi dengan PDI Perjuangan." Partai tengah yang dimaksudkan Mahfudz adalah PAN, PPP, PKS dan PKB.

RATNANING ASIH | DIANING SARI | ARYANI KRISTANTI | DWI WIYANA


Selasa, 21 Desember 2010 | 12:36 oleh Cipta Wahyana,Reuters, kontan
BUMI MEMBAYAR UTANG
Bersama Vallar, Bumi akan bayar utang berbunga tinggi

JAKARTA. Setelah sukses masuk bursa London melalui Vallar Plc, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mulai membenahi utang-utangnya. Yang terbaru, seperti dikutip Reuters Selasa (21/12), Direktur Bumi Dileep Srivastava menyatakan bahwa perusahaannya akan segera membayar utang senilai US$ 600 juta pada bulan ini. Selanjutnya, di tahun depan, BUMI akan kembali membayar utang senilai US$ 1 miliar.

"Kami, bersama dengan Vallar, berencana untuk membayar lunas utang kami kepara China Investment Corp secepatnya. Kami menargetkan bisa bebas utang pada tahun 2013," kata Srivastava kepada Reuters.

Rencana BUMI ini klop dengan pernyataan Nathaniel Rothschild, Co-chairman Vallar Plc, induk BUMI yang akan segera berganti nama menjadi Bumi Plc, saat bertandang ke Jakarta Senin (13/12) lalu. Waktu itu, Nat--panggilan Nathaniel Rothschild--menegaskan bahwa masalah utama BUMI terletak pada bunga utang-utangnya yang tinggi, bukan jumlah utangnya. "Sejatinya, BUMI belum over leveraged, tapi kupon utangnya yang menjadi problem," ujar Nat.

Nah, utang kepada CIC merupakan salah satu utang berbunga tinggi itu. Akhir tahun 2009 lalu, CIC mengucurkan utang senilai US$ 1,9 miliar kepada BUMI. Bunga utang ini mencapai 12% setahun. Karena itu, tidak mengagetkan jika BUMI dan Vallar berniat segera melunasi utang kepada CIC tersebut.


BUMI Jual Saham Mitratama USD190 Juta
Senin, 20 Desember 2010 - 17:38 wib
R Ghita Intan Permatasari - Okezone


JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) transaksi pengalihan saham PT Mitratama Perkasa (PTMP) kepada PT Nusantara Pratama Indah senilai USD190 juta kurang dari 20 persen dari ekuitas BUMI.

"Dengan demikian transaksi pengalihan saham PTMP oleh perseroan tidak termasuk dalam kategori transaksi material sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No IX.E.2," ungkap Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/12/2010).

Adapun jumlah saham dan presentase kepemilikan atas PT Mitratama Perkasa yang dialihkan sebanyak 419 lembar saham kepada PT Nusantara Pratama Indah dengan nilai transaksi sebesar USD190 juta. Saham-saham tersebut mewakili 69,8 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dalam PT Mitratama Perkasa.

Sekedar informasi, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam penjualan anak usahanya PT Mitratama Perkasa (PTMP) terkendala dengan gadai saham PTMP yang dilakukan BUMI dengan Deutsche Bank.

Pasalnya, dalam condition preceden dengan pihak calon pembeli yang kala itu PT Cahaya Pratama Lestari disepakati saham PTMP harus bebas dari segala bentuk gadai saham. Akibatnya, hingga sekarang, transaksi tersebut belum terealisasi. Batas waktu closing transaksi ini adalah pada akhir Juli 2010 mendatang. Kondisi prasyarat ini tergantung kepada pelunasan utang kepada Deutsche Bank.

BUMI mengungkapkan bila dana yang diterima dari penjualan saham PTMP ini akan digunakan untuk mengurangi utang perseroan. Adapun kreditur yang berpotensi untuk dibayarkan adalah Country Forest Limited, Raiffesein Zentralbank Osterreich AG, Credit Suisse, JP Morgan Chase Bank NA, dan Deutsche Bank.
(wdi)
BUMI Alihkan Saham Mitratama ke NPI
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Senin, 20 Desember 2010 | 16:36 WIB


INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah mengalihkan saham PT Mitratama Perkasa (PTMP) ke PT Nusantara Pratama Indah senilai US$190 juta.

Hal ini disampaikan Dileep Srivastava, Direktur & Corporate Secretary BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (20/12). Dijelaskan, nilai pengalihan saham tersebut kurang dari 20% dari ekuitas Perseroan sehingga tidak tergolong transaksi material.

Pengalihan saham ini juga tidak termasuk transaksi yang memiliki benturan kepentingan. Adapun jumlah saham dalam PT Mitratama Perkasa yang dialihkan sebanyak 419 lembar saham kepada PT NPI atau setara dengan 69,8%.


Ical Sentil Kaum Intelek dan Media
Laporan wartawan KOMPAS.com Hindra Liu
Kamis, 16 Desember 2010 | 17:59 WIB
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO


JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Kerja Fraksi Partai Golkar DPR RI 2010-2011 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (16/12/2010), Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sempat menyentil beberapa kaum intelek dan media yang dinilai kerap menyebarkan pertentangan.

Dikatakan Ical, saat ini banyak tuduhan, kebencian, dan kecurigaan yang dilontarkan pihak-pihak tertentu, umpamanya, tentang kasak-kusuk pertemuannya dengan tersangka kasus pajak Gayus HP Tambunan.

"Dalam hal ini, sahabat kita di media massa dan kaum intelektual juga perlu diingatkan. Profesi jurnalisme dan peran kaum intelektual adalah profesi dan peran yang mulia. Yang harus disebarkan adalah kebenaran, kemajuan bersama, bukan pertentangan, bukan kasak-kusuk serta desas-desus yang menambah kebingungan masyarakat. Berikanlah pertimbangan yang matang, bukan sekadar pemberitaan dan analisis yang mempertajam perbedaan, menyebarkan kecurigaan, sinisme, dan akhirnya menimbulkan apatisme," kata Ical.

Pada kesempatan tersebut, politikus sekaligus pengusaha ini mengingatkan, politik bukanlah semata-mata percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. "Kita memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Golkar hadir demi kesejahteraan dan kemajuan rakyat, mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan mendorong keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Ical.

Pada 2010, katanya, begitu banyak peristiwa yang datang silih berganti. Suasana politicking begitu terasa pada isu-isu politik. Isu tersebut dikatakan terlalu pekat dan riuh, tetapi substansinya tidak terlalu mengarah pada pencapaian tujuan besar bangsa.

"Padahal, jutaan anak Indonesia masih membutuhkan sekolah dan gizi yang baik. Jutaan pemuda kita masih mencari pekerjaan. Lebih dari 30 juta warga kita masih hidup dalam kemiskinan absolut. Alangkah ironisnya, jika sementara mereka menunggu dan mencari kehidupan, kita sibuk memperdebatkan hal-hal yang personal, isu-isu pinggiran, yang jauh dari kepentingan mereka," katanya.


Panic Buying Siap Katrol Saham BUMI
Headline
Aji Martono - facebook
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Jumat, 17 Desember 2010 | 10:38 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Laju saham BUMI, Jumat (17/12) diprediksi variatif. Tapi, panic buying siap mengkatrol saham ini. Aksi korporasi dan kenaikan harga batubara tak jadi pertimbangan pasar.

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi variatifnya pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini karena peluang berlanjutnya koreks market secara umum. Tapi, faktor panic buying siap jadi katrol saham ini.

Sebab, koreksi sebelumnya juga dipicu semata faktor panic selling. Karena itu, Vallar Plc yang berencana melunasi utang perseroan kepada China Investment Corporation (CIC) senilai US$1,9 miliar belum akan jadi pertimbangan pelaku pasar. Begitu juga dengan kenaikan harga batubara. “Kecuali, bagi investor jangka menengah-panjang,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kamis (16/12), saham BUMI ditutup melemah Rp125 (4,23%) jadi Rp2.825 dengan intraday tertinggi mencapai Rp2.925 dan terendah Rp2.775. Volume transaksi mencapai 96,3 juta unit saham senilai Rp272,8 miliar dan frekuensi 3.275 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp125, bagaimana pergerakan saham BUMI akhir pekan ini?

Saya kira, pergerakannya akan variatif (mixed). Sebab, daya tahannya yang kuat di tengah koreksi tajam saham-saham bluechips yang lain. Karena itu, hari ini sebenarnya ada potensi menguat. Tapi, karena adanya peluang belanjutnya koreksi market dan faktor akhir pekan saham jadi variatif peluangnya.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Level support BUMI berada di level Rp2.650 dan resistance Rp2.925. Tapi, penurunan Rp125 pada perdagangan kemarin merupakan hal yang wajar dan sesuai dengan koreksi tajam IHSG. Sebab, koreksi indeks saham kemarin sangat kompak. Entah akhirnya koreksi bursa akan sempurna, sepekan penuh atau tidak.

Artinya, pergerakan saham BUMI semata faktor market?

Ya. Sebab, di pekan lalu IHSG juga menguat sepekan penuh. Karena itu, wajar jika akhir pekan ini pun indeks berpeluang terkoreksi akibat berlanjutnya realisasi keuntungan para investor. Tapi, ini semata koreksi teknikal. Begitu juga dengan saham BUMI.

Dua pekan lalu, saham BUMI ditutup melemah ke level Rp2.650 dan selanjutnya menguat ke level Rp3.050. Kemarin, saham ini menuju koreksi ke level Rp2.650 di level terlemahnya Rp2.775. Jadi, secara teknikal, akhir pekan ini ada kemungkinan BUMI akan coba level support psikologis Rp2.650.

Seberapa besar peluang koreksi tersebut?

Namun, di sisi lain jika melihat penurunan indeks Senin-Kamis, hari ini ada kemungkinan penguatan (technical rebound). Sebab, pelemahan lima hari terakhir karena faktor panic selling terutama di saham-saham bluechips termasuk BUMI. Apalagi, jika dilihat dari level tertingginya BUMI di posisi Rp3.125 dan turun ke level Rp2.825 kemarin, koreksinya tidak terlalu signifikan dibandingkan saham-saham bluechips yang lain. Artinya, BUMI masih bertenaga naik.

Tapi, karena hari ini adalah akhir pekan, baik peluang penguatan maupun pelemahan sangat tipis untuk BUMI. Di sesi pagi bisa menguat tapi jelang sesi pentupan bisa kembali tertekan. Kecenderungannya, mixed saja sepanjang perdagangan. Karena itu, secara teknikal, BUMI susah untuk menyentuh support Rp2.650. Sebab, bargaining position pun sudah terjadi di perdagangan kemarin.

Bagaimana dengan Vallar Plc yang berencana melunasi utang perseroan kepada China Investment Corporation (CIC) senilai US$1,9 miliar?

Itu belum akan jadi pertimbangan investor jangka pendek untuk bertransaksi di saham BUMI. Sebab, koreksi IHSG sebelumnya karena faktor panic selling, saat menjelang level support 3.550. Alhasil, saat ini pun pada saat terjadi penguatan pun akan terjadi panic buying. Begitu juga apa yang akan terjadi di saham BUMI. Panic buying bisa mengkatrol saham ini. Sebab, bargaining position sudah terjadi juga di beberapa saham termasuk di saham sejuta umat ini. Aksi korporasi dari individual stock tidak akan direspon dulu oleh pasar.

Investor jangka panjang?

Kecuali bagi investor jangka panjang. Faktor pelunasan utang BUMI ke CIC oleh Vallar Plc, akan dijadikan pertimbangan untuk akumulasi saham ini. Begitu juga dengan faktor kenaikan harga batubara ke level US$115,81 berdasarkan harga mingguan di Newcastle.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy on weakness BUMI. [ast]


Ical Sindir 5 Media Soal Pemberitaan Gayus
Kamis, 16 Desember 2010 - 16:42 wib
Fahmi Firdaus - Okezone


JAKARTA - Pernyataan bernada sindiran dilontarkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie saat memberikan pidato akhir tahun di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (16/12/2010).

Adalah lima media yang sempat memberitakan pertemuan Gayus dan Ical di Bali yang menjadi target sindiran.

“Perdebatan itu harus tegas, bukan isu dan intrik. Perdebatan itu ide-ide yang harus dikembangkan. Jangan berdebat mengenai apakah Gayus pergi ke Bali, itu subjektif dan perdebatan yang sangat membodohi rakyat. Saya juga malas melihatnya. Karena bukan sesuatu yang berguna bagi bangsa dan negara,” ungkap Ical.

Ical beberapa waktu lalu melalui kuasa hukumnya telah melaporkan lima media, karena merasa namanya dicemarkan dan disangkutpautkan dengan terdakwa mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan.

Media yang dilaporkan Ical ke Dewan Pers yakni, Kompas, Detik.com, SCTV (Liputan 6, dan liputan6.com), Media Indonesia (Harian Media Indonesia dan Mediaindonesia.com), serta Metro (Metro TV dan Metrotvnews.com).

Ical disangkutpautkan saat Gayus kepergok sedang keluyuran menonton turnamen internasional di Bali. Di waktu yang berbeda, Ical juga dikabarkan berada di turnamen tersebut. Ical sempat bertemu dengan mantan Ketua KONI Agum Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar, dan anaknya Ami Gumelar.

Sangkut paut ini dipicu atas kesaksian Gayus di persidangan beberapa waktu sebelumnya, yang menyatakan jika dirinya juga membantu tiga perusahaan milik Aburizal Bakrie dalam penggelapan pajak. Ketiga perusahaan itu, PT Kaltim Prima Coal, PT Bumi Resources, dan PT Arutmin.

Namun Ical sendiri sudah membantahnya, jika dia melakukan pertemuan dengan Gayus di Bali. Bantahan tersebut pernah dikatakannya langsung, melalui juru bicaranya Lalu Mara Satriawangsa, dan beberapa politisi Golkar.

Dalam bantahannya, Ical mengatakan dirinya berada di Palembang untuk menghadiri acara Golkar, saat Gayus kepergok wartawan foto. Keberadaan Ical sebelumnya di turnamen itu murni untuk menonton turnamen tenis, dan bukan melakukan pertemuan dengan Gayus.(ful)

Dilaporkan ke Polri, Yudi Latif Curiga Pelapornya Cari Simpati Ical
Selasa, 14 Desember 2010 , 07:22:00 WIB
Laporan: Zul Hidayat Siregar



RMOL. Pengamat politik Yudi Latif tidak habis pikir kenapa dirinya dilaporkan kader partai Partai Golkar ke Bareskrim Polri kemarin dengan dugaan mencemarkan nama baik Aburizal Bakrie, yang kerap disapa Ical.

"Dari segi substansi apanya yang mencemarkan nama baik, dimana gitu. Itu kan dalam konteks diskusi. Saya tidak punya niat buruk (mencemarkan nama baik seseorang), tapi itu lah tugas yang harus disampaikan. Karena tidak berniat melakukan penyerangan secara personal kan," ujarnya kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Selasa, 14/12).

Meski begitu, Yudi Latif mengakui tidak gentar. Dia siap meladeni laporan kader-kader Partai Golkar itu. Dan Yudi juga tidak akan berhenti memberikan pendapat yang ia yakini benar. "Cuek aja, tidak ada masalah," cetusnya enteng.

Sebailknya, Yudi masih menaruh banyak pertanyaan di balik pelaporannya dirinya kemarin itu. "Iya pertama dari segi pelapor saya tidak tahu, apa motifnya, apa sekedar cari simpati dari Ical atau cari muka. Apakah ini siasat Golkar dari daerah atau diperintah Ical. Kita tunggu saja," demikian Yudi. [zul]


Darah segar orang kaya
Oleh Arief Budisusilo | 12 December 2010
blsnis

“Untuk meningkatkan kesadaran menyumbang darah, mungkin donor darah perlu menjadi lifestyle…orang pergi ke mal, lalu mampir ke tempat donor darah seperti ke kafe Starbucks saja.”



Itu adalah pernyataan Jusuf Kalla, saat memberikan sambutan pada aksi donor darah gawean Bisnis Indonesia bersama Senayan City baru-baru ini, sebagai rangkaian peringatan ulang tahun ke-25 harian ini.

Mantan Wakil Presiden yang kini menjadi komandan Palang Merah Indonesia itu seperti bercanda. Namun sesungguhnya sangat serius. Serius, karena dari keluhan yang kerap kita dengar, kerap sulit mendapatkan darah ketika ada pasien yang membutuhkan, sedangkan aktivitas donor darah seperti tak pernah sepi.

Ternyata, dari darah yang didonorkan itu, koleksi PMI baru mencapai sekitar 3 juta kantung setahun, padahal kebutuhan lebih dari 4 juta kantung darah dari seluruh Indonesia.

Gap yang masih cukup besar, karena berarti sekitar seperempat jumlah pasien yang butuh darah pada akhirnya tak terpenuhi oleh pasokan PMI. Begitu besar risiko nyawa yang tak terselamatkan, meskipun terdapat lebih dari 200 juta jiwa “pemasok” darah di seluruh Indonesia.

Artinya, mobilisasi pendonor menjadi kunci untuk mempersempit gap pasok dan permintaan, persis seperti hukum besi mekanisme pasar. Prinsipnya, setiap nyawa yang butuh darah mestinya bisa diselamatkan, jika pasok darah tersedia secara cepat, di sekitar lokasi pasien yang membutuhkan.

Nah, untuk “swasembada” darah itu, PMI akan lebih agresif lagi memburu pendonor sampai ke mana-mana.

Dan Pak JK tak kurang akal. Ia memburu darah sampai ke mal-mal. “Kalau perlu ke kampus-kampus, mesti ada unit donor darahnya,” ujar JK, panggilan akrabnya.

Apakah cara itu manjur? Boleh jadi. Setidaknya, membuat iklim baru dengan pengalaman baru: donor darah sambil window shopping. Paling tidak, ini adalah contoh semangat entrepreneurship dalam mengurus darah yang kini dilakukan PMI.

***

Darah, penting nggak penting, kenyataannya memang amat penting. Jika aliran darah Anda tersumbat, dokter sudah pasti menganjurkan untuk operasi jantung, atau treatment medis yang lainnya agar alirannya lancar kembali. Segala upaya dilakukan supaya aliran darah lancar, mengingat darah ibarat transporter sekaligus infrastruktur.

Tetapi darah juga kerap dianalogikan dengan tatacara kehidupan, bahkan genetika seseorang. Misalnya saja, mereka yang keturunan Ningrat atau priyayi kerap disebut sebagai berdarah biru.

Jika bisnis Anda sedang surut atau jatuh bangkrut, kerap dibilang sedang berdarah-darah. Bagi Anda yang sedang giat-giatnya ekspansi, dan butuh investasi tambahan, tentu tak asing lagi jika kolega menyebutnya butuh suntikan darah segar. Tetapi Anda jangan suka marah-marah supaya tidak dibilang gampang naik darah.

Lhah, ngapain ujug-ujug ngomongin darah? Begitu mungkin Anda bertanya tentang kolom ini. Ya. Sengaja saya mengulas topik darah, karena memang sangat relevan di hari-hari ini.

Di laga olahraga, saya kira nggak ada yang naik darah ketika menonton pertandingan tim nasional Indonesia yang biasanya selalu kalah. Sebab kali ini tim nasional selalu menang dan mampu mengatasi lawan-lawannya yang berlaga dalam putaran Piala Asia.

Kemenangan-kemenangan itu membungkam ledekan terhadap PSSI, yang selalu dikritik sering sekali “juru kunci”. Anda tentu pernah dengar lelucon, ketika Nurdin Halid yang mengomandani PSSI dianggap calon paling pas untuk menggantikan Mbah Maridjan sebagai “juru kunci” Gunung Merapi. Tentu itu cuma ledekan, mengingat bahkan sekarang berhasil dibungkam dengan kemenangan demi kenenangan oleh Bambang Pamungkas dan kawan-kawan.

Tapi tunggu juga yang satu ini. Urusan darah kini juga santer menjadi gawean ‘rakyat’ Jogja, karena Gubernur Daerah Istimewa yang berdarah biru sedang diuji keimanannya untuk bertahan menjadi pemimpin Daerah Istimewa yang ditetapkan oleh negara atau dipilih langsung oleh rakyatnya.

Jika Anda di Jakarta, mungkin juga sedang sedang dag-dig dug menjelang tutup tahun ini, karena anggaran pemerintah yang mestinya bisa menjadi ‘darah’ bagi percepatan pertumbuhan ekonomi ternyata tak sepenuhnya bisa dimanfaatkan.

Maunya defisit anggaran yang besar untuk menjadi stimulus ekonomi, ternyata realisasinya malah kelebihan anggaran. Lhah kok? Gimana lagi lha wong kemampuan merealisasikan belanja masih kedodoran.

****

Nah, ini bagian yang serius kalau Anda setuju. Aliran darah ekonomi Indonesia memang sedang menggelegak. Uang yang mengalir di bursa saham, misalnya, seperti tak henti-hentinya, sampai-sampai diperkirakan indeks bursa Indonesia berpeluang menembus level “sedikit didekat” 4.000 di pengujung tahun ini.

Tak heran jika kini banyak perusahaan “melantai” ke bursa untuk menggaet darah segar itu. Sampai-sampai, ada IPO yang heboh karena banyak pelibat termasuk politisi dan wartawan yang ingin kecipratan darah segar pula.

Momentum ini berhasil dimanfaatkan banyak perusahaan Indonesia. Banyak konglomerasi yang menjadi semakin kaya karena mampu memanfaatkan kesempatan booming lantai bursa dan ekonomi Indonesia.

Tak hanya BUMN seperti Krakatau Steel dan sebentar lagi BNI, tak kurang 25 perusahaan melantai di bursa untuk mendapatkan darah segar baru guna membiayai ekspansi mereka

Dengan cara itu, para pengusaha kaya di Indonesia kini makin mudah memperoleh darah segar melalui lantai bursa, dan tentu saja dengan demikian mereka menjadi semakin kaya.

Tetapi apapun, rasanya tak akan ada perusahaan Indonesia yang sekaya Grup Bakrie, yang baru-baru ini berhasil backdoor listing di bursa London untuk memperkuat posisi di pasar Eropa.

Meskipun beberapa waktu lalu majalah Forbes mengumumkan daftar nama-nama baru orang paling kaya di Indonesia minus Aburizal Bakrie, saya rasa dominasi Grup Bakrie tetap tak tergeserkan. Bahkan, saya kira, Grup Bakrie merupakan konglomerasi terkaya di dunia saat ini.

Lha kok? Bukannya keluarga Bakrie sudah tidak lagi masuk daftar 10 orang paling kaya di Indonesia?

Itu betul. Tetapi lihat saja, siapa yang bisa mengalahkan kekayaan pemilik Bumi? Mungkin yang bisa mengalahkan cuma seorang perempuan Spanyol, yang baru-baru ini mengklaim sebagai pemilik Matahari!

TAMBANG, 09 Desember 2010 | 13.57
Gugatan Pukuafu Tidak Pengaruhi Saham MDB

Muhammad Sulthon
Alamsyah Pua saba
alam@majalahtambang.com

Jakarta-TAMBANG- PT. Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) atau anak usahanya, PT. Multi Daerah Bersaing (MDB) mengatakan tidak berpengaruh terhadap gugatan yang dilakukan PT. Pukuafu Indah terhadap saham divestasi Newmont Indonesia Limited (NIL) dan Nusa Tenggara Mining Corporation (NTMC).

“Yang kita ketahui, BRM atau anak usahanya PT. Multi Daerah Bersaing (MDB), bukan merupakan pihak dalam perkara tersebut,” demikian dikatakan Muhammad Sulthon, Chief Legal Officer& Corporate Secretary BRM, saat listing perdana anak usaha Bumi Resources Tbk ini di Jakarta hari ini (Kamis, 09/12).

Lebih lanjut Sulthon mengatakan, saham-saham yang digugat Pukuafu dalam gugatan di Penngadilan Jakarta Selatan, bukanlah yang dimiliki oleh MDB.

Sebagai konsekwensinya, tambahnya lagi, karena bukan saham MDB yang digugat, maka MDB tidak menjadi pihak dalam gugatan tersebut. Karena itu, keputusan pengadilan Jakarta Selatan, tidak mempengaruhi kepemilikan MDB atas 24 persen saham Newmont Nusa Tenggara.

Menurutnya lagi, yang digugat di pengadilan adalah pemegang saham asing . Kalau MDB yang digugat maka akan jadi pihak dalam gugatan. “Karena kita tidak jadi pihak, ya, kita tenang-tenang saja,” imbuhnya.

Ketika ditanya, apakah seharusnya gugatan tersebut ditujukan kepada MDB, Sulthon mengatakan, kalau memang Pukuafu memiliki kepentingan terhadap MDB, maka Pukuafu juga memiliki hak berdasarkan Undang-undang.

Sejauh ini, kata dia lagi, BRM atau MDB, belum pernah mendapatkan surat atau salinan dari pengadilan, sehingga mereka hanya akan fokus pada kegiatan dan peningkatan yang sudah dalam perencanaan perusahaan.

“Kami belum terima apapun, perintah dari pengadilan apapun, salinan putusan apapun, mengkaji hanya dari berita. Dan ternyata dari berita tersebut, kami bukan pihak dan tidak terlibat,” pungkasnya.
Inilah 5 Pemegang Saham Terbesar BUMI
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Charles MS
Pasar Modal - Sabtu, 11 Desember 2010 | 09:13 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Sebagai perusahaan publik, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tidak memiliki pemegang saham yang dominan atau di atas 5%.

Berdasarkan data yang dipublikasikan Perseroan ke BEI, Jumat (10/12), setidaknya ada 5 pemegang saham BUMI yang terbesar dengan jumlah saham sebanyak 20,7734 miliar saham.

Adapun 5 pemegang saham BUMI terbesar adalah Glencore International AG sebesar 4,66% (968,442 juta saham), Sinarmas Sekuritas 3,75% (779,378 juta saham), Raiffeisen Zentralbank Oesterr 3,66% (760.777.778 saham), Credit Suisse International 3,26% (677.466.527 saham) dan Credit Suisse Singapore Branch's 2,24% (465 juta saham).

Mantan aparat pajak yang menjadi tersangka penyuapan, Gayus Tambunan 'bernyanyi' seputar pemberian 'hadiah' setelah mengurusi pajak Grup Bakrie. Ditjen Pajak pun akan segera mendalami pajak grup Bakrie kembali setelah mencuatnya lagi kasus ini.

"Kita akan ada indikasi ke situ (periksa kasus pajak perusahaan Bakrie). Saat kita sedang dalami, terkait administrasi perpajakannya," ujar Dirjen Pajak Mochammad Tjiptardjo saat dihubungi detikFinance, Rabu (8/12/2010).

Sedangkan terkait adanya fee yang diterima Gayus setelah menangani pajak Sunset Policy dari Grup Bakrie, Tjiptardjo menyerahkan pada pihak berwajib. Pasalnya, permainan pajak yang dilakukan oleh Gayus dinilai tidak melibatkan Ditjen Pajak.

"Itu nanti ranah hukum, kalau kita kan sudah ada kode etik. Lagipula,main-mainya itu urusan dia dengan wajib pajak. Penerimaan pajak itu kan lewat bank. Jadi, dipastikan itu bermainnya di luar sehingga kalau sudah di ranah hukum, saya tidak lagi berkomentar," pungkasnya.

Seperti diketahui, Di depan majelis hakim, Gayus Tambunan blak-blakan mengenai uang Rp 28 miliar di 21 rekeningnya di Bank Panin dan BCA. Gayus menyebut uang itu berasal dari fee yang diterimanya setelah membantu persoalan pajak tiga perusahaan, yang merupakan Grup Bakrie. Total fee yang diterima Gayus sebenarnya sekitar Rp 35 miliar.

Tiga perusahaan Bakrie yang disebut Gayus adalah PT Kaltim Prima Coal (PT KPC), Bumi Resources, dan PT Arutmin. Gayus membeberkan hal ini setelah mendapat cecaran pertanyaan dari ketua majelis hakim, Albertino Ho dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (8/12/2010).



Sumber: detikcom
Penuding Ical Terkait Gayus Harus Tanggung Jawab
Headline
inilah.com
Oleh: Santi Andriani
Nasional - Kamis, 9 Desember 2010 | 06:17 WIB


INILAH.COM, Jakarta- Golkar meminta pihak yang mengaitkan perkara mafia pajak Gayus Tambunan dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie harus bertanggungjawab dan membuktikannya.

Hal itu disampaikan juru bicara Aburizal, Lalu Mara Satriawangsa menyusul adanya pengakuan Gayus yang sama sekali tidak menyebutkan nama Aburizal atau Grup Bakrie dalam pengakuannya di persidangan Rabu (8/12/2010). Gayus hanya menyebutkan nama perusahaan, Kaltim Prima Coal yang memberinya fee atas pengurusan pajak olehnya.

"Sambil membongkar fakta yang benar, pihak yang selama ini menuduh dan menyebar fitnah harus tetap bertanggungjawab dan membuktikannya," tegas Lalu Mara Satria Wangsa melalui pesan singkatnya kepada INILAH.COM, Rabu (8/12/2010) malam.

Namun, Lalu tidak menyebut siapa saja pihak yang telah mengkaitkan perkara mafia pajak dengan Aburizal. Menurutnya, perusahaan yang disebut Gayus tidak bisa serta merta langsung dihubungkan dengan Aburizal sebagai pribadi. Sebab, perusahan itu adalah perusahaan publik dan sudah diaudit oleh auditor independen.

"Manajemen perusahaan itu diisi oleh orang-orang yang profesional di bidangnya. Tata kelola perusahaan tersebut mengedepankan good corporate governance," ujar Wasekjen Partai Golkar itu.

Mengenai pelaporan Golkar terhadap beberapa media ke dewan pers karena menghubungkan kepergian Gayus ke Bali dengan Aburizal, Lalu menjelaskan, itu merupakan hal berbeda. Namun, itu memiliki unsur yang sama, yaitu memfitnah. (TJ)

BUMI Masih Bisa Naik, Strong Buy!
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Senin, 6 Desember 2010 | 09:01 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (6/12) diprediksi naik seiring penguatan harga batubara ke level US$111 per metrik ton. Tapi, penguatannya terbatas karena faktor libur Selasa (7/12). Strong buy!

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini karena berbagai faktor. Salah satunya karena faktor kenaikan harga batubara ke level US$111,24 per metrik ton berdasarkan harga di Newcastle dari level US$105 pekan lalu.

Di sisi lain, lanjutnya, komitmen pelunasan utang senilai US$700 miliar akhir tahun ini masih menjadi tenaga untuk menguat. Janji ini diharapkan terealisasi sehingga meringankan beban utang perseroan.

“Karena itu, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.050, meskipun berat untuk terlampaui dan Rp2.850 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM. Tapi, jika level resistance Rp3.050 terlampaui, saham ini punya tenaga untuk naik ke level Rp3.100.

Pada perdagangan Jumat (3/12) saham BUMI ditutup melemah Rp25 (0,83%) jadi Rp2.975 dari posisi sebelumnya Rp3.000. Harga tertingginya mencapai Rp3.000 dan terendahnya Rp2.950. Volume transaksi mencapai 162,9 juta unit saham senilai Rp241,9 miliar dan frekuensi 2.248 kali.

Penguatan BUMI juga, imbuh Willy, karena faktor emiten ini yang sudah go international. Sebab, perseroan sudah backdoor listing melalui Vallar Plc yang berubah nama jadi BUMI Plc.

Implikasi positifnya, BUMI akan lebih hati-hati dalam menulis laporan keuangan. “Sebab, BUMI juga listing di bursa London dan punya saham di Herald yang listed di bursa Australia,” ucap Willy.

Pada saat yang sama, lanjutnya, meski akhir pekan lalu melemah, saham BUMI masih menjanjikan seiring akan go public-nya anak usaha, PT Bumi Resourses Minerals (BRMS). Inilah yang menjadi alasan, saham BUMI akan terjaga di level-level harganya sebelum mencapai target akhir tahun di level Rp3.300. “Sebab, target Rp2.800 sudah terlewati,” tuturnya.

Willy berkeyakinan, saham BUMI masih digerakkan oleh IPO BRMS. Sebab, BUMI memisahkan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan Herald, sehingga saham ini bisa terkonsentrasi pada bidangnya yaitu batubara.

“Kalaupun Newmont bermasalah di pengadilan, tidak akan menjadi sentimen negatif bagi BUMI. Sebab, Newmont sudah dipisahkan ke BRMS,” paparnya. Alhasil, investor bisa berinvestasi lebih leluasa di saham BUMI dan terhindar dari masalah Newmont.

Namun demikian, penguatan BUMI akan terbatas karena kondisi market akibat faktor libur Tahun Baru Islam, Selasa (7/12) besok. Sebab, beberapa trader dan pelaku saham sudah mengabil cuti untuk Senin awal pekan ini.

Fenomena ini akan terjadi di perusahaan-perusahaan sekuritas. “Para hedge fund pun tidak tertutup kemungkinan mengambil cuti hari ini sehingga bisa libur empat hari,” jelas Willy.

Sementara itu, listing BRMS yang seharusnya dilakukan pada 2 Desember dan dimundurkan 9 Desember, menurut Willy tidak akan menjadi sentimen negatif bagi BUMI.

Sebab, ini hanya pemindahan tanggal saja yang mungkin dipicu beberapa prosedur atau mekanisme kerja yang belum dipenuhi. “Saya rekomendasikan strong buy jelang IPO BRMS, hingga mencapai level Rp3.300 di akhir tahun,” imbuh Willy Sanjaya. [mdr]

Analis Duga Laba BUMI Terimbas Depresiasi Dolar
Selama Kuartal Ketiga Tahun Ini Anjlok 37 Persen
Kamis, 02 Desember 2010 , 02:40:00 WIB



RMOL.Kalangan analis mengaku sulit memprediksi kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Secara mengejutkan, kemarin, laba bersih BUMI anjlok hingga 37,02 persen.

Laba bersih BUMI melorot hing­ga 37,02 persen men­jadi 195,61 juta dolar AS pa­da ku­artal tiga 2010 dibanding periode yang sama 2009 sebesar 310,59 juta dolar AS.

“Laba ber­sih tahun kalender September 2010 sebesar 195 juta dolar AS su­dah lebih tinggi dibanding pen­capaian setahun penuh 2009 se­besar 190 juta dolar AS. Ini se­mata-mata ka­rena tingginya be­ban bunga,” jelas Corporate Sec­retary Bumi Resour­ces Dileep Sri­vas­tava di Jakarta, ke­marin.

Dia menyebutkan, penu­runan laba itu disebabkan ke­naikan be­ban bunga dan keuangan di kuartal tiga 2010 menjadi 448,97 juta dolar AS dibanding periode yang sama 2009 yang hanya sebesar 80,31 juta do­lar AS. Selain itu, BUMI juga menga­lami kerugian tran­sak­si derivatif sebesar 35,77 juta do­lar AS di kuartal tiga 2010.

La­ba usaha juga turun men­jadi 779,09 juta dolar AS di kuar­tal tiga 2010 dari periode yang sama 2009 sebesar 704,33 juta dolar AS. Namun, pen­dapatannya naik 3,17 miliar dolar AS di kuartal tiga 2010 dari periode yang sama 2009 sebesar 2,65 juta dolar AS.

Analis pasar modal David Fer­di­nandus mengatakan, secara de­tail pihak BUMI belum me­nge­luarkan angka-angka kinerja ke­uangannya. Namun dia men­duga, penurunan laba bersih itu dipicu depresiasi dolar.

“Tetapi jika cu­kup besar seperti itu, pas­tinya ada beberapa hal juga,” katanya ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mengakui, pergerakan sa­ham BUMI sulit dihitung dan di­prediksi karena perusahaan tam­bang batubara ini cukup com­plicated. Selain itu, per­usa­haan juga sering melakukan aksi-aksi korporasi. Misalnya, pen­jualan aset, bayar utang, tukar gu­ling dan lainnya.

“Memang cang­gih sekali me­reka ini apalagi me­nge­nai akun­tansi. Saya sulit un­tuk menga­nalisis apa penyebab uta­ma ki­nerja BUMI ini. Nanti akan ke­tauan, pos mana yang begitu me­nyedot penurunan ini jika lap­orannya dirilis,” ujarnya.

Meski labanya turun, David te­tap memprediksi kinerja BUMI hingga akhir tahun masih ber­potensi menguat.

“Ini baru per­hitungan valuasi berdasarkan per­gerakan harga saham BUMI te­ref­leksi dari ki­nerja yang keluar, tapi sekarang kan belum keluar semua. Baru ujungnya saja, yakni laba bersih. Kalau sudah keluar semua pos-pos­nya, maka akan diketahui bagaimana kinerja BUMI sebe­narnya,” tegas David.

Kemarin, harga saham BUMI ditutup di level Rp 2.850 per lembar. Perdagangan saham BU­MI dibuka pada level Rp 2.750 per lembar. [RM]

Beban bunga tekan laba Bumi
OLEH ARIF GUNAWAN S.


& BASTANUL SIREGAR Bisnis Indonesia

Laba bersih Bumi Resources per 30 September anjlok 37,02% jadi US$195,61 juta dari semula US$310,59 juta.

Calipso tarik investasi US$116,8 juta JAKARTA: Tertekan kenaikan beban bunga dan keuangan, laba bersih PT Bumi Resources Tbk per 30 September anjlok 37,02% menjadi US$195,61 juta dari semula US$310,59 juta.
Pengeluaran bunga dan keuang n perseroan dalam 9 bulan per ama itu meroket 459,05% menja i US$448,97 juta dari sebelumnya US$80,31 juta. Hasilnya, beban lain-lain bersih perseroan naik 181,57% menjadi US$121,78 uta dari US$43,25 juta.

Dengan mengingat kenaikan pendapatan perseroan sebesar 9,62% menjadi US$3,17 miliar dari sebelumnya US$2,65 miliar, pengeluaran beban bunga itu khirnya menggerus margin laba bersih perseroan sebesar 47,39% menjadi 6,16% dari semula 11,71%.

“Ini lebih karena beban bunga ang menguat. Laba bersih US$195 juta itu sudah lebih ting i dari capaian setahun penuh ahun lalu [sebesar US$190 ju a],“ kata Direktur Bumi Resour es Dileep Srivastava, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Manajemen Bumi semula menargetkan pendapatan tahun ini naik 15% karena kenaikan rerata harga jual batu bara.
Target itu memang terlampaui, ditopang oleh rerata harga jual batu bara yang naik 28,32% menjadi US$74,3 per ton dari sebelumnya US$57,9 ton.

Sejalan dengan itu, volume penjualannya naik tipis menjadi 44,9 juta metrik ton dari semula 41,2 juta ton. Di tengah tekanan beban bunga itu, kenaikan volume penjualan produsen batu bara termal terbesar ini mendorong kinerja operasional Bumi.

Laba usahanya tumbuh 10,61% menjadi US$779,09 juta dari sebelumnya US$704,33 juta. Akan tetapi, didorong kenaikan beban pokok penjualan 22,69% menjadi US$2,00 miliar, margin operasinya turun tipis menjadi 24,54% dari 26,57%.
Penurunan utang Analis PT Reliance Securities Gina Novrina Nasution menilai faktor penekan kinerja Bumi lebih karena beban bunga dan bukan kinerja operasional. Beban bunga diperkirakan terus menipis seiring dengan strategi penurunan utang perseroan sebesar US$800 juta tahun ini.

“Dengan target pemangkasan utang, kinerja Bumi bisa me nguat kembali. Secara teknikal terbuka peluang saham ini me nguat hingga akhir tahun dengan target harga Rp3.000,“ ujarnya.

Analis PT NISP Sekuritas Bagus Hananto juga merekomendasi kan beli menyusul ekspektasi kenaikan harga jual batu bara dari , Jepang. “Dengan spot harga berkisar US$100 per ton dan ke mungkinan naik lebih tinggi aki bat cuaca buruk, kontrak harga di Jepang lebih menarik.“ Ditambah dengan ekspektasi berupa penambahan uang kas dari penarikan dana investasi di Calipso sebesar US$116,8 juta dan pembayaran US$200 juta dari total pinjaman US$300 juta oleh PT Bukit Mutiara, harga saham Bumi kemarin terangkat 7,57% ke level Rp2.850.

Bersamaan dengan rebound indeks ke atas level psikologis 3.600, harga saham emiten seluruh Grup Bakrie juga sertamerta terangkat, a.l. PT Bakrie and Brothers Tbk (7,25%), PT Energi Mega Persada Tbk (13,01%), dan PT Bakrie Telecom Tbk (4,26%).

Mirip dengan Bumi, tekanan akibat tingginya beban pokok penjualan dan beban bunga juga mengakibatkan produsen migas PT Energi Mega Persada Tbk masih mencatat kerugian bersih Rp150,43 miliar, turun 56,76% dari semula Rp347,92 miliar.

Sepanjang 9 bulan pertama 2010, perseroan mencatat pendapatan Rp830,55 miliar, turun 20,70% dari capaian periode sama tahun sebelumnya, Rp1,04 triliun. Adapun, beban pokok pendapatan mencapai Rp658,76 miliar dengan beban bunga Rp233,31 miliar.

CEO Energi Mega Imam P.
Agustino menyatakan penurunan pendapatan itu disebabkan oleh jumlah produksi minyak dan gas Januari-September 2010 yang lebih rendah dari capaian periode sama ta hun lalu.

“Kegiatan pengeboran kami berkurang, tapi kami mampu membukukan margin laba kotor lebih tinggi dari tahun lalu, 21%.“

(BAMBANG P. JATMIKO/WISNU WIJAYA) (arif.gunawan@bisnis.co.id/bastanul.

siregar@bisnis.co.id)

Senin, 29/11/2010 06:18 WIB
Tuntutan Golkar Agar Satgas Diperiksa Polisi Soal Gayus Berlebihan
Indra Subagja - detikNews


Jakarta - Partai Golkar meminta agar Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum diperiksa polisi. Golkar mengklaim ada pengakuan Gayus yang diarahkan Satgas untuk mengungkap soal dugaan suap Pajak grup Bakrie. Namun sikap Golkar ini dinilai berlebihan.

"Berlebihan jika Golkar meminta Polri periksa Satgas. Justru untuk penuntasan kasus Gayus, Polri perlu bekerjasama dan berkoordinasi dengan Satgas, meskipun Satgas tidak punya kewenangan penindakan, tapi dia punya fungsi koordinasi yg diatur di Kepres," kata Koordinator Bidang Hukum ICW, Febri Diansyah kepada detikcom, Senin (29/11/2010).

Febri menjelaskan, Kepres mengenai Satgas telah diputuskan Mahkamah Agung sah. Artinya keberadaan Satgas legal.

"Golkar kita harap tidak masuk lebih dalam dalam proses penegakan hukum. ‎​Kita harus minimalisir intervensi politik dalam kasus Gayus. Baik itu intervensi dari Golkar, ataupun intervensi dari presiden," terang Febri.

Yang boleh dilakukan, lanjut Febri, adalah mendorong penuntasan kasus Gayus. Sejauh ini, apa yang dilakukan Satgas pun dinilai belum melenceng.

"Tapi memang Polri diragukan bisa tangani kasus Gayus tanpa terjebak tarik menarik kepentingan politik. Karena itu, Polri harus berbagi dengan KPK untuk menangani kasus dengan dimensi politik yang kuat," tutupnya

(ndr/van)
Ramadhan Pohan Apresiasi, Ical Adukan Media ke Dewan Pers
Rabu, 24 November 2010 , 11:40:00 WIB
Laporan: Zul Hidayat Siregar

RAMADHAN POHAN/IST


RMOL. Keputusan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie mengadukan media yang terus memberitakan dugaan pertemuannya dengan Gayus Tambunan di Bali, meski sudah dibantah, merupakan langkah yang tepat.

Anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah pers, Ramadhan Pohan, mengapresiasi langkah pengusaha yang akrab disapa Ical itu.

"Langkah yang dilakukan Bang Ical mengadukan media yang dianggapnya telah merugikan nama baik beliau ke Dewa Pers adalah yang langkah tepat, langkah yang beradab, langkah yang demokratis," ujar Ramdhan Pohan kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 24/11).

Dalam hal ini, Ramadhan yang juga politisi Partai Demokrat ini, menilai Ical telah menghormati Pers dengan membawanya ke Dewan Pers. Ini juga bisa mengakhiri polemik soal pertemuannya dengan Gayus Tambunan di Bali.

"Nanti di Dewan Pers Bang Ical bisa membeberkan hal-hal yang merugikan beliau dan kemudian menyampaikan perspektif beliau tentang apa yang sedang berlangsung. Kemudian nanti Dewan Pers akan melihat persoalan ini secara jernih. Langkah berikutnya kita tidak tahu, bisa pemanggilan (media), bisa teguran," ungkapnya.

Soal rencana Ical juga mengadukan media yang bersangkutan ke Kepolisian karena telah mencemarkan nama baiknya, Ramdhan Pohan menilai kurang sepakat. Menurut Ramadhan, karena ini adalah persoalan media lebih baik diselesaikan secara 'adat' di Dewan Pers dengan mengacu pada UU Pers. [zul]
Ical Laporkan Media ke Dewan Pers
Rabu, 24 November 2010 | 10:58 WIB
DHONI SETIAWAN



JAKARTA, KOMPAS.com — Hari ini, Rabu (24/11/2010), Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie akan mengadukan sejumlah media massa ke Dewan Pers terkait pemberitaan yang menyebutkan dirinya betemu dengan terdakwa mafia pajak, Gayus Halomoan Tambunan ,di Bali.

"Iya memang benar Ical (Aburizal Bakrie) akan melaporkan beberapa media terkait pemberitaan negatif dirinya yang dikabarkan bertemu dengan Gayus," ucap anggota Dewan Pers, Wina Armada, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.

Namun, Wina tidak mengetahui berapa media massa yang akan dilaporkan Ical. "Kami tunggu laporannya dulu," ucapnya.

Dugaan pertemuan Ical dengan Gayus mengemuka ke publik menyusul terungkapnya kepergian Gayus ke Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu. Gayus, yang menyamar dengan menggunakan wig dan kacamata, tertangkap kamera wartawan tengah menyaksikan turnamen tenis di Hotel Westin.

Pada saat yang sama Ical juga diketahui menonton pertandingan itu. Kehadiran dua orang tersebut di tempat yang sama lantas mengundang spekulasi luas.

Gayus merupakan terdakwa manipulasi pajak. Kepada penyidik, Gayus mengaku ia menerima sejumlah uang dari tiga perusahaan milik Ical atas jasanya mengurus pajak ketiga perusahaan tersebut. Ketiga perusahaan yang disebut Gayus adalah PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin.

Ical berulang kali membantah soal dugaan pertemuan dirinya dengan Gayus di Bali. Sejumlah politikus Partai Golkar juga berulang kali memberikan bantahan yang sama. Ical geram meski telah berulang kali membantah berita mengenai dugaan petemuan dirinya dengan Gayus tak kunjung berhenti.

"Saya menilai media-media tersebut telah memfitnah saya dengan pemberitaan yang tidak benar terkait kasus tersangka korupsi pajak dengan Gayus Tambunan," kata Ical di Palangkaraya, Selasa (23/11/2010).

Selain ke Dewan Pers, Ical juga berencana melaporkan sejumlah media ke polisi dengan tuduhan telah mengeluarkan berita fitnah atau pencemaran nama baik.
Target Terdekat BUMI di Level Rp3.200
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Selasa, 23 November 2010 | 09:01 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (23/11) diprediksi masih bertenaga untuk naik. Investor masih terbius tukar guling 25% saham ini dengan Vallar Plc. Rekomendasi buy!

Cece Ridwanullah, analis Ekokapital Securities mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI.JK) hari ini salah satunya karena investor masih terbius aksi korporasi yang dilakukan grup Bakrie yaitu tukar guling 25% saham BUMI dengan Vallar Plc. Kemarin saham ini kembali naik 2 poin (Rp50) jadi Rp2.900 per saham.

Menurut Cece, hari ini pun sangat wajar jika BUMI naik ke atas Rp3.000. Meskipun, di pekan lalu, saham ini sudah mengalami penguatan hingga 16% yang seharusnya memicu konsolidasi terlebih dahulu.

“Tapi, kelihatannya BUMI.JK masih bertenaga untuk menguat ke level resistance Rp3.200 dan Rp2.800 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (22/11).

Pada perdangangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp50 (1,75%) menjadi Rp2.900 dari posisi sebelumnya di level Rp2.850. Harga tertingginya mencapai 2.925 dan terendah Rp2.800. Volume transaksi mencapai 177,7 juta unit saham senilai Rp510,3 miliar dan frekuensi 4.075 kali.

Potensi penguatan BUMI juga karena faktor komitmen perseroan untuk melakukan pengurangan utang sebesar US$1 miliar tahun depan. Karena itu, pasar akan menghitung berapa debt equity ratio-nya di 2011. “Tapi, rasio utang BUMI kelihatannya masih cukup tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, Nirwan Bakrie, pengendali kelompok usaha grup Bakrie mengatakan, setelah bermitra dengan Vallar Plc, kondisi keuangan PT Bakrie and Brothers (BNBR.JK) menjadi lebih baik. Karena itu, BUMI dapat mengurangi beban utang dari tahun ke tahun.

Menurutnya, tahun depan pihaknya akan menurunkan utang BUMI dari US$3,2 miliar menjadi US$2,4 miliar dengan dana yang disiapkan sekitar US$1 miliar. “Tahun 2010 ini, utang BUMI sudah turun dari US$3,8 miliar menjadi US$3,2 miliar,” ucap Nirwan.

Cece Ridwanullah kembali mengatakan, meski rasio utang BUMI masih tinggi, pembayaran utang tahun depan dapat menolong grup Bakrie terutama BUMI dalam mengais pendapatan yang lebih baik. “Sebab, selama ini pendapatan perseroan dibayarkan pada utang,” ucapnya.

Saat ini, tanpa memfaktorkan pembayaran utang US$1 miliar di 2011, rasio utang BUMI terhadap ekuitas (debt to equity ratio) mencapai 4,37 kali. “Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan PT Adaro Energy (ADRO.JK) di level 1,2 kali dan PT Indika Energy (INDY.JK) di level 1 kali,” imbuhnya.

Bahkan, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG.JK) sebagai perusahaan BUMN, justru lebih kecil di level 0,52 kali. PT Bukit Asam (PTBA.JK) 0,37. Sedangkan BUMI masih di atas 4 kali. “Angka ini belum memfaktorkan pembayaran utang di 2011,” ungkap Cece.

Padahal, lanjutnya, rasio utang yang sehat bagi sebuah perusahaan publik, tidak melebihi level 2-3 kali. Lebih baik lagi, jika mencontoh debt eqiuty ratio BUMN yang tidak mencapai 1%.

Lebih jauh Cece mengatakan, potensi penguatan saham BUMI juga karena harganya yang masih murah. Menurutnya, dari sisi valuasi, saham sejuta umat ini masih murah di level 24,36 kali dibandingkan ADRO yang sudah mencapai 34 kali. “Karena itu, saham BUMI masih bisa menguat,” tambahnya.

Cece pun memberi rekomendasi positif atas saham BUMI. Sebab, saham ini masih memiliki tenaga untuk naik ke level Rp3.200 jika melihat price earning ratio (PER)-nya saat ini. “Saya rekomendasikan beli dengan target Rp3.200 dalam sepekan ke depan. Sebab, support kuatnya sudah berada di level Rp2.800,” imbuh Cece. [mdr]


BUMI Akhir Tahun Bisa Tembus Rp3.475
Headline

Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Senin, 22 November 2010 | 09:01 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (22/11) diprediksi naik. Tukar guling saham dengan Vallar Plc, memicu positifnya ekspektasi atas fundamental perseroan di 2011. Hold saja!

Ukie Jaya Mahendra, analis Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini karena investor yang kembali berpatokan pada fundamental emiten untuk 2011.

Setelah mendapat sentimen postif dari tukar guling 25% saham ini melalui PT Bakrie and Brother (BNBR), pasar ingin memastikan implikasi positifnya terhadap kondisi fundamental tahun depan.

Ukie menegaskan, pasar melihat bagaimana pengaruh dari tukar guling itu terhadap proyeksi dan propektus kinerja perseroan di 2011. "Karena itu, awal pekan ini BUMI akan mengarah ke level resistance Rp3.000 dan Rp2.625 sebagai level support kuatnya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (21/11).

Pada perdagangan Jumat (19/11) saham BUMI ditutup menguat Rp50 (1,78%) jadi Rp2.850 dari posisi sebelumnya Rp2.800. Harga tertinggi Rp2.925 dan terendah Rp2.800. Volume transaksi mencapai 302,3 juta unit saham senilai Rp867,6 miliar dan frekuensi 6.759 kali.

Ukie menegaskan keyakinannya untuk memegang saham BUMI. Sebab, dalam waktu dekat, dia memperkirakan, saham sejuta umat ini akan bertenger di level Rp3.000 per saham. Sedangkan di akhir tahun, BUMI berpeluang tembus ke level Rp3.475. “Ini menjadi resistance kuatnya. Akhir tahun tinggal satu bulan lagi,” ujarnya.

Potensi kenaikan tersebut, imbuhnya, dipicu oleh pasar yang mengatisipasi kondisi fundamental perseroan di tahun depan. “Setelah bergabung dengan Vallar Plc, pasar ingin memastikan, apakah BUMI benar-benar bisa mendapatkan dana dengan lebih mudah,” paparnya.

Sementara itu, terkait material-tidaknya aksi tukar guling tersebut, Ukie menilai tidak akan menghambat pergerakan saham produsen batu bara thermal ini. Memang menurutnya, tukar guling 25% saham BUMI, termasuk katagori material karena 20% di atas ekuitas. “Tapi ini tidak akan berpengaruh pada penguatan saham BUMI. Sebab, dana asing pun saat ini masuk ke pasar domestik,” tandasnya.

Di sisi lain, penguatan saham BUMI juga, karena euforia pasar atas penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals (BRMS).

Tapi sebenarnya, secara fundamental BRMS tidak terlalu berkontribusi pada pendapatan BUMI. “Hingga saat ini hitung-hitungannya belum ada. Jika mencapai 20% atau 30%, mungkin signifikan,” timpalnya.

Menurut Ukie, hingga saat ini, kontribusi dari sisi pendapatan BRMS tidak sebesar itu bagi BUMI. Apalagi, dari sekian proyek-proyek BRMS baru satu ladang tambang yang berproduksi.

Pendapatan BUMI sejauh ini lebih dipasok PT Arutmin dan PT Kaltim Prima Coal (KPC). “Tapi, karena sekarang pasar sedang bullish, pasar menyambut IPO BRMS dengan euforia. Saya kira IPO BRMS akan oversubscribed,” tuturnya.

Di atas semua itu, Ukie merekomendasikan hold untuk BUMI. Pada saat terjadi koreksi, investor baru bisa masuk dan disiplin dalam melakukan stop loss. “Invetor bisa beli di level Rp2.650-an,” paparnya.

Bagi investor jangka pendek, pada saat BUMI mengalami sehari penguatan kembali, bisa melakukan aksi jual. Sebab, dalam pekan ini, level Rp3.000-3.050 bisa tercapai. “Tapi, lebih baik di-hold hingga akhir tahun di level Rp2.475 per saham,” imbuh Ukie Jaya Mahendra. [mdr]


Kurangi Utang, BUMI Siapkan US$1 M
Headline

Oleh:
Pasar Modal - Senin, 22 November 2010 | 05:09 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Tahun depan PT Bumi Resources (BUMI) akan mengurangi beban utang sekitar US$1 miliar. Dengan demikian tanggungan utang tersisa tinggal US$2,4 miliar.

Menurut Pengendali Kelompok Usaha Bakrie, Nirwan Bakrie setelah bermitra dengan Vallar Plc, kondisi keuangan Bakrie Brothers (BNBR) menjadi lebih baik. Dengan demikian BUMI dapat mengurangi beban utang dari tahun ke tahun.

"Tahun depan rencananya kita akan turunkan utang BUMI dari US$3,2 miliar menjadi US$2,4 miliar dengan dana yang disiapkan sekitar US$1 miliar," katanya di Jakarta kemarin.

Tahun ini, jelasnya, utang BUMI sudah turun dari US$3,8 miliar menjadi US$3,2 miliar. Upaya ini dilakukan dengan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau non preemptive rights sekitar US$50-100 juta, penjualan aset senilai US$280 juta dan lain-lain.

Nirwan menjelaskan, dalam mengurangi utang tahun depan BUMI akan menjual kepemilikannya di Bumi Resources Mineral (BRMS) yang saat ini sedang proses IPO 12%. Dengan sisa kepemilikan 88% itu, akan ditawarkan kepada investor strategis. Cara kedua adalah melakukan penjualan saham dan financing. "Kalau Vallar tertarik lagi ya tidak masalah," jelasnya.

Salah satu beban utang yang akan jatuh tempo pada tahun depan adalah utang kepada CIC (Cina Investment Corporation). Utang itu akan jatuh tempo pada bulan Oktober 2011 senilai US$600 juta. [hid]


Nathaniel Rotschild
Pemilik Perusahaan Inggris Vallar PLC
Headline

Oleh: Andika Sugiarto
Ekonomi - Rabu, 17 November 2010 | 16:57 WIB


INILAH.COM, Jakarta – Nama Vallar PLC tiba-tiba ramai di media tanah air. Terutama setelah penandatanganan perjanjian jual beli saham dengan grup Bakrie. Siapa sangka bila pemiliknya adalah keturunan Yahudi.

Nathaniel Rotschild adalah sosok pria di balik Vallar PLC. Terlahir dengan nama lengkap Nathaniel Philip Victor James Rothschild, ia adalah keturunan yahudi berkewarganegaraan Swiss kelahiran 1971.

Nathaniel adalah satu-satunya putra ahli keuangan Inggris dan bungsu dr Lord Jacobs Rothschild & Serena Dunn. Bungsu dari empat bersaudara ini memang terlahir dari keluarga milliarder, kakeknya adalah investor besar di Kanada dan seorang industrialis, Sir James Dunn.

Semasa kecilnya dia pernah mengenyam pendidikan di Colet Court, Eton College, Wadham College, dan Oxford. Rothschild pernah tergabung dalam anggota Bullingdon Club yakni suatu kelompok anak-anak orang kaya dengan salah satu anggotanya adalah George Osborne, yang saat ini menjabat sebagai menteri keuangan Inggris.

Rotschild memulai karirnya investment bankernya pada tahun 1994 di perusahaan aset managemen Lazard Brothers yang berbasis di London, sebelum bergabung dengan Gleacher Partners, Perusahaan konsultan keuangan yang bergerak di bidang mergers and acquisitions (M&A) di New York yang didirikan oleh Eric Gleacher, kepala M&A Morgan Stanley dan Lehman Brothers.

Dia juga menjadi alternate director RIT Capital Partners PLC pada maret 2000, dan bertindak sebagai full non-executive director tahun 2004 sampai 2010 dan akhirnya memutuskan keluar dari RIT board untuk lebih fokus pada aktivitas lainnya. Ia kembali bergabung dengan RIT sebagai pemegang saham dan pemilik 35% saham Five Arrows Limited, perusahaan holding yang dibentuk Rothschild yang memiliki mayoritas saham di RIT.

Sejak 2010 Rothschild menjadi Non-executive director Barrick Gold Corporation. Dia juga pernah menjabat sebagai Chairman of the International Advisory Board of United Company Rusal plc, perusahaan penghasil aluminium terbesar di dunia.

Nathaniel Rothschild menjadi anggota Belfer Center's International Council di Harvard's John F. Kennedy School of Government dan International Advisory Council of the Brookings Institution atau lembaga nirlaba yang selama ini dikenal fokus pada riset ilmu pengetahuan.

Dia juga menjadi anggota International Advisory Board dari Barrick Gold Corporation dan pernah dinominasikan menjadi "Young Global Leader" pada forum ekonomi dunia tahun 2005. Pengusaha ini memiliki kedekatan hubungan dengan anak para pejabat negara salah satunya putra dari diktator Libya Muammar Gaddafi, Saif al-Islam Muammar al-Gaddafi.

Saat ini NathanielRotschild merupakan peringkat ketujuh manajer hedge funds terkaya Inggris dg kekayaan Rp 9,3 triliun. Meskipun karirnya cemerlang, ternyata tidak berimbas pada kehidupan rumah tangganya. Sempat menikah dengan seorang model bernama Annabelle Neilson namun lantas cerai tahun 1997 dan tidak dikaruniai anak.

Dengan mendirikan Vallar Plc sebagai kendaraan bisnisnya, pria yang genap berusia 39 tahun ini semakin mantap melebarkan sayapnya di bidang logam dan tambang, seperti batubara dan bijih besi. Ia pun berniat menguasai industri-industri di berbagai belahan dunia America latin, Russia, Eropa Timur, Australia, dan tak terkecuali Asia. Jumlah kekayaannya saat ini ditaksir tidak kurang dari 650 juta poundsterling. [ast]


Bakrie Ingin Jadi Eksportir Batubara Terbesar Dunia
Headline
inilah.com
Oleh:
Pasar Modal - Sabtu, 20 November 2010 | 09:27 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Membawa Bumi Resources Tbk (BUMI) ke London akan meningkatkan pembiayaan hampir dua kali lipat pada 2013 dan membuat eksportir batubara terbesar di dunia batubara.

Hal ini disampaikan Indra Bakrie, yang akan diplot menjadi Pimpinan di Bumi Plc hasil bentukan swap dengan Vallar Plc seperti dilansir Bloomberg. "Alasannya adalah di London akan lebih mudah bagi BUMI untuk mulai tumbuh secara organik," kata Indra, yang keluarganya akan mengendalikan 43 persen perusahaan, di London. "Dalam 10 tahun dari sekarang, kita harus bisa menjadi produsen batubara terbesar. Kami tidak akan tinggal diam dan melakukan hal-hal hanya di Indonesia," tandasnya.

Menurutnya, keberadaaan BUMI di London akan memungkinkan perusahaan untuk membiayai kembali utang-utangnya sebesar $ 4,2 miliar dengan suku bunga yang lebih rendah, membebaskan arus kas untuk berinvestasi dalam ekspansi.

Nathaniel Rothschild Vallar minggu ini sepakat untuk menginvestasikan dana sebesar $ 3 miliar di dua perusahaan batubara Indonesia, termasuk Bumi Resources. Setelah kesepakatan itu, Vallar akan berubah nama menjadi Bumi Plc dan Grup Bakrie akan menjadi pemegang saham terbesar.

Grup Bakrie adalah pebisnis besar pertama Indonesia yang akan mengambil keuntungan dari pasar saham Inggris, rumah bagi saham pertambangan dengan nilai pasar total lebih dari $ 250 miliar. BUMI akan mencoba untuk menekan lonjakan permintaan batubara di China dengan memperluas pertambangan produk dari Indonesia serta mencari bisnis baru di luar negeri. Permintaan China untuk impor diperkirakan tumbuh sebanyak tujuh kali dalam empat tahun, menurut James Campbell, seorang eksekutif Vallar yang akan mengepalai pengembangan bisnis dan strategi Bumi Plc.

"Ini cerita pertumbuhan yang sangat besar dalam bisnis batubara Indonesia," kata Campbell. "Pertumbuhan batubara Indonesia telah meningkat dari nol hingga menjadi pemain utama dalam 10 tahun."

Indonesia, yang menyalip Australia sebagai pengekspor terbesar pembangkit listrik tenaga batubara di tahun 2005, memiliki biaya pengiriman yang lebih rendah untuk pasar Asia. Perdagangan batubara global akan tumbuh 4 persen tahun depan menjadi 651 juta ton disebabkan impor India meningkat 17 persen dan China sebesar 9 persen seperti disampaikan shipbroker, Clarkson. "Apa yang perlu kita lakukan adalah untuk menjadi pemasok batubara terbesar di dunia dan untuk dapat melakukan itu, kami memiliki cara sekarang," kata Indra. "Itu adalah mimpi kami sebelumnya. Sebelum kita bertemu Vallar," tambah Indra.

Indra dan keluarganya mendirikan Grup Bakrie, sebuah kerajaan bisnis beragam yang didirikan oleh ayahnya di Sumatera pada tahun 1942. Sedang Rothschild, keluarganya adalah salah satu terkaya Eropa, akan bergabung dengan Bakrie yang akan menjadi wakil ketua dewan.

Harga batubata Asia di Newcastle, Australia, naik 22 persen menjadi $ 113 per ton tahun ini. Berdasarkan perjanjian tersebut minggu ini, Bumi Plc akan mendapatkan 25 persen saham Bumi Resources dan 75 persen dari Berau Coal Energy, perusahaan pertambangan kelima terbesar di Indonesia. Secara bersama-sama, industri tambang ini akan menghasilkan sekitar 78 juta ton tahun ini.

"Bumi Plc akan berusaha untuk menaikkan produksi hampir dua kali lipat dari tambang di Indonesia menjadi 140 juta metrik ton batubara pada tahun 2013 dengan perkiraan biaya sebesar $ 1,2 miliar, tidak termasuk biaya yang berkaitan dengan infrastruktur," kata Campbell.

Kesepakatan untuk membawa Bumi Plc ke London diharapkan akan selesai pada April tahun depan. "Bagi saya, secara pribadi, itu hanya seperti mendapatkan sepeda pertama Anda ketika Anda kecil," kata Indra. "Bumi Plc akan menjadi pemain utama batubara di London dan ini sangat menarik, sangat menarik." [cms]

Lalu Mara Pastikan Laporan Keuangan Perusahaan Bakrie Sudah Diaudit
Jum'at, 19 November 2010 | 20:51 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta - Juru bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa mengatakan Kaltim Prima Coal, Bumi Resources, dan Arutmin sudah mempunyai laporan keuangan yang secara rutin disampaikan setiap kuartal dan semester.

Menurut dia laporan keuangan ketiga perusahaan itu juga sudah diaudit oleh auditor independen."Dan itu sudah diumumkan di media massa," kata Lalu Mara saat dihubungi, Jumat (19/11)

Mara menjelaskan laporan keuangan ketiga perusahaan itu juga disampaikan ke pemangku kepentingan, pemegang saham, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

Dia mengatakan tiga perusahaan itu adalah wajib pajak besar yang sangat memahami bagaimana tata cara pembayaran pajak. "Ini kan perusahaan yang jelas arus kasnya, dari mana pengeluaran, kemana," katanya.

Mara juga meminta agar pemberitaan tentang tiga perusahaan itu disebutkan secara langsung nama perusahaannya. "Jangan disebut dengan Grup Bakrie, itu misleading namanya, sebut saja langsung Kaltim Prima Coal, Bumi Resources, atau Arutmin," ucap dia.

Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch memaparkan ada tiga modus Gayus dalam mengurangi pajak Grup Bakrie. Pertama, memanfaatkan perbedaan kurs untuk menurunkan kewajiban pajak Kaltim Prima Coal.

Kedua, permainan harga rata-rata tertimbang batu bara. Terakhir, penyajian pendapatan Kaltim Prima Coal dan Arutmin yang lebih rendah dari nilai aslinya.

Gayus Tambunan pernah mengaku mendapat US$ 3 juta dari manipulasi pajak tersebut. Bantahan atas pengakuan itu berkali-kali datang dari kelompok Bakrie. Dua hari lalu Aburizal Bakrie mempersilahkan aparat memeriksa ketiga perusahaan tersebut.

IQBAL MUHTAROM

Janson Nasrial
Tukar Guling Vallar, Cost of Capital BUMI Rendah
Headline

Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Jumat, 19 November 2010 | 10:53 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (19/11) diprediksi terus menguat. Tukar guling saham dengan Vallar, memicu rendahnya biaya modal (cost of capital) untuk jangka panjang. Trading buy!

Janson Nasrial, pengamat pasar modal AmCapital Indonesia mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI.JK) akhir pekan ini masih dimotori sentimen positif dari tukar guling 25% saham ini melalui PT Bakrie and Brothers (BNBR.JK). Aksi koporasi itu membuat saham batu bara ini diuntungkan.

Salah satunya adalah perubahan nama Vallar Plc jadi Bumi Plc yang listed di London, yang membuat cost of fund atau cost of capital BUMI jadi lebih rendah, jika emiten ini akan me-refinancing utang atau membiayai pembiayaan operational ekpansinya. “Sebab, rata-rata kenaikan volatilitas di London Stock Exchange lebih rendah ketimbang di Bursa Efek Indonesia,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kamis (18/11) kemarin, saham BUMI ditutup menguat tajam Rp200 (7,69%) ke level Rp2.800 dengan intraday tertinggi di Rp2.850 dan terendah Rp2.625. Volume transaksi mencapai 836,3 juta unit saham senilai Rp1,1 triliun dan frekuensi 9.370 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat ke level Rp2.800, bagaimana prediski pergerakan BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di BUMI. Ini masih dipicu sentimen positif tukar guling 25% saham BUMI dengan 43% saham Vallar Plc melalui PT Bakrie and Brothers (BNBR.JK). Sebab, aksi ini jadi backdoor listing di London Stock Exchange.

BNBR memegang 50,5 juta saham Vallar dan BUMI mendapat keuntungan dari pengantian nama Vallar Plc jadi Bumi Plc yang listed di London. Ini berdampak positif jangka menengah-panjang. Implikasi positifnya bagi BUMI juga jika emiten ini akan me-refinancing utang ataupun untuk pembiayaan operational ekpansinya.

Sebab, cost of fund atau cost of capital BUMI lebih rendah. Walaupun, transaksinya itu sendiri belum berdampak positif dalam jangka pendek. Tukar guling saham itu, baru terasa manfaatnya dalam 6-12 bulan ke depan, jika BUMI mau mencari sumber-sumber utang lainnya. Dengan listed di London, cost of capital BUMI jadi rendah.

Apa yang menyebabkan cost of capital BUMI jadi rendah?

Rata-rata kenaikan tingkat volatilitas di London Stock Exchange lebih rendah ketimbang Bursa Efek Indonesia. Dengan istilah lain, 50-day volatiliy average di London lebih rendah ketimbang di BEI. Karena itu, dengan listed di London, cost of capital BUMI jadi lebih rendah. Sebab, beta bursa London lebih rendah dari bursa RI, mengingat bursa London lebih maju dibandingkan RI. Semakin tinggi betanya, semakin tinggi cost of capitalnya. Sebab, beta menunjukkan volatilitas harga.

Keuntungan lain bagi BUMI?

Selain listed di London, BUMI juga terbantu nama besar Rothschild, pemilik Vallar yang merupakan keluarga terkaya di dunia. Dia juga pengendali Rio Tinto Group perusahan tambang terbesar ketiga dunia. Karena itu, koneksi ke capital marketnya tinggi dan koneksi ke batubaranya juga tinggi.

Bagaimana peluang ke depan atas kepemilikan Vallar di saham ini?

Dengan masuknya 25% Vallar di BUMI melalui BNBR, saya yakin dengan sendirinya, Vallar akan menambah porsi kepemilikannya di BUMI, baik melalui BNBR maupun pasar sekunder. Kemungkinan besar melalui pasar sekunder dan tidak lagi tukar guling. Sebab, PT Kaltim Prima Coal (KPC) anak usaha BUMI, memiliki tingkat kalori batubara yang tinggi dan cadangan batubara terbesar di Indonesia. Karena itu, suatu saat akan memicu naiknya kepemilikan Vallar di BUMI. Tinggal kapan dan berapa banyak.

Alasan Vallar yang lain?

Hal ini karena Coal Industry Acquisition RI paling atraktif. Bisa dilihat dari MNA Coal (jumlah nilai merger dan akuisisi sektor batu bara) RI, yang tertinggi di dunia. Nilainya di dunia senilai US$10,7 miliar dan US$7,9 miliar di antaranya di Indonesia. Artinya, minat investasi di sektor batu bara masih tinggi di Indonesia. RI memimpin MNA Coal Industry di dunia. Karena itu, sektor batubara RI akan jadi target akuisisi industri batubara dunia.

Asing tertarik pada MNA Coal RI, karena EV/EBITDA batubara RI, paling atraktif atau paling profitable di dunia. Karena itu juga, MNA Coal akan lebih marak dalam 1-2 tahun ke depan. Karena itu, sektor batubara secara keseluruhan akan jadi penopang IHSG dalam beberapa hari ke depan. Tanpa sektor batubara, IHSG akan melemah.

Lantas, bagaimana Anda menilai pembelian Vallar atas BUMI di level Rp2.500?

Harga pembelian itu merupakan level penjajakan. Angka itu sangat wajar jika dilihat dari kondisi BUMI saat ini. Tapi, jika Vallar akan meningkatkan kepmilikannya di BUMI, saham sejuta umat ini bisa lebih mahal dari itu ke level 3.000 hingga harga premium Rp3.500.

Apalagi, jika IPO PT Bumi Resourses Minerals (BRMS), anak usaha BUMI, digunakan untuk memangkas utang. Ini berakibat pada kenaikan harga, jika ada calon acquirer saham BUMI ke depannya. Premium price BUMI bisa mahal. Tapi, penjualan saham 25% BUMI di level Rp2.500 saat ini merupakan level wajar. Vallar tidak ceroboh mengakuisisi BUMI, karena utang BUMI memang tinggi.

Kalau begitu, akan bergerak di kisaran berapa BUMI akhir pekan ini?

Level support BUMI di angka Rp2.600 dan resistance Rp3.000. Saham BUMI masih punya tenaga untuk menguat ke level Rp3.000-3.200 dalam waktu dekat. Tapi, ini merupakan patokan untuk trading dan bukan investasi. Untuk investasi lebih baik buy on weakness jika terjadi penurunan. Tapi, untuk jangka pendek, saat ini BUMI dalam tren bullish. Lebih baik trading buy. [ast]
Anindya: Jangan pernah rugi jika libatkan uang Bakrie!
OLEH ARIEF BUDISUSILO Wartawan Bisnis Indonesia







Article Rank





0diggsdigg






A nindya Novyan Bakrie, putra sulung Aburizal Bakrie, berdiri di depan podium dengan teleprompter di sisi kiri dan kanan di hadapannya. Keluarga dekat dari tiga generasi duduk di depannya.

Juga sejumlah petinggi Nanyang Technological University, Singapura, yang berbaur di antara keluarga Bakrie dari tiga generasi itu, di antaranya adalah Professor Bertil Anderson, dan Barry Desker, Dekan S. Rajaratnam School of International Studies atau RSIS.

Ruangan pertemuan, aula Chinese Heritage Centre, salah satu tempat di kompleks Nanyang University, tidaklah terlalu luas, tak lebih luas dari ukuran lapangan tenis. Namun, tamu yang memenuhi ruangan itu antusias menyaksikan peluncuran Bakrie Professorship in Southeast Asian Policy.

Anind, begitu pengusaha muda ini biasa disapa, adalah pendiri sekaligus Chairman Bakrie Center Foundation, yang punya ajang peluncuran program itu.
“Saya sebenarnya mulai merasa gugup,“ ujarnya. “Jika saya gagal tampil dengan baik, reputasi saya akan ternoda di tiga gene rasi keluarga. Dan barangkali lebih,” lanjutnya.

“[Jika gagal] barangkali saya akan dikirim ke kelas public speaking bersama generasi keempat,” kata pria muda itu.

Pidato Anind yang singkat, sekitar 20 menit, yang membahas tiga topik, yakni tentang tanggung jawab Asean bagi kawasan dan dunia, tentang social entrepreneur, dan public private partnership di bidang pendidikan, mengesankan. Komentar pun langsung muncul, “Great speech,” kata seorang diplomat yang berdiri di sebelah saya, bahkan meminta naskah pidato yang saya pegang.

Tentang Asean, misalnya, Anind mengatakan, “Betul-betul menggembirakan bahwa hanya dalam 2 tahun sejak krisis global 2008, Asean tidak hanya pulih, tetapi booming.” “Ini kabar baik.” Bahkan, yang jauh lebih baik lagi, “Kenaikan ekonomi Asean diikuti oleh kematangan politik.” Maka dia pun mengusung contoh kematangan demokrasi di Indonesia. “Kami telah bertransformasi dari rezim otoriter ke negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dalam dekade ini.

Ini tidak mudah. Ini tidak dapat dibilang prestasi kecil,” ujarnya.
Poin lebih penting lagi, katanya, status politik Asean mulai
sebanding dengan kepercayaan ekonominya. Asean memang telah memulai dengan integrasi internal dan memperdalam hubungan dengan kekuatan eksternal seperti China, Jepang, India dan Amerika Serikat. “Tetapi apakah Asean dapat bergerak lebih jauh lagi?” Pertanyaan itu diajukan mengingat Indonesia akan menjadi Chairman Asean tahun depan, saat di mana KTT Asia Timur akan melibatkan partisipasi Amerika dan Rusia. “Asean harus mencapai lebih tinggi lagi dan start harus dibuat.” Lantas apa hubungannya dengan Bakrie Center dan Singapura? Anind tampaknya sudah memiliki penjelasan soal ini. “Indonesia dan Singapura harus memulai perjalanan ke depan dengan membangun peningkatan kapasitas di kawasan.” Indonesia adalah negara terbesar di Asean, kaya dengan sumber daya alam, dan tengah mencoba membangun sumber daya manusianya. Singapura adalah negara kecil, tetapi kaya sumber daya manusia, selain menjadi hub finansial di Asean.

Karena itulah, Bakrie Center yang didirikan generasi ketiga keluarga Bakrie, menggandeng Nanyang Technological University untuk membangun kapasitas sumber daya manusia me
Mengaku terinspirasi dari kakeknya, Ahmad Bakrie, Anind mengatakan sistem pendidikan harus menyiapkan anak didik yang mampu bersaing secara internasional saat ini dan pada masa yang akan datang.

Melalui Bakrie Professorship sebagai pusat pengetahuan untuk Kajian Asia Tenggara serta Bakrie Graduate Fellowships, tujuan itu hendak diwujudkan. Tahun depan, Anind berniat mengirim sekitar 100 mahasiswa untuk belajar program master selama 12 hingga 18 bulan. Dalam 2 tahun, ditargetkan 200 “lulusan kelas satu” akan dilahirkan dari program ini. “Kami minta mereka untuk kembali ke Indonesia dan berkontribusi untuk kepentingan masyarakat.” Dari mana uangnya? Program yang dikelola RSIS itu akan dibiayai dari dana abadi S$6 juta, atau sekitar Rp40 miliar, di mana S$3 juta di antaranya disumbang Bakrie Center, dan S$3 juta disumbang Pemerintah Singapura.

“Ini menjadi template bagi public-private partnership di bidang pendidikan. Mudah-mudahan ditiru negara lain dan perusahaan lain,” kata Anind.

Dia pun berseloroh, Bakrie dan Pemerintah Singapura tentu saja tidak ingin kehilangan uang itu.
“Kami mengikuti dua aturan Warrent Buffet. Aturan nomor 1: Jangan pernah rugi. Aturan nomor 2: Jangan pernah lupa aturan nomor 1; dan saya boleh tambahkan, terutama jika itu melibatkan uang Bakrie dan Singapura,“ katanya disambut tepuk tangan meriah.

Anind juga menekankan pentingnya membangun Indonesia yang lebih sejahtera, dengan memulai mengubah paradigma pemimpin masa depan. Tempat memulai perubahan adalah Singapura, di mana terdapat “ikatan untuk saling berbagi dan berhubungan secara khusus.“

“Seperti negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia dan Singapura adalah bangsa pemakan nasi.
[Tetapi] nasi goreng kami lebih enak,“ kata Anind.

Menekankan persamaan jauh lebih penting ketimbang mengungkit perbedaan, barangkali itulah filosofinya. Karena itu, Anind sengaja memilih Chinese Heritage Center sebagai tempat meluncurkan Bakrie Professorship.

“Sebagai pribumi, saya ingin menurunkan dinding perbedaan etnis yang kadang-kadang tak terhapuskan dalam pikiran kita,“ tutur Anind. Boleh juga. (arief.
budisusilo@bisnis.co.id)

Ekspansi Bakrie berlanjut
OLEH BASTANUL SIREGAR Bisnis Indonesia











Share-swap dengan Glencore bisa datangkan keuntungan Rp929 miliar JAKARTA: Kedatang- an keluarga Rothschild melalui transaksi tukar gulingnya kian me- nambah kepercayaan diri Grup Bakrie.
Manajemen PT Bakrie and Brothers Tbk memastikan transaksi tersebut tidak mengubah rencana strategis dan ekspansi korporasi yang sudah dirumuskan, yakni transformasi menjadi perusahaan investasi.

Direktur Keuangan Bakrie and Brothers Eddy Soeparno mengatakan rencana perseroan melepas anak usaha noninvestasi baik melalui penjualan strategis maupun pencatatan saham perdana ke bursa, tetap dilanjutkan.

Apalagi, sudah ada beberapa calon investor yang menyatakan minat untuk membelinya. Adapun, perusahaan yang akan dilepas itu a.l. PT Bakrie Building Industries, PT Bakrie Metal Industries, dan PT Bakrie Tosanjaya.

“Dengan mengelola bisnis manufaktur, margin yang kita peroleh 10%-15%, kalau investasi di perusahaan terbuka dalam 1 tahun bisa 50%-100%,” katanya di Jakarta kemarin.

Dalam kesempatan itu, Eddy mengatakan perseroan juga berencana mempercepat penyelesaian transaksi perjanjian jual beli dengan Vallar Plc dari tenggat 8
April 2011, agar terhindar dari pe nalti US$150 juta seperti yang te lah disepakati.

Untuk itu, perseroan akan me minta persetujuan dari pemegang saham melalui rapat umum pe megang saham yang akan digelar paling lambat 14 Januari 2011.

Seperti diberitakan kemarin, Grup Bakrie menukar 25% sa hamnya di Bumi Resources de ngan 43% saham Vallar Plc. Di sio si lain, Vallar yang dimiliki si Rothschild, keluarga keturunan a Yahudi-Jerman, juga menukar si 24,5% sahamnya plus uang ni US$739 juta dengan 75% saham a Berau Energy.

Bersamaan dengan penegasan d manajemen Bakrie and Brothers a itu, dari Singapura dilaporkan, s keluarga Bakrie terus melanjut k kan rangkaian proyek perluasan pengaruh sosial-politiknya. Kali a ini, bekerja sama dengan Peme rintah Singapura, Bakrie melun a curkan Bakrie Professorship in n Southeast Asian Policy.
a Pembentukan institusi pendie dikan yang menginduk ke Na nyang Technological University, s Singapura, tersebut melanjutkan lembaga sejenis yang didirikan a bersama Carnegie Endowment di r Washington DC, AS, Juli lalu, di Bakrie Chair for Southeast Asian a Studies.
Diburu investor y Penegasan kelanjutan ekspansi e dan masuknya keluarga Rothi child ke Bakrie itu mendapatkan li sambutan positif dari pasar. Para 8 investor, seraya mengingat keper gian mantan Menkeu Sri Mulyani dan kemenangan Bakrie dalam kasus penggelapan pajak dan keterkaitannya dengan Gayus Tambunan, memborong saham emiten Grup Bakrie.

Kecuali saham PT Bakrie Telecom Tbk yang harganya flat di level Rp250, investor membeli seluruh saham emiten anggota Grup Bakrie hingga mencatatkan total transaksi Rp1,33 triliun, terbesar dari transaksi berdasarkan grup konglomerasi di Bursa Efek Indonesia.
Harga saham PT Bakrie Brothers Tbk, kapal induk Bakrie, naik 26,67%, diikuti Bumi Resources (7,96%), PT Energy Mega Perkasa Tbk (4,50%), PT Bakrieland Development Tbk (4,43%), PT Bakrie Sumatera Plantations (2,78%), dan PT Darma Henwa Tbk (5,40%).

Aldo Perkasa, fund manager di PT Danareksa Investment Management, mengatakan investor memburu saham Bakrie Brothers karena mereka tahu perusahaan itu praktis akan mengendalikan dua aset batu baranya di Bumi Resources dan Berau Energy.

“Vallar akan memiliki Bumi dan Berau, dan itu akan mengubah valuasi Bakrie and Brothers.

Memang terlihat Bakrie & Brothers mendapatkan banyak manfaat dari deal tersebut, selain dia mendapatkan akses ke bursa efek London,” katanya.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan kenaikan harga saham emiten Bakrie praktis berhasil
mencegah indeks terkoreksi. “Sepanjang hari, indeks bergerak di teritori negatif menyesuaikan dengan koreksi bursa regional sehari sebelumnya,” katanya.

Terkait dengan rencana divestasi anak usaha dan masuknya keluarga Rothschild ke Bakrie, Satrio mengatakan divestasi usaha non-investasi itu merupakan hal wajar. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakan strategi divestasi ini akan membawa keuntungan atau tidak.

Karena itu, manajemen juga harus lebih terbuka dan memisahkan antara bisnis perseroan dan keluarga pendiri. Dia mencontohkan transaksi tukar guling tersebut. “Ini deal-nya Nirwan Bakrie atau deal Bakrie and Brothers dengan Vallar. Itu perlu ada pembatas.” Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Eddy Sugito mengatakan otoritas bursa tidak akan menghentikan perdagangan saham Bakrie Brothers dan Bumi Resources, kendati Bursa Efek London menghentikan transaksi saham Vallar Plc.

“Ada perbedaan implikasi yang ditimbulkan antara Bakrie Brothers dan Vallar sehingga belum diperlukan aksi suspensi terhadap saham Bakrie Brothers tersebut. Sepanjang informasinya sudah memadai buat apa harus disuspen?” katanya.

Sementara itu, seorang eksekutif di Grup Bakrie mengatakan Bakrie and Brothers bisa mengantongi keuntungan Rp929,28 miliar dari transaksi pertukaran sa
ham (share-swap) dengan Glencore International AG jika perseroan menggunakan haknya membeli kembali saham Bumi.

Bakrie menandatangani perjanjian share-swap saham Bumi senilai US$200 juta dengan Glencore pada 26 Juni 2010 terkait dengan kebutuhan akan komoditas batu bara. Glencore telah memakai US$200 juta untuk membeli 4,98% saham Bumi, setara dengan 968 juta saham sebelum pelaksanaan nonpreemptive 7% saham.

Dia mengatakan Glencore membeli saham Bumi di level Rp1.840 per saham, sedangkan Bakrie bisa menggunakan haknya untuk buyback saham Bumi di harga yang sama dengan harga beli Glencore dalam 4 tahun.
“Bakrie kemungkinan besar menggunakan opsi buyback itu karena saham Bumi melonjak.
Kalau opsi itu ditempuh, otomatis hanya dalam tempo singkat Bakrie Brothers bisa meraih untung Rp929 miliar,“ katanya.

Dalam laporan keuangan Bumi per Juni 2010 disebutkan Glencore, melalui Glencore Coal Mauritius Ltd, juga mempunyai hubungan baik dengan PT Kaltim Prima Coal, anak perusahaan Bumi sebagai agen pemasaran batu bara di luar Jepang. (bastanul.
siregar@bisnis.co.id) Reportase: 09/16/RATNA ARIYANTI/WISNU WIJAYA/DWI WAHYUNI/ARIEF BUDISUSILO erita tentang Bakrie seperti C tak akan ada habisnya. Ke tika Persoalan Gayus belum rampung dipahami, Bakrie mencuri perhatian publik dengan sebuah perkara yang baru. Kali ini melibatkan Nathaniel Rothschild.

Menjadi lebih menarik karena nama Rothschild punya daya magis di dunia finansial. Dia mewarisi bakat para penduhulunya yang pintar mencari aliansi.

Deretan nama-nama Rothschild pernah menembus dinasti terkemuka Eropa melalui perkawinan.
Pergaulan Nathaniel pun luas, termasuk dengan keluarga Khadafi.

Kali ini Rothschild seakan menemui `dinasti' yang lain, Bakrie. Nama yang untuk lingkungan Indonesia saat ini pun tidak kalah daya magisnya.

Tentang aliansi ini, pemilik kelompok ini Aburizal Bakrie cuma menanggapi dengan tertawa yang menyimpan rasa optimistis. “Saya tidak lagi terlibat di bisnis. Jadi tak bisa kalau saya menanggapi. Namun, kalau soal Gayus, itu masalah kecil,“ ujarnya kepada Bisnis.

Ical, panggilan akbar Aburizal Bakrie, seakan menegaskan keyakinannya kalau soal Gayus cuma sebuah intrik politik di dalam negeri yang mudah ditangani.

Padahal kasus Gayus yang dituduh 'beraliansi pajak dengan perusahaan-perusahaan Bakrie' saat ini tengah mencuri perhatian publik.

Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkali-kali memberi instruksi agar kasus itu terus diteliti. Demikian juga Nirwan D. Bakrie tidak mau berpanjangpanjang membagi cerita soal masuknya Rothschild.

Dia cuma berharap semoga ini menjadi berita yang menarik dan positif untuk publik.

Sebagai ganti, dia mengirim artikel Financial Times bertajuk Vallar in $3 bn Asian coal deal-Rothschild and Bakrie families join forces. “Silakan membacanya untuk melengkapi berita di harian Anda.“ Kirakira begitu pesannya.

Penjelasan justru datang dari Boby D Gafur, Dirut dan CEO Bakrie & Brothers. “Beruntung kami bisa mendapatkan Rothschild. Ini nama besar yang membuat Bumi menjadi perusahaan kelas dunia.“

Dengan Rothschild yang memiliki Vallar yang baru saja mencatatkan sahamnya di bursa London, jelas Boby, Bakrie akhirnya lebih mudah mencari akses finansial ke para pemodal di luar negeri.
Pernyataan itu cukup menjelaskan mengapa Bakrie memilih Rothschild.

Pemilik hedge fund nomor besar ke-7 di Inggris dalam daftar Sunday Times--itu baru saja menjual saham Vallar di bursa London untuk mendapatkan sekitar US$1,07 miliar dana tunai.

Padahal di prospektus dia cuma berjanji akan mencari perusahaan tambang dunia yang pantas untuk diakuisisi. Lalu, seperti keberuntungan bagi keluarga Bakrie, Bumi Resources yang didapati.

Menilik watak bisnis keluarga Bakrie yang berani berjibaku dengan utang, transaksi ini memuluskan gairah ekspansi perusahaan itu tanpa harus memiliki dana tunai.

Sebuah bentuk leverage yang di dunia pasar modal semuanya mungkin terjadi asal berani bermimpi, cerdas menetapkan langkah bisnis serta pandai-pandai mencari cela regulasi. Dari catatan Bisnis, saat ini Bakrie & Brothers memiliki utang yang besar. Bumi misalnya memiliki utang kepada lembaga keuangan asal China itu sebesar US$1,9 miliar.

Dari jumlah itu, US$403 juta akan jatuh tempo pada tahun ini. Perseroan juga akan membayar utang kepada kreditur lain, sehingga total utang yang akan dilunasi US$620 juta.

Dengan pelunasan itu, utang perseroan pada akhir tahun ini berada di kisaran US$3 miliar, dari saat ini di kisaran US$3,7 miliar.

Yang menjadi jaminannya adalah saham-saham anak usaha termasuk Bumi. Tentu saja muncul pertanyaan yang menggelitik. Mengapa para kreditur dengan mudah membiarkan saham yang dijaminkan itu berpindah pemilik kepada Rothschild?
Berbagai dugaan Di pasar beredar berbagai dugaan, salah satu yang membeli saham IPO Vallar di London itu juga Bak rie. “Rothschild hanya dipakai namanya. Ini sama dengan membeli dirinya sendiri.“

Sebuah dugaan yang lagi-lagi harus disertai bukti sebagaimana halnya ketika publik menduga perusahaan Bakrie terlibat penyuapan pajak yang melibatkan Gayus.
Yang jelas, terkait aliansi Rothschild-Bakrie, hanya Credit Suisse yang bisa memberikan jawaban yang pasti. Dia yang selama ini mengatur transaksi, baik untuk perusahaan-perusahaan Bakrie maupun untuk go public Vallar yang dimiliki Rothschild.

Apa pun jawabannya, yang juga pasti Credit Suisse telah berhasil menyandingkan dua kekuatan besar, Rothschild yang sudah berumur dua abad dengan Bakrie yang tengah membangun basis dalam tiga generasi.

Satu keturunan Yahudi-Jerman yang menguasai sumber finansial (source of fund) dan yang lain turunan Sumatra-Indonesia yang menguasai batu bara.

Saat ini, Bumi, salah aset paling penting dari kelompok usaha itu menjadi produsen batu bara nomor satu dunia dengan pangsa 24% dan Berau berada di urutan ke-24 dengan porsi 7%.

Masuknya Rothschild yang membawa jaminan pendanaan yang kuat dan ditopang oleh kenaikan harga batu bara di pasar dunia membuat aliansi dua `dinasti' itu sangat stretegis dan sulit ditandingi.

Itu sebabnya Bumi Resources dan Berau, melalui aliansi strategis ini, diyakini akan semakin prospektif.
Sekurang-kurangnya itulah keyakinan dari keluarga Bakrie dan Rothschild. Tidak percaya?
Silakan publik mengamatinya.
Yang pasti kemarin harga saham Bumi mulai menggeliat. Bumi misalnya naik 7,7% menjadi Rp2.800 dengan nilai perdagangan Rp1,145 triliun. Saham Bakrie & Brothers juga menguat 26,7% dan ditutup di level ke Rp76. Beberapa anak perusahaan Bakrie juga terkerek naik.

Akankah harga sahamnya terus menguat untuk waktu yang panjang? Akankah gabungan kekuatan itu akan dengan mudah mengamankan Bumi dari semburan lumpur panas Sidoarjo dan sodokan Gayus?
Jawaban dan pembuktian yang tidak mudah didapatkan. Namun, sebagai pemain saham, Anda tentu terlambat kalau menunggu hingga semua kepastian itu datang.
(abraham.runga@bisnis.co.id)


BUMI Bayar Utang US$311 Jt ke Credit Suisse
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Senin, 15 November 2010 | 18:45 WIB


INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menggunakan dana penerbitan saham tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebesar US$311 juta untuk membayar utang kepada Credit Suisse.

Hal itu disampaikan Direktur BUMI Dileep Srivastava dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/11). Saat ini, sisa penerbitan saham tanpa HMETD ini dalam rekening perseroan. Perseroan mengharapkan penyelesaian tanggal jatuh tempo pembayaran pada akhir November 2010.

"Dana yang digunakan untuk pembayaran utang kepada Credit Suisse telah ditempatkan oleh Perseroan ke dalam rekening penampungan sampai tanggal jatuh tempo pembayaran," ujar Dileep.

Perseroan menerbitkan saham tanpa HMETD. Selain itu, perseroan menerbitkan guaranteed senior secured notes sebesar US$700 juta. Dileep menuturkan, penggunaan dana hasil guaranteed senior secured notes sebesar US$609 juta karena sisa dana yang diperoleh perseroan atas penerbitan guaranteed senior secured notes US$700 juta setelah dikurangi dengan biaya emisi masih di dalam rekening perseroan.

Perseroan pun tidak memprioritaskan utang kepada Brights Ventures karena jatuh tempo utang yang dimaksud masih cukup lama. Dileep mengatakan, perseroan telah menggunakan dana penerbitan guaranteed senior secured notes sebesar US$83 juta kepada Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG.

Seperti diketahui, BUMI menggunakan dana hasil tanpa HMETD untuk melunasi utang jangka panjang kepada Credit Suisse. Perseroan memiliki utang jangka panjang yaitu Credit Suisse Bond November 2009 dan Credit Suisse Bond Oktober 2007. Perseroan akan melunasi jumlah pokok utang dibayar sebesar US$220 juta dalam Credit Suisse Bond November 2009 dengan tingkat utang bunga yang dibayar sebesar US$1 juta dan biaya tambahan sebesar US$1 juta.

Nilai Saldo utang setelah pembayaran sebesar US$39 juta per 22 November 2010. BUMI juga membayara jumlah pokok utang yang dibayar sebesar US$103 juta untuk Credit Suisse Bond Oktober 2007 dengan jumlah biaya tambaha atau put option sebesar US$25 juta.

Dana hasil penerbitan surat utang sebesar US$700 juta digunakan oleh perseroan untuk membayar utang jangka pendek dan jangka panjang. Perseroan membayar jumlah pokok utang yang dibayar kepada JP Morgan sebesar US$150 juta. Selain itu, BUMI membayar jumlah pokok utang yang dibayar kepada Credit Suisse sebesar US$373 juta dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG sebesar US$80 juta. Jumlah utang bunga yang dibayar kepada tiga institusi tersebut sebesar US$3 juta. [hid]

PT Bakrie and Brothers Tbk dan beberapa perusahaan dalam Kelompok Usaha Bakrie menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Vallar Plc—perusahaan investasi milik Rothschild, salah satu keluarga bankir terkaya di dunia.

Direktur Utama dan CEO PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) Bobby Gafur Umar, Selasa (16/11/2010), mengatakan, pihaknya akan melepas sekitar 5,2 miliar saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kepada Vallar. Harga penjualan saham BUMI yang dikenal sebagai salah satu anak perusahaan terbesar BNBR itu Rp 2.500 per saham sehingga nilai totalnya Rp 13 triliun.

Sumber : KOMPAS.COM
Kamis, 18/11/2010 05:53:33 WIB
Bakrie gandeng NTU luncurkan kajian Asia
Oleh: Arif Budisusilo

SINGAPURA: Bakrie Center Foundation bekerjasama dengan Nanyang Technological University (NTU) Singapura, hari ini meluncurkan program Bakrie Professorship in Southeast Asian Policy.

Peluncuran Bakrie Professorship yang bertempat di Chinese Heritage Center, S Rajaratnam School of International Studies, NTU, itu dihadiri oleh Aburizal Bakrie, pemilik kelompok usaha Bakrie, serta Anindya N. Bakrie, pendiri dan Chairman Bakrie Center.

Anindya menjelaskan setelah peluncuran Bakrie Professorship, pada sore hari bertempat di Hotel SangriLa akan digelar kuliah umum oleh Aburizal Bakrie selaku Ketua Umum Partai Golkar, di depan pejabat pemerintah Singapura, diplomat, akademisi dan media.

Pada malam harinya, lanjut Anindya, dijadwalkan jamuan makan malam oleh Presiden Singapura S.R. Nathan di Istana Kepresidenan, dan dilanjutkan rangkaian pertemuan dengan pejabat teras Singapura pada Jumat.

Sebelumnya pada Juli lalu Bakrie Center telah meresmikan Bakrie Chair for South East Asian Studies atau yang disebut Bakrie Chair, bekerjasama dengan Carnegie Endowment di Washington DC, Amerika Serikat.

Bakrie Center merupakan salah satu wahana kegiatan kelompok usaha Bakrie yang berorientasi nirlaba, terutama untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia dalam bidang pendidikan. Bakrie Center menjadi bagian dari aspirasi filantropis Yayasan Pendidikan Bakrie yang mengelola Bakrie University dan Bakrie Learning Center

Fokus utama Bakrie Center adalah pemberian program beasiswa tingkat pascasarjana dan pemberian dukungan atau riset kebijakan dalam bidang-bidang strategis tertentu.


Rothschild pegang Bakrie
OLEH RATNA ARIYANTI & BASTANUL SIREGAR Bisnis Indonesia


Bumi raih akses ke bursa efek London JAKARTA: Keluarga Rothschild, keturunan Yahudi-Jerman yang membangun imperium bisnis keuangan sejak 200 tahun silam, akan mendapatkan akses terhadap 30% produksi ba tu bara di Indonesia.
Akses itu diperoleh setelah Vallar Plc, perusahaan investasi tambang berbasis di London yang dikendalikan langsung Nathaniel Rothschild, menguasai saham mayoritas PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk.

Nathaniel, kelahiran 1971, adalah bungsu dan satu-satunya lelaki dari empat keturunan Jacob Rothschild. Jacob adalah baron keempat The Rothschild's. Dia juga dikenal sebagai donatur Israel sekaligus Presiden Kehormatan Institute for Jewish Policy Research.

Vallar menguasai mayoritas saham Bumi dan Berau Energy melalui transaksi tukar guling (reverse take over). Investasi yang ditanamkannya ke Bumi dan Berau, baik dalam bentuk saham maupun dana segar, setara dengan US$3 miliar.

Dalam transaksi tersebut, Vallar akan menguasai 25% saham Bumi, termasuk sekitar 14% saham Bumi milik PT Bakrie & Brother Tbk, serta 75% saham Berau Energy. Sebagai imbalannya, Bakrie dan Berau Energy akan memiliki masing-masing 43% dan 24,9% saham Vallar.

Dengan tukar guling itu, sesuai dengan keterangan resmi Vallar melalui situsnya yang dipublikasikan Selasa, Bakrie otomatis menjadi pemilik mayoritas Vallar, sekaligus mencatatkan dirinya secara tidak langsung (backdoor listing) di bursa London. (lihat ilustrasi) Backdoor listing adalah istilah yang menjelaskan masuknya perusahaan ke bursa tertentu tanpa melalui pencatatan saham lebih dahulu. Hal itu bisa ditempuh melalui akuisisi mayoritas saham emiten tertentu, biasanya diiringi pergantian nama, direksi, dan bidang usaha.

Dalam hal backdoor listing Bakrie, Vallar akan berubah namanya menjadi Bumi Plc. Tiga nama dari Grup Bakrie juga akan ma suk ke jajaran Vallar.

Wakil dari keluarga Bakrie adalah Indra Usmansyah Bakrie, anak ke-3 Achmad Bakrie, yang akan duduk sebagai Chairman.

Dua yang lain adalah Ari Hudaya sebagai Executive Director sekaligus Chief Executive, serta Andrew Beckham sebagai Executive Director and Finance Director. Adapun, Nathaniel, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Vallar, akan menduduki jabatan sebagai Co-Chairman.
Seluruh proses transaksi itu ditargetkan rampung April 2011.
Rothschild, membiayai investasi tersebut sepenuhnya dari dana hasil penawaran saham publik perdana (initial public offering/ IPO) di Bursa Efek London, Juli lalu. Dalam IPO itu, Vallar meraup dana US$1,13 miliar.
Nilai strategis Direktur Utama Bakrie & Brothers Bobby Gafur S. Umar yang ditemui di Jakarta Selasa lalu mengatakan transaksi itu akan mendongkrak nilai aset bersih Grup Bakrie sekaligus membuka akses ke pasar modal di London.

“Ini win-win deal. Mereka [Vallar] untung karena dapat aset cantik, sedangkan kami dapat akses ke capital market,“ katanya tanpa memerinci apa aksi korporasi berikut yang direncanakan.

Dalam kesempatan itu, Bobby menyebutkan Bakrie & Brothers hanya akan menguasai 24,1% saham Vallar.

Menurut dia, porsi kepemilikan di level tersebut sudah lebih dari cukup, dan tidak menutup `kehadiran' nama-nama besar pemegang saham yang lain.

Namun, berbeda dengan keterangan Bobby, Vallar dalam penjelasannya menyebutkan Grup Bakrie menguasai 25%. Baik Bobby maupun Vallar tidak merinci siapa pemilik 0,9% saham Vallar yang masih terafiliasi dengan Grup Bakrie.

Sejumlah analis menanggapi positif aksi korporasi tersebut. Satu analis dari Liberum Capital misalnya, seperti dikutip Bloomberg, melaporkan dalam risetnya investor sudah seharusnya memberi respons hangat terhadap masuknya Vallar ke Bumi dan Berau.

“Di situ jelas terlihat ada harga bagus untuk aset-aset batu bara yang berkualitas. Gabungan antara perusahaan investasi berskala besar di bursa London dan produsen batu bara Indonesia akan menawarkan eksposur sekaligus da Sumber: Bursa Efek London & Bursa Efek Indonesia, 2 ya tarik investasi yang kuat,“ tulis Liberum Capital.

Dihubungi terpisah, Kepala Riset PT Bhakti Securities Edwin Sebayang mengatakan transaksi tukar guling saham Bumi dan Vallar akan memperluas akses Grup Bakrie untuk mendapatkan dana dari beragam sumber, terutama dari Eropa, dengan biaya lebih murah.

Dia mengatakan transaksi itu juga memiliki nilai strategis karena sesuai dengan karakternya, perusahaan tambang butuh investasi besar dengan risiko yang juga besar. Perluasan akses ke beragam sumber pendanaan akan mempermulus rencana ekspansi perseroan ke depan.

“Kalau dengan posisi kas yang lemah, sulit mendanai rencana pengembangan. Namun, sinergi dengan Vallar ini akan memudahkan peluang refinancing utang sekaligus mencari pendanaan dari beragam kreditur de ngan bunga yang lebih rendah.“

Apalagi, terdapat ekspektasi yang cukup meyakinkan mengenai perbaikan ekonomi global ke depan. Dengan ekspektasi itu, permintaan suplai energi yang antara lain bersumber dari batu bara, otomatis akan terkerek.

Dalam catatan Bisnis, sejak 5 tahun lalu Indonesia telah menggeser posisi Australia sebagai eksportir batu bara terbesar dunia.
Dalam kurun itu pula, harga komoditas tersebut telah tumbuh mendekati rata-rata 40%, hingga mendongkrak neraca ekspor-impor di atas US$100 miliar.

Seiring dengan itu pula, kinerja korporasi yang bergerak di bidang pertambangan batu bara di Indonesia melaju pesat. Kendati secara global produsen dan eksportir terbesar masih dipegang Rio Tinto Australia, secara keseluruhan ekspor batu bara Indonesia lebih besar.

Dengan demikian, transaksi BISNIS/ILHAM NESABANA debtswap Vallar-Bakrie-Berau itu mengombinasikan jaringan internasional Rothschild dan kendali 30% produksi batu bara Indonesia--dari Bumi sebagai produsen dan eksportir nomor wahid (24%) dan Berau Energy di urutan kelima. (7%).

Presiden Direktur PT Recapital Advisors selaku pemegang saham PT Bukit Mutiara--induk Berau Energy--berencana menggunakan sebagian dana dari penjualan saham ke Vallar untuk melunasi utangnya senilai US$550 juta.

Berau yang pekan ini mengungkapkan Noble menjadi agen pemegang hak eksklusif pemasaran dengan posisi di bawah Maple Holdings Ltd, berencana mengalokasikan belanja modal sebesar US$240 juta sampai 2014 untuk ekspansi dan meningkatkan produksi. (BAMBANG P JATMIKO/WISNU WIJAYA) (ariyanti@bisnis.co.id/bastanul.siregar@ bisnis.co.id)
EMAIL
Kesukaan Gayus pada Tenis Dipertanyakan
Selasa, 16 November 2010 | 21:08 WIB
Made Sugiantara


JAKARTA, KOMPAS.com - Para politisi di DPR menuding ada indikasi skenario besar munculnya Gayus Tambunan di Bali. Alasan Gayus yang mengaku menonton tenis untuk menghilangkan stres pun dipertanyakan.

Salah satunya dari Ahmad Yani, anggota Komisi III DPR RI dari PPP. Dalam Jakarta Lawyers Club yang disiarkan TVOne, Selasa (16/11/2010) malam, ia menyinggung kehadiran Aburizal Bakrie yang juga menonton pertandingan tenis yang sama di Bali.

"Bang Ical, semua publik tahu Bang ical suka main tenis. Semua juga tahu Gayus tidak suka main tenis. Jadi, ada apa ini?" ujarnya. Menurutnya, Gayus seperti Mbah Maridjan yang punya kunci ada apa dan siapa yang memainkan kasus tersebut.

Menurut Gayus Lumbuun, anggota DPR RI dari PDI-P, adanya skenario besar juga dilihat dari laporan polisi bahwa Gayus terbang ke Bali dengan pesawat komersial dari bandara yang tidak untuk umum. Ia mempertanyakan bagaiaman Gayus yang tidak suka tenis bisa tahu akan ada pertandingan besar dan ingin menontonnya.

Nama Aburizal Bakrie atau Bang Ical dan Gayus di Bali dalam waktu yang tidak terpaut lama memang banyak dikait-kaitkan sejumlah media. Namun, Ical membantah melakukan pertemuan dengan Gayus selama di Bali.

Ical mengatakan, ia datang ke Bali Sabtu dini hari bersama keluarganya, istri dan cucunya. Sehari sebelumnya, kata Ical, ia masih di Palembang. Ia sendiri mengakui hobi tenis sehingga tidak melewatkan menonton pertandingan tingkat dunia di Bali. Dikaitkannya dengan hadirnya Gayus menurutnya hanya intrik politik.

"Terhadap dikait-kaitkannya saya dengan ini, saya jawab intrik politik tidak produktif. Kita hentikan. Kita ganti dengan perdebatan konseptual agar negara ini maju," kata Ical menjawab kecurigaan sejumlah pihak.


KPC Telan Biaya Eksplorasi US$641 Ribu
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Agustina Melani
Pasar Modal - Senin, 15 November 2010 | 15:25 WIB



INILAH.COM, Jakarta - Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Kaltim Prima Coal Tbk (KPC) menghabiskan dana sebesar US$641.258 dari anggaran US$745.487 per Oktober 2010.


Hal itu disampaikan manajemen BUMI dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/11). Perseroan memiliki anggaran tahunan untuk eksplorasi sebesar US$13.967.310, Perseroan year to date aktual telah merealisasikan anggaran US$10.356.873, dan year to date anggaran sebesar US$12.667.174. Selama Oktober 2010, perseroan telah melakukan eksplorasi di Komodo PN1, Komodo Dump (Pit Keong) dan Pit Elang Bengalon.


Perseroan berencana akan terus melanjutkan eksplorasi di tempat tersebut pada November 2010. Anak usaha perseroan lainnya yaitu PT Gorontalo Minerals telah menghabiskan biaya eksplorasi sebesar US$57,597.66 dari anggaran sebesar US$61.508.13 per Oktober 2010. PT Citra Palu Minerals menghabiskan biaya eksplorasi secara aktual sebesa US$21.054.60 dari anggaran sebesar US$40.340.99 per Oktober 2010. Rencananya perseroan juga akan melanjutkan kegaitan di Blok I Poboya pada November 2010. [cms]


Senin, 15/11/2010 18:58 WIB
Delta Dunia Garap Tambang BUMI US$ 200 Juta
Whery Enggo Prayogi - detikFinance


Jakarta - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mendapatkan kontrak baru US$ 200 juta untuk pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 81 juta bank cubic meter (bcm) dan 6,7 juta ton batubara. Kontrak dilakukan melalui anak usaha perseroan PT Bukit Makmur Mandiri Utama dengan PT Arutmin Indonesia, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Demikian disampaikan direksi DOID dalam keterangan tertulis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (15/11/2010).

Ia menyampaikan, BUMA dan Arutmin bersepakat jangka waktu kontrak selama 3 tahun. BUMA maenjadi kontraktor di wilayah kerja tambang Senakin Pit 4-7 milik Arutmin.

Penandatanganan dilakukan keduanya pada 12 November 2010, dengan target produksi pemindahan tanah sebesar 81 juta bank cubic meter (bcm) dan 6,7 juta ton batubara. Total nilai sebesar US$ 200 juta.





(wep/dro)


Senin, 15/11/2010 18:02 WIB
Buyung Minta Pejabat Grup Bakrie Dihadirkan di Sidang Gayus
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews




Jakarta - Pengacara Gayus Tambunan, Adnan Buyung Nasution, meminta agar majelis hakim menghadirkan saksi penting di persidangan mendatang. Saksi-saksi ini akan membuka dugaan mafia pajak yang dituduhkan kepada Gayus. Buyung meminta pejabat grup Bakrie dihadirkan di sidang.

"Kami minta dipanggil pihak dari perusahaan Bakrie, Denni Andrian,orang dari PT Bumi Resources, Kaltim Prima Coal, dia juga tahu, juga PT Arutmin," kata Buyung di persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Senin (15/11/2010).

Buyung meminta agar Ketua Majelis Hakim Albertina Ho memanggil saksi itu agar bisa memberikan keterangan dan membuka misteri kasus pajak.

"Dia orang yang paling tahu aliran dana Bakrie Grup ke Gayus Tambunan, kami minta disetujui," tutupnya.

Sebelumnya permintaan Buyung agar hakim menghadirkan jaksa Cirus Sinaga dan Fadil Regan sebagai saksi dikabulkan. Majelis hakim meminta Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan jaksa Cirus dan Fadil sebagai saksi dalam persidangan 24 Oktober 2010.

"Untuk hari Rabu tanggal 24, dari permohonan yang diajukan penasihat hukum, yang akan dikabulkan yaitu Fadil Regan, Cirus Sinaga. Itu permohonan dari penasihat hukum," kata Albertina Ho.

"Untuk Fadil dan Cirus tolong diberitahukan akan diminta keterangan sehubungan dengan peran atau tugas dua orang ini pada waktu pemeriksaan terdakwa di Tangerang," ujar Albertina.

(ndr/nrl)

Grup Bakrie Sangkal Setor ke Gayus
Minggu, 14 November 2010 | 06:39 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Juru bicara PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava, menuding Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum gagal mendidik masyarakat bahwa setiap pernyataan yang dilontarkan oleh siapa pun harus memiliki bukti-bukti kuat. “Sehingga, Bumi terus-menerus menjadi korban oleh pernyataan liar dan rumor," kata Dileep kepada Tempo kemarin.



Dileep melontarkan hal tersebut untuk menanggapi pernyataan anggota Satuan Tugas Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, yang menyebutkan sebagian harta milik tersangka kasus penggelapan pajak, Gayus Halomoan Tambunan, diperoleh saat mengurus pajak perusahaan Grup Bakrie. "Posisi kami sama. Status pajak kami jelas dan sudah diputuskan oleh Mahkamah Agung," ujar Dileep.


Jumat lalu, Mas Achmad mengatakan bahwa Gayus, bekas pegawai golongan III-A pada Direktorat Jenderal Pajak, pernah mengaku memiliki duit sekitar Rp 70 miliar. “Gayus menyampaikan, ada harta dia yang lain di samping (suap) Rp 28 miliar. Total sekitar Rp 70 miliar,” katanya.


Saat itu Satgas belum menggali lebih terperinci asal-muasal sumber kekayaan Gayus lantaran lebih berfokus pada upaya membujuknya kembali ke Indonesia. “Namun dia mengaku mendapat proyek-proyek yang besar dari Grup Bakrie,” kata Ahmad. Pengakuan tersebut, menurut Mas Achmad, keluar dari mulut Gayus ketika dijemput oleh Satgas Mafia Hukum di Singapura, Maret lalu. Ketika itu, Mas Achmad bersama Denny Indrayana (sekretaris Satgas) pergi ke Negeri Singa untuk menjemput Gayus yang "kabur" karena mulai santer disebut-sebut dalam kasus penggelapan pajak.


Dalam beberapa persidangan, Gayus juga mengatakan pernah mendapat tanda “ucapan terima kasih” setelah mengurus pajak dari tiga perusahaan milik Grup Bakrie: PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin. Dari ketiganya, Gayus mengatakan menerima sekitar US$ 3 juta, atau sekitar Rp 27 miliar. Dari Kaltim Prima, Gayus menerima US$ 500 ribu. Sedangkan dari Bumi US$ 500 ribu, dan US$ 2 juta gabungan dari Arutmin dan Kaltim Prima.


Duit dari Kaltim Prima terkait dengan pengurusan surat ketetapan pajak tahun 2001-2004, dari Bumi terkait dengan banding Bumi untuk pajak pada 2005. Sedangkan US$ 2 juta untuk keberatan pajak pada 2005 dan 2006 oleh KPC dan Arutmin.


Menurut Dileep, pernyataan Gayus itu sudah dilontarkan sejak lama. Namun Gayus tak pernah mampu menunjukkan bukti-bukti keterlibatan ketiga perusahaan tersebut. Sejauh ini Gayus kerap kali mengelak untuk membeberkan bukti suap hingga puluhan miliar rupiah yang dilakukan oleh Grup Bakrie.


Gayus beralasan, dirinya baru akan mengungkapkan hal tersebut pada saat yang tepat. Hingga kini, Gayus sudah didakwa dengan dugaan penyuapan dan penggelapan pajak. Sedangkan perkara Gayus yang menerima suap dari berbagai perusahaan, termasuk dari ketiga perusahaan Bakrie, belum tercantum dalam dakwaan jaksa.


ISMA SAVITRI | EKA UTAMI APRILIA




Ical ke Bali, Tapi Tak Bertemu Gayus
Headline
inilah.com/Wirasatria
Oleh:
Pasar Modal - Kamis, 11 November 2010 | 19:18 WIB


INILAH.COM, Surabaya - Kata siapa Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie bertemu dengan terdakwa kasus mafia pajak Gayus Tambunan di Bali?

Ical, sapaan Aburizal Bakrie, mengakui pergi ke Bali. Tetapi, tidak bertemu dengan Gayus yang diduga keluar dari rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Siapa bilang saya ketemu dengan Gayus di Bali? Kalau mau ketemu ngapain harus di Bali?" tegas Ical kepada wartawan saat acara Focus Group Discussion (FGD) 'Suara Golkar Suara Rakyat' di Empire Palace Surabaya, Kamis (11/11/2010).

Ical menegaskan, memang benar dirinya berada di Bali dan bukan dalam rangka bertemu sembunyi-sembunyi dengan Gayus. "Saya memang di Bali. Saya tidak tahu dan tidak pernah kenal dengan yang namanya Gayus," tukasnya berulang kali.

Beredarnya foto orang yang diduga kuat sebagai Gayus saat menonton pertandingan tenis di Nusa Dua-Bali, secara kebetulan Ical juga berada di saat yang sama. "Saya nggak tahu foto itu benar Gayus atau bukan, tanyakan saja kepada wartawan yang memfotonya," imbuhnya.

Untuk diketahui, Gayus diduga kuat keluar dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok dengan alasan berobat. Tapi, beberapa waktu lalu heboh foto orang yang mirip Gayus berada di Bali sedang menonton pertandingan tenis dan berhasil dijepret salah seorang fotografer Kompas.

Sebagaimana diberitakan, Polisi dan Gayus mengakui terdakwa kasus mafia pajak itu keluar meninggalkan Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob), Jumat (5/11/2010), dengan keperluan periksa dokter.

Namun, banyak pihak menyangsikan Gayus benar-benar keluar untuk periksa dokter lantaran dia keluar sejak pagi hingga baru kembali ke Rutan Mako Brimob larut malam sekitar pukul 22.30.

Apalagi, kemudian beredar foto orang mirip Gayus yang tengah asyik menonton kejuaraan tenis dunia Commonwealth Bank Tournament of Champions di Nusa Dua, Bali. Orang mirip Gayus itu tengah menonton pertandingan antara Daniela Hantuchova dan Yanina Wickmayer.

Adnan Buyung Nasution, kuasa hukum Gayus, mengatakan kliennya itu mengakui meninggalkan Rutan Mako Brimob untuk periksa dokter dan pulang ke rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Namun, dia membantah pergi ke Bali. [beritajatim.com/bar]
Kamis, 11/11/2010 12:19 WIB
Bersihkan Nama Ical, Golkar Minta Polisi Tuntaskan Kasus Gayus di Bali
Elvan Dany Sutrisno - detikNews




Jakarta - Rumor tak sedap menimpa Ketua Umum Aburizal Bakrie atau Ical terkait keberadaan pria mirip Gayus Tambunan di Bali yang diketahui tengah menonton tenis. Isu itu menyebutkan Gayus menemui Ical di Bali.

Agar isu tidak semakin liar, Golkar meminta Polri menuntaskan kasus Gayus ini. Harus diungkapkan apakah benar Gayus ke Bali dan untuk tujuan apa.

"Supaya tidak terus menjadi rumor negatif," ujar Priyo kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/11/2010).

Priyo juga meminta agar keberadaan Ical di Bali tidak dipolitisir. Menurutnya hal negatif seperti itu kerap menjadi objek politik yang seksi.

"Saya mohon tidak dipolitisasi dengan rumor ini," harapnya.

Pria mirip Gayus diketahui menikmati pertandingan tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions di Nusa Dua, Bali pada Jumat (5/11) pukul 21.10 Wita. Namun kemudian muncul isu mengenai pertemuan dengan Ical ini karena diketahui Ical menonton tenis juga di Bali. Meski menurut keterangan Lalu Mara, Ical itu berada di Bali sejak Sabtu (6/11).

Pada Jumat (5/11) malam, Ical berada di Palembang. "Bisa dicek itu, beritanya juga ada kok Pak Ical di Palembang," kata pria berkaca mata yang juga orang dekat Ical ini saat berbincang dengan detikcom, Selasa (9/11).

Pria yang sangat mirip dengan Gayus terjepret kamera fotografer Kompas Agus Susanto. Saat itu tengah digelar pertandingan Daniela Hantuchova dan Yanina Wickmayer dalam ajang Commonwealth Bank Tournament of Champions di Nusa Dua, Bali.

Pria tersebut berdandan agak berbeda dari Gayus Tambunan. Rambut pria tersebut tampak lebih panjang dengan model belah tengah. Diduga, pria tersebut mengenakan wig. Pria yang kini foto-fotonya tersebar di media itu juga mengenakan kacamata berbingkai tebal. Meski demikian, sulit memungkiri ciri-ciri wajahnya memang sama dengan Gayus Tambunan.

(ndr/fay)
Kasus Mafia Pajak
1000 Persen Ical Tak Temui Gayus di Bali
Rabu, 10 November 2010 | 14:06 WIB
KOMPAS.com/ KRISTIANTO PURNOMO
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie
TERKAIT:

* Kabareskrim Sempat Ancam Tembak Gayus
* KPK Siap Tangani Kasus Gayus
* 9 Penjaga Rutan Mako Brimob Diganti
* Wah! Gayus Keluar Rutan Kamis-Minggu
* Dibantah, Ical Bertemu Gayus di Bali

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Golongan Karya Priyo Budi Santoso memastikan, tidak ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan terdakwa kasus mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan pada Tournament Commonwealth Bank of Champions di Nusa Dua, Bali, Jumat (5/11/2010) malam.

"Tidak ada itu, seribu persen tidak ada," ujar Priyo yang ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/11/2010).

Menurutnya, pertemuan Aburizal dengan Gayus sekadar kabar kabur belaka. "Saya pastikan, itu rumor yang sengaja ditiupkan," ucapnya. Rumor berkembang lantaran Ical menduduki kursi ketua umum partai berlambang pohon beringin yang pada 2009 lalu menjadi pemenang kedua pemilihan legislatif.

Sosok pria mirip Gayus berhasil diabadikan oleh fotografer harian Kompas, Agus Susanto. Menurut Agus, orang mirip Gayus terlihat tidak bicara dengan penonton lain di sekitarnya. Perhatiannya hanya tertuju ke lapangan, tempat petenis dunia, Daniela Hantuchova, bertanding melawan, Yanina Wickmayer.

Sementara itu, keberadaan Ical juga tercium wartawan. Semula wartawan tidak menyadari kehadiran Ical. Mereka baru tahu bahwa ada Ical menjadi penonton pertandingan itu ketika mantan Ketua KONI Agum Gumelar yang juga menyaksikan pertandingan itu bersama istrinya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari, memanggil-manggil Ical.

"Ical, ngapain di situ. Ke sini saja," teriak Agum. Mendengar teriakan itu, Ical akhirnya berdiri dan akan segera menuju tempat Agum dan keluarganya duduk, tetapi dicegah petugas. Aturan main di dunia tenis bagi penonton memang ketat. Penonton tidak boleh pindah tempat seenaknya. Akhirnya, Ical baru bergabung dengan Agum ketika pemain sedang beristirahat untuk mengelap keringat saat poin ganjil.

Sebelumnya, Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo pun telah bersumpah bahwa ia tidak tahu mengenai kemungkinan pertemuan antara Gayus dan Ketua Umum Partai Golkar itu. ”Apa kepentingan Ketua Umum Golkar bertemu dengan Gayus?” kata Bambang.

Catatan Kompas, dalam persidangan perkara dugaan penyimpangan pajak dan mafia hukum yang melibatkan Gayus, dia mengaku uang Rp 100 miliar miliknya berasal dari wajib pajak, seperti PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, dan PT Bumi Resources. Sebagian saham perusahaan itu dimiliki keluarga Bakrie.

Namun, Bambang juga menjelaskan, tidak ada acara Partai Golkar di Bali sepanjang Jumat hingga Minggu pekan lalu. ”Ketua Umum Golkar memang senang bermain tenis,” ujarnya. ”Saya justru bertanya, jika benar, bagaimana Gayus sampai dapat menonton tenis di Bali? Bagaimana dia dapat keluar dari rutan, lolos pemeriksaan di bandara, hingga sampai Bali dan kembali ke Jakarta?” ujarnya.
Senin, 08/11/2010 08:11 WIB
Bapepam: Denda Rp 4 M untuk 3 Emiten Bakrie dan Benakat Sanksi Terberat
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - Pengenaan denda Rp 4 triliun kepada 3 perusahaan grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), serta PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), merupakan sanksi maksimal.

"Ini kan kesalahan pelaporan. Termasuk pelanggaran berat," jelas Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany dalam HUT Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Minggu (7/11/2010) sore.

Keempat emiten ini memang terbukti bersalah dalam melakukan pencatatan posisi dana di PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA). Sanksi denda Rp 1 triliun setiap emiten ini diputuskan oleh Komite Penetapan Sanksi dan Keberatan (KPSK) yang terdiri dari 7 anggota.

"Dendanya kepada management, diputuskan oleh komite. Ini sudah sanksi terberat," ujarnya.

Fuad menambahkan, keempat emiten juga berhak mengajukan banding atas sanksi yang telah diberikan. Berdasarkan penelusuran Bapepam, hal itu semata terjadi karena kesalahan pencatatan saja.

"Kami mencoba mencari (penelusuran) lebih jauh. Ternyata memang uangnya ada. Jadi hanya pencatatan saja. Kalau disengaja, kan udah dicek tujuannya apa," ucap Fuad.

Menurut Ketua Komite Penetapan Sanksi dan Keberatan Bapepam Robinson Simbolon, 4 emiten tersebut memang telah melanggar peraturan yang berkaitan dengan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam penyusunan keuangan emiten, baik laporan keuangan tahunan 2009 maupun laporan keuangan triwulan I-2010, peraturan nomor VIII.G., dan PSAK nomor 1, dan PSAK nomor 8.

Selain itu, dirinya menjelaskan, sanksi tersebut ditetapkan karena adanya pelanggaran terhadap peraturan tentang laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum dan transaksi material, yakni peraturan nomor X.K.4 dan peraturan nomor IX.E.2.

Penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dimaksud berkaitan dengan pengakuan dan penyajian atas adanya deposito dalam jumlah tertentu yang merupakan hasil penawaran umum/penawaran umum terbatas, namun pada kenyataannya deposito dimaksud sudah tidak ada atau telah berubah menjadi bentuk investasi lain yang nilainya antara kurang lebih Rp 867 miliar sampai Rp 3,334 triliun.

"Kesalahan pengungkapan tersebut berakibat pada tidak validnya laporan penggunaan dana hasil penawaran umum," ujar Robinson.

Seperti diketahui, Bapepam LK memberikan sanksi denda Rp 4 miliar kepada 3 perusahaan grup Bakrie yakni PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), serta PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) akibat salah melakukan pencatatan posisi dana di PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).

Keempat emiten tersebut masing-masing didenda Rp 1 miliar karena kesalahannya tersebut. Sebelumnya keempat emiten ini juga mendapatkan denda dari Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 2 miliar.

(wep/qom)
Bumi Resources Minerals to unload 25.53% via IPO
Jumat, 05/11/2010 13:47:40 WIB
by: Wisnu Wijaya
JAKARTA: PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRM), wholly owned non-coal subsidiary of Indonesia's largest thermal coal miner PT Bumi Resources Tbk (BUMI), plans to unload 4.32 billion shares or 25.53% stake at the nominal value of Rp625 per share during the initial public offering (IPO) scheduled on December 2 2010.

In the IPO prospectus published today, Bumi Resources Mineral is also aiming to issue 2.88 billion series I warrants to share holders for free.

A shareholder holds three BRM shares has rights to obtain two series I warrants. Warrant holders could exercise their rights starting from June 2 2011 until November 30 2012.

Along with Bumi Resources Minerals IPO, Bumi Resources, as holder of mandatory convertible notes, will convert the notes into BRM shares at 5% premium above the IPO price in the next 3 months after listing scheduled on December 2 2010.

PT Danatama Makmur and Nomura have been mandated by Bumi Resources Minerals as joint lead underwriters with full commitment.

Bumi Resources Minerals will use US$148 million of the IPO proceed to settle debt facility of wholly owned subsidiary Calipso Investments Pte Ltd to affiliated creditor dubbed Bright Ventures Pte Ltd.

BRM has used the US$150 million loan facility from Bright Ventures to support working capital and capital expenditure at its subsidiaries such as Bumi Mauritania SA, Herald Resources Ltd, PT Citra Palu Minerals, and PT Gorontalo Minerals.

The loan charges an annual interest rate of 10%. Based on the loan agreement signed between Calipso and Bright Ventures on May 26 2010 and amended on September 1 2010, Calipso is obliged to pay the loan facility in 36 months or 3 years, and 5 days after BRM IPO.

The IPO must be conducted on December 7 2010. The remaining of the IPO proceed will be used as additional capital expenditure of Bumi Resources Minerals and subsidiaries.

Capex requirements

Bumi Resources Minerals requires US$240 million capital expenditure to develop several projects such as Dairi (led and zinc) of US$100 million, Mauritania (iron ore and phosphate) of US$40 million, Gorontalo (copper and gold) of US$35 million, Palu (copper and gold) of US$30 million, and Liberia of US$35 million.

BRM needs US$275 million total capital expenditure (capex) in 2011 in a bid to develop the 5 projects above.

Dairi project requires US$100 million, US$50 million for Mauritania, US$70 million for Gorontalo, US$50 million for Palu, and US$5 million for Liberia project.

Bumi Resources Minerals posted Rp1.35 trillion short term debt to affiliated party and Rp2.51 trillion long term debt. In total, BRM is burdened by Rp3.86 trillion debts. (wiw)
BUMI Tegaskan Sudah Lunasi Semua Utang Pajak
Headline
IST
Oleh:
Pasar Modal - Kamis, 4 November 2010 | 19:11 WIB


INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menegaskan Pengadilan Pajak tidak memutuskan gugatan Perseroan, melainkan menyatakan tidak berwenang memeriksa obyek gugatan yang diajukan Perseroan, yaitu surat perintah penyidikan Perseroan.

Hal ini disampaikan Dileep Srivastava, Direktur & Corporate Secretary BUMI dalam keterbukaannya ke BEI, Kamis (4/11) menanggapi pemberitaan media bahwa Pengadilan Pajak mengalahkan BUMI.

Dijelaskan gugatan yang diajukan Perseroan terhadap Dirjen Pajak (DJP) ke Pengadilan Pajak adalah meminta Pengadilan Pajak untuk membatalkan surat perintah penyidikan yang diterbitkan DJP terhadap Perseroan, yang secara tegas dan jelas melanggar aturan serta prosedur penerbitan surat perintah penyidikan. "Apa yang dilakukan Perseroan adalah membela dan mempertahankan hak yang dilanggar oleh DJP dengan melakukan penyidikan yang tanpa dsar hukum dan bersifat semena-mena atau sewenang-wenang," ujarnya.

Jadi, lanjutnya, sehubungan dengan putusan Pengadilan Pajak tersebut, Perseroan akan melakukan upaya hukum dan langkah-langkah hukum yang diberikan oleh undang-undang untuk melindungi hak dan kepentingannya.

Dileep juga menegaskan Perseroan sampai hari ini telah memenuhi seluruh kewajiban pajaknya dan tidak ada pajak yang terutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. "Sikap DJP amat sangat disayangkan, di mana tindakan sewenang-wenang yang tidak berlandaskan pada hukum ini mengakibatkan ketidakpastian dalam berusaha/berbisnis, situasi mana sangat merugikan pelaku usaha pada umumnya, Perseroan dan para stakeholder pada khususnya," tandasnya. [cms]
Kamis, 04/11/2010 10:44 WIB
BUMI : Putusan Pengadilan Pajak Tak Batalkan Putusan MA Soal Status Pajak KPC
Indro Bagus - detikFinance
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengaku tidak mempermasalahkan hasil putusan Pengadilan Pajak yang memenangkan Direktorat Jenderal Pajak. Sebab, status pajak PT Kaltim Prima Coal (KPC) sudah dinyatakan tidak bermasalah oleh Mahkamah Agung (MA).

"Putusan ini (Pengadilan Pajak) tidak mengugurkan keputusan MA atas status pajak KPC yang sudah dinyatakan jelas dan tidak bermasalah," ujar Direktur BUMI, Dileep Srivastava kepada detikFinance, Kamis (4/11/2010).

Sengketa antara KPC anak usaha BUMI dengan Ditjen Pajak bermula ketika Ditjen Pajak hendak melakukan peninjauan ulang atas status pajak KPC. Sebelumnya, Pengadilan Pajak telah menyatakan bahwa status pajak KPC tidak bermasalah.

Namun terungkapnya kasus aparat pajak 'nakal' Gayus Tambunan mendorong Ditjen Pajak berupaya melakukan peninjauan ulang atas status pajak KPC karena KPC merupakan salah satu perusahaan yang konon ditangani perpajakannya oleh Gayus Tambunan.

Ditjen Pajak kemudian melakukan pengusutan kepada KPC. Manajemen BUMI dan KPC tidak menerima adanya perlakuan tersebut dan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Pajak. Sayangnya, Pengadilan Pajak tidak berwenang menangani gugatan dalam bentuk apapun.

"Pejabat pengadilan hanya mengatakan kalau Pengadilan Pajak tidak memiliki wewenang mengatur soal gugatan. Mereka juga tidak mengatakan kalau investigasi pajak dapat dilanjutkan," jelas Dileep.

Oleh sebab itu, Dileep membantah kalau BUMI kalah dalam Pengadilan Pajak. Sebab menurutnya, Pengadilan Pajak tidak berwenang menerima ataupun menolak gugatan juga tidak mengatakan kalau investigasi pajak dapat dilanjutkan.

Dileep menegaskan, BUMI dan KPC tetap berpegang kepada putusan MA yang memiliki kedudukan lebih tinggi ketimbang Pengadilan Pajak. Pada 24 Mei 2010, MA mengeluarkan putusan kalau status pajak KPC jelas dan tidak bermasalah. MA juga meminta Ditjen Pajak menghentikan penyelidikannya terhadap KPC.





(dro/qom)
Ditolak Pengadilan Pajak, BUMI Pelajari Aturan
Rabu, 3 November 2010 - 20:19 wib

Rani Hardjanti & Ade Hapsari L - Okezone


JAKARTA - Pengadilan Pajak hari ini menolak gugatan keberatan yang diajukan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) atas pengajuan proses penyidikan Ditjen Pajak terhadap perusahaan tambang grup Bakrie ini.

Mengomentari hal tersebut, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, masih akan mempelajari penolakan tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan pajak.

"Kami masih akan mempelajari peraturan (Undang-Undang Pajak) secara detail. Tetapi perlu saya luruskan, sebelum terjadi kesalahpahaman, peraturan itu menyatakan bahwa Pengadilan Pajak tak memiliki otoritas untuk melakukan gugatan," ungkap Dileep dalam pesan singkatnya kepada okezone, di Jakarta, Rabu (3/11/2010).

Dia menambahkan bila tidak ada peraturan yang menyatakan bahwa investigasi pajak patut untuk dilakukan, termasuk kepada BUMI dan PT Kaltim Prima Coal (KPC), menyangkut status pajak kedua perusahaan tersebut.

Sebelumnya, Kepala Kanwil DJP Jakarta Khusus Riza Noor Karim menyatakan, putusan majelis hakim mencerminkan sikap pihaknya yang sudah melaksankan tugas sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. "Itulah yang disebutkan oleh ketua majelis hakim," imbuhnya.

Menurutnya, Kanwil DJP Jakarta Khusus melaksanakan tugas penyidikan atas dugaan pidana perpajakan yang dilakukan oleh BUMI sesuai dengan aturan yang berlaku. "Kami tidak melakukan sesuatu pun secara tidak sesuai dengan aturan yang berlaku," jelasnya.(ade)
Rabu, 03/11/2010 14:49:31 WIB
Bumi Resources keok di pengadilan pajak
Oleh: Agust Supriadi
JAKARTA : Pengadilan Pajak mementahkan keberatan PT Bumi Resources Tbk (Bumi) atas proses penyidikan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak terkait dugaan kasus pidana perpajakan.

Hal tersebut merupakan hasil keputusan majelis hakim pengadilan pajak pada sidang yang berlangsung hari ini. Majelis hakim yang diketuai oleh Hari Utomo memutuskan tidak bisa menerima gugatan kelompok usaha Grup Bakrie tersebut karena menilai Ditjen Pajak sudah memenuhi ketentuan yang berlaku.

Riza Noor Karim, Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, menduga munculnya gugatan tersebut karena perusahaan tambang Grup Bakrie tersebut menganggap proses penyidikan yang dilakukan Ditjen Pajak tidak sesuai ketentuan yang berlaku.

Objek gugatan Bumi adalah Ditjen Pajak tidak pernah menunjukan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) atas dugaan kasus pidana perpajakan tahun 2007 itu.

“Tapi toh hakim akhirnya bilang, kami sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Bagaimana selanjutnya, ya kita tunggu saja. Kami sendiri akan terus berjalan penyidikannya. Karena terbukti apa yang kami lakukan selama ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujar dia di Kantor Pengadilan Pajak, hari ini.

Menurutnya, SPDP memang tidak harus disampaikan ke wajib pajak yang diduga melakukan pidana perpajakan, dalam hal ini Bumi. Intinya, Ditjen Pajak sudah mengikuti ketentuan yang berlaku, yakni selain Undang-Undang Perpajakan juga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

“Tersangkanya adalah Eddy J. Subari, Direkrtur PT Bumi Resources Tbk. Kami belum bisa bertemu tersangka itu sampai saat ini. Kami (sudah) melayangkan dua kali surat panggilan, tetap juga tidak dipenuhi panggilan itu, malah dia balik menggugat. Sampai saat ini kita masih belum bisa kasih tahu substansi (kasus piodana)-nya seperti apa,” jelas dia.

Pihak Bakrie yang pada hari ini diwakili oleh kuasa hukumnya, Rani Sanjaya, mengatakan akan mempelajari dahulu keputusan pengadilan perpajakan tersebut. Setelah itu, Bumi kemungkinan akan melakukan upaya hukum lain untuk melanjutkan gugatannya.

“Kami akan pelajari dulu. Dibawa ke kantor dulu, akan berikan petunjuk. Ya mungkin kita akan upayakan hukum, tapi nanti dipelajari dulu. Saya tidak mau kasih komentar dulu.”

Direktur Keberatan dan Banding Ditjen Pajak Caturini Widosari mengatakan pihaknya siap untuk melayani gugatan selanjutnya dari Bumi. Menurutnya, itu adalah hak dari wajib pajak yang tidak boleh dihalangi.

“Kami melaksanakan semua hal selaku tergugat (dalam kasus keberatan Bumi). Kami datang saat dipanggil, apa yang nyata kita ungkapkan semua, tidak ada yang kita sembunyikan. Itulah yang kita sampaian sebagai bukti-bukti ke majeslis hakim,” katanya.

Terkait kasus pidananya, Caturini mengatakan pihaknya belum bisa mengungkapkan estimasi kerugian negara yang mungkin ditimbulkan dari kasus tersebut karena jumlahnya masih mungkin beubah. Intinya, Ditjen Pajak akan menyelesaikan penyidikan secepatnya untuk bisa dilimpahkan ke Kepolisian guna ditindaklanjuti.

“Itu semua tergantung pada banyak pihak, sebab bukti penyidikan itu kan dikumpulkan dari mana-mana. Kita sih inginya hari ini bisa langsung kelar, tapi kan tidak mungkin. Penyidikan itu tidak ada batas waktunya karena penyidikan itu harus adil, tidak boleh sewenang-wenang,” katanya.

Sementara, Kepala Bidang Pemeriksaan, Penagihan, dan Penyidikan Ditjen Pajak Erizal menerangkan pihaknya terus berkordinasi dengan pihak Kepolisian selama proses penyidikan kasus pidana tersebut. Namun, sejauh ini kewenangan penyidikan masih tetap di Ditjen Pajak sampai bukti-buktinya lengkap, kemudian baru bisa diserahkan ke Kepolisian.

“Nanti kalau penyidikannya sudah selesai, sudah jelas dan pasti buktinya apa, baru kita serahkan ke polisi. Di situ polisi akan menyerahkan ke penuntut umum,” ucapnya.

Erizal menambahkan kasus dugaan pidana perpajakan kelompok usaha Grup Bakrie tersebut berbeda dengan kasus yang melibatkan Gayus Halomoan Tambunan, mantan pegawai Ditjen Pajak. Tahun terjadinya kasus tersebut adalah 2007, berbeda waktu dengan kasus Gayus.(htr)
Level Aman Beli BUMI di Rp1.950-2.050
Headline
inilah.com/Agung Rajasa
Oleh: Ahmad Munjin
Pasar Modal - Selasa, 2 November 2010 | 09:01 WIB


INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (2/11) diprediksi tertekan. Sebab, kinerja perseroan kuartal ketiga 2010 diekspektasikan negatif. Level aman pembelian di level Rp1.950-2.050.

Pengamat pasar modal Satrio Utomo mengatakan, potensi tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena pasar menantikan laporan keuangan perseroan kuartal ketiga yang belum juga dirilis.

Tapi, pasar sudah melakukan penghitungan sementara dan angkanya diperkirakan negatif dibandingkan kuartal sebelumnya. Karena itu, dia menegaskan, laju saham BUMI hari ini variatif cenderung melemah.

"BUMI berpeluang mengarah ke level support Rp2.050-1.950 dan Rp2.250-2.425 sebagai level resistance-nya," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (1/10).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp25 (1,12%) jadi Rp2.250 dari posisi sebelumnya Rp2.225. Harga tertingginya mencapai Rp2.275 dan terendah Rp2.225. Volume transaksi mencapai 93,1 juta unit saham senilai Rp104,6 miliar dan frkeuensi 989 kali.

Karena itu, lanjut Satrio, investor harus hati-hati. Sebab, ditakutkan, kinerja perseroan negatif untuk kuartal tiga 2010 ini. "Saat ini, pasar hanya ingin memastikan berapa nilai net income BUMI di kuartal ketiga ini," ujarnya.

Berdasarkan konsensus analis, laporan keuangan BUMI, diperkirakan mencapai net income sebesar US$225-275 juta untuk kuartal tiga. "Tapi, menurut saya ini akan sulit untuk tercapai," timpalnya.

Sebab, dengan melihat net income sebesar US$134,58 juta di kuartal kedua lalu, tidak memungkinkan untuk mencapai level konsensus tersebut. "Karena itu, investor sedikit enggan memilih saham BUMI. Sebab, sentimen dari laporan BUMI bakal negatif," ucapnya.

Satrio sendiri memiliki perhitungan, net income BUMI paling mentok sebesar US$175-180 juta atau di bawah US$200 juta. Dia yakin, net-income BUMI bakal berada di bawah ekspektasi. "Karena itu, sangat berat untuk BUMI menguat hari ini," tambahnya.

Di sisi lain, jika dilihat dari grafiknya, tren pergerakan saham BUMI juga sudah mulai turun. Potensi kenaikannya hanya untuk jangka menengah yang berpotensi mencapai level Rp2.400-2.550. "Belakangan, BUMI juga menguji support Rp2.250 dan sempat tertembus dua hari dan kemarin menguat tipis," tuturnya.

Dalam tiga pekan terakhir pun, saham BUMI mendatar (flat) di kisaran Rp2.250-2.450. Jika BUMI turun meninggalkan Rp2.250, akan mengarah ke level support 2.050-1.950. "Orang saat ini lebih mengantisipasi laporan keuangannya yang hingga saat ini belum dirilis itu," tandasnya.

Untuk itu, Satrio menyarankan agar investor melakukan pembelian di level support alias buy on weakness. "Save level pembelian untuk saham BUMI di kisaran Rp1.950-2.050," imbuhnya. [mdr]
Saham BUMI, Selasa (2/11) diprediksi melaju variatif cenderung melemah. Negatifnya ekspektasi kinerja perseroan untuk kuartal ketiga jadi pemicunya. Buy on support!

Pengamat pasar modal Satrio Utomo mengatakan, potensi tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena pasar berhati-hati melakukan permainan di emiten sejuta umat ini. Sebab, pasar sudah memiliki perhitungan, kinerja emiten ini kurang menggembirakan di kuartal ketiga dibandingkan sebelumnya.

Berdasarkan konsensus analis, laporan keuangan BUMI, diperkirakan mencapai net income sebesar US$225-275 juta untuk kuartal tiga. Tapi, menurut saya ini akan sulit untuk tercapai. Kalau saya hitung, net income BUMI paling mentok sebesar US$175-180 juta, katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (1/10), saham BUMI ditutup menguat Rp25 (1,12%) jadi Rp2.250 dengan intraday tertinggi di Rp2.275 dan terendah di Rp2.225. Volume transaksi mencapai 93,1 juta unit saham senilai Rp104,6 miliar dan frkeuensi 989 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Setelah menguat Rp25, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI hari ini?
Saya melihat potensi tertekan pada pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini. Sebab, pasar menantikan dirilsinya laporan keuangan perseroan kuartal ketiga yang belum juga dirilis. Karena itu, laju saham BUMI hari ini variatif cenderung melemah.

Sumber : INILAH.COM
BUMI Belum Bisa Bayar Utang ke Bright Ventures

inilah.com/Agung Rajasa
Oleh :
Pasar Modal - Senin, 25 Oktober 2010 | 16:36 WIB

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengakui dana hasil penerbitan guaranteed senior secured notes sebesar US$700 juta tidak cukup untuk membayar utang ke Bright Ventures senilai US$150 juta.

Hal ini disampaikan Direktur/Chief Financial Officer BUMI, Andrew C. Beckham dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (25/10). "Perseroan tidak melakukan pembayaran atas utang terhadap Bright Ventures," ujarnya.

Memang, lanjutnya, sebelumnya dana tersebut diklasifikasikan sebagai salah satu untuk membayar utang ke Bright Ventures, namun tidak cukup. Menurutnya, utang ke Bright Ventures ini merupakan utang dari anak usaha BUMI, yaitu PT Bumi Resources Minerals Tbk.

Adapun rincian penggunaan dana hasil penerbitan surat utang guaranteed senior secured notes sebesar US$700 juta dan tanpa HMETD sebesar US$300 juta ini digunakan untuk membayar utang pokok jangka panjang Perseroan ke Credit Suisse senilai US$323 miliar dan masih dalam proses.

Sementara utang jangka pendek ke JP Morgan senilai US$153 miliar, Credit Suisse US$373 miliar dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG senilai US$83 miliar akan direncanakan untuk dilakukan refinancing. [cms]

Bakrie Sumatera Borong Penghargaan Karya
Perusahaan lain yang meraih penghargaan di ajang pemberdayaan masyarakat adalah Arutmin.
KAMIS, 21 OKTOBER 2010, 20:10 WIB Arinto Tri Wibowo


VIVAnews - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk dan PT Arutmin Indonesia merupakan dua di antara sejumlah perusahaan Grup Bakrie yang meraih penghargaan terbanyak di ajang Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat (GKPM) Expo & Awards 2010 yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Sementara itu, perusahaan Grup Bakrie lainnya yang juga memperoleh penghargaan di ajang serupa adalah PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Kondur Petroleum SA. KPC memperoleh penghargaan kategori gold untuk peningkatan kesehatan anak balita menuju penurunan tingkat kematian anak.

Sedangkan Kondur meraih penghargaan silver untuk kategori yang sama. Untuk Arutmin, penghargaan yang diraih dari kategori silver hingga platinum. Sementara itu, Bakrie Sumatera meraih penghargaan silver.

Dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews di Jakarta, Kamis 21 Oktober 2010 disebutkan, Badan Pelaksana Gerakan Bakrie untuk Negeri mengkoordinasi beberapa perusahaan dalam kelompok usaha Bakrie serta usaha kecil dan menengah (UKM) untuk ikut dalam kegiatan pameran dan pemberian penghargaan tersebut.

Ketua Panitia Pelaksana Gerakan Bakrie untuk Negeri, Heru Hardono, mengatakan, dalam pameran yang berlangsung pada 21-24 Oktober 2010 itu, kelompok usaha Bakrie yang berpartisipasi adalah PT Bakrie & Brothers Tbk, PT Bakrie Metal Industries, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk, PT Energi Mega Persada Tbk, PT Bumi Resources Tbk, dan PT Arutmin Indonesia serta PT Kaltim Prima Coal.

GKPM Awards adalah penghargaan pemerintah melalui Menko Kesejahteraan Rakyat kepada perusahaan dan perorangan yang berjasa dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.(ywn)
• VIVAnews
Laporan Keuangan Jadi Daya Tarik BUMI
Saham BUMI, Senin (18/10) diprediksi naik. Salah satu indikatornya berasal dari kinerja kuartal tiga 2010 yang diekspektasikan positif. Saatnya 'strong buy'!
Oleh :
Senin, 18 Oktober 2010 | 10:07 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (18/10) diprediksi naik. Salah satu indikatornya berasal dari kinerja kuartal tiga 2010 yang diekspektasikan positif, akibat selisih bunga. Saatnya 'strong buy'!

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, mengatakan, banyak faktor yang bisa memicu penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI.JK) awal pekan ini. Seperti kenaikan harga komoditas batubara, Initial Public Offering (IPO) anak usahanya, PT Bumi Resources Mineral, serta positifnya ekspektasi atas kinerja perseroan di kuartal tiga.

"Saya targetkan harga BUMI menguat ke level Rp3.300 hingga IPO direalisasikan. Itu juga target saya hingga akhir tahun. Saya rekomendasikan, strong buy saham BUMI," katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM di Jakarta.

Pada perdagangan Jumat (15/10), saham BUMI ditutup melemah Rp50 (2,08%) jadi Rp2.350, dengan intraday tertingginya di Rp2.425 dan terendah Rp2.325. Volume transkasi mencapai 141,7 juta unit saham senilai Rp337,4 miliar dan frekuensi 2.097 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp50, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI awal pekan ini?
Saya kira, ada banyak faktor yang bisa memicu penguatan saham PT Bumi Resources hari ini. Laporan keuangan kuartal ketiga ini, akan jadi daya tarik tersendiri bagi saham BUMI. Sebab, emiten ini mendapat untung dari selisih bunga hampir 2%. Itulah yang akan membuat laporan keuangan BUMI jadi menarik.

Akan bergerak di kisaran berapa?
Selama laporan keuangannya belum dirilis, BUMI.JK akan bermain sempit dalam kisaran level resistance Rp2.425 dan Rp2.325 sebagai level support-nya. Untuk pekan ini, saham sejuta umat ini akan bermain di kisaran level pre-emptive issue-nya, Rp2.366.

Bagaimana dengan harga komoditas?
Potensi penguatan saham BUMI hari ini juga karena faktor kenaikan harga batubara ke level US$96,91 per metrik ton berdasarkan harga di Newcastle dari sebelumnya US$92 per metrik ton. Hingga akhir tahun, harga batubara berpeluang bertenger di level US$100-105 per metrik ton.

IPO BRM, anak usaha masih jadi katalis penguatan BUMI?
Ya. Pada saat yang sama, BUMI akan melaksanakan hajatan besar yaitu Initial Public Offering (IPO) saham PT Bumi Resouces Mineral (BRM) anak usahanya. Ini akan menarik bagi BUMI seperti halnya yang terjadi pada IPO PT Indofood CBP Sukses Makmur anak usaha Indofood yang mengerek naik saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF.JK) ke level Rp5.800. Hal semacam itu, akan terjadi juga dengan IPO anak usaha BUMI.

Kalau begitu, di harga berapa Anda menargetkan saham ini?
Saya targetkan harga BUMI menguat ke level Rp3.300 hingga IPO direalisasikan. Target saya hingga akhir tahun di level Rp3.300 per saham.

Lantas, apa rekomendasi Anda?
Saya rekomendasikan, strong buy saham BUMI. [jin/ast]

Profit Taking dan Akumulasi Warnai BUMI

inilah.com/Wirasatria
Oleh :
Pasar Modal - Jumat, 15 Oktober 2010 | 10:20 WIB

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (15/10) akan bergerak variatif. Ada tarik menarik sentimen antara aksi profit taking dan akumulasi beli di saham sejuta umat ini. Buy on level support!

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi variatifnya saham PT Bumi Resources (BUMI.JK) akhir pekan karena aksi profit taking masih akan terjadi tapi kecenderungan untuk akumulasi beli juga masih tetap ada.

Tapi, jika market regional mendukung, variatifnya saham BUMI bisa diikuti kecenderungan menguat. â€Å“Saya rekomendasikan akumulasi beli untuk jangka menengah-panjang dan buy on support untuk jangka pendek,â€� katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (14/10), saham BUMI ditutup menguat Rp25 (1,05%) jadi Rp2.400 dari posisi sebelumnya di level Rp2.375. Harga tertingginya mencapai Rp2.400 dan terendah Rp2.325. Volume transaksi mencapai 134,8 juta unit saham senilai Rp319,5 miliar dan frekuensi 2.356 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat ke level Rp2.400, apakah saham BUMI masih punya tenaga untuk menguat?
Saya kira, laju saham PT Bumi Resources berpotensi mixed (variatif), akhir pekan ini. Ini jika dilihat dari faktor teknikal. Dari sisi ini, penguatan BUMI sudah terbatas sehingga lajunya jadi variatif. Kalau menguat, hanya tipis, tapi kalau tembus resistance-nya, bisa lepas landas ke penguatan berikutnya.

Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI.JK akan bergerak dalam kisaran support Rp2.225 dan Rp2.525 sebagai level resistance-nya. Support dan resistance tersebut akan jadi tren di perdagangan BUMI akhir pekan ini. Artinya, aksi profit taking masih akan terjadi di saham BUMI, tapi kecenderungan untuk akumulasi beli juga masih tetap ada. Tren perdagangan BUMI yang tipis masih akan berlanjut di akhir pekan ini.

Bagaimana dengan harga komoditas?
Terlepas dari faktor teknikal, kenaikan harga komoditas bisa jadi alasan penguatan BUMI dengan harga minayak naik ke level US$83 per barel. Karena itu, kemarin pun saham sektor pertambangan pun rata-rata menguat.

Faktor lain?
Rencana IPO (Initial Public Offering) PT Bumi Resources Mineral (BRM), anak usaha BUMI juga masih jadi katalis pergerakan saham BUMI. Investor melakukan bargaining position di saham BUMI.

Sentimen market bagaimana?
Dari sisi sentimen market bisa saja positif. Meskipun, market kemarin memang benar-benar masih fluktuatif. Tapi, tren bullish IHSG ^JKSE masih ada pada indeks saham secara keseluruahan. Namun ini tergantung dari pergerakan bursa regional dan global. Jika market regional mendukung, variatifnya saham BUMI bisa diikuti kecenderungan menguat.

Lantas apa rekomendasi Anda?
Saya rekomendasikan akumulasi beli untuk jangka menengah-panjang dan buy on support untuk jangka pendek. [jin/ast]
Jumat, 08/10/20109/10/2010 - 09:04
Aksi Korporasi Pacu BUMI Sepekan
Agustina Melani


(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta – Sepekan ini saham PT Bumi Resources (BUMI) naik 3,4% dan bertengger di level Rp2.300. Aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), masih menjadi katalisnya.

Pengamat pasar modal Robin Setiawan mengatakan, pergerakan saham BUMI sepekan ini lebih didominasi aksi korporasinya. “Kenaikan harga saham BUMI sepertinya menyesuaikan harga non preemptive rights sebesar Rp2.366 per saham," ujarnya saat dihubungi INILAH.COM.

Sepekan ini, saham BUMI bergerak di kisaran tertinggi 2.325 dan terendah di 2.100. Nilai transaksi terpantau moderat, dengan angka tertinggi, yakni Rp560 miliar, dicapai pada akhir pekan. Saham batu bara ini terpantau stagnan pada dua hari perdagangan, dengan bertengger di level Rp2.200. Baru kemudian bergerak fluktuatif terbatas hingga akhir pekan, dengan ditutup di level 2.300.

BUMI memang berhasil merealisasikan penerbitan 7,06% saham barunya tanpa HMETD, pada Rp 2.366 per saham, senilai US$ 360 juta. Dua perusahaan yang akan menjadi pembeli adalah Credit Suisse dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB). Pencatatan saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan Selasa (5/10).

Total saham baru tanpa HMETD yang diterbitkan mencapai 1,3 triliun saham atau setara 7,06% dari total saham BUMI. Dimana Credit Suisse menyerap 608 miliar saham dan RZB menyerap 760 miliar saham. Saham baru ini pun tidak akan bisa diperjualbelikan selama 1 tahun, untuk menghindari spekulasi.

Penerbitan saham baru ini merupakan bagian dari konversi utang perseroan kepada kreditur yang jatuh tempo tahun ini sebesar US$442,78 juta. Dari utang yang jatuh tempo tersebut, dua di antaranya kepada Credit Suisse sebesar US$ 291,37 juta dan JP Morgan US$ 145,92 juta. Totalnya sebesar US$ 437,29 juta.

Robin menuturkan, pengumuman prospektus singkat mengenai penerbitan obligasi senilai US$700 juta dengan kupon bunga 10,75% pun, turut mempengaruhi saham BUMI. “Sebagian besar pelaku pasar mengantisipasi aksi korporasi BUMI tersebut,” katanya.

BUMI melalui anak usahanya Bumi Investments Pte Ltd telah menerbitkan obligasi bertenor 7 tahun yang dicatatkan di bursa saham Singapura. Agen utama penjual adalah Bank of New York Mellon, dengan penjamin Credit Suisse, Deutsche Bank, dan JP Morgan. Dengan penerbitan non preemptive rights senilai US$ 360 juta, total dana yang diperoleh BUMI dari 2 aksi korporasi ini mencapai US$1,060 miliar.

Christine Salim dari Samuel sekuritas mengatakan, saham BUMI terangkat karena penggunaan dana ini untuk melunasi dan refinancing hutang termasuk Convertible Bond. “Deleverage utang akan menurunkan posisi leverage yang saat ini berada di level 2,5 kali,” ujarnya.

Saat ini, BUMI memiliki total utang sebesar $450 juta yang akan jatuh tempo pada Oktober yaitu facility Credit Suisse US$300 juta dan JP Morgan US$150juta. Perseroan pun berencana deleverage hutang hingga $800 juta sampai akhir 2010. Setelah melunasi US$360 juta, sisa US$440 juta akan dilunasi setelah piutang hasil penjualan asset diterima.

Robin menambahkan, isu bahwa BUMI ingin mengambil alih divestasi 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) seharga US$280 juta atau sekitar Rp2,52 triliun, juga dinilai positif pasar. Hal ini terjadi meskipun konsorsium pemerintah daerah melalui PT Daerah Maju Bersaing (DMB) meminati saham tersebut. Sebelumnya, BUMI melalui anak usahanya PT Multi Capital sukses menggandeng DMB dalam membeli 24% saham divestasi Newmont. [ast/mdr]0 16:17:50 WIB
IHSG melemah 1,09%, BUMI malah naik
Oleh: Wisnu Wijaya
JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) sore ini terkoreksi 1,09% atau 39,23 poin ke level 3.546,88, tertekan penurunan harga saham Astra International.

Dari 412 saham yang dihitung oleh IHSG, sebanyak 76 saham harganya naik, 36 saham harganya menurun, dan 198 saham harganya stagnan.

Penurunan harga saham Astra International menyumbang 7,68 poin penurunan IHSG, Bank Mandiri menyumbang 7,62 poin, Bank Central Asia 4,48 poin, dan Unilever Indonesia 3,73 poin.

Namun, di tengah IHSG yang \'memerah\', harga saham Bumi Resources justru naik dan menahan penurunan IHSG sebesar 2,54 poin, XL Axiata menyumbang 1,56 poin, saham Tambang Batubara Bukit Asam 1,41 poin, dan OCBC NISP 1,34 poin.

Sejalan dengan pelemahan IHSG, indeks Nikkei 225 meluruh 0,99% atau 95,93 poin ke 9.588,88.

Taiwan Taiex Index menurun 0,48% atau 38,73 poin ke 8.244,19. Indeks Kospi di Korea Selatan juga melemah 0,20% atau 3,78 poin ke 1.897,07.

Indeks Straits Times di Singapura menurun 0,30% atau 9,41 poin ke 3.157,24. (wiw)

08/10/2010 - 10:13
Irwan Ibrahim
Ekspektasi Kinerja BUMI Jadi Katalis

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (8/10) diprediksi menguat. Salah satunya, karena ekspektasi positif atas kinerja perseroan di kuartal III yang jadi ‘benhmark’ 2011. Saatnya beli!

Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini salah satunya karena faktor momentum saat ini sudah mendekati akhir tahun. Menurutnya, positifnya ekspektasi atas kinerja fundamental BUMI di kuartal III akan mendukung penguatannya. Sebab, itu jadi ‘benchmark’ untuk 2011.

Irwan yakin, setelah laporannya keuangganya dirilis pun tidak akan terjadi aksi sell on news. “Sebab, pergerakan saham BUMI sudah lama konsolidasi dalam sebulan terakhir di level Rp2.100-2.300-an. Karena itu, akhir pekan ini, saham BUMI akan kembali ke level Rp2.300,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (7/10), saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,11%) jadi Rp2.225 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.250. Harga tertinggi mencapai Rp2.275 dan terendah Rp2.175. Volume transaksi mencapai 101,5 juta unit saham senilai Rp225,1 miliar dan frekuensi 2.032 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah Rp25, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources. Salah satunya, karena faktor harga batubara yang sudah mengalami kenaikan. Berdasarkan harga mingguan di New Castle, batubara menguat ke level US$95 per metrik ton seiring kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$83,64 per barel . Pasar melihat, harga minyak bisa tembus US$85-86 per barel dalam waktu dekat.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level resistance Rp2.300 dan Rp2.100 sebagai level support-nya. Kemarin BUMI hanya tertekan sedikit 1 poin akibat koreksi yang terjadi di market. Bahkan, pada sesi pagi justru sempat plus ke level Rp2.275. Karena itu, akhir pekan ini, saham BUMI berpeluang naik.

Selain faktor harga komoditas?

BUMI juga mendapat pengaruh postif dari kenaikan saham-saham di sektor pertambangan dan energi. Sektor ini trennya masih bullish termasuk BUMI.

Sentimen market bagaimana?

Penguatan BUMI juga berpotensi mendapat dukungan dari peluang kenaikan market setelah mengalami koreksi teknis. Koreksi kemarin karena pasar masih ragu atas berlanjutnya kenaikan indeks secara umum. Secara umum, pergerakan market masih positif sehingga BUMI juga berpeluang positif. Investor regional akan masuk di saham-saham sektor energi hari ini.

Bagaimana dengan kinerja perseroan di kuartal tiga?

Saat ini sudah mendekati akhir tahun. Kinerja kuartal tiga akan jadi benchmark atau acauan di 2011. Akibatnya, ekspektasi atas kinerja fundamental BUMI akan mendukung penguatannya juga. Setelah laporannya keuangganya dirilis pun tidak akan terjadi aksi sell on news. Sebab, pergerakan saham BUMI sudah lama konsolidasi dalam sebulan terakhir di level Rp2.100-2.300-an. Karena itu, akhir pekan ini, saham BUMI akan kembali ke level Rp2.300.

Tapi, saya akui, memang bagi investor jangka menengah akan mengkhawatirkan profit taking di saham BUMI karena faktor akhir pekan. Bagi investor jangka panjang justru melakukan aksi beli. Jika sepanjang hari ini, harga minyak menguat ke level US$85-86 per barel, awal pekan depan, harga minyak akan loncat ke atas sehingga berpengaruh positif bagi saham BUMI. Sebab, pada saat yang sama, jika melihat kecenderungan harga di pasar internasional, harga batubara secara umum akan naik.

Apa rekomendasi Anda?

Saya tetap, merekomendasikan beli saham BUMI. [jin/ast]
Bapepam: Hasil Mismatch Grup Bakrie-Bank Capital Minggu Depan
Jum'at, 8 Oktober 2010 - 14:44 wib

Rheza Andhika Pamungkas - Okezone

JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengatakan saat ini masih memeriksa kasus ketidaksinkronan (mismatch) dana deposito yang melibatkan PT Bank Capital Tbk (BACA), PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), dan sejumlah emiten Grup Bakrie. Tertundanya hasil pemeriksaan ini yang dijadwalkan dapat diumumkan pada hari ini karena Bapepam beralasan belum mendapatkan hasil final atas pemeriksaan tersebut.

"Kami belum dapat hasil finalnya.Belum selesai. Insya Allah minggu depan. Tunggu saja," ujar Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan Bapepam-LK Sardjito kepada wartawan saat ditemui di Gedung Bapepam-LK, Jumat, (8/10/2010).

Padahal sebelumnya, minggu lalu Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menjanjikan bahwa tim pemeriksaan Bapepam-LK bakal mengumumkan hasil pemeriksaan final pada minggu ini.

"Tetapi pekan depan pak Sarjito akan menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap perusahaan grup Bakrie atas pelanggaran yang mereka lakukan, jadi kita tunggu saja pekan depan," ujar Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany minggu lalu.

Menurutnya, Bapepam-LK memang punya kewenangan untuk melakukan upaya paksa. Dalam pasal 109 Undang-Undang No 8/1995 tentang Pasar Modal, Bapepam-LK bisa memanggil paksa pihak yang diduga melakukan pelanggaran.

"Dan jika pihak yang kita panggil tidak bersikap kooperatif atau mengganggu pemeriksaan maka dapat kita paksa atau dikenakan pidana satu tahun," tambah fuad kala itu.

Selain itu, Fuad juga menyampaikan sejumlah kendala terkait pelanggaran di pasar modal. Masih lemahnya koordinasi antar aparat penegak hukum menjadi masalah serius dalam mengungkapkan pelanggaran di pasar modal.

"Saya sebenarnya juga gemas banyak kasus yang penyelesaiannya lama, tetapi memang begitu kenyataannya," tambah Fuad.

Sebelumnya Bapepam-LK mengakui tidak memiliki deadline dalam pemeriksaan dana deposito di beberapa emiten Bakrie dan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) di PT Bank Capital Tbk (BACA).

"Saya tidak beri waktu untuk Pak Sardjito. Bapepam-LK tidak ada deadline," tegas Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, beberapa bulan lalu.

Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan denda sebesar Rp500 juta dan SP3 kepada masing-masing empat emiten Bakrie dan BIPI karena ada ketidaksingkronan terkait dana deposito di BACA.(adn)(rhs)

Kamis, 07/10/2010 16:33:54 WIB
Bumi catatkan obligasi US$700 juta
Oleh: Bastanul Siregar
JAKARTA: Bumi Investment Pte Ltd (Singapura), anak perusahaan PT Bumi Resources Tbk, mencatatkan penawaran surat utang senior dengan jaminan (guaranteed senior notes) senilai US$700 juta dengan bunga 10,75% yang jatuh tempo 2017.

Notes itu, kutip keterbukaan informasi Bumi di Bursa Efek Singapura, dicatatkan di pasar obligasi Bursa Efek Singapura hari ini. Bertindak selaku agen utama penjual adalah Bank of New York Mellon, dengan penjamin Credit Suisse, Deutsche Bank, dan JP Morgan.

Bumi sebelumnya menggelar non-preemptive rights issue 1,369 miliar saham baru setara dengan 7,06% saham Bumi, sehingga total sahamnya menjadi 20,77 miliar. Saham tersebut dilepas pada Rp2.366 per lembar senilai total US$360 juta atau Rp3,24 triliun.

Bertindak selaku pembeli 7,06% saham baru itu adalah kreditur Bumi, yakni Credit Suisse AG dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG. Saham itu dikonversikan dengan piutangnya yang bernilai sama, US$360 juta.

Credit Suisse AG melalui anak usahanya, Credit Suisse International, mengubah piutangnya jadi 608,6 juta saham Rp1,44 triliun, sedangkan Raiffeisen melalui anak usahanya Moorfields Investments Ltd mengonversi piutangnya jadi 760,77 juta saham Bumi senilai Rp1,8 triliun.

Beberapa pekan sebelum non-preemptive rights issue itu, Bumi juga menerbitkan guaranteed senior secured notes senilai US$300 juta dengan bunga 12% dan jatuh tempo 2016. Dengan penerbitan notes terbarunya senilai US$700 juta, utang Bumi yang setelah non-preemptive rights issue menjadi US$3,8 miliar dari sebelumnya US$4,16 miliar, kini tinggal US$3,1 miliar. (bsi)

07/10/2010 - 10:10

Cece Ridwan
IPO BRM Bisa Ringankan Beban Utang BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (7/10) masih akan menguat. IPO anak usaha, PT Bumi Resources Mineral (BRM), dinilai bisa meringankan beban utang perseroan. Rekomendasi ‘buy on weakness’!

Cece Ridwan, analis Ekokapital Securities mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena faktor IPO anak usahanya, PT Bumi Resources Mineral (BRM). Ini diyakini bisa mengurangi beban utang emiten ini.

Sebab, yang selama ini jadi hambatan laju saham sejuta umat ini adalah faktor utang. Selain itu, BUMI merupakan salah satu perusahan pertambangan batubara tersbesar di Indonesia. Dari sisi ini, pasar tidak ada keraguan akan kemampuan BUMI. “Saya rekomendasikan buy on weakness saham BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (6/10).

Pada pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp50 (2,27%) jadi Rp2.250 dengan intraday tertinggi di Rp2.250 dan terendah Rp2.175. Volume transaksi mencapai 192,5 juta unit saham senilai Rp428,8 miliar dan frekuensi 3.949 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat Rp50, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Masih ada harapan potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Salah satunya, karena faktor anak usahanya yaitu PT Bumi Resources Mineral (BRM) yang akan melangsungkan Initial Public Offering (IPO) pada Desember mendatang. Padahal, sebelumnya sempat terhambat karena anak usaha BUMI itu dinilai belum berproduksi.

Kabar ini jadi sentimen positif bagi market. Sebab, dengan IPO BRM tahun ini, BUMI akan mendapatkan dana segar. Utang-utang perseroan pun bisa jadi susut sehingga mengurangi biaya utangnya.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.350-2.450 dan Rp2.050 sebagai level support-nya.

Fakator lain yang bisa memicu penguatannya?

Hari ini, ada harapan penguatan juga di saham BUMI karena target rights issue BUMI tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebesar 7,2%. Ini dibeli oleh Credit Suisse dengan harga di level Rp2.366 per saham. Karena itu, BUMI memiliki prospek menguat ke level Rp2.350-2.450.

Bagaimana dengan harga komoditas?

Di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$82 per barel, harga batubara juga naik 1,2%. Begitu juga dengan crude palm oil (CPO). Karena itu, sektor komoditas dan batubara pun secara umum mengalami kenaikan. Selain itu, BUMI juga terdongkrak karena faktor IPO Harum Energy.

Bagaimana dengan valuasi, apakah ada kekhawatiran bubble di saham ini?

Dari sisi valuasi, dibandingkan saham-saham batubara yang lain, Price Earning Ratio (PER) BUMI jauh lebih murah. Karena itu, tidak ada kekhawatiran bubble, di saham batubara thermal ini. PER BUMI lebih rendah dibandingkan PT Perusahaan Tambang Bukit Asam (PTBA) dan PT United Tractors (UNTR).

Kalau begitu, apa menurut Anda yang menghambat penguatan saham BUMI lebih jauh?

Terhambatnya pergeakan saham BUMI karena faktor utang. Pasar mengkhawatirkan atas manajemen utang perseroan. Jika utang terus bertambah, akan menjadi beban bagi BUMI sendiri. BUMI akan susah payah untuk mengumpulkan profit di kuartal ketiga dan semester kedua 2010, atau akhir tahun ini.

Tapi, kalau dilihat dari harga batubara, BUMI merupakan salah satu perusahan pertambangan batubara tersbesar di Indonesia. Dari sisi ini pasar tidak ada keraguan akan kemampuan BUMI.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy on weakness saham BUMI. [jin/ast]


06/10/2010 - 10:24
Aji Martono
Minim Sentimen, 'Buy on Support' BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Rabu (6/10) diprediksi bergerak variatif. Minimnya sentimen baru dan kekhawatiran atas gelembung pasar jadi pemicunya. Direkomendasikan beli di level bawah.

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi mixed-nya pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, salah satunya karena faktor investor yang baru akan melakukan bargaining pada level support-nya akibat minimnya sentimen. Karena itu, kemungkinan penguatan dan pelemahan di saham BUMI menjadi imbang.

Menurutnya, bagi investor jangka menengah-panjang, lebih baik berada dalam posisi beli di saham BUMI. Tapi, untuk trader atau investor dalam jangka yang sangat pendek, lebih baik beli di level support. “Langkah ini penting, untuk mencegah terjadinya potential loss apabila bubble jadi kenyataan di pasar kita,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Selasa (5/10), saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.200. Harga tertingginya mencapai Rp2.225 dan terendahnya Rp2.150. Volume transaksi mencapai 172,9 juta unit saham senilai Rp376,6 miliar dan frekuensi 2.543 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah ditutup stagnan di level Rp2.200, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat, pergerakan saham ini berpotensi variatif. Salah satunya, karena belum adanya katalis yang kuat untuk mengantarnya ke resistance lebih lanjut. Akibatnya, saham sejuta umat ini, cenderung ditutup stagnan. Saat ini, tren pergerakan BUMI sangat tergantung pada pergerakan di sektornya, batubara. Seperti kemarin, sektor pertambangan rata-rata stagnan, BUMI pun terbawa arus stagnan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan bergerak dalam kisaran resistance Rp2.225-2.350 dan 2.025 sebagai level support-nya. Secara teknikal, level support BUMI Rp2.025 masih jadi dasar pergerakannya. Jika BUMI tembus level Rp2.350, sangat mungkin BUMI menguat kembali dan terus mencari resistance barunya. Secara teknikal, BUMI berpeluang mengarah ke level Rp2.500 pada penguatan berikutnya.

Hal itu, akan terjadi jika level resistance Rp2.225 terpecahkan sehingga sangat memungkinkan penguatan kembali terjadi di saham batubara thermal ini.

Faktor lain, yang memicu laju saham BUMI?

Di sisi lain, potensi variatifnya saham BUMI juga karena faktor kehati-hatian investor akibat khawatir atas bubble-nya pergerakan indeks saham. Kekhawatiran ini juga yang memicu banyak saham berguguran tak terkecuali saham BUMI.

Bagaimana dengan penguatan harga minyak ke level US$81 per barel?

Itu sudah direspon pasar pada penguatan BUMI sebelumnya. Alhasil, kenaikan harga minyak tidak terlalu berimbas positif pada laju saham di sektor pertambangan batubara saat ini. Tapi, paling tidak, tingginya harga minyak bisa jadi katalis dan benchmark untuk penguatan BUMI jika terjadi penguatan di sektor tambang.

Itulah alasan, mengapa, perdagangan saham BUMI bergerak dalam koridor yang sempit. Padahal, laju IHSG terus mencetak rekor baru dan mengejar level 3.700. IHSG masih berada dalam tren bullsih. BUMI masih mixed karena belum ada katalis penguatan baru untuk penguatan lebih lanjut.

Lantas, apa yang bisa memicu penguatan BUMI selanjutnaya?

Itu akan terjadi, jika dana-dana asing masuk dalam jumlah besar di market sehingga BUMI kecipratan naik. Saat ini, BUMI masih akan mixed, karena investor baru akan melakukan bargaining pada level support-nya. Karena itu, kemungkinan penguatan dan pelemahan di saham BUMI menjadi imbang. Dalam kondisi ini, pasar tetap berpatokan pada support dan resistance tadi dalam melakuan penjualan maupun pembelian di saham sejuta umat ini.

Apa rekomendasi Anda?

Saya tetap merokomendasikan positif atas saham anak usaha grup Bakrie ini. Bagi investor jangka menengah-panjang, lebih baik berada dalam posisi beli di saham BUMI. Tapi, untuk trader atau investor dalam jangka yang sangat pendek, lebih baik beli di level support. Langkah ini penting, untuk mencegah terjadinya potential loss apabila bubble jadi kenyataan di pasar kita. [hid]

Rencana penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Bumi Resources Mineral (BRM) menemui babak baru. Anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini sudah mendapatkan praefektif.

"Kami sudah memberikan praefektif kepada BRM tadi malam," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito. Dengan begitu, maka BRM bisa memasukkan dokumen kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).

Sebelumnya, Eddy mengatakan BRM ini akan melantai pada Desember 2010. Eddy mengatakan BRM sudah memiliki aset yang berproduksi, yakni jasa pertambangan berlokasi di Jepang. Nilai aset perusahaan ini sekitar US$ 7000.

Sekedar mengingatkan, BRM akan menawarkan saham sebanyak 16% hingga 20%. Dari penerbitan saham baru itu, BRM menargetkan mampu meraup dana sebesar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta.


Sumber : KONTAN.CO.ID

Selasa, 05/10/2010 12:42:53 WIB
Utang Bumi pasca rights issue US$3,81 miliar
Oleh: Yeni H. Simanjuntak
JAKARTA: Utang PT Bumi Resources Tbk pascapenambahan modal (rights issue) tanpa hak memesan efek (HMETD) berkurang menjadi US$3,81 miliar dari US$4,17 miliar per 29 September 2010.

Komposisi utang perseroan saat ini terdiri dari obligasi konversi US$591,8 juta, pinjaman bank US$3,06 miliar, dan utang lainnya US$158 juta.

Jumlah utang dalam bentuk pinjaman bank berkurang dari US$3,42 miliar per 29 September 2010, setelah Credit Suisse International dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (melalui Moorfields Investments Limited) masuk sebagai pemegang saham Bumi, lewat mekanisme rights issue. Keduanya merupakan kreditor emiten batu bara tersebut.

Moorfields Investments merupakan perusahaan yang berkedudukan di Tortola, British Virgin Islands, yang sepenuhnya dikontrol oleh Raiffeisen Zentralbank. Moorfields mengambil bagian sebanyak 760,78 juta saham Bumi.

Adapun, Credit Suisse yang berkedudukan di London, Inggris, mengambil sebanyak 608,62 juta saham.

Dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis Senin malam, Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava menyebutkan total saham yang diterbitkan 1,37 miliar dengan harga Rp2.366 per saham.

"Sebagaimana diungkapkan dalam informasi kepada pemegang saham yang diumumkan pada 9 Juni 2010 dan tambahan serta perubahannya yang diumumkan pada 23 Juni lalu, serta disetujui oleh para pemegang saham saham RUPSLB pada 24 Juni, transaksi dilaksanakan dalam rangka pembayaran utang perseroan kepada kreditur," ujar Dileep.

Adapun, total utang perseroan per akhir Juni 2010 senilai US$4,12 miliar yang terdiri dari obligasi konversi US$777,5 juta, pinjaman bank US$3,18 miliar, dan utang lainnya Rp158 juta. (yes)

Selasa, 05/10/2010 08:52 WIB
Credit Suisse dan RZB Serap 7,06% Saham Baru BUMI US$ 360 Juta
Indro Bagus - detikFinance


Jakarta - Credit Suisse dan Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (RZB) resmi menyerap seluruh 7,06% saham baru tanpa HMETD PT Bumi Resources Tbk (BUMI) senilai US$ 360 juta. Tidak ada investor asal China yang menyerap saham baru ini seperti dikabarkan sejumlah media sebelumnya.

"Credit Suisse dan RZB adalah 2 pihak yang menyerap saham baru tanpa HMETD senilai US$ 360 juta," ujar Direktur BUMI Dileep Srivastava dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Selasa (5/10/2010).

Pernyataan Dileep ini sekaligus membantah rumor yang beredar sebelumnya kalau investor China bernama Shougang International dan JP Morgan Chase Bank telah menyerap saham baru ini.

Menurut Dileep, total saham baru tanpa HMETD yang diterbitkan sebanyak 1.369.400.000 saham atau setara dengan 7,06% dari total saham BUMI.

"Credit Suisse menyerap 608.622.222 saham dan RZB menyerap 760.777.778 saham," ujar Dileep.

Eksekusi pembelian saham baru non HMETD ini dilakukan pada harga yang telah disepakati sebelumnya Rp 2.366 per saham. Total nilainya US$ 360 juta.

"Pencatatan saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 5 Oktober 2010 (hari ini)," ujar Dileep.

Saham baru ini juga memiliki lock period selama 1 tahun alias tidak bisa diperjualbelikan selama 1 tahun ke depan.

Penerbitan saham baru ini merupakan bagian dari konversi utang perseroan kepada kreditur yang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 442,78 juta. Dari utang yang jatuh tempo tersebut, dua diantarannya adalah utang jatuh tempo kepada Credit Suisse sebesar US$ 291,37 juta dan JP Morgan sebesar US$ 145,92 juta. Totalnya sebesar US$ 437,29 juta.

Sedangkan utang kepada Raiffeisen sebesar US$ 80,14 juta dan Country Forest (CIC) sebesar US$ 1,9 miliar tidak jatuh tempo tahun ini.

(dro/qom)

Selasa, 05/10/2010 15:40 WIB
Bumi Resources Mineral Tetap Listing Tahun 2010
Whery Enggo Prayogi - detikFinance


Jakarta - Pencatatan saham perdana (initial Public Offering/IPO) anak usaha anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Mineral (BRM), diperkirakan tetap terlaksana pada Desember 2010, setelah sebelumnya sempat terhambat karena belum berproduksi.

"Target manajemen, BRM akan melantai pada Desember 2010," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito di kantornya, SCBD, Jakarta Selasa (5/10/2010).

Eddy menambahkan, BEI masih melakukan evaluasi atas permohonan IPO dari BRM. Sementara kepastian apakah target tersebut akan tercapai, dirinya enggan berkomentar lebih lanjut.

"Kami masih melakukan evaluasi. Jika berjalan lancar, targetnya kemungkinan bisa tercapai," ucap Eddy.

Ia menambahkan, aset BRM telah berproduksi, hingga proses permohonan IPO pun kemungkinan besar akan berjalan lancar. Perusahaan dibawah BRM ini merupakan perseroan jasa pertambangan.

Seperti diketahui, BRM akan melepaskan 16,22% sahamnya ke publik pada September atau Oktober 2010. Target dana penawaran umum perdana saham sebesar US$ 400 juta, dari nilai ekuitas BRM saat ini sekitar US$ 900 juta. Dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi perseroan.

BRM merupakan anak usaha BUMI dengan kepemilikan 99,99% saham. Sebelumnya, BUMI telah mengkonsolidasikan 4 anak usahanya yang bergerak di sektor non batubara ke dalam BRM.

Empat perusahaan tersebut adalah Lemington Investment Pte Ltd (yang memiliki Bumi Mauritania dan Konblo Bumi Inc), Calipso Investment Pte Ltd (yang memiliki Herald Resources Ltd), PT Citra Palu Minerals, dan PT Multi Capital (yang memiliki PT Newmont Nusa Tenggara).

Eddy menegaskan, calon emiten yang siap mencatatkan saham perdana pada November 2010 berjumlah 6 perseroan. Mereka diantaranya, PT Krakatau Steel, PT Agung Podomoro, PT Borneo Lumbung Energy, PT Wintermar, PT Aditec, dan PT Midi Utama.

"Untuk Harum Energy akan listing esok hari, sedangkan ICBP (Indofood CBP) akan melantai pada Kamis," pungkasnya.

(wep/ang)

04/10/2010 - 10:47

Satrio Utomo
Jual BUMI di level Rp2.250-2.500

(IST)

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (4/10) diprediksi menguat. Kenaikan harga minyak, batubara dan peluang positifnya laju market jadi katalisnya. Saatnya, ‘sell on strength’!

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, potensi kenaikan saham PT Bumi Resources (BUMI) karena masih derasnya arus capital inflow yang memicu sentimen positif di market. Kenaikan harga minyak mentah dunia dan batubara turut mendukung penguatannya.

Satrio merekomendasikan, sell on strength BUMI di level Rp2.250-2.500. “Jika investor atau trader berkehendak beli, harus dilakukan di level Rp1.800-1.900,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Jumat (1/10), saham BUMI ditutup menguat Rp100 (4,70%) jadi Rp2.225 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.125. Harga tertingginya mencapai Rp2.250 dan terendah Rp2.100. Volume transaksi mencapai 177,2 juta unit saham senilai Rp386,7 miliar dan frekuensi 3.652 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat 4,70%, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI awal pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Salah satunya, karena peluang positifnya sentimen market akibat masih derasnya arus capital inflow. Hal ini seiring positifnya data-data dari fundamental ekonomi RI seperti inflasi dan ekspektasi GDP (Gross Domestic Product).

Akan bergerak di kisaran berapa?

Saham sejuta umat ini akan menguji resistance di level Rp2.250-2.350. Sedangkan support BUMI berada di level Rp2.150 dan berikutnya Rp2.000 hingga Rp1.900.

Hingga akhir pekan, saham ini, akan menguji level resistance Rp2.400-2.500. Tapi, jika melihat tren pergerakannya, BUMI susah untuk melampaui level tersebut. Peregerakan saham BUMI berikutnya, sangat tergantung pada level resistance Rp2.250-2.350 bisa ditembus atau tidak.

Bagaimana dengan kenaikan harga minyak mentah ke level US$81 per barel?

Penguatan saham BUMI juga mendapat dukungan dari kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$81 per barel . Ini memicu penguatan harga batubara ke posisi US$95,35 per metrik ton beradasarkan harga di New Castle. Karena itu, saham-saham komoditas akan atraktif di perdagangan pekan ini termasuk BUMI.

Bagaimana dengan dua aksi korporasi, non preemptive issu dan penerbitan obligasi dolar AS?

Pasar masih harus memastikan siapa pembeli rights issue BUMI tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Di sisi lain, memang rencana perseroan untuk menerbitkan bligasi dolar AS dalam jangka pendek berpengaruh positif. Sebab, akan menyelematkan posisi utangnya. Begitu juga dengan rights issue-nya.[jin/ast]

Tapi, kalau obligasi sama artinya mengonversi utang jangka pendek dengan utang jangka panjang. Tapi, pada hakikatnya, aksi korporasi ini tidak mengurangi rasio utang. Gearing ratio-nya tetap tinggi. Sebab, utang itu baik kalau dibayar dan bukan diperpanjang.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan, sell on strength BUMI di level Rp2.250-2.500. Jika investor atau trader berkehendak beli, harus dilakukan di level Rp1.800-1.900.


Kreditor BUMI Diminta Serap Penerbitan Saham 360 Juta Dolar
Sabtu, 02 Oktober 2010 , 00:01:00 WIB




RMOL.PT Bumi Resources Tbk (BU MI) akhirnya bisa mereali sa si­kan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau non pre-emptive rights. Jumlah saham yang diter­bitkan mencapai 1.369.400.000 lembar senilai 360 juta dolar AS.
Presi den Direktur Bumi Re sour ces Ari Hudaya menutur kan, perseroan baru saja menun tas kan perhitung an non pre-em ptive rights. Menu rutnya, nilai saham yang ditawar kan lebih tinggi 11,34 per­sen di ban dingkan harga penutu pan sa ham BUMI pada Ka mis (30/9) yang sebesar Rp 2.125 per lem­bar.
Karena itu, jumlah total saham BUMI yang dicatatkan pada 5 Oktober 2010 nanti mencapai 20.773.400.000 lembar saham.
Ari menjelaskan, penerbitan saham baru ini merupakan bagian dari konversi utang perseroan ke­pada kreditor yang jatuh tempo tahun ini, dengan total nilai 2,417 miliar dolar AS. Sayangnya pi hak­nya belum bisa menyebutkan kredito-kreditor yang sepakat menyerap saham baru tersebut.
“Kami akan mengungkapkan pihak-pihak yang terlibat pada tanggal 4 Oktober 2010 dan daftar saham baru serta pengu mu man jadwal kepada Bursa Efek Indo nesia sesuai peraturan,” ucap Ari.
Seperti diketahui, ada empat kreditor yang berpotensi meng kon versi saham baru BUMI. Yakni, Country Forest Ltd, anak perusahaan China Invest ment Cor poration (CIC) 1,9 miliar do lar AS, Raiffeisen Zen tralbank Osterreich AG 80,14 juta dolar AS, Credit Suisse 291,37 juta dolar AS, JP Morgan Chase Bank 145,92 juta dolar AS.
Hasil riset Samuel Sekuritas menyebutkan, Bumi Resour ces menjual obligasi senilai 700 juta dolar AS dengan kupon 10.75 per sen. Aksi ini diprediksi mendo rong investor untuk membe li saham di kisaran harga di Rp 3.250 per lem bar. Riset itu juga me ng ung kapkan, lang kah res­truk tu risasi utang akan berpengaruh pada cash flow BUMI. [RM]

03/10/2010 - 17:07

BUMI Sepekan Tergelincir Obligasi
Agustina Melani

(inilah.com)

INILAH.COM, Jakarta – Sepekan ini, saham PT Bumi Resources (BUMI) membukukan penurunan tipis sebesar 1,1%. Rencana penerbitan obligasi perseroan menjadi pemicunya.

Demikian ungkap Vice President Research PT Valbury Asia Securities Nico Omer J, saat dihubungi INILAH.COM, akhir pekan lalu. Menurutnya, BUMI akan segera menerbitkan obligasi dolar AS, untuk menggalang pendanaan.

Namun, imbas aksi korporasi ini kurang baik, kendati dana hasil obligasi akan digunakan untuk membayar utang perseroan. "Karena mereka bayar utang lama dengan utang baru," kata Nico.

Namun, Nico mengakui, penerbitan obligasi yang memiliki tingkat suku bunga lebih rendah ini, memberikan sentimen positif untuk saham BUMI.

Seperti diketahui, BUMI dikabarkan telah menjual obligasi senilai US$700 juta dengan kupon 10.75% dan tenor 7 tahun. Perseroan menunjuk Deutsche Bank sebagai lead underwriter untuk obligasi ini bersama dengan JP Morgan dan Credit Suisse sebagai joint-bookrunners.

Aksi korporasi ini merupakan bagian konversi utang BUMI kepada kreditur yang jatuh tempo tahun ini, senilai US$ 2,417 miliar. Terkait refinancing utangnya hingga US$800 juta di akhir 2010, BUMI juga dikabarkan merealisasikan penerbitan 7% saham barunya tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Dengan jumlah saham yang diterbitkan mencapai 1,37 juta lembar (7%) di harga Rp 2.366 per saham, total dana yang dapat dihimpun mencapai US$ 360 juta. Dengan aksi ini, maka jumlah saham yang dicatatkan pada Selasa (5/10) nanti mencapai 20,77 miliar lembar.

Nico menambahkan, harga non prempetive issue BUMI di level 2.366, memberikan sentimen positif untuk harga sahamnya, sehingga akhir pekan ini bisa ditutup di Rp2.225. “Saham BUMI bisa terus naik memang karena harga preemptive ini,” ujarnya.

Selain itu, penguatan harga minyak mentah, juga memberikan sentimen positif untuk kenaikan harga saham batubara, termasuk BUMI. Meskipun harga batu bara sendiri tidak terlalu mempengaruhi saham BUMI. “Harga batu bara itu cenderung stagnan, sehingga tidak memberi pengaruh signifikan bagi BUMI,” pungkasnya.

Senada dengan pengamat pasar modal N Jaganathan yang mengatakan, harga komoditas terutama batubara memang tidak terlalu bergerak banyak. Namun, tingginya permintaan harga batubara BUMI, sebagai pemasok utama untuk India, menjadikan saham ini menarik.

Terkait aksi korporasi perseroan, Jaganathan pun merekomendasikan investor untuk mencermatiemiten ini lebih lanjut. Pasalnya, berbagai kasus itu, menyebabkan laju saham BUMI, tidak secepat kenaikan tajam IHSG,”Investor sebaiknya wait and see dulu,” pungkasnya.

Sepekan ini, BUMI bergerak di level tertinggi di Rp2.275 dan terendah di Rp2.050. Dibuka menguat Rp25 ke Rp2.275, emiten ini dua hari berturut-turut melemah hingga terduduk di level Rp2.100. Sesuai pola pergerakan BUMI, yang mengalami rebound, setelah dua hari terkoreksi, saham anak usaha Bakrie ini pun kembali naik menjelang akhir pekan, untuk kemudian ditutup di Rp2.225. [ast]


01/10/2010 - 13:58

BUMI Kian Kinclong Usai Rights Issue
Asteria

(inilah.com/Agung Rajasa)

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources (BUMI) berhasil merealisasikan penerbitan 7% saham barunya tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham ini pun akan semakin kinclong.

Purwoko Sartono dari Panin Sekuritas menilai positif keberhasilan BUMI menawarkan 7% saham barunya atau non preemptive rights pada harga Rp2.366. Ia pun optimistis, hal ini dapat membawa BUMI pada penguatan lebih lanjut.

“Rekomendasi beli untuk emiten ini,” katanya, Jumat (1/10). Pada perdagangan Jumat (1/10) sesi pertama, saham BUMI ditutup naik Rp25 (1,17%) ke Rp2.150. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp56 miliar, atau 3,5% total transaksi bursa.

Seperti diketahui, BUMI telah merealisasikan penerbitan saham baru tanpa HMETD. Jumlah saham yang diterbitkan mencapai 1,37 juta lembar (7%) di harga Rp 2.366 per saham, atau lebih tinggi 11,34% dari harga penutupan saham BUMI kemarin, di Rp 2.125.

Total dana yang dapat dihimpun atas pelaksanaan aksi ini mencapai US$360 juta. Dengan aksi ini, maka jumlah saham yang dicatatkan pada Selasa (5/10) nanti mencapai 20,77 miliar lembar.

Menurut Presiden Direktur BUMI, Ari Hudaya, pihaknya akan mengumumkan pembeli rights issue itu Senin (4/10) pekan depan. “Kami akan mengungkapkan pihak-pihak yang terlibat pada 4 Oktober 2010 dan daftar saham baru serta pengumuman jadwal kepada Bursa Efek Indonesia sesuai peraturan,” ucap Ari dalam keterangan tertulisnya.

Aksi korporasi ini merupakan bagian konversi utang BUMI kepada kreditur yang jatuh tempo tahun ini, senilai US$2,417 miliar. Terkait refinancing utangnya hingga US$800 juta di akhir 2010, BUMI juga dikabarkan telah menjual obligasi senilai US$700 juta dengan kupon 10,75% dan tenor 7 tahun.

Perseroan menunjuk Deutsche Bank sebagai lead underwriter untuk obligasi ini bersama dengan JP Morgan dan Credit Suisse sebagai joint-bookrunners.

Analis pasar modal Stefanus Susanto menilai, rencana pelunasan utang perseroan tahun ini merupakan langkah yang bagus. “BUMI memang harus memfokuskan pada pelunasan utang-utang perseroan karena bunganya semakin lama semakin tinggi,” tambahnya.

Sementara Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang mengatakan, refinancing akan menjadi aksi korporasi yang tepat, apabila kupon dan jangka waktunya menguntungkan BUMI. Saat ini, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) BUMI sekitar 3,6-3,7 kali. “DER untuk perusahaan yang sehat adalah kurang dari 1 kali,” ujarnya.

Senada dengan tim riset Samuel sekuritas yang menilai, refinancing utang akan positif terhadap cashflow BUMI. Pengurangan utang juga akan memperbaiki posisi leverage perseroan yang kini mencapai 2,67 kali.

Target BUMI untuk mengurangi utangnya, berasal dari penjualan aset, dividen Newmont dan penagihan piutang. “Kami mempertahankan rekomendasi beli, dengan target price Rp3.250 per saham,” ujarnya. [mdr]

Bapepam Masih Periksa Kasus Bakrie-Benakat-Bank Capital
Jum'at, 1 Oktober 2010 - 18:14 wib

Rheza Andhika Pamungkas - Okezone

JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) masih terus memeriksa kasus ketidaksinkronan dana deposito di Bank Capital (BACA) yang melibatkan sejumlah emiten milik Bakrie Group.

Adapun emitem milik Bakrie tersebut di antaranya adalah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), PT Energy Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI).

"Namun, kami masih belum dapat memberikan hasil sementara dari pemeriksaan yang sudah dilakukan karena ada beberapa pihak yang masih belum memenuhi panggilan Bapepam-LK untuk dimintai keterangan. Tetapi pekan depan pak Sarjito akan menyampaikan hasil pemeriksaan terhadap perusahaan grup Bakrie atas pelanggaran yang mereka lakukan, jadi kita tunggu saja pekan depan," ujar Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany saat ditemui di acara Halal Bihalal di Gedung Bapepam-LK Jakarta, Jumat (1/10/2010).

Menurutnya, Bapepam-LK memang punya kewenangan untuk melakukan upaya paksa. Dalam pasal 109 Undang-Undang No 8/1995 tentang Pasar Modal, Bapepam-LK bisa memanggil paksa pihak yang diduga melakukan pelanggaran.

"Dan jika pihak yang kita panggil tidak bersikap kooperatif atau mengganggu pemeriksaan maka dapat kita paksa atau dikenakan pidana satu tahun," tambahnya.

Selain itu, ia juga menyampaikan sejumlah kendala terkait pelanggaran di pasar modal. Masih lemahnya koordinasi antar aparat penegak hukum menjadi masalah serius dalam mengungkapkan pelanggaran di pasar modal. "Saya sebenarnya juga gemas banyak kasus yang penyelesaiannya lama, tetapi memang begitu kenyataannya," tambahnya.

Sebelumnya Bapepam-LK mengakui tidak memiliki deadline dalam pemeriksaan dana deposito di beberapa emiten Bakrie dan PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI) di PT Bank Capital Tbk (BACA).

"Saya tidak beri waktu untuk Pak Sardjito. Bapepam-LK tidak ada deadline," tegas Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, beberapa bulan lalu.

Seperti diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memberikan denda sebesar Rp500 juta dan SP3 kepada masing-masing empat emiten Bakrie dan BIPI karena ada ketidaksingkronan terkait dana deposito di BACA.(ade)
Jumat, 01/10/2010 09:01 WIB
BUMI Realisasi Penerbitan Saham Baru US$ 360 Juta
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akhirnya merealisasikan penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau non pre-emptive rights. Jumlah saham yang diterbitkan mencapai 1.369.400.000 lembar dengan total nilai US$ 360 juta.

Menurut Presiden Direktur BUMI, Ari Hudaya dalam keterangan tertulisnya yang dikutip detikFinance Jumat (1/10/2010), perseroan baru saja menuntaskan perhitungan non pre-emptive rights. Hasilnya jumlah saham yang akan dikeluarkan sebanyak 1.369.400.000 lembar dengan harga Rp 2.366 per saham.

Nilai saham yang ditawarkan lebih tinggi 11,34% dari harga penutupan saham BUMI kemarin, Rp 2.125 per lembar. Total dana yang dapat dihimpun atas pelaksanaan aksi ini mencapai US$ 360 juta. Dengan demikian total saham BUMI yang dicatatkan pada 5 Oktober 2010 nanti mencapai 20.773.400.000 lembar.

Penerbitan saham baru ini merupakan bagian dari konversi utang perseroan kepada kreditur yang jatuh tempo tahun ini, dengan total nilai US$ 2,417 miliar. Sayangnya perseroan masih belum menyebutkan kreditur-kreditur yang sepakat menyerap saham baru perseroan.

"Kami akan mengungkapkan pihak-pihak yang terlibat pada tanggal 4 Oktober 2010 dan daftar saham baru serta pengumuman jadwal kepada Bursa Efek Indonesia sesuai peraturan," ucap Ari Hudaya.

Sebagai catatan, ada empat kreditur yang berpotensi mengkonversi saham baru BUMI. Mereka diantaranya, Country Forest Ltd, anak usaha China Investment Corporation (CIC) US$ 1,9 miliar, Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG US$ 80,14 juta, Credit Suisse US$ 291,37 juta, JP Morgan Chase Bank US$ 145,92 juta.





(wep/dro)
30/09/2010 - 10:02
N Jaganathan
Investor Cermati Kasus Pajak BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (30/9) diprediksi melemah. Investor mencermati perkembangan kasus pajak perseroan dalam persidangan Gayus Tambungan. Rekomendasi ‘Buy on weakness’.

Pengamat pasar modal N Jaganathan mengatakan, potensi tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena faktor pasar yang mencermati perkembangan kasus pajak BUMI yang disebut-sebut dalam persidangan Gayus Tambunan, tersangka makelar kasus pajak, di pengadilan.

Padahal, jika dilihat dari positifnya sentimen market dan positifnya ekspektasi kinerja perseroan di kuartal III ini, seharusnya saham BUMI menguat. “Saya, rekomendasikan buy on weakness,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (29/9), saham BUMI ditutup melemah Rp75 (3,44%) jadi Rp2.100 dengan intraday tertinggi di Rp2.175 dan terendah Rp2.075. Volume transaksi mencapai 169,1 juta unit saham senilai Rp357,5 miliar dan frekuensi 3.419 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin ditutup melemah Rp75, bagaimana laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi terjadinya tekanan di saham PT Bumi Resources hari ini karena sentimen negatif dari pemeriksaan Gayus H Tambunan, tersangka makelar kasus pajak di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Di pengadilan Jakarta Selatan, Gayus membeberkan kesaksian perihal kasus pajak BUMI. Dia mengaku ikut membantu perusahaan milik Grup Bakrie itu dalam menghadapi sidang di Pengadilan Pajak, yang sedang menghadapi tahap banding pada 2005 lalu.

BUMI terpengaruh negatif faktor news dari Gayus Tambunan. Sebab, kalau BUMI disebut-sebut dalam persidangan Gayus, anak usaha BUMI pun seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin akan terdampak. Kalau ada sanksi, perseroan bersedia membayar. Tapi ternyata, prosesnya masih berjalan di pengadilan. Dalam kondisi ini, investor otomatis wait and see, mencermati terlebih dahulu atas proses pajak BUMI itu.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level support Rp2.000 dan Rp2.300 sebagai level resistance-nya. Tapi, jika melihat pelemahan saham BUMI kemarin tidak terlalu dalam. Jika tidak tersandung kasus, seharusnya BUMI naik tajam sebab market dalam posisi yang sangat prima. IHSG berhasil mencapai level 3.500 dan ditutup di level 3.492 kemarin.

Bagaimana dengan sentimen grup?

Dari sisi ini, sentimen grup (Bakrie) tidak telalu menolong pergerakan saham BUMI untuk saat ini. Sebab, penjajakan sinergi Flexi-Esia tidak akan terlaksana akhir tahun ini. Sebab, Esia masih memiliki banyak kewajiban sebagai perusahan baru sehingga memiliki banyak utang jangka panjang.

Di sisi lain, Flexi tidak memiliki kewajiban dan market share-nya yang besar. Kabarnya, saat ini skenarionya jsutru berubah, Esia yang akan mengakuisisi Flexi. Padahal sebelumnya adalah jonit venture atau merger. Bahkan Telkom yang mengakuisisi Esia karena Telkom sebagai pemain besar.

Karena itu, proses ini butuh penelaahan kembali. Keduanya, butuh analisa SWOT kembali. Tapi, pencaplokan Flexi oleh Esia lebih untuk memperluas market share. Pengaruh langsung ke BUMI memang tidak ada. BUMI hanya terpengaruh sentimen grup.

Ekspektasi pasar atas kinerja BUMI kuartal III 2010?

Masih positif. Meskipun, harga komoditas terutama batubara tidak terlalu bergerak banyak. Tapi, permintaan harga batubara BUMI masih besar. BUMI jadi suplier utama untuk India. Tapi, karena berbagai kasus itu, laju saham BUMI sekarang, tidak sesuai dengan kenaikan tajam IHSG. Ini membuktikan investor wait and see di saham BUMI.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Untuk Kamis (30/9) ini, saya rekomendasikan buy on weakness BUMI. [jin/ast]
Rencana PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menerbitkan obligasi dolar dinilai positif bagi cashflow perseroan. Pengurangan utang akan memperbaiki posisi leverage yang saat ini mencapai 2,67x.

Hal itu dikutip dari hasil riset Samuel Sekuritas, Kamis (30/9). "Kami mendapat klarifikasi dari perseroan bahwa penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk refinancing utang (bukan menambah posisi utang)," tulis riset tersebut.

Rencana BUMI untuk mengurangi utang hingga $800 juta di akhir tahun 2010 masih berjalan, yang dananya berasal dari hasil penerbitan non pre emptive right sebesar $360 juta dan sisanya $440 juta akan berasal dari penagihan piutang hasil penjualan asset. "Refinancing utang akan positif terhadap cashflow perseroan, sementara pengurangan utang akan memperbaik posisi leverage yang saat ini mencapai 2.67x. BUMI disarankan beli," lanjut riset tersebut.

Untuk mendukung aksi korporasi itu, BUMI telah menunjuk 3 underwriter obligasi PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menunjuk Credit Suisse (CS), Deutsche Bank, dan JP Morgan sebagai penjamin emisi obligasi dolar perseroan yang diterbitkan lewat Bumi Investment Pte Ltd.

Obligasi sebesar US$300 juta tersebut akan digunakan untuk membayar kembali dua obligasi konversi sekitar US$430 juta yang harus dibayar (puttable) sebelum akhir tahun ini. Manajemen BUMI juga menargetkan bisa meraup dana sebesar US$440 juta dari kombinasi penjualan aset non inti dan pelepasan surat utang untuk membiayai surat utang lama. Moody’s Investor Service menetapkan peringkat Ba3 dengan prospek negative sedangkan Standard & Poor’s Ratings Services memberi peringkat BB untuk obligasi tersebut.

Saham BUMI pada sesi I hari ini ditutup naik Rp75 ke Rp2.175, dengan volume perdagangan mencapai 181.283 lembar saham senilai Rp194,7 miliar sebanyak 1.500 kali transaksi.

Sumber : INILAH.COM

Direktorat Jenderal Pajak sedang mengumpulkan informasi mengenai wajib pajak yang bermasalah dengan hukum tak terkecuali anak usaha Grup Bakrie. Tanpa informasi tersebut, Direktorat Jenderal Pajak mustahil bisa menghitung ulang pembayaran pajak yang dilakukan wajib pajak.

Direktur Jenderal Pajak Mochammad Tjiptardjo mengatakan pihaknya tidak bisa begitu saja menghitung ulang pembayaran pajak yang dilakukan anak usaha grup Bakrie itu. Sebab, dia beralasan ada aturan yang melarang hal itu.

Namun, Tjiptardjo mengatakan, pihaknya bisa menghitung pajak seorang wajib pajak jika mengantongi data pembanding. "Kalau punya data kuat baru bisa masuk," kata mantan Direktur Penyidikan Ditjen Pajak ini, Rabu malam (29/9).

Pembayaran pajak anak usaha Grup Bakrie menjadi tanda tanya setelah muncul pengakuan terdakwa dugaan suap Gayus HP Tambunan. Bekas pegawai pajak ini mengaku menerima sejumlah uang dari tiga anak usaha Grup Bakrie untuk mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang tertahan selama satu tahun di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Gambir, Jakarta Pusat. Tiga anak usahaGrup Bakrie itu yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Gayus juga mengaku mendapatkan US$ 2 juta dari KPC untuk membantu meneliti Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) KPC dan PT Arutmin dalam pelaksaan sunset policy. Ia juga mengaku menerima US$ 500.000 untuk mengurus banding PT BUMI ke Pengadilan Pajak.


Sumber : KONTAN.CO.ID
BUMI akan menerbitkan obligasi global senilai US$ 300 juta. BUMI telah menunjuk Credit Suisse, Deutsche Bank, dan JP Morgan sebagai penjamin pelaksana Emisi. Obligasi tersebut akan bertenor 7 tahun dengan opsi pembelian kembali setelah 4 tahun. Hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk refinancing utang obligasi. Tahun ini BUMI berencana melunasi utang sebesar US$ 800 juta. Bahkan hingga tahun depan, utang yang akan dilunasi sebesar US$ 1 miliar.

Sumber : IPS Research

Absennya China Investment Corporation (CIC) dalam penawaran saham baru terbatas PT Bumi Resources (BUMI), menimbulkan kekhawatiran pasar. Harga saham emiten ini pun terus merosot.

Pada perdagangan Rabu (29/9), saham BUMI terpantau turun Rp50 (2,3%) ke level Rp2.125. Nilai transaksi mencapai Rp107 miliar, atau 4% dari total transaksi bursa sesi pertama yang mencapai Rp2,6 triliun. Hal ini melanjutkan pelemahan pada perdagangan sebelumnya sebesar Rp100 ke level Rp2.175.

Analis Water Front Securities Isfan Helmy Asad mengatakan, menjelang aksi korporasinya, harga saham BUMI seharusnya sudah mulai dimaintain di atas level 2.200, mendekati harga right issuenya di Rp2.366.

Namun, saham BUMI justru melemah, menyusul kabar bahwa CIC keluar sebagai standby buyer. â€Å“Ketidakikutsertaan CIC dalam rights issue BUMI menjadi salah satu pemicu koreksi emiten ini,â€� ujarnya kepada INILAH.COM.

Seperti diketahui, BUMI akan melakukan rights issue sebesar 7,06% saham, dari rencana awal maksimal 10%. Dengan harga saham Rp2.366, perseroan menargetkan perolehan dana Rp3,24 triliun dari target awal Rp4,46 triliun (US$495,89 juta).

Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk melunasi utang perseroan sebesar US$800 juta akhir 2010 dan US$1 miliar pada 2011. Hingga kuartal pertama 2010, BUMI memiliki utang senilai US$1,76 miliar kepada CIC, US$80,15 juta kepada Raiffeisen,

Sumber : INILAH.COM
PT Bumi Resources Tbk menurunkan target dana hasil penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non preemptive rights) menjadi US$362 juta dari rencana awal US$495,89 juta.

Penambahan modal itu maksimal sebanyak 1,37 miliar saham pada harga Rp2.366 per unit. Sebelumnya, Bumi merencanakan penambahan modal tanpa HMETD itu maksimal 10 persen atau sekitar 1,94 miliar saham.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava, mengatakan penurunan target nilai penerbitan saham tersebut tidak memiliki alasan tertentu. "Tujuan kami adalah menurunkan utang hingga US$800 juta sampai akhir tahun ini, tidak ada alasan lain," kata Dileep kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 29 September 2010.

Dileep menjelaskan, melalui non preemptive rights itu, perseroan akan dapat mengurangi utang hingga 45 persen dari target US$800 juta tahun ini.

Namun, Dileep belum bersedia menjelaskan mengenai pihak pembeli dari rencana aksi korporasi itu. "Kami akan mengumumkannya pada 4 Oktober," ujar dia. Dia enggan menjawab ketika ditanya apakah China Investment Corporation (CIC) masih berpotensi menjadi pembeli siaga.

Sebelumnya, Bumi Resources menyebut empat kreditor yang berpotensi melakukan transaksi konversi utang menjadi saham terkait penerbitan saham baru tanpa HMETD itu.

Empat kreditor itu adalah Country Forest Limited, anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh China Investment Corporation (CIC), Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG, Credit Suisse, dan JP Morgan Chase Bank, NA.

Sementara itu, mengenai rencana penerbitan obligasi guna pembiayaan kembali (refinancing) utang, Dileep mengatakan masih dalam proses. Awal pekan ini, manajemen menyatakan bahwa kantor akuntan publik sedang melakukan penelaahan terbatas atas laporan keuangan Bumi per 30 September 2010.

Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bumi Resources, Ari S Hudaya, mengatakan pihaknya berencana menerbitkan obligasi senilai US$450-500 juta untuk refinancing utang.

Menurut Ari, dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo pada Oktober sebesar US$430 juta. Dia menjelaskan, perseroan juga akan memperpanjang tenor utang tersebut.

Saat itu, Ari melanjutkan, perseroan akan menerbitkan obligasi itu sekitar September hingga Oktober 2010. "Tapi, kami juga harus melihat pasar terutama Eropa," kata dia.
• VIVAnews

Sumber : VIVANEWS.COM
BUMI sampaikan laporan keuangan 30 November mendatang
Senin, 27 September 2010 | 18:16
JAKARTA. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastaya mengungkapkan, pihaknya akan menyampaikan laporan keuangan per tanggal 30 September 2010, paling lambat tanggal 30 November 2010.
Gayus Akui Terima Rp 28 M dari Bakrie
Selasa, 28 September 2010 | 16:57 WIB

KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN

JAKARTA, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan membantah tentang penyitaan hartanya senilai Rp 370 juta di rekening Bank BCA cabang Bintaro, Jakarta Selatan, yang selama ini beredar di media. Menurut dia, penyidik Bareskrim Polri tidak pernah menyita uang itu.

Gayus ketika bersaksi pada persidangan terdakwa Andi Kosasih di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (28/9/2010), mengatakan bahwa jumlah saldonya di rekening yang diblokir penyidik itu hanya Rp 17 juta. Uang senilai Rp 28 miliar disimpan di 20 rekening lain di Bank BCA dan Bank Panin.

"Faktanya nanti bisa dicek saldonya hanya Rp 17 juta (rekening BCA yang disebut disita). Jadi, Rp 370 juta tidak disita, tidak ada," kata dia.

Seperti diberitakan, menurut Polri dan kejaksaan, Gayus dijerat kasus korupsi dan pencucian uang tahun 2009 terkait aliran dana ke rekening senilai Rp 370 juta yang dikirimkan PT Megah Citra Jaya Garmindo. Kasus itu lalu disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang dengan pasal yang diubah, yakni penggelapan dan pencucian uang. Majelis hakim lalu memvonis bebas Gayus.

Saat bersaksi, Gayus kembali mengakui bahwa uang Rp 28 miliar dia terima dari tiga perusahaan Bakrie Group, yakni PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin, dan PT Bumi Resource dengan total 3 juta dollar AS. "Sebelumnya saya simpan di rumah dan safety box. Pelan-pelan saya keluarkan dan saya simpan ke rekening," ujar Gayus.



28/09/2010 - 09:12
BUMI Variatif, ‘Trading Buy’!
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI Selasa (29/9) diprediksi bergerak variatif. Saham sejuta umat ini mengejar level harga ‘rights issue’ Rp2.366, tapi masih ada potensi aksi ambil untung. ‘Trading buy’!

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi variatifnya (mixed) pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini dipicu dua faktor. Di satu sisi, investor BUMI saat ini mengejar angka rights issue di level Rp2.366, sehingga harus berada di level resistance Rp2.525.

Sebab, rencana rights issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) itu di level Rp2.366, yang akan rampung akhir September ini. â€Å“Tapi, orang yang beli BUMI di level bawah, akan melakukan profit taking jika BUMI pecah di level Rp2.300,â€� katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (27/9).

Lebih jauh, Aji mengatakan, BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp2.075 dan Rp2.525 sebagai level resistance-nya. â€Å“Secara teknikal, kalaupun naik, akan terbatas di level Rp2.350 dan kalaupun turun tidak akan melampaui level Rp2.000,â€� paparnya.

Butkinya, lanjut Aji, kemarin pun, IHSG naik tajam di atas 2% sementara BUMI hanya menguat tipis. â€Å“Artinya, sebagian investor memang profit taking di saham sejuta umat ini setelah mencapai level Rp2.300-an,â€� tandasnya.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp25 (1,11%) menjadi Rp2.275 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.250. Harga tertingginya mencapai Rp2.350 dan terendah Rp2.225. Volume transaksi mencapai 516,08 juta unit saham senilai Rp589,8 miliar dan frekuensi 4.735 kali.

Aji menegaskan, secara umum kenaikan saham BUMI terhambat dan penurunannya pun sulit terjadi sehingga lajunya menjadi mixed. Sebab, bagaimana mungkin BUMI bisa rights issue di level Rp2.366 jika harga sahamnya saat ini di bawah Rp2.000. â€Å“Otomatis, rights issue tidak akan laku,â€� tukasnya.

Namun, hingga saat ini, Aji mengaku belum mendapat data kongkrit, apakah rights issue BUMI akan direalisasikan akhir bulan ini. â€Å“Target saya, di level Rp2.300. Paling tidak, pergerakan saham BUMI masih terpengaruh rencana non preemptive rights issue itu,â€� timpalnya.

Pada perdagangan kemarin pun, BUMI sulit melanjutkan penguatan karena level tertingginya sudah mencapai Rp2.350 dan turun kembali ke level penutupan di posisi 2.275.

â€Å“Karena itu, potensi profit taking hari ini juga masih ada. Investor yang membeli saham BUMI di bawah level Rp2.000 cenderung merealisasikan keuntungannya,â€� tukasnya. Tapi, peluang penguatan ke level resistance-nya di Rp2.525 juga ada.

Sementara itu harga komoditas tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan saham BUMI. Pasar saat ini semata fokus pada aksi korporasi yang mungkin digelar perseroan. â€Å“Jika dilihat dari harga terendahnya di level Rp1.290 dan sekarang di level Rp2.275, saham ini sudah menguat lebih dari 100%,â€� ucapnya.

Kenaikan tersebut, imbuhnya, juga sudah merefleksikan kenaikan harga komodias baik minyak maupun batubara. Harga BUMI saat ini sudah kembali berada di atas PT Adaro Energy (ADRO).

Karena itu, lanjutnya, faktor market pun tidak terlalu berpengaruh pada BUMI. Memang, jika indeks menguat signifikan menandakan adanya risiko. Dalam kondisi ini, lebih baik melakukan bargaining pada saham-saham yang berfundamental bagus.

â€Å“Tapi, indeks hari ini juga belum tentu melemah,â€� ujarnya. Sebab, pasar juga harus mencermati indikator yang lain terutama market regional dan harga komoditas. Pasar domestik selama ini masih dalam trend up. Kalaupun terjadi koreksi, merupakan hal wajar, tapi bargaining investor juga terus berjalan.

â€Å“Saya melihat, investor lebih baik buy on support atau trading buy di saham BUMI untuk menghilangkan faktor risiko yang berlebih akibat fluktuasi harganya,â€� imbuh Aji Martono. [mdr]
Sabtu, 25/09/2010 02:00:03 WIB
Shougang dan satu investor China masuk Bumi
Oleh: Arif Gunawan S. & Wisnu Wijaya
JAKARTA: Dua investor China, di belakang Credit Suisse, dan JP Morgan Chase Bank N.A akan ikut membeli saham baru PT Bumi Resources Tbk lewat penawaran umum terbatas (rights issue) tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) saham emiten batu bara tersebut.

Credit Suisse dan JP Morgan merupakan dua dari empat kreditor Bumi yang berpotensi ikut dalam right issue dengan HMETD tersebut.

Seperti disebutkan dalam prospektus yang dirilis Bumi 23 Juni, dua kreditor lainnya adalah Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG dan China Investment Corporation (CIC), melalui anak usahanya Country Forest Limited.

"CIC dan Raiffeisen Zentralbank kemungkinan besar tidak berpartisipasi dalam transaksi tersebut. Ada dua investor dari China di belakang Credit Suisse, salah satunya Shougang International," seorang eksekutif yang mengetahui hal itu kepada Bisnis kemarin.

Shougang International mempunyai bisnis utama di bidang impor, ekspor, proyek kontaktor di luar negeri, logistik, dan mineral.

Dalam transaksi itu, Bumi akan menerbitkan 1,37 miliar saham atau 7,06% dari total saham dengan harga Rp2.366 per saham atau sekitar Rp3,31 triliun (US$361 juta) melalui non preemptive rights (penawaran umum terbatas tanpa HMETD).

"Bumi akan menjual 7,06% saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Transaksi itu akan diumumkan secara detail pada 3 Oktober dan didaftarkan pada 5 Oktober 2010," ujarnya. (wiw)

24/09/2010 - 16:29
Tambang Pimpin 'Rebound' Bursa
Asteria
INILAH.COM, Jakarta – IHSG berhasil mengakhiri pekan ini dengan ditutup menguat. kenaikan harga komoditas, membawa saham sektor tambang memimpin apresiasi bursa.

Pada perdagangan Jumat (24/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 60,429 poin (1,81%) ke level 3.397,626. Indeks saham unggulan LQ45juga naik 12,452 poin (1,98%) ke level 639,140.

Indeks saham gabungan sejak awal perdagangan sudah melantai di zona hijau, Dibuka menguat 0,51 % ke level 3.354, indeks terus merangsek naik hingga pada sesi siang berada di level 3.388 dan akhirnya ditutup di 3.397.

Pengamat pasar modal Willy Sanjaya mengatakan, IHSG berhasil menguat dipicu harga komoditas yang terus melambung. Namun, negatifnya bursa AS dan mixednya bursa regional, membuat pergerakan indeks sedikit tertahan. “Investor kembali melakukan pembelian setelah beberapa perdagangan terakhir terkoreksi,” ujarnya.

Wall Street kemarin ditutup melemah, seiring rilisnya data jobless claim di AS yang naik menjadi 465 ribu, lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Mengabaikan data existing home sales AS yang naik dari level terendahnya di bulan Agustus. Selain itu, kekhawatiran melambatnya perekonomian negara-negara Eropa kembali muncul, setelah Irlandia merilis data GDP -1,2% pada kuartal dua 2010.

Hal ini pun membuat bursa regional Asia sempat melemah, sebelum akhirnya ditutup mixed. Indeks Nikkei 225 turun 94,65 poin (0,99%) ke 9.471,67, indeks Hang Seng naik 71,72 poin (0,33%) ke 22.119,43, indeks Kospi naik 13,97 poin (0,76%) ke level 1.846,60. dan Strait Times naik 8,63 poin (0,28%) ke 3.091,76.

Willy menambahkan, harga komoditas dunia yang kembali naik, menjadi katalis penguatan saham berbasis energi dan komoditas. Harga metal dunia yang kembali naik setelah inventory tembaga di LME menyentuh level terendah sejak November 2009 dan harga timah menyentuh level tertinggi dalam 2 tahun terakhir di level US$23,695/ton.

Demikian juga harga emas yang naik mendekati level $1.300/oz dan harga minyak mentah untuk pengiriman November yang naik 0,62% ke US$75,18 per barrel.

Take heran bila sektor tambang memimpin kenaikan sebesar 2,7%. Saham berbasis komoditas yang naik antara lain Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp550 ke Rp39.800, TB Bukit Asam (PTBA) naik Rp500 ke Rp19.900, Bumi Resources (BUMI) naik Rp175 ke Rp2.250, dan Bayan (BYAN) naik Rp100 ke Rp10.150.

Sektor lain juga terpantau menguat, seperti sektor tambang yang naik 2,5% dan finansial yang terangkat 2,4%. Demikian pula sektor manufaktur yang naik 1,9%, aneka industri yang naik 1,7%, properti 1,6%, industri dasar 1,5%, perdagangan 0,8%, perkebunan 0,7% dan infrastruktur 0,4%.

Kenaikan IHSG didukung aksi beli asing yang mencatatkan nilai transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp555 miliar. Dimana nilai transaksi beli mendominasi sebesar Rp1,734 triliun dan nilai transaksi jual mencapai Rp1,179 triliun.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana nilai transaksi tercatat Rp4,55 triliun dengan volume 5,18 miliar lembar saham. Sebanyak 153 saham bergerak menguat, 78 saham melemah, dan 62 saham flat.

Beberapa emiten yang menguat antara lain Gudang Garam (GGRM) naik Rp2.500 ke Rp47.200, Astra Internasional (ASII) naik Rp1.150 ke Rp56.000, HM Sampoerna (HMSP) naik Rp650 ke Rp20.900, dan NipressTbk (NIPS) naik Rp550 ke Rp2.800.

Sedangkan emiten-emiten lain yang melemah antara lain Merck (MERK) turun Rp1.000 ke Rp83.500, Sumi Indo Kabel (IKBI) turun Rp220 ke Rp1.080, Samudera Indonesia (SMDR) turun Rp200 ke Rp4.100, XL Axiata (EXCL) turun Rp200 ke Rp5.100, dan Astra Otoparts (AUTO) turun Rp150 ke Rp17.900. [mdr]
24/09/2010 - 10:11
Satrio Utomo
Pasar Bisa Beli BUMI di Level Rp1.950

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (24/9) diprediksi melemah. Negatifnya sentimen grup, market dan faktor teknikal, jadi pemicunya. Investor disarankan profit taking terlebih dulu.

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, potensi tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini karena berbagai faktor. Di antaranya negatifnya sentimen grup karena ketidakpastian masa depan sinergi Flexi-Esia. Secara teknikal dan faktor market pun tak mendukung. Begitu juga dengan harga komoditas.

Dia menegaskan, dilihat posisi candlestick-nya yang terakhir, seharusnya investor profit taking terlebih dahulu di saham BUMI. “Di kisaran Rp1.950, melakukan aksi beli tidak masalah,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (23/8), saham BUMI ditutup melemah Rp75 (3,48%) ke level Rp2.075 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp2.150. Harga tertingginya mencapai Rp2.175 dan terendah Rp2.000. Volume transaksi mencapai 262,9 juta unit saham senilai Rp547,6 miliar dan frekuensi 5.080 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah dua hari melemah ke level Rp2.075, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi pelemahan di saham PT Bumi Resources akhir pekan ini karena beberapa faktor. Salah satunya soal pengautan saham grup Bakrie termasuk BUMI selama ini yang berpangkal pada pembicaraannya dengan PT Telkom (TLKM) yang berjalan belakangan ini.

Namun, tiba-tiba kemarin, keluar berita, perpanjangan direksi Telkom hanya sebulan. Karena itu, deal Telkom dengan PT Bakrie Telecom (BTEL) akan sangat tergantung pada direksi yang baru.

Lantas, apa masalahnya?

Problemnya adalah apa yang diketahui pasar selama ini terkait direksi Telkom tidak seperti itu. Sebab, bagi pasar direksi Telkom sudah pasti dipimpin Rinaldi Firmansyah. Keadaan ini, berpeluang memicu pergerakan saham grup Bakrie kembali mundur termasuk juga di saham BUMI.

Tapi, ini masih harus dicermati oleh pasar karena pengaruh negatifnya bisa dalam waktu yang panjang. Sebab, main sentiment pergerakan grup Bakrie dan BUMI selama ini berasal dari sisi sinergi Flexi-Esia itu. Saya khawatir, pelaku pasar saat ini akan wait and see kembali atas BUMI sehingga menahan tren penguatan selama ini.

Faktor teknikal bagaimana?

Ya, potensi tertekannya saham BUMI, juga karena faktor teknikal. Jika dilihat dari sisi candlestick terakhirnya, saham BUMI akan mengalami penurunan akhir pekan ini.

Sentimen market?

Candlestick IHSG pun tidak terlalu baik sehingga tidak kondusif bagi pergerakan BUMI. Karena itu, pasar juga harus memperhatikan kondisi market. Jika market hari ini turun, IHSG berpeluang turun ke level 3.250-3.225. Karena itu, BUMI pun akan turut tertekan terlebih dahulu.

Pada saat yang sama, koreksi harga minyak mentah dunia ke level US$73 per barel , juga berpengaruh negatif pada pergerakan indeks.

Kalau begitu, akan bergerak di kisaran berapa?

Karena itu, BUMI akan mengarah ke level support Rp1.950 dan Rp2.150 sebagai level resistance-nya.

Apa rekomendasi Anda?

Sejauh ini, saya cenderung hold di saham BUMI. Tapi, kalau lihat posisi candlestick-nya yang terakhir, seharusnya investor profit taking terlebih dahulu di saham BUMI. Di kisaran Rp1.950, melakukan aksi beli tidak masalah. [jin/ast]
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan penjelasan yang diberikan manajemen PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sudah memadai soal adanya perbedaan angka dalam komponen beban di laporan keuangan auditan tahun buku 2009 milik 2 perusahaan terafiliasi tersebut.

"Berdasarkan penjelasan yang mereka berikan, kita lihat sudah memadai dan tidak ada masalah," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito dalam acara Annual Report Awards di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Rabu (22/9/2010) malam.

Eddy menjelaskan, dalam pencatatan laporan keuangan perusahaan tambang cukup rumit. Menurutnya, ada hal-hal yang sangat bersifat teknis yang kadang memang tidak dipahami publik.

"Ya misalnya ada persoalan kontrak berjalan dan sebagainya. Itu teknis sekali dan agak rumit. Kadang orang awam bisa salah kaprah soal ini. Kita memang tidak masuk terlalu jauh dalam persoalan teknis ini. Tapi kita melihat penjelasan mereka sudah sangat jelas dan tidak ada masalah," jelas Eddy.

Beberapa waktu lalu, manajemen DEWA melalui keterbukaan informasinya ke BEI, mengakui adanya selisih pada 2008 sebesar US$ 65,48 juta, yang berasal dari berbedaan pencatatan pendapatan DEWA sebesar US$ 170,977 juta dan beban pokok pendapatan BUMI US$ 236,46 juta.

Sementara itu pendapatan DEWA di 2009 tercatat US$ 156,56 juta dan beban pokok pendapatan BUMI di tahun tersebut tercatat US$ 455,61 juta. Terjadi selisih sebesar US$ 299,05 juta

Sehingga total selisih pendapatan DEWA dan beban pokok pendapatan BUMI di tahun 2008 dan 2009 tersebut mencapai US$ 364,53 juta.

Berdasarkan laporan keuangan DEWA yang sudah diaudit pada 2009, pendapatan perseroan tercatat US$ 156,569 juta dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin). Sedangakan pendapatan di tahun 2008, total pendapatan US$ 170,977 juta.



Sumber: detikcom
23/09/2010 - 09:03
BUMI Terus Melaju, Mari Akumulasi!
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (23/9) diprediksi kembali menguat setelah mengalami koreksi teknis. Sebab, emiten ini sudah menguat 85% dari level Rp1.300. Saatnya akumulasi beli.

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, dipicu realisasi aksi korporasi non-preemptive issue yang akan tuntas akhir September ini. Karena itu, Willy yakin, penguatan saham BUMI terbuka lebar.

Menurutnya, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.400 dan Rp2.025 sebagai level support-nya. “Level penguatan BUMI ini berpatokan pada harga rights issue-nya di level Rp2.366 yang sudah memiliki standby buyer-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (22/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,14%) jadi Rp2.150 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.175. Harga tertingginya di level Rp2.250 dan terendah Rp2.125. Volume transaksi mencapai 260,8 juta unit saham senilai Rp572,2 miliar dan frekuensi 6.099 kali.

Lebih jauh, Willy mengatakan, koreksi saham BUMI kemarin, semata dipicu faktor teknis. Sebab, kenaikannya sudah cukup tinggi dari level Rp1.300-an, ke level harga tertingginya kemarin Rp2.250. “Artinya, hingga kemarin sudah naik 87% sehingga mengalami tekanan sesaat atas saham sejuta umat ini,” paparnya.

Saat ini, lanjutnya, pasar masih menantikan realisasi aksi korporasi non-preemptive issue atau rights issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang akan rampung akhir September ini. “Hal itu, pasti akan diumumkan dalam waktu dekat di mana harga issue-nya di level Rp2.366 per saham,” ujarnya.

Aksi korporasi tersebut menurutnya, semacam placement kecil berupa menerbitkan saham baru kepada mitra strateginya. “Dananya akan dibayarkan ke utang-utang perseroan. Karena itu, ini sangat bagus ke depannya,” imbuhnya.

Sebelumnya, perseroan menyatakan, langkah penerbitan saham baru tanpa HMETD atau non-preemptive right senilai Rp4,59 triliun. Dana itu bakal habis dipergunakan untuk membayar utang perseroan.

Di sisi lain, Willy tidak sependapat pada saat rights issue dilakukan akan terjadi sell on news. Sebab, rangkaiannya tidak berhenti pada realisasi rights issue. Artinya, pasar juga masih akan merespon bagaimana pembayaran utang-utang BUMI selanjutnya. “Karena itu, BUMI tetap akan melanjutkan penguatan,” timpalnya.

Dengan dana yang besar untuk pembayaran utang, menurutnya, beban perseroan pun menjadi ringan. “Karena itu, ke depannya, saham BUMI sangat gampang untuk menguat,” ucap Willy meyakinkan.

Sementara itu, lanjut Willy, kenaikan harga minyak mentah dunia ke level US$75 per barel dari sebelumnya US$73 per barel, tidak akan menjadi perhatian pasar. Pasar masih akan fokus pada aksi korporasinya. “Apalagi, harga minyak bisa dikatakan tidak bergerak ke mana-mana di kisaran US$73 hingga US$76 per barel,” tambahnya.

Willy juga memperkirakan, BUMI akan mencapai level Rp3.000 dalam waktu dekat sebelum 30 September ini. Kalaupun tidak, akan terjadi penguatan pada awal Oktober.

Willy merekomendasikan akumulasi atas BUMI dengan range pembelian di level Rp2.100 hingga level Rp2.275. “Kisaran level tersebut merupakan harga aman karena berada di bawah hagara rights issue-nya,” pungkas Willy. [mdr]
22/09/2010 - 10:12
Yuganur Wijanarko
BUMI Tertekan ‘Non-Preemptive Issue’

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Rabu (22/9) akan melemah akibat aksi ‘non-preemptive issue’ yang bakal rampung akhir bulan ini. Investor bisa beli di level ‘support’.

Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital mengatakan, potensi tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI), hari ini salah satunya karena faktor rampungnya aksi korporasi ‘non-preemtive issue’ akhir bulan ini.

“Pelaku pasar melakukan aksi sell on news atas BUMI sehingga tertekan,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Selasa (21/9), saham BUMI ditutup menguat Rp150 (7,40%) jadi Rp2.175 dengan intraday tertinggi di Rp2.200 dan terendah du Rp2.025. Volume transaksi mencapai 298,6 juta unit saham senilai Rp627,2 miliar dan frekuensi 8.357 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah terus menguat ke level Rp2.175, bagaimana pergerakan saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi tertekannya saham PT Bumi Resources hari ini. Salah satunya, karena faktor akan keluarnya berita ‘non-preemptive issue’ perseroan. Di pasar lebih dikenal dengan rights issue tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Pelaku pasar melakukan aksi sell on news atas BUMI sehingga tertekan. Realisasi dari aksi korporasi tersebut seharusnya sudah final pada 21 September lalu. Jadi, BUMI tertekan ‘non-preemptive issue’.

Sebelumnya, perseroan menyatakan, langkah penerbitan saham baru tanpa HMETD atau non-preemptive right senilai Rp4,59 triliun dan bakal selesai pada akhir September 2010 ini. Tapi, diharapkan bisa lebih cepat dari itu. Dana itu bakal habis dipergunakan untuk membayar utang perseroan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level support Rp2.000 dan Rp2.200 sebagai level resistance-nya. Sebab, berita rights issue tersebut sudah didiskon oleh pasar sehingga pada saat berita tersebut menjadi kenyaataan, pasar akan melakukan profit taking. Karena itu, sangat logis jika BUMI mengalami koreksi. BUMI akan dilanda profit taking pasca keluarnya berita rights issue itu.

Bagaimana dengan faktor teknikal?

Dari sisi teknikal, saham BUMI juga seharusnya mengalami koreksi terlebih dahulu. Sebab, level harga BUMI saat ini sudah memasuki area jenuh beli (overbought). Karena itu, wajar BUMI terkoreksi terlebih dahulu ke level Rp2.000. Setelah level ini tersentuh, baru BUMI akan kembali menguat.

Seperti apa pengaruh sentimen market hari ini ?

Dari sisi pergerakan market pun tidak terlalu mendukung laju saham BUMI. Sebab, secara umum pelaku pasar juga akan melakukan aksi ambil untung karena valuasi indeks untuk beberapa sektor saham sudah terlalu tinggi. Mereka masih akan melakukan aksi ambil untung di saham ASII (PT Astra Internasional) dan BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia).

Apakah koreksi ini membahayakan?

Pasar tidak terlalu khawatir dengan koreksi ini. Sebab, hal itu hanya koreksi sementara untuk penguatan lebih jauh dan lebih sehat di hari berikutnya. Orang sell on news di BUMI, dan profit taking di saham lain sehingga indeks tertekan. Tapi, setelah itu indeks akan kembali menguat termasuk juga BUMI.

Harga minyak bergeming di level rendah di bawah US$75 per barel?

Itu tidak terrlalu berpengaruh pada pergerakan saham BUMI. Sebab, harga batubara yang jadi core business BUMI memiliki siklus tersendiri dan tidak berkorelasi positif dengan harga minyak. Harga batubara saat ini sedang stabil di atas US$95 per metrik ton. Yang men-drive pergerakan BUMI lebih pada faktor masalah utang yang inherent dalam persoalan rights issue itu. Kalau mengacu pada koreksi harga minyak, saham BUMI dan PT Adaro Energy (ADRO) seharusnya mengalami penurunan sebelumnya. Kenyataannya malah naik.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI. [jin/ast]
Rabu, 22 September 2010 | 12:43 oleh Barratut Taqiyyah SAHAM BUMIBUMI bakal naikkan harga saham rights issue?
JAKARTA. Hari ini, saham milik PT Bumi Resources (BUMI) diburu investor. Tak heran, pada penutupan sesi I, saham BUMI melesat 2,3% menjadi Rp 2.225.

Jika dilihat, saham BUMI memang bergerak naik turun dalam sebulan belakangan. Saham BUMI bahkan sempat bertengger di level terendah dalam sebulan di posisi Rp 1290 pada 19 Agustus lalu. Namun, belakangan, harga sahamnya kembali naik.

Menurut Janson Nasrial, analis pasar modal dari AmCapital, banyak rumor yang berkembang di pasar sehingga mendongkrak saham BUMI. Salah satunya, perusahaan milik Grup Bakrie ini bakal menaikkan harga penawaran saham rights issue menjadi Rp 2.600. "Tapi ini masih sekadar rumor dan belum terbukti," jelasnya.

Janson juga bilang, sebelumnya manajemen BUMI memastikan tidak ada perubahan harga saham rights issue di level Rp 2.300.

Khusus untuk saham ini, Janson memilih netral alias tidak memberikan rekomendasi. Ada beberapa alasan yang dikemukakan. Pertama, nilai price earning ratio (PER) BUMI paling rendah dibanding dengan perusahaan batu bara lainnya, yakni sebesar 8,4 kali.

Kedua, jumlah utang BUMI sudah sangat tinggi dan mengkhawatirkan. "Kalau sewaktu-waktu tingkat suku bunga naik, beban bunga BUMI bisa melonjak tajam," imbuhnya.

Untuk saham batubara, Janson malah merekomendasikan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan PT Adaro Energy (ADRO).

IPO Bumi Mineral molor 2011
OLEH ARIF GUNAWAN S.
& BAMBANG P.JATMIKO Bisnis Indonesia


Article Rank

Rencana Grup Bakrie mencatatkan saham Bumi Mineral dipastikan di tunda menjadi tahun depan
PNM menanti pelunasan repo Bakrie Capital JAKARTA: Rencana Grup Bakrie mencatat kan saham perusahaan mineralnya PT Bumi Re sources Mineral (Bumi Mineral) dipastikan ter tunda menjadi tahun depan, menyusul belum selesainya proses evalu asi dan pelengkapan dokumen. "Dua perusahaan i yakni Bumi Mineral - dan Wintermar baru bisa tahun depan."

Anak usaha PT Bumi Resources Tbk tersebut semula menargetkan pelepasan 16,22% sahamnya ke publik tersebut akan terealisasi secepatnya pada Oktober dan selambatnya pada akhir tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito mengatakan ada dua emiten yang penawaran saham perdana baru bisa direalisasikan pada tahun depan, yakni Bumi Mineral dan PT Wintermar Offshores.

“Saat ini ada 14 emiten yang telah mengajukan rencana IPO. Namun, yang masih bisa direalisasi kan tahun ini ada 12. Dua perusahaan yakni Bumi Mineral dan Wintermar baru bisa tahun depan,“ tuturnya kepada Bisnis seusai halalbihalal, kemarin.

Sampai sekarang, lanjutnya, otoritas bursa masih mengevaluasi rencana IPO anak usaha Bumi Resources tersebut yang membidik dana sebesar US$400 juta dari nilai ekuitas Bumi Mineral sekitar US$900 juta. Menurut rencana, dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi perusahaan pertambangan yang 99,99% sahamnya dimiliki Bumi Re sources tersebut. Bumi Resources mengonsolidasikan empat anak usahanya di sektor non batu bara ke Bumi Mineral.

Empat perusahaan tersebut adalah Lemington Investment Pte Ltd (yang memiliki Bumi Mauritania dan Konblo Bumi Inc), Calipso Investment Pte Ltd (yang memiliki Herald Resources Ltd), PT Citra Palu Minerals, dan PT Multi Capital (yang memiliki PT Newmont Nusa Tenggara).

Berdasarkan dokumen IPO awal, manajemen Bumi Mineral akan menggunakan buku Maret 2010 atau triwulan pertama, se hingga Oktober merupakan masa paling lambat jika perusahaan tersebut nekat mengejar IPO ta hun ini.
Ketika dikonfirmasi, Vice Pre sident Investment Banking Dana tama Vicky Ganda Saputra tidak mengangkat telepon dan tidak membalas pesan singkat yang di kirim. Danatama Makmur bertin dak sebagai penjamin emisi hajatan tersebut.

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sampai sekarang belum me mungkinkan IPO sebuah perusa haan yang belum memiliki aset produktif.

Sejauh ini, aktivitas Bumi Mi neral lebih banyak eksplorasi.

Unit bisnisnya yang beroperasi baru Gorontalo Minerals dan Herald Resources Ltd.

Di luar Bumi dan Wintermar, 12 perusahaan yang masih mem proses IPO diperkirakan meraup dana publik senilai Rp15 triliun akhir triwulan IV tahun ini. Se panjang tahun berjalan, otoritas bursa telah menerima 12 emiten baru dengan dana raupan Rp5,36 triliun.

Di sisi lain, PT PNM Investment Management (PIM) masih menagih pelunasan kewajiban PT Bakrie Capital Investment melalui skema transaksi repurchase agreement (repo) yang saat ini tinggal Rp360 miliar.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani selaku induk usaha PIM, Parman Nataatmadja, mengatakan sisa kewajiban itu harus diselesaikan pada Januari 2011. Sebagian besar saham yang di-repo kepada perseroan adalah PT Bumi Resources Tbk.

“Kalau tidak, kami akan mengeksekusi dengan menjual saham yang ada ke pasar. Apalagi, saat ini harga saham Bumi Resources di atas Rp2.000 per saham,“ ujarnya kemarin.
Pinjaman Bakrie Bakrie Capital sebelumnya mengajukan pinjaman ke PIM senilai Rp1,4 triliun dengan menjaminkan saham Bumi Resources di harga sekitar Rp1.900 per saham.

Jumlah saham Bumi yang dijaminkan itu sebanyak 59,12 juta saham dengan tingkat suku bunga sebesar 13,25%-14,25% per tahun. Cicilan Bakrie sempat macet, dan perseroan sempat melaporan masalah ini kepada Kejaksaan Agung. Dalam prosesnya, kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang jatuh tempo menjadi Januari 2011, dari sebelumnya Januari 2009.

Sementara itu, dalam laporan kepemilikan saham Bumi Resources per 5Agustus disebutkan jumlah saham yang dipegang oleh perusahaan lokal mencapai 3,80 miliar saham atau 19,62% dari total saham perseroan yang mencapai 19,40 M lembar saham.

Jumlah perusahaan yang memegang saham Bumi mencapai 607 perusahaan. Namun, laporan kepemilikan saham itu tidak menyebutkan nama institusi atau perusahaan yang menjadi pemegang saham terbesar Bumi Resources.

Harga saham Bumi Resources kemarin menyentuh level Rp2.050, dan menjadi penahan kejatuhan indeks harga saham gabungan (IHSG).
“Kalaupun kami akan melepas sekarang, kami akan meraup untung. Namun, kami masih menunggu komitmen pelunasan dari Bakrie,“ pungkas Parman.
(05) (arif.gunawan@bisnis.co.id/bambang.jatmiko@bisnis.co.id)

Gugatan Gayus & kebangkitan saham Bakrie-7
OLEH BASTANUL SIREGAR Wartawan Bisnis Indonesia

Niscaya bukan karena  iseng apabila Gayus Halomoan Tambunan, pegawai pajak yang didakwa terlibat praktik mafia pajak, Senin pekan ini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, bertanya kepada jaksa kenapa mereka mengabaikan fakta keterlibatan perusahaan Bakrie.
Tiga perusahaan Bakrie yang perkara pajaknya dibantu Gayus--yang kemudian membantah dengan keras dan amat percaya diri itu--adalah PT Bumi Resources Tbk, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin Indonesia.
Kaltim Prima dan Arutmin adalah anak perusahaan Bumi.

Gayus, melalui pengacaranya, di ruang sidang itu menggambarkan bagaimana uang masuk dan keluar dari rekeningnya.
Uang masuk disebut aliran atas yang berasal dari Bakrie Group, sedangkan aliran bawah merupakan dana yang dijadikan suap kepada aparat dan koleganya.

“Kaltim Prima Coal memberikan uang ke Gayus US$500.000, Bumi Resources US$500.000, dan gabungan dari Kaltim Prima Coal serta Arumin US$2 juta,“ kata salah satu kuasa hukum Gayus, Indra Nathan Kusnadi. Alih-alih bertanya atau menjelaskan, Gayus sebetulnya menggugat kenapa jaksa mengabaikan pengakuannya ke polisi, bahwa dirinya telah membantu tiga perusahaan Bakrie tersebut untuk ‘menyeimbangkan’ tagihan pajaknya dan mendapatkan fee yang sebagian didistribusikannya.

Akal sehat kita niscaya memahami makna pepatah it takes two to tango. Gayus tidak akan bisa ‘menari’ sendiri tanpa ada pihak yang bersedia kerja sama, tanpa ada yang memerintah, memberi order dan menjanjikan fee. Gayus, singkat kata, tidak bekerja sendiri.

Logika ‘tidak bekerja sendiri’

ini pula yang kemudian menyeret sejumlah kolega Gayus di Ditjen Pajak yang lain, seperti Maruli Pandapotan Manurung, Kepala Seksi Pengurangan dan Keberatan Direktorat Keberatan dan Banding, atasan Gayus yang kini berstatus tersangka.
Lalu kenapa jaksa mengabaikan pengakuan staf menengah di bagian keberatan pajak ini, bahkan mengajukan keberatan pada hakim saat Gayus hendak menyampaikan skema uang masuk dan keluar, mengingkari logika akal sehat Gayus tidak bisa `menari' sendiri?
Kenapa pula polisi begitu saja percaya bantahan tiga perusaha an Grup Bakrie dan tak terlihat mencoba secara agresif menyelidiki keterlibatan Grup Bakrie seperti halnya saat menyelidiki keterlibatan Maruli? Ada apa dengan standar ganda ini? Apa yang terjadi sebenarnya?
Bukan fundamental Mungkin baik kita lihat dahulu apa yang sedang terjadi dalam hari-hari pertama setelah Lebaran ini. Bersamaan dengan datangnya para pemudik dan hujan yang mendinginkan udara Jakarta, temperatur politik nasional sekonyong-konyong justru meningkat. Berbarengan dengan sidang Gayus itu, sejumlah elite politik kembali membuat manuver dan mengusung beberapa isu mulai dari reshuffle kabinet, pengusutan kembali skandal bailout Bank Century, serta proses seleksi kapolri, jaksa agung, dan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru.

Tentu saja, perkembangan sejumlah isu panas tersebut akan sangat tergantung pada proses politik yang berlangsung, di mana Partai Golkar yang dipimpin Aburizal Bakrie menjadi pemain utamanya.

Pada saat yang sama, dimulai dari empat pekan silam persisnya, saham-saham emiten Grup Bakrie naik secara signifikan dan berhasil mengembalikan nilai kapitalisasi pasarnya di atas Rp70 triliun, setelah beberapa pekan sebelumnya nyaris terpuruk di bawah Rp50 triliun.

Kenaikan harga saham yang diikuti dominasi transaksi baik nilai maupun volume itu dipimpin oleh Bumi (68,6%), disusul PT Bakrieland Development Tbk (67,7%) dan PT Bakrie Sumatra Plantations (59,6%).

Kemudian disusul lompatan harga saham PT Darma Henwa Tbk (56,9%), PT Bakrie Telecom Tbk (55,4%), PT Energy Mega Persada Tbk (45,1%), dan PT Bakrie Brothers (22,0%).

Ini kenaikan yang luar biasa.
Kenaikan harga saham itu pula yang turut bekerja mendongkrak indeks hingga melampaui dua batas level psikologis, 3.200 dan 3.300 hanya dalam tempo kurang dari 2 pekan, bahkan sempat menyenggol 3.400 pada awal sesi pertama kemarin.

Kenaikan itu pula, yang dalam sepekan terakhir ini terutama, berhasil menyelamatkan indeks dari koreksi teknikal yang lebih dalam. Termasuk kemarin, saat indeks terpangkas 0,18% ke 3.365,04 sementara saham Bumi dan Energi Mega melompat 7,4% dan 13,4%.

Menariknya, capaian tersebut terjadi saat emiten Grup Bakrie masih harus berhadapan dengan utang, persoalan klasiknya.
Situasi ini terefleksikan dari kinerja paruh pertama PT Bakrie and Brothers Tbk, kapal induk Grup Bakrie, yang beban utang reponya meroket 455,89%.

Tekanan yang tidak jauh berbeda juga bisa ditemukan pada emiten yang lain, seperti Bakrie Plantations yang tak kunjung berhasil menuntaskan akuisisi aset Grup Domba Mas.

Perkecualian akan adanya faktor klasik itu mungkin bisa diberlakukan pada Bakrie Telecom, yang harga sahamnya praktis lebih terkerek oleh isu mengerucutnya rencana sinergi Esianya dengan Flexi, unit tele pon tetap CDMA (cordless divi sion multiple access) milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Meski, rencana sinergi itu pun sebetulnya belum jelas benar, sebagaimana diakui manajemen Bakrie Telecom, Telkom, juga Menteri BUMN, masih dalam tahap pem bicaraan yang, dalam kalimat Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, `Tidak tahu sele sainya kapan“.

Yang pasti, karena tidak ada perubahan dari sisi fundamen tal, yang kasat mata dari kenaikan harga saham emiten Bakrie setelah terus-menerus tergerus sepanjang tahun ber jalan ini tidak lain adalah aksi ambil untung jangka pendek yang niscaya tidak bertahan lama.

Dengan perspektif itu pula agaknya, fakta mengenai `keme nangan' Bakrie dalam kasus mafia pajak Gayus menemukan momentumnya, yakni sekadar memperkuat persepsi bahwa setelah kepergian Menkeu Sri Mulyani, Grup Bakrie memang telah benar lolos dari perkara pajak.

Lalu apa kata sang patriarch Aburizal Bakrie? “Pohon itu makin tinggi pasti anginnya makin kuat,“ katanya merespons tuduhan Gayus itu suatu hari, dengan rasa percaya diri yang, entah kenapa lebih terdengar mencemaskan. (bastanul.siregar@ bisnis.co.id)

21/09/2010 - 10:03
Irwan Ibrahim
BUMI di Level Rp5.200 Akhir 2010

INILAH.COM, Jakarta - Perburuan investor asing memicu saham BUMI akan melanjutkan rally pada Selasa (21/9). Hingga akhir 2010, BUMI bahkan diperkirakan bertengger di Rp5.200-6.000.

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan di saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini salah satunya karena positifnya ekspektasi atas prediksi kinerja BUMI untuk full year 2010 dan ekspektasi 2011. Selain pasar juga memprediksi, harga minyak mentah bisa berada di atas level US$100 per barel seiring pelemahan dolar AS.

Karena itu, investor regional melakukan perburuan di saham ini. Irwan merekomendasikan ‘beli’ untuk saham batubara thermal ini. “Saya targetkan, hingga akhir September ini, BUMI berada di level Rp3.200-Rp3.500. Sedangkan target akhir 2010, berada di level Rp5.200 hingga Rp6.000,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp85 (4,38%) jadi Rp2.025 dengan intraday tertinggi mencapai Rp2.050 dan terendah Rp1.920. Volume transaksi mencapai 249,3 juta unit saham senilai Rp495,7 miliar dan frekuensi 7.578 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Setelah tembus level psikologis 2.000, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Ini karena perburuan investor regional di saham ini. Mereka, sudah memiliki perkiraan positif atas hasil kinerja emiten ini di akhir 2010. Pasar juga, sudah berekspektasi positif atas proyeksi kinerja perseroan, hingga akhir 2011.

Para investor besar sudah memiliki data awal terkait fundamental BUMI. Karena itu, di sesi pagi ini, BUMI berpeluang sudah terbang ke level Rp2.100. Sebab, akhir bulan ini, merupakan akhir kuartal ketiga. Jadi, penguatan saham BUMI lebih karena keyakinan investor asing atas fundamental BUMI untuk prediksi full year 2010 dan ekspektasi full year 2011.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Saya targetkan, BUMI Selasa (21/9) ini akan mengarah ke level resistance Rp2.200 dan Rp2.000 sebagai level support kuatnya.

Bagaimana dengan koreksi harga minyak mentah dunia yang masih di bawah US$75 per barel?

Koreksi harga minyak mentah dunia ke level US$73 per barel saat ini, hanya bersifat sementara sehingga tidak akan berpengaruh negatif pada BUMI. Sebab, investor asing, masih berpikir, harga minyak akan tembus US$100 per barel.

Apa yang bisa memicu kenaikan harga minyak setinggi itu?

Sebab, tren dolar AS terus melemah terhadap euro dan yen. Hal ini, terlihat dari penguatan harga emas yang saat berada di angka US$1.278,22 per troy ons. Kondisi ini, semakin memperkuat alasan, bahwa pergerakan dolar AS terhadap yen dan euro saat ini diintervensi.

Apabila, dolar AS sudah tidak sanggup lagi diintervensi, mata uang negara adidaya itu akan semakin anjlok. Sebab, indikator historis dalam dua tahun terakhir, tren ekonomi AS terus melemah. Jika dolar AS tidak lagi dintervensi sehingga nilai tukarnya melemah, harga minyak mentah akan langsung terbang meroket. Harga minyak menuju US$100 hingga US$120 per barel. Sedangkan harga emas menuju level US$1.500 per troy ons.

Intinya, saham BUMI diburu investor regional melalui para fund manager asing. Apalagi, dana-dana dari Timur Tengah di-manage di Singapura, Malaysia, dan di Hong Kong. Pasti sebagian besar dana tersebut akan parkir di saham BUMI.

Apakah secara teknikal, memungkinkan BUMI untuk menguat hari ini?

Ya. Penguatan BUMI saat ini, juga mendapat dukungan dari faktor teknikal. Lajunya saat ini, merupakan rally. Sebab, saham ini sudah terlalu lama jatuh di level bawah. Setelah tembus Rp2.000 ke atas, saham ini rally, karena aksi beli yang berkelanjutan. Sebab, investor dari regional terus melakukan pemborongan di saham sejuta umat ini.

Walaupun bandar, mau menahan penguatan saham ini, tapi investor terus melakukan pembelian, penguatannya tak dapat ditahan.

Memang, sebagian analis ada yang mengatakan, penguatan BUMI belakangan ini lebih terpengaruh positif sentimen grup Bakrie, terkait penjajakan sinergi Fleksi-Esia. Tapi, ini sebenarnya tidak berpengaruh pada fundamental BUMI. Itu hanya sentimen positif sementara dari grup Bakrie.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan ‘beli’ untuk saham batubara thermal ini, baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Saya targetkan, hingga akhir September ini, BUMI berada di level Rp3.200-Rp3.500. Sedangkan target akhir 2010, berada di level Rp5.200 hingga Rp6.000,” pungkas Irwan. [jin/ast]
21/09/2010 - 17:43
BUMI Keberatan atas Peringatan Tertulis BEI


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) keberatan atas Peringatan Tertulis I BEI yang dikeluarkan pada 15 September 2010 terkait dengan reklasifikasi biaya pokok pendapatan (cost of revenue) dalam laporan keuangan.

Pernyataan keberatan ini disampaikan manajemen melalui Direktur & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava kepada BEI, Selasa (21/9). Perseroan menjelaskan ketidaksesuaian reklasifikasi atas rincian biaya pokok pendapatan dari pemasok yang memiliki lebih dari 10% keseluruhan jumlah pembelian barang dan jasa pada kegiatan produksi pada laporan keuangan 31 Desember 2009, menyangkut biaya pokok pendapatan untuk jasa kontraktor yang dicatat pada satu kontraktor, yang seharusnya milik kontraktor lain.

Reklasifikasi ini terjadi karena data transaksi per kontraktor direkapitulasi secara manual dan masih adanya perbedaan sistem aplikasi akuntansi yang diterapkan di masing-masing unit usaha Perseroan. Namun, tidak ada perubahan atas keseluruhan biaya pendapatan sebagaimana dinyatakan dalam laporan keuangan periode 31 Desember 2009.

Pada prinsipnya, Perseroan mengkonsolidasikan biaya pokok pendapatan untuk unit usaha batubaranya, termasuk PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (AI) dan melaporkan biaya pokok pendapatan dari pemasik yang memiliki transaksi lebih dari 10% keseluruhan jumlah pembelian barang dan jasa pada kegiatan produksi berdasarkan tambang batubara. Dalam hal PT Dharma Henwa Tbk (DEWA) dilaporkan dalam KPC karena biaya pokok pendapatannya melebihi 10% dan tidak termasuk AI karena kurang dari 10%. Karenanya, pendapatan DEWA dan biaya pokok pendapatan Perseroan yang dilaporkan lazimnya berbeda.

Perseroan juga telah menerbitkan siaran pers Global Investor Conference Call pada 16 Juli 2010 yang diatur oleh Credit Suisse dan dihadiri lebih dari 100 investor. Pada 19 Juni 2010, Perseroan juga mengadakan Media Breafing serta melakukan Dengar Pendapat dengan BEI pada 27 Juli 2010, di mana Perseroan telah menginformasikan bahwa semua ini hanyalah masalah reklasifikasi dan tidak bersifat material serta berdampak terhadap laporan keuangan Perseroan maupun angka biaya pokok pendapatan.

Perseroan akan melakukan reklasifikasi dan biaya pendapatan sebagai kontraktor atas diterbitkannya laporan keuangan yang akan terbit, dalam hal ini laporan keuangan 2010 sesuai dengan angka perbandingan untuk tahun 2009 yang ditambahkan untuk pengungkapan reklasifikasi dalam catatan terhadap laporan keuangan. Selain itu, Perseroan dan semua unit usahanya juga akan melakukan sistem konsolidasi yang terintegrasi. [cms]
21/09/2010 - 09:01
BUMI Level Rp3.500 Akhir September?
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (21/9) diprediksi terus ‘rally’ akibat perburuan investor regional. Positifnya prediksi kinerja untuk ‘full year’ 2010 dan ekspektasi 2011 menjadi pemicunya. ‘Buy’ saja!

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, dipicu perburuan investor regional. Mereka, sudah memiliki perkiraan positif terhadap hasil kinerja emiten di akhir 2010. Pasar juga, sudah berekspektasi positif atas proyeksi kinerja perseroan hingga akhir 2011.

Menurutnya, para investor besar sudah memiliki data awal terkait fundamental BUMI. Karena itu, di sesi pagi ini, BUMI berpeluang terbang ke level Rp2.100. Sebab, akhir bulan ini, merupakan akhir kuartal ketiga.

“Saya targetkan, BUMI Selasa (21/9) ini akan mengarah ke level resistance Rp2.200 dan Rp2.000 sebagai level support kuatnya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (20/9) malam.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp85 (4,38%) jadi Rp2.025 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.940. Harga tertingginya mencapai Rp2.050 dan terendah Rp1.920. Volume transaksi mencapai 249,3 juta unit saham senilai Rp495,7 miliar dan frekuensi 7.578 kali.

Lebih lanjut Irwan menegaskan, penguatan saham BUMI lebih karena keyakinan investor asing atas fundamental BUMI untuk prediksi full year 2010 dan ekspektasi full year 2011.

Di sisi lain, koreksi harga minyak mentah dunia ke level US$73 per barel saat ini, menurut Irwan hanya bersifat sementara sehingga tidak akan berpengaruh pada BUMI. ”Investor asing, masih berpikir, harga minyak akan tembus US$100 per barel. Sebab, tren dolar AS terus melemah terhadap euro dan yen,” ungkapnya.

Hal ini, menurut Irwan terlihat dari penguatan harga emas yang saat berada di angka US$1.278,22 per troy ons. “Kondisi ini, semakin memperkuat alasan, bahwa pergerakan dolar AS terhadap yen dan euro saat ini diintervensi,” ucap Irwan.

Akibatnya, apabila dolar AS sudah tidak sanggup lagi diintervensi, mata uang negara adidaya itu akan semakin anjlok. “Sebab, indikator historis dalam dua tahun terakhir, tren ekonomi AS terus melemah,” timpalnya.

Dia menegaskan, jika dolar AS tidak lagi dintervensi sehingga nilai tukarnya melemah, harga minyak mentah akan langsung terbang meroket. “Harga minyak menuju US$100 hingga US$120 per barel. Sedangkan harga emas menuju level US$1.500 per troy ons,” imbuh Irwan.

Intinya, saham BUMI diburu investor regional melalui para fund manager asing. Apalagi, dana-dana dari Timur Tengah di-manage di Singapura, Malaysia, dan di Hong Kong. “Pasti sebagian besar dana tersebut akan parkir di saham BUMI,” paparnya.

Penguatan BUMI saat ini, juga mendapat dukungan dari faktor teknikal. Lajunya saat ini, menurut Irwan, merupakan rally. Sebab, saham ini sudah terlalu lama jatuh di level bawah. “Setelah tembus Rp2.000 ke atas, saham ini rally, karena aksi beli yang berkelanjutan,” tambah Irwan.

Sebab, investor dari regional terus melakukan pemborongan di saham sejuta umat ini. “Walaupun bandar, mau menahan penguatan saham ini, tapi investor terus melakukan pembelian, penguatannya tak dapat ditahan,” tukasnya.

Memang, imbuh Irwan, sebagian analis mengatakan, penguatan BUMI belakangan ini lebih terpengaruh positif oleh faktor penjajakan sinergi Fleksi-Esia. Tapi, menurutnya, proses yang tengah dilakukan saudara kandungnya ini sebenarnya tidak berpengaruh pada fundamental BUMI. “Itu hanya sentimen positif sementara dari grup Bakrie,” tuturnya.

Di atas semua itu, Irwan merekomendasikan ‘beli’ untuk saham produsen batubara thermal ini, baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Dia menargetkan, hingga akhir September, BUMI berada di level Rp3.200-3.500. “Sedangkan target akhir 2010, berada di level Rp5.200 hingga Rp6.000,” pungkas Irwan. [mdr]
21/09/2010 - 06:45
Ada Sedikit Peluang di Saham Bakrie
Asteria


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia Selasa (21/9) diperkirakan melanjutkan koreksi. Namun investor masih bisa hold saham grup Bakrie karena potensi peluang penguatan lebih lanjut.

Analis pasar modal dari PT Lautandhana Sekurindo Muhammad Sugiarto mengatakan, IHSG hari ini masih akan melemah. Penguatan bursa selama ini yang sudah sangat tinggi, membuka peluang koreksi.

Apalagi penyesuaian IHSG setelah libur kemarin lebih cepat dari rally bursa regional. “Sepekan kemarin, IHSG naik 4% sedangkan bursa regional hanya naik 2%,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Di tengah kondisi ini, investor disarankan untuk melanjutkan profit taking, merealisasikan keuntungan untuk saham unggulan, terutama dari sektor perbankan. “Sehingga hari ini akan ada tekanan pada saham perbankan,” ucapnya.

Namun, khusus untuk saham Bakrie, Sugiharto melihat masih ada peluang penguatan lebih lanjut, terutama setelah pada perdagangan kemarin mulai bangkit. Tren besarnya, saham grup ini masih lagging sehingga masih ada peluang trading. “Untuk trading, grup Bakrie masih bisa hold. Jangan segera profit taking, karena masih ada penguatan,” katanya.

Sementara untuk PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Bakrie & Brothers (BNBR), investor masih bisa melakukan trading buy. Pasalnya, BNBR mulai bergerak naik setelah selama ini terhenti cukup lama di Rp50 per lembarnya. Sedangkan earning per share (EPS) BUMI sebesar 13,2 kali masih cukup murah dibandingkan industri batubara sebesar 16,4 kali. “Dengan valuasi BUMI yang murah, ada katalis untuk menguat,” paparnya.

Sentimen lain untuk BUMI berasal dari antisipasi proses penerbitan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), yang ditargetkan selesai akhir September ini. Terutama karena sudah ada beberapa investor strategis yang diketahui akan menyerap non-preemptive issue BUMI ini. “Saham BUMI masih bisa menguat ke level Rp2.200,” pungkasnya.

Pada perdagangan Senin (20/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 13,671 poin (0,40%) ke level 3.370,982. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat ramai, dimana volume transaksi tercatat 11,888 miliar lembar saham senilai Rp5,070 triliun dan frekuensi 150.538 kali.

Sebanyak 123 saham naik, 116 saham turun dan 60 saham stagnan. Kendati bursa melemah, investor asing masih mencatatkan transaksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp66 miliar. Dimana transaksi beli mencapai sebesar Rp1,122 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,056 triliun. [nat/mdr]
19/09/2010 - 11:01
BUMI Sepekan Naik 12,8%
Kepastian Tambah Modal BUMI Dukung Saham
Agustina Melani


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Tiga hari perdagangan, PT Bumi Resources (BUMI) membukukan kenaikan 12,8%, mendekati level Rp2.000. Kepastian penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) perseroan menjadi katalis positif.

Demikian ujar Yuganur Wijanarko, analis HD Capital kepada INILAH.COM. Menurutnya, kepastian aksi korporasi non preemptive issue BUMI pada Selasa (21/9), memberikan sentimen positif untuk saham BUMI. “Pasalnya, selama empat bulan hingga lima bulan ini, belum ada kejelasan terkait hal tersebut," ujar Yuganur.

Seperti diketahui, BUMI berencana menerbitkan 1,94 miliar saham baru tanpa HMETD alias non-preemptive issue. Meskipun sempat ada penundaan, RUPS sudah memastikan aksi korporasi ini digelar pada akhir September. Harga pelaksanaan ditetapkan Rp2.366 per saham atau totalnya senilai Rp 4,59 triliun. Nilai tersebut akan dikonversikan terhadap utang-utang perseroan.

Ini berarti, ujar Yuga, setengah dari masalah utang BUMI sudah selesai. BUMI menghadapi utang jatuh tempo dari dua kreditur senilai US$437,29 juta. Keduanya pun telah menyatakan kesiapannya mengkonversi utang tersebut menjadi saham baru yang akan diterbitkan BUMI. Yuga mengatakan, masalah utang memang mempengaruhi pergerakan saham BUMI. “Jumlah utang yang masih banyak belum diselesaikan oleh BUMI memberikan sentimen negatif untuk emiten,” katanya.

Selain kapastian aksi korporasi BUMI, apresiasi emiten ini juga dipicu rencana penawaran umum saham perdana PT Bumi Resources Mineral (BRM) sekitar 16-20% saham. Dari IPO itu, BRM menargetkan dana sebesar US$200-300 juta. BRM adalah adalah anak usaha BUMI yang merupakan hasil konsolidasi empat perusahaan non batu bara di bawah perseroan.

Seperti Lemington Investment Pte Ltd (yang memiliki Bumi Mauritania SA dan Konblo Bumi Inc), Calipso Investment Pte Ltd (yang memiliki Herald Resources Ltd), PT Citra Palu Minerals dan PT Multi Capital (yang memiliki PT Newmont Nusa Tenggara).

Etrading securities mengatakan, IPO anak perusahaan merupakan jalan cepat untuk meningkatkan value dari holding. Bila BRM jadi IPO, maka keuntungan yang didapat BUMI selain peningkatan value adalah penurunan biaya bunga. “Karena dana IPO ini akan dipakai untuk modal kerja yang artinya akan terjadi deleverage pada tingkat BRM,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, penguatan BUMI juga disebabkan positifnya sentimen market yang berimbas pada indeks domestik. Otoritas moneter Jepang yang melakukan intervensi terhadap yen, telah memicu dolar AS menguat terhadap yen. “Akibatnya, perusahaan-perusahaan publik yang berorientasi ekspor di Nikkei mendapat sentimen positif dan hal ini berimbas pada indeks domestik,” katanya.

Sementara rilis data pengangguran AS mingguan 11 September menunjukkan penurunan 3 ribu unit klaim menjadi 450 ribu. Angka ini berlawanan dengan estimasi konsensus yang memperkirakan kenaikan

menjadi 459 ribu unit. “Secara umum, sentimen market positif bagi indeks domestik termasuk BUMI,” ucapnya.

Pada perdagangan yang singkat ini, BUMI berhasil mencatatkan kenaikan 12,8%, mendekati level Rp2.000. Pergerakan BUMI mengikuti dinamiasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada hari pertama pascalibur panjang, BUMI naik Rp110 ke level Rp1.830. Apresiasi ini terjadi seiring laju indeks sebesar 3,9% ke 3.357.

Demikian pula koreksi bursa keesokan harinya 0,45%, membawa BUMI turun Rp10 ke RpRp1.820.

Namun, di hari terakhir perdagangan, BUMI kembali melesat sebesar Rp120 ke Rp1.940. Hal ini seiring pencapaian rekor tertinggi bursa di 3.384, atau naik 1,28%. [ast/mdr]
17/09/2010 - 10:13
Aji Martono
BUMI Bisa Lepas Landas dari Level Rp2.000

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (17/9) akan mengalami ‘technical rebound’ dan lepas landas dari level Rp2.000. Target harganya dalam 2-3 pekan ke depan bahkan akan mencapai level Rp2.300 per saham.

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini, salah satunya aksi bargaining position investor. Sebab, harga saham BUMI masih rendah di tengah kenaikan pesat IHSG ke level 3.300-an.

Di sisi lain, aksi profit taking atas saham bluechips sudah mulai berkurang, sehingga BUMI mendapat ‘berkah’ untuk mulai kembali diborong investor. “Karena itu, BUMI berpeluang lepas landas dari level Rp2.000,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (16/9), saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,54%) jadi Rp1.820 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.860 dan terendah di Rp1.800. Volume transaksi mencapai 118,4 juta unit saham senilai Rp217,1 miliar dan frekuensi 3.692 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Setelah melemah Rp10, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham BUMI akhir pekan ini. Tapi, ini semata faktor teknikal. Investor menghitung ulang berapa harga saham sejuta umat ini yang seharusnya setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 3.300. Harga saham PT Adaro Energy (ADRO) sudah tembus level Rp2.100 dan PT Gajah Tunggal (GJTL) sudah mencapai Rp2.025. Karena itu, tidak mungkin saham BUMI stagnan di level Rp1.800.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Logikanya, saham BUMI memiliki potensi penguatan kembali, dengan support di level Rp1.760 dan Rp1.910 sebagai level resistance-nya. Secara teknikal, pola up trend saham BUMI masih terlihat jelas. Bahkan, koreksi saham BUMI kemarin pun hanya koreksi teknikal setelah IHSG mencapai penguatan tertinggi hampir 4% pada perdagangan sebelumnya.

Justru, secara teknikal, pergerakan BUMI kemarin sangat tertib. Setelah mencapai level terendah di level 1.800, ditutup di level Rp1.820. Karena itu, secara teknikal, saya masih melihat adanya potensi penguatan di saham BUMI.

Kalau begitu, berapa target harga BUMI?

Secara teknikal, target price BUMI berada di level Rp2.300. Angka ini masih memungkinkan tercapai dalam dua-tiga pekan ke depan (middle term). Ekspektasi untuk jangka menengah panjangnya, BUMI tetap dalam penguatan.

Semua itu, saya simpulkan, dari apa yang dilakukan investor terhadap saham BUMI kemarin. Perlakuan investor atas saham BUMI semakin memperjelas, potensi penguatan saham BUMI akhir pekan ini. Ini jadi satu bargaining bagi investor.

Sebab, di sisi lain, apabila aksi profit taking atas saham bluechips sudah mulai berkurang, BUMI juga akan mendapat ‘berkah’ untuk mulai kembali diborong oleh investor. Karena itu, BUMI berpeluang lepas landas dari level Rp2.000.

Bagaimana dengan saham grup Bakrie?

Begitu juga dengan saham grup Bakrie secara umum yang akan diawali dengan penguatan BUMI di sektor pertambangan khususnya batubara yang belum menguat. Potensi penguatan secara teknikal masih lebih tinggi dibandingkan potensi terjadinya koreksi.

Bagaimana dengan ketidakpastikan Initial Public Offering (IPO) PT Bumi Resouerce Mineral (BRM), anak usaha BUMI?

IPO itu tidak berpengaruh pada laju saham BUMI akhir pekan ini. Saya tidak melihat adanya pengaruh. Secara teknikal, saham BUMI sendiri yang lebih berperan pada pergerakannya. Setelah BUMI melewati level support Rp1.500, dan terus sekarang menguat sehingga tetap berada di atas Rp1.800-an, menandakan banyaknya investor yang masih melakukan bargaining position di saham ini.

Penurunan mayortas harga komoditas?

Tidak akan berpengaruh negatif pada pegerakan saham BUMI akhir pekan ini. Sebab, hal itu sudah terefleksi pada koreksi kemarin. Di antaranya, harga batubara di Newcastle mengalami penurunan 1,06% ke level 92,90 per metrik ton dan harga minyak mentah dunia melemah 1,05% ke level US$75,22 per barel . Saya tetap yakin, untuk jangka pendek-menengah BUMI bisa tembus level psikologisnya Rp2.000. Sebab, investor juga berhitung ulang berapa harga BUMI yang seharusnya.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. [jin/ast]
16/09/2010 - 10:09
Gina Novrina Nasution
Regional Dukung Laju Saham BUMI

Gina Novrina Nasution
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (16/9) diperkirakan menguat. Peluang positifnya sentimen market regional jadi salah satu penopangnya. Tapi, untuk saat ini lebih baik ‘wait and see’!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, salah satu potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, karena faktor peluang positifnya sentimen market yang berimbas positif juga bagi indeks domestik termasuk BUMI. Ini dipicu oleh otoritas moneter Jepang yang melakukan intervensi terhadap yen sehingga dolar AS menguat terhadap mata uang negeri sakura itu.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan publik yang berorientasi ekspor di Nikkei mendapat sentimen positif. “Secara umum, sentimen market positif bagi indeks domestik termasuk BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (16/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp110 (6,39%) menjadi Rp1.830 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.830 dan terendah di Rp1.740. Volume transaksi mencapai 328,6 juta unit saham senilai Rp590,5 miliar dan frekuensi 7.661 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat di atas 6%, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Secara teknikal, saya melihat potensi penguatan di saham BUMI hari ini. Namun, ini semata faktor technical rebound. Di sisi lain, sentimen market regional pun mendukung.

Apa yang memicu positifnya market regional?

Ini dipicu oleh otoritas moneter Jepang yang melakukan intervensi terhadap yen sehingga dolar AS menguat terhadap mata uang negeri sakura itu. Akibatnya, perusahaan-perusahaan publik yang berorientasi ekspor di Nikkei mendapat sentimen positif. Secara umum, sentimen market positif bagi indeks domestik termasuk BUMI.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.860-1.910 dan kalaupun melemah akan tertahan di level support Rp1.800-1.750.

Kalau begitu, seberapa jauh potensi penguatan saham BUMI hari ini?

Akan terbatas. Sebab, mayoritas harga komoditas mengalami penurunan tipis meski masih di level yang tinggi. Di antaranya, harga minyak mentah dunia yang turun 0,35% ke level US$75,75 per barel .

Begitu juga dengan harga batubara yang turun 1,06% ke level US$92,90 per metrik ton. Harga crude palm oil (CPO) dan Nikel mengalami nasib yang sama. Hanya harga timah yang naik ke level US$23,150 per ton.

Bagaimana dengan ketidakpastian rencana IPO PT Bumi Resources Mineral (BRM), anak usaha BUMI?

Itu juga menjadi sentimen negatif sesaat bagi BUMI. Sebab, ketidakpastian ini akan memicu ketidakpastian juga bagi arus cash flow perseroan. Keadaan itu, jadi sedikit hambatan bagi kesehatan kondisi keuangan perseroan, sehingga laju sahamnya pun terhambat. Sebab, pasar melihat, potensi dana segar yang didapat BUMI, menjadi tidak pasti. Tapi, secara umum, saya yakin, saham BUMI hari ini akan menguat.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan, wait and see untuk BUMI. [jin/ast]


Saham BUMI, Kamis (16/9) diperkirakan menguat. Faktor teknikal dan peluang positifnya sentimen market, jadi penopangnya. Tapi, untuk saat ini lebih baik ‘wait and see’!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, terutama karena faktor technical rebound. Di sisi lain, sentimen market regional pun mendukung. Hal ini dipicu oleh otoritas moneter Jepang yang melakukan intervensi terhadap yen sehingga dolar AS menguat terhadap mata uang negeri sakura itu.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan publik yang berorientasi ekspor di Nikkei mendapat sentimen positif. Secara umum, sentimen market positif bagi indeks domestik termasuk BUMI.

“BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.860-1.910 dan kalaupun melemah akan tertahan di level support Rp1.800-1.750,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (16/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp110 (6,39%) menjadi Rp1.830 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp1.720. Harga tertingginya mencapai Rp1.830 dan terendahnya Rp1.740. Volume transaksi mencapai 328,6 juta unit saham senilai Rp590,5 miliar dan frekuensi 7.661 kali.

Kendati demikian, potensi penguatan saham sejuta umat ini akan terbatas. Sebab, mayoritas harga komoditas mengalami penurunan tipis meski masih di level yang tinggi.

Di antaranya, harga mi

Sumber : INILAH.COM
Rabu, 15 September 2010 | 13:00 oleh Abdul Wahid Fauzie RENCANA IPO BUMI RESOURCES MINERALIPO Bumi Resources Mineral bisa terlaksana tahun ini
JAKARTA. Rencana PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melepas sebagian saham pada anak usahanya PT Bumi Resources Mineral (BRM) bakal terus berlanjut. Sebab, perusahaan Grup Bakrie ini sudah memiliki aset yang berproduksi.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito bilang, hingga September lalu, BRM sudah memiliki pendapatan operasional perusahaan dari anak usahanya. "Ada anak usaha dibidang jasa yang sudah beroperasi, sehingga mendatangkan revenue," katanya saat ditemui di kantornya (15/9).

Sayang, Eddy enggan mengatakan identitas anak usahanya ini. Eddy juga bungkam soal berapa banyak pendapatan yang berhasil diraih BRM ini. "Saat ini kami masih melakukan evaluasi dokumen dan belum bisa bicara banyak. Lebih baik tanya manajemen BRM saja," kilahnya.

Eddy mengungkapkan, jika manajemen BRM ini sudah memasukkan dokumen pelepasan sebagian saham alias initial public offering (IPO) sekitar dua bulan lalu. Waktu itu, BEI belum memberikan restu lantaran BRM belum memiliki aset yang sudah berproduksi. Maklum, aturan pasar modal Indonesia tidak memperkenankan perusahaan untuk IPO sebelum ada aset yang berproduksi.

Dengan adanya aset yang sudah berproduksi ini, artinya BRM bisa saja melantai pada tahun ini. Namun, Eddy juga belum bisa memastikan apakah IPO BRM ini akan berlangsung pada tahun ini lantaran bukan menjadi kewenangannya. "Saya belum tahu, apakah tahun ini atau kapan," tegasnya.

Asal tahu saja, BRM akan melepas saham sebanyak 16% hingga 20%. Dari IPO ini, manajemen BUMI menargetkan mampu mendapatkan dana sebesar US$ 200 juta hingga US$ 300 juta. Untuk merealisasikan rencananya, BUMI sudah mengkonsolidasi beberapa anak usahanya yang bergerak dalam bisnis nonbatubara di bawah payung BRM.

Anak usaha yang dikonsolidasikan itu adalah Lemington Investments Pte. Ltd . yang merupakan pemilik Bumi Mauritania S.A. dan Komblo Bumi Inc., Calipso Investment Pte. Ltd. yang merupakan pengendali Herald Resources Ltd., serta PT Citra Palu Minerals dan PT Multi Capital yang memiliki sebagian saham PT Newmont Nusa Tenggara.
Bapepam: Berkas Pemeriksaan Bakrie Group diserahkan Setelah Lebaran
JUM'AT, 10 SEPTEMBER 2010 | 16:09 WIB
TEMPO/ Arif Fadillah

TEMPO Interaktif, Jakarta-Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Fuad Rahmany menyatakan berkas pemeriksaan laporan keuangan PT Bakrie & Brothers, PT Bakrie Sumatera Plantation, dan PT Energi Mega Persada diserahkan paska Lebaran.


"Itu masih ditelisik oleh tim saya, nanti habis lebaran mau melapor pada saya," kata Fuad saat ditemui di rumah Menteri Keuangan di kompleks Widya Chandra, Jumat (10/9).

Ia juga belum bisa memastikan langkah hukum yang akan diambil. "Bukan kepastian hukum ya, tapi pemeriksaan selesai setelah Lebaran ini," katanya.

Sebelumnya, ketiga perusahaan Bakrie tersebut mencatatkan simpanan dana investasi di Bank Capital sebesar Rp 8,59 triliun. Tapi, dalam laporan keuangan Bank Capital periode yang sama, jumlah simpanan hanya Rp 2,17 triliun. Selisih laporan keuangan ini mencapai Rp 6,42 triliun.

Akibat selisih pinjaman ini, harga saham perusahaan kelompok Bakrie sempat rontok pada Juli lalu. Harga saham Bumi Resources turun Rp 70 menjadi Rp 1.820, Bakrie Telecom susut Rp 4 menjadi Rp 147, Energy Mega Persada turun Rp 7 menjadi Rp 123, Bakrie Plantations susut Rp 20 menjadi Rp 330, dan Dharma Henwa turun Rp 3 menjadi Rp 70 per saham.

FEBRIANA FIRDAUS
07/09/2010 - 10:09
Aji Martono
Pemangkasan Utang Bisa Dongrak BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (7/9) diprediksi menguat karena target pangkas utang sebesar US$1,6 miliar akhir 2011. Namun, lajunya akan terbatas karena ditinggal mudik investor.

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia melihat, potensi penguatan di saham PT Bumi Resources (BUMI) di hari terakhir perdagangan jelang libur lebaran ini. Ini karena perseroan menargetkan dapat mengurangi posisi utangnya sebesar US$1,6 miliar hingga akhir 2011.

Namun, penguatannya akan terbatas. Selain ditinggal mudik, juga karena faktor saham-saham bluechips lain seperti grup Astra, yang memberikan ruang keuntungan yang cukup besar. “Karena itu, banyak investor yang mengalihkan perhatiannya ke saham-saham yang memberikan gain cukup lebar untuk intraday trading,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (7/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp10 (0,59%) jadi Rp1.700 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.730 dan terendah di Rp1.690. Volume transaksi mencapai 69,8 juta unit saham senilai Rp119,1 miliar dan frekuensi 2.146 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin menguat, bagaimana prediksi saham BUMI hari terakhir perdagangan jelang lebaran ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources. Ini karena perseroan menargetkan dapat mengurangi posisi utangnya sebesar US$1,6 miliar hingga akhir 2011. Sementara itu, utang yang akan dipangkas pada triwulan IV-2010 sekitar US$800 juta berasal dari kombinasi penerbitan saham baru non pre-empitve senilai US$500 juta, dan penjualan aset serta tingkat pengembalian dari pinjaman yang diberikan. Ini bisa jadi pendongkrak saham BUMI.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.790 dan Rp1.640 sebagai level support-nya. Namun, penguatan saham BUMI cenderung terbatas. Sebab, setelah penguatan indeks hingga tembus jauh di atas 3.200 pun, saham ini hanya menguat terbatas 10 poin. Karena itu, hari ini pun, BUMI akan bergerak dalam koridor yang sempit, di level support dan resistance tadi.

Apa yang menghambat laju sajam BUMI?

Terbatasnya penguatan BUMI juga kerena faktor saham-saham bluechips lain seperti grup Astra, yang memberikan ruang keuntungan yang cukup lebar. Karena itu, banyak investor yang mengalihkan perhatiannya ke saham-saham yang memberikan gain cukup lebar untuk intraday trading.

Selain PT Astra Internasional (ASII), pasar juga mencermat PT Indosat (ISAT) terutama setelah emiten telekomunikasi ini mendapat rating yang cukup bagus. Begitu juga dengan saham multimedia seperti SCTV dan Indosiar Multi Mandiri.

Karena itu, investor jadi enggan melakukan pembelian di saham yang kenaikannya terlalu lambat seperti BUMI. Jadi masih banyak peluru-peluru yang harus ditembakkan di akhir perdagangan ini di luar BUMI.

Faktor jelang libur Lebaran 2010 ini bagaimana pengaruhnya?

Ya, itu juga. Terbatasnya penguatan saham sejuta umat ini juga karena faktor ditinggal mudik oleh para investornya. Sebab, ini merupakan hari terakhir perdagangan indeks saham jelang Lebaran 1431 Hijriyah. Faktor libur ini, justru bisa juga memicu profit taking di saham BUMI, meskipun akan tetap bertahan di level support Rp1.640.

Tapi, untuk hari ini, saya memperkirakan, pergerakan BUMI akan sangat sempit. Meski menguat, akan tertahan di titik resistance Rp1.790. Kecenderungan profit taking ada tapi, peluang penguatan lebih besar.

Dari sisi teknikal, apakah potensi penguatan BUMI juga terbatas?

Ya. Selain faktor libur, secara teknikal pun, saham BUMI memang pergerakannya terbatas terutama dari sisi volume transaksi.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Untuk jangka panjang, saya rekomendasikan akumulasi beli dan wait and see saja kalau untuk intraday trading . [jin/ast]
Aksi Bumi Resources (BUMI) yang memangkas utang hingga US$1,6 miliar merupakan hal positif. Saham BUMI pun disarankan untuk beli oleh sebagian besar analis.

Hal itu dikutip dari hasil riset E Trading Securities, Senin (6/9). "Kami melihat hal ini positif, dikarenakan beban bunga yang ditanggung bumi sangat besar, pada semester pertama tahun 2010 yakni $257,4 juta meningkat 437% dari $47.9 juta," tulis riset tersebut.

Kewajiban BUMI saat ini mencapai $6,41 miliar atau meningkat 61% dari $3,97 miliar. Apalagi bila bumi menjual saham anak perusahaannya Bumi Mineral lewat IPO maka dana tersebut dapat digunakan oleh bumi mineral untuk modal kerja, sehingga secara konsolidasi beban bumi berkurang. "Namun kami sedikit meragukan komitmen BUMI untuk terus mengurangi hutang. Saat ini target harga konsesus analis adalah Rp.2475/saham dengan 12 analis merekomendasikan buy, 6 hold dan 3 jual."

Rencana terbaru manajemen BUMI menargetkan dapat mengurangi posisi utangnya sebesar US$ 1,6 miliar hingga akhir 2011. Utang yang akan dipangkas pada triwulan IV-2010 sekitar US$ 800 juta berasal dari kombinasi penerbitan saham baru non pre-empitve US$ 500 juta, penjualan aset serta tingkat pengembalian dari pinjaman yang diberikan.

Pada tahun 2010, BUMI telah melakukan penjualan 50% saham Enercorp Ltd senilai US$ 90 juta, kemudian BUMI menjual 70% saham PT Mitratama Perkasa senilai US$ 171,67 juta. Total dana segar yang diperoleh BUMI melalui 3 aksi tersebut sekitar US$ 761,67 juta. Dana ini akan digunakan untuk melunasi utang perseroan.

Untuk tahun 2011, rencananya pengurangan utang akan dilakukan sebesar US$ 800 juta. Jika utang yang akan dilunasi sebesar US$ 1,6 miliar hingga akhir 2012, maka kas BUMI akan bertambah US$ 192 juta per tahunnya. Khusus untuk tahun 2010, BUMI akan melunasi utang US$ 800 juta, berarti penghematan yang terjadi sebesar US$ 86 juta.

Saham BUMI pada pukup 10.05 menguat Rp10 ke Rp1.700 dengan volume 34.882 senilai Rp29,8 miliar sebanyak 435 kali transaksi.

Sumber : INILAH.COM
05/09/2010 - 13:03
Minat Pasar Tersedot IPO Harum Energy, BUMI Stagnan
Agustina Melani


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) sepekan ini terpantau stagnan, setelah berfluktuasi terbatas. Minat pelaku pasar tersedot penawaran saham perdana (IPO) emiten lain, yakni Harum Energy.

Demikian ujar analis saham PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko, saat dihubungi INILAH.COM, akhir pekan lalu. Menurutnya, pelaku pasar tidak terlalu agresif membeli saham BUMI, karena tertarik IPO Harum Energy. “Emiten ini memiliki utang yang jauh lebih rendah dari BUMI,” katanya.

Yuganur menuturkan, saat ini utang BUMI lebih tinggi ketimbang Harum Energy, yakni 4 kali berbanding 1,8 kali. Adapun Harum Energy akan menawarkan 650 juta lembar saham (24%) kepada publik di harga Rp5.000-6.300 per saham yang akan dicatatkan di bursa pada 6 Oktober 2010.

Target dana IPO berkisar antara Rp 3,250 - 4,095 triliun. Dana IPO ini akan digunakan untuk melunasi utang, salah satunya kepada DBS sebesar US$ 80 juta. Selain itu, Harum Energy juga akan membiayai pembelian 10 unit kapal runda dan 10 unit kapal tongkang, serta mengembangkan usaha US$ 30 juta. Perseroan juga siap ekspansi bisnis batubara, dengan menyuntikkan dana US$ 50 juta kepada anak usaha, PT Santan Batubara.

Terbatasnya pergerakan BUMI juga dipicu belum adanya kejelasan aksi korporasi untuk melakukan penawaran umum terbatas tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). “Saat ini investor lokal dan asing masih menunggu informasi manajemen lebih lanjut,” ujarnya.

Namun, imbuh Yuga, harga batu bara yang mencapai US$91-US$92 per ton, cukup memberikan sentimen positif bagi pergerakan saham BUMI. Demikian pula pembagian dividen Newmont. Ia memprediksi, harga saham BUMI relatif stagnan pekan depan. “Pelaku pasar masih wait and see dan cenderung hold saham BUMI. Harga saham BUMI masih akan berada di level 1.600-1.800,” pungkasnya.

Sepekan ini, BUMI bergerak fluktuatif dengan kisaran terbatas. Level tertinggi berada di 1.780 dan terendah 1.650. Saham BUMI ditutup menguat Rp20 ke Rp1.710 pada Senin (30/9), menyusul reboundnya harga minyak mentah di atas level US$75/barel diikuti harga logam lainnya.

Namun, pada keesokan harinya, BUMI tergelincir Rp50 ke Rp1.660, dipicu penurunan laba bersih perseroan pada semester pertama 2010. BUMI melaporkan laba bersih merosot 30% menjadi US$ 134,6 juta dari periode yang sama 2009 sebesar US$ 192,3 juta. Pendapatan selama semester pertama 2010 mencapai Rp US$ 2,14 miliar, naik 25,15% dari US$ 1,71 miliar setahun lalu.

Etrading securities mengatakan, penurunan laba bersih BUMI dimulai dari lebih besarnya porsi COGS perusahaan terhadap total revenue, dimana pada 2009 porsi tersebut hanya sekitar 57% dan saat ini naik menjadi 63%.

Selain itu, kenaikan beban bunga yang sangat signifkan turut mempengaruhi kinerja laba BUMI. Beban bunga pada semester pertama 2009 sebesar US$ 47,86 juta, sedangkan pada periode semester pertama 2010 naik 538% menjadi US$ 257,44 juta.

Saham BUMI kembali melemah tipis pada Kamis (2/9) sebesar Rp10 ke level Rp1.690. Posisi ini tidak berubah hingga perdagangan akhir pekan. Kabar terbaru dari perseroan menyebutkan bahwa BUMI menargetkan dapat mengurangi posisi utangnya sebesar US$ 1,6 miliar hingga akhir 2011.

Penghematan beban bunga BUMI akan mencapai US$ 192 juta per tahun. Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava mengatakan, skema pelunasan utang tersebut dilakukan dengan memangkas utang, bukan menambah utang baru. Rinciannya adalah pelunasan utang sebesar US$ 800 juta pada kuartal empat 2010 dan pelunasan utang sebesar US$ 700-800 juta pada 2011. [ast/mdr]
03/09/2010 - 10:09
Yuganur Wijanarko
BUMI Dekati Level Psikologis Rp2.000


(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (3/9) diprediksi akan rebound, menyusul kabar bahwa perseroan mendapat dividen dari Newmont senilai US$90 juta. Sebelum tutup bursa pekan depan, saham ini dekati level psikologis Rp2.000.

Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini terutama karena paktor perseroan yang dapat dividen dari PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), senilai US$90 juta. Ini akan digunakan mencicil utang.

“Apalagi, dengan kenaikan harga batubara ke level US$91 per metrik ton, kemungkinan besar BUMI akan naik sebelum penutupan bursa pekan depan untuk coba dekati level psikologis Rp2.000,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (2/9), saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,58%) jadi Rp1.690 dengan intaraday tertinggi mencapai Rp1.740 dan terendah di Rp1.680. Volume transaksi mencapai 62,8 juta unit saham senilai Rp107,06 miliar dan frekuensi 2.326 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp10, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham Bumi Resources hari ini. Terutama karena faktor perseroan yang mendapat sentimen positif dari dividen PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$90 juta pekan ini. Dividen tersebut akan digunakan BUMI untuk mencicil utang. Karena itu, dengan proses pembiayaan utang yang berlanjut, utang yang jatuh tempo akhir tahun ini akan terbayar.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.740-1.840 dan kalau turun Rp1.680-1.630 sebagai level support-nya.

Kalau begitu berapa target harga BUMI?

Beberapa analis menargetkan harga BUMI di level Rp3.000, Rp3.200 bahkan ada juga yang menargetkan di level Rp3.400 dalam 12 bulan ke depan. Sebab, dengan pengurangan utang, earning per share (EPS)-nya akan naik.

Kalau BUMI konsisten melakukan pembayaran utang dengan berbagai skema aksi korporasi, utang perseroan tidak akan menggerus laba. Sebab, yang menghambat laju saham BUMI selama ini adalah faktor utang.

Bagaimana dengan sentimen market?

Dari sisi ini, market berpeluang positif sehingga kondusif bagi laju saham BUMI. Sebab, pasar merespon positif peluang dipertahankannya BI rate di level 6,5% yang akan diumumkan Bank Indonesia Jumat (3/9) ini.

Sebab, jika BI rate dipertahankan di level rendah, menandakan likuiditas market, masih memadai.Tapi, bagi BUMI sendiri lebih cenderung terpengaruh faktor internal terutama masalah utang daripada sentimen market.

Bagaimana dengan sentimen dari placement PT Adaro Energy?

Lalu, dari sisi sentimen negatif isu placement PT Adaro Energy di level Rp1.500-Rp1700, sudah berakhir. Sebab, hal itu dibantah oleh perseroan. Karena itu, ADRO berpeluang naik kembali sehingga positif bagi pergerakan saham di sektornya termasuk BUMI.

Dari sisi fundamental, laba bersih ADRO turun 42%, sedangkan BUMI hanya turun 30,1%. Artinya, berdasarkan kinerja perusahaan, BUMI lebih baik dari ADRO. Apalagi, laba BUMI turun hanya gara-gara pajak. Sedangkan ADRO, labanya turun, karena memang kinerja turun seperti karena faktor cuaca dan kerugian kurs. Karena itu, jika tanpa pajak, laba BUMI tidak turun sehingga orang seharusnya lebih positif melihat BUMI dibandingkan ADRO.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya tetap rekomendasikan buy untuk BUMI. Saya targetkan Rp1.840 akan dicapai BUMI sebelum bursa tutup, 7 September 2010 ini. Karena tanggal 8 September bursa sudah libur Idul Fitri 1431 Hijriah.

Apalagi, harga batubara di Newcastle sudah mengalami kenaikan signifikan dari level US$87 ke level US$91 per metrik ton. Karena itu, kemungkinan besar BUMI akan naik sebelum penutupan bursa pekan depan untuk coba dekati level psikologis Rp2.000.

Sementara itu, rencana rihgt issue masih belum ada kejelasan. Seharusnya September ini BUMI sudah melakukannya dengan nilai US$300 juta. Katanya sih harganya di atas Rp2.000. Tapi saya tidak mengerti bagaimana cara menjualnya. [jin/ast]
Jumat, 03/09/2010 10:47 WIB
BUMI Pangkas Utang US$ 1,6 Miliar
Indro Bagus - detikFinance
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan dapat mengurangi posisi utangnya sebesar US$ 1,6 miliar hingga akhir 2011. Penghematan beban bunga BUMI akan mencapai US$ 192 juta per tahun.

"Total penurunan utang hingga akhir 2011 sekitar US$ 1,5-1,6 miliar," ujar Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava kepada detikFinance, Jumat (3/9/2010).

Menurut Dileep, skema pelunasan utang tersebut akan dilakukan dengan memangkas utang bukan dengan menambah utang baru, terdiri dari pelunasan utang sebesar US$ 800 juta pada triwulan IV-2010 dan pelunasan utang sebesar US$ 700-800 juta di 2011.

"Utang yang akan dipangkas pada triwulan IV-2010 sekitar US$ 800 juta berasal dari kombinasi penerbitan saham baru non pre-empitve US$ 500 juta, penjualan aset serta tingkat pengembalian dari pinjaman yang diberikan," ujarnya.

Pada tahun 2010, BUMI telah melakukan penjualan 50% saham Enercorp Ltd senilai US$ 90 juta, kemudian BUMI menjual 70% saham PT Mitratama Perkasa senilai US$ 171,67 juta. Total dana segar yang diperoleh BUMI melalui 3 aksi tersebut sekitar US$ 761,67 juta. Dana ini akan digunakan untuk melunasi utang perseroan.

"Untuk tahun 2011, rencananya pengurangan utang akan dilakukan sebesar US$ 800 juta. Akan dilakukan dengan kombinasi arus kas yang kuat dan refinancing utang menjadi tenor yang lebih panjang dna berbagai opsi lainnya," jelasnya.

Dengan agenda pengurangan utang ini, perseroan bakal memperoleh arus kas tambahan lantaran beban keuangan akan menurun drastis. Menurut Dileep, beban keuangan yang akan berubah menjadi kas setara dengan bunga 12% dari nilai pinjaman yang akan dilunasi.

Jika utang yang akan dilunasi sebesar US$ 1,6 miliar hingga akhir 2012, maka kas BUMI akan bertambah US$ 192 juta per tahunnya. Khusus untuk tahun 2010, BUMI akan melunasi utang US$ 800 juta, berarti penghematan yang terjadi sebesar US$ 86 juta.

"Beban bunga akan menurun drastis di tahun depan, ditambah harga jual batubara yang akan meningkat di semester II-2010, diiringi dengan peningkatan volume penjualan akan membuat kinerja BUMI sangat kuat," ujar Dileep.




(dro/qom)
03/09/2010 - 08:31
Dividen Newmont Siap Dongkrak BUMI
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (3/9) diprediksikan menguat seiring sentimen positif dari pendapatan dividen PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$90 juta. Saatnya beli saham ini!

Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini terutama karena faktor perseroan yang mendapat sentimen positif dari dividen PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$90 juta pekan ini.

Menurutnya, dividen tersebut akan digunakan BUMI untuk mencicil utang. Dengan proses pembiayaan utang yang berlanjut, utang yang jatuh tempo akhir tahun ini akan terbayar.

“BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.740-1.840 dan kalau turun Rp1.680-1.630 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (2/9).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,58%) menjadi Rp1.690 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.700. Harga tertingginya mencapai Rp1.740 dan terendah Rp1.680. Volume transaksi mencapai 62,8 juta unit saham senilai Rp107,06 miliar dan frekuensi 2.326 kali.

Karena itu pula, lanjut Yuganur, beberapa analis menargetkan harga BUMI di level Rp3.000 atau Rp3.200 bahkan ada juga yang menargetkan di level Rp3.400 dalam 12 bulan ke depan. “Sebab, dengan pengurangan utang, earning per share (EPS)-nya akan naik,” timpalnya.

Menurutnya, kalau BUMI konsisten melakukan pembayaran utang dengan berbagai skema aksi korporasi, tentu semua kewajiban perseroan tidak akan menggerus laba. “Yang menghambat laju saham BUMI selama ini adalah faktor utang,” timpalnya.

Karena itu, kemungkinan besar BUMI akan naik akhir pekan ini dan coba akan mendekati level psikologis Rp2.000. “Apalagi, harga batubara di Newcastle sudah mengalami kenaikan signifikan dari level US$87 ke level US$91 per metrik ton,” tuturnya.

Sementara itu, terkait rencana right issue, menurutnya masih belum ada kejelasan. Seharusnya September ini BUMI sudah melakukannya dengan nilai US$300 juta. “Katanya sih harganya di atas Rp2.000. Tapi saya tidak mengerti bagaimana cara menjualnya,” tukas Yuga.

Di sisi lain, imbuh Yuga, dari sisi sentimen market kondusif bagi laju saham BUMI. Pasar merespon positif peluang dipertahankannya BI rate di level 6,5% yang akan diumumkan BI Jumat (3/9) ini.

“Jika BI rate dipertahankan di level rendah, menandakan likuiditas market, masih memadai,” ungkapnya. Tapi, bagi BUMI sendiri lebih cenderung terpengaruh faktor internal terutama masalah utang daripada sentimen market.

Lalu, dari sisi sentimen negatif isu placement PT Adaro Energy (ADRO) di level Rp1.500-1700 diperkirakan sudah berakhir. Apalagi perseroan sudah membantahnya. “Karena itu, ADRO berpeluang naik kembali sehingga positif bagi pergerakan saham di sektornya termasuk BUMI,” ucapnya.

Dari sisi laba bersih ADRO memang turun 42%, sedangkan BUMI hanya terkoreksi 30,1%. Artinya, berdasarkan kinerja perusahaan, BUMI lebih baik dari ADRO. Apalagi, laba BUMI turun hanya gara-gara pajak. “Sedangkan ADRO, labanya turun, karena memang kinerja turun seperti karena faktor cuaca dan kerugian kurs,” jelas Yuganur.

Karena itu, lanjut Yuga, jika tanpa pajak, laba BUMI tidak turun sehingga orang seharusnya lebih positif melihat BUMI dibandingkan ADRO. Yuga tetap rekomendasikan buy untuk BUMI.

“Saya targetkan Rp1.840 akan dicapai BUMI sebelum bursa tutup 7 September 2010 ini. Karena pada 8 Septermber sudah libur Idul Fitri 1431 Hijriah,” tandas Yuganur. [mdr]
02/09/2010 - 10:04
Nico Simatupang
Fundamental BUMI Belum Terlalu Jernih

INILAH.COM, Jakarta - Ada potensi penguatan BUMI pada Kamis (2/9. Namun ini hanya ‘technical rebound’, mengingat belum jelasnya faktor fundamental. Apalagi, ada rencana utang baru US$300 juta.

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Asset Management mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini lebih dipengaruhi faktor teknikal. Sedangkan secara fundamental, belum jelas arah untuk menentukan posisi di saham BUMI.

Hal ini ditambah rencana perseroan untuk menambah utang sebesar US$300 juta. Tapi belum diketahui apakah BUMI akan mengeluarkan kembali bond atau pinjaman bank. “Karena itu, penguatan saham BUMI hari ini semata faktor technical rebound,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (1/9), saham BUMI ditutup menguat Rp40 (2,40%) jadi Rp1.700 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.730 dan terendah di Rp1.680. Volume transaksi mencapai 144,8 juta unit saham senilai Rp246,8 miliar dan frekuensi 3.993 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat Rp40, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Salah satunya, karena faktor teknikal. Sebab, level support Rp1.650 tidak berhasil ditembus ke bawah. Namun, karena faktor teknis, penguatan saham ini belum mengonfirmasi kenaikan lebih jauh ke level Rp2.000.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.870 dan Rp1.650 sebagai level support-nya.

Bagaimana dengan sentimen market?

Potensi penguatan BUMI juga, dipicu oleh peluang positifnya sentimen market. Sebab, dari sisi sentimen regional, bursa Asia berpeluang menguat sehingga berimbas positif bagi indeks saham domestik termasuk BUMI.

Hal ini dipicu oleh kenaikan beberapa harga komoditas terutama batubara ke level US$91 per metrik ton berdasarkan harga di Newcastle. Karena itu, rata-rata market akan mengalami kenaikan hari ini.

Penguatan market domestik juga dipicu oleh pasar yang masih merespons positif inflasi Agustus yang dirilis di bawah ekspektasi 1% yaitu 0,76%. Pasar juga merespon positif data ekonomi dari China yaitu data manufaktur yang dirilis di atas ekskpektasi.

Bedasarkan data versi pemerintah, manufaktur China berada di level 51,7 dari ekspektasi 51,8. Sebelumnya berada di posisi 51,2. Sedangkan versi swasta, HSBC merilis, manufaktur China berada di posisi 51,9 dari sebelumnya 49,4. Meski data versi pemerintah stagnan tapi pasar lebih melihat data yang dirilis pihak swasta.

Bagaimana dengan penurunan laba bersih BUMI di semester pertama?

Bagi BUMI, karena penurunan laba bersih di semester pertama 2010 itu, investor jangka panjang, belum tepat untuk masuk di saham sejuta umat ini. Yang bermain di saham BUMI saat ini adalah para trader. Jadi, yang masuk di saham ini semuanya merupakan transaksi short term.

Seperti diketahui, BUMI mencatat penurunan laba bersih sekitar 30,01% menjadi US$134,575 juta pada semester I-2010 dibandingkan periode yang sama 2009 mencapai US$192,295 juta. Penurunan laba bersih ini disebabkan kenaikan beban pokok dari pendapatan sekitar 36,96% menjadi US$1,348 miliar dari sebelumnya hanya US$984,353 juta.

Kalau begitu, fundamental BUMI belum meyakinkan pasar?

Dari sisi fundamental, belum begitu jernih untuk menentukan arah posisi di saham BUMI. Apalagi, perseroan dikabarkan akan menambah utang kembali senilai US$300 juta. Tapi belum diketahui apakah BUMI akan mengeluarkan kembali bond atau pinjaman bank. Karena itu, penguatan saham BUMI hari ini semata faktor technical rebound.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan, trading buy untuk BUMI. [jin/ast]
31/08/2010 - 10:18
Aji Martono
BUMI Menuju ‘Target Price’ Rp2.300

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (31/8) diprediksi naik karena kenaikan harga komoditas. Kuatnya bargain hunting di saham ini, memicu peluang tercapainya ‘target price’ Rp2.300.

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia melihat, potensi penguatan di saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini. Selain karena faktor teknikal, juga karena kenaikan harga komoditas.

Menurutnya, kedua faktor tersebut memicu bargaining position di saham ini sehingga memungkinkan untuk naik menuju target price-nya di level Rp2.300-an. “Ini jadi semakin terlihat lebih jelas,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (30/8) kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp20 (1,18%) jadi Rp1.710 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.690. Harga tertingginya mencapai Rp1.780 dan terendahnya Rp1.700. Volume transaksi mencapai 185,09 juta unit saham senilai Rp320,6 miliar dan frekuensi 5.954 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat Rp20, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Salah satunya, karena faktor teknikal. Kecenderungan di perdagangan hari ini masih menunjukkan penguatan. Sebab, sebelumnya saham sejuta ini sudah terkoreksi signifikan ke level Rp1.290 per saham sehingga memicu bargaining.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Saya melihat batas support BUMI berada di level Rp1.640 dan Rp1.790 sebagai level resistance-nya.

Seberapa besar potensi kenaikan harga sahamnya?

Bargaining position di saham anak usaha grup Bakrie ini memungkinkannya untuk bergerak naik menuju target price-nya di level Rp2.300-an. Ini jadi semakin terlihat lebih jelas.

Apa yang bisa memicu kenaikan setinggi itu?

Ini juga dipicu oleh faktor strategic partner emiten yang bisa meng-adjust harga saham tersebut. Seperti diketahui, China Invesment Corporation (CIC) jadi standby buyer saham ini untuk melakukan right issue tanpa HMETD (hak memesan efek terlebih dahulu) di level Rp2.300-an.

Bagaimana dengan harga komoditas?

Penguatan harga batubara ke level US$91 per metrik ton, juga jadi katalis penguatan BUMI. Sebab, kenaikan ini signifikan di atas 3% dari sebelumnya US$87 per metrik ton. Karena itu, setelah profit taking kemarin, kenaikan harga komoditas jadi alasan bagi investor untuk akumulasi kembali di saham sejuta umat ini.

Kalau begitu, berapa valuasi wajar saham BUMI?

Untuk perusahaan batubara yang cukup besar, hanya BUMI yang harganya cukup rendah. Sebab, saham batubara lain seperti PT Aneka Tambang (ANTM) dan PT Adaro Energy (ADRO) sudah berada di atas Rp2.000. Karena itu, sangat wajar jika BUMI ditargetkan di level Rp2.300. Bahkan bisa menyentuh level resistance-nya di angka Rp1.790 di perdagangan Selasa (31/8) ini.

Sentimen market bagaimana?

Memang market hari ini tidak bisa dipastikan apakah menguat atau melemah. Sebab, lajunya sangat tergantung pada kondisi bursa regional. Tapi, karena kenaikan harga komoditas, saham-saham bluechips di sektor ini akan menguat. Karena itu, saham BUMI berpeluang terbawa arus naik.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan positif BUMI baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka menengah pajang, saya sarankan strong buy BUMI. Sedangkan untuk jangka pendek, BUMI cocok untuk daily trading. [hid]
Selasa, 31/08/2010 17:01 WIB
Laba BUMI Tergerus 30%
Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepanjang semester I-2010 mencetak laba bersih sebesar US$ 134,575 juta, atau turun 30,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 192,295 juta.

Turunnya laba disebabkan oleh meningkatnya beban perseroan hingga US$ 364 juta selama semester I-2010.

Demikian disampaikan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta Selasa (31/8/2010).

Pendapatan anak usaha grup Bakrie ini tercatat US$ 2,138 miliar, naik 25,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, US$ 1,71 miliar. Beban pokok penjualan justru naik 36,96% dari US$ 984,353 juta menjadi US$ 1,348 miliar.

Hal inilah yang menyebabkan perseroan mencatat penurunan laba kotor 8,91% menjadi US$ 790,483 juta, dari periode yang lalu US$ 725,799 juta. Beban usaha pun naik dari US$ 221,24 juta menjadi US$ 258,641 juta.

Laba usaha hingga Juni 2010 mencapai US$ 531,842 juta, atau naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 504,559 juta. Beban lain-lain yang mencapai US$ 75,465 juta, menjadikan laba sebelum pajak BUMI US$ 456,376 juta atau naik 1,48% dibandingkan periode yang sama tahun 2009, US$ 449,7 juta.

Usai terpangkas pajak US$ 221,884 juta, maka capaian laba sebelum hak minoritas perseroan pun sebesar US$ 234,492 juta atau turun 11,78% dari raihan tahun 2009, US$ 265,814 juta.

(wep/qom)
Saham PT Bumi Resources (BUMI) bergerak fluktuatif pagi ini. Kondisi itu terjadi setelah BUMI merilis kinerjanya selama semester I yang cukup mengecewakan.

Pada transaksi pagi, saham BUMI sempat melorot 2,3% menjadi Rp 1.670. Namun, tak lama berselang, saham BUMI kembali diburu sehingga mengalami kenaikan mencapai 0,5% sehingga bertengger di posisi Rp 1.720. Kendati begitu, pada pukul 10.20, harga saham BUMI kembali ke posisi awal pembukaan alias tak berubah di level Rp 1.710.

Catatan saja, selama semester I-2010, pendapatan BUMI mengalami kenaikan mencapai US$ 2,14 miliar atau meningkat 25,15% dari US$ 1,71 miliar setahun lalu.

Namun demikian, laba bersih BUMI merosot 30% dari US$ 192,3 juta di akhir Juni 2009 menjadi US$ 134,6 juta di semester-I 2010. Jika kita perhatikan sekilas, penggerus utama laba BUMI adalah kenaikan beban pajak sebesar hampir 21% menjadi US$ 221,88 juta.

Sumber : KONTAN.CO.ID
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil menurunkan utang pajak sekitar 57,80% menjadi US$249,020 juta di semester I-2010 dibandingkan periode yang sama 2009 mencapai US$590,176 juta.

Demikian publikasi BUMI di Jakarta, Selasa (31/8). Menyusutnya utang pajak ini disinyalir karena BUMI berhasil mendapatkan keuntungan dari kurs sekitar US$40,760 juta, dari sebelumnya hanya US$13,799 juta.

Sayang, BUMI hanya mampu menurunkan utang pajak sedangkan utang-utang yang lainnya tambah membengkak. Pinjaman jangka panjang menjadi US$665,049 juta dari sebelumnya nihil, utang usaha naik dari US$130,911 juta menjadi US$284,089 juta, utang lain-lain menjadi US$976 juta, dari sebelumnya hanya US$908 juta. Begitu juga dengan beban yang harus dibayar naik dari US$204,315 juta menjadi US$227 miliar. [cms]


Sumber : INILAH.COM





Investasi


Selasa, 31 Agustus 2010 | 08:02  oleh Cipta Wahyana
Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI)
Laba bersih BUMI merosot 30%
JAKARTA. Dalam pengumuman hari ini (31/8), seperti dikutip Bloomberg, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melaporkan, pendapatan mereka selama semester I-2010 mencapai Rp US$ 2,14 miliar atau meningkat 25,15% dari US$ 1,71 miliar setahun lalu.

Namun demikian, laba bersih BUMI merosot 30% dari US$ 192,3 juta di akhir Juni 2009 menjadi US$ 134,6 juta di semester-I 2010. Jika kita perhatikan sekilas, penggerus utama laba BUMI adalah kenaikan beban pajak sebesar hampir 21% menjadi US$ 221,88 juta.
Tapi, lonjakan beban yang terbesar adalah lonjakan bunga. Di akhir Juni 2010, beban bunga dan keuangan bersih BUMI mencapai US$ 257,44 juta atau meroket 437,90% dari US$ 47,86 juta di akhir Juni 2009.
Tanpa kedua beban di luar beban operasional yang membengkak itu, laba usaha BUMI sebenarnya masih meningkat 5,4% menjadi US$ 531,84 juta.
Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) per 30 Juni 2010

Juni 2009Juni 2010%
Kas dan bank97.6966.78-31.64%
Pendapatan1,710.152,138.7225.06%
Laba kotor725.79790.488.91%
Laba usaha504.56531.845.41%
Laba sebelum PPh449.70456.371.48%
Beban pajak bersih183.88221.8820.67%
Laba bersih192.29134.57-30.02%
Laba bersih/

1.000 saham dasar10.167.11-30.02%
Laba bersih/

1.000 saham dilusian10.006.94-30.60%




Sumber: laporan keuangan BUMI per 30 Juni 2010

Selasa, 31 Agustus 2010 | 08:02 oleh Cipta Wahyana Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI)Laba bersih BUMI merosot 30%
JAKARTA. Dalam pengumuman hari ini (31/8), seperti dikutip Bloomberg, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melaporkan, pendapatan mereka selama semester I-2010 mencapai Rp US$ 2,14 miliar atau meningkat 25,15% dari US$ 1,71 miliar setahun lalu.

Namun demikian, laba bersih BUMI merosot 30% dari US$ 192,3 juta di akhir Juni 2009 menjadi US$ 134,6 juta di semester-I 2010.
30/08/2010 - 12:03
Sesi Dua, Cermati Saham Komoditas & Konsumsi
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Dukungan bursa regional dan harga komoditas berhasil membawa IHSG siang ini rebound. Untuk sesi dua, investor bisa cermati saham berbasis komoditas dan saham konsumsi.

Pada perdagangan Senin (30/8) sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 11,57 poin (0,37%) ke level 3.116,30. Indeks saham unggulan LQ45 juga naik 1,98999 poin (0,33%) ke level 588,67.

Penguatan indeks siang ini cukup mendapat dukungan dari besarnya volume transaksi yang tercatat mencapai 2,289 miliar lembar saham, senilai Rp1,490 triliun dan frekuensi 52.486 kali. Sebanyak 112 saham menguat, sedangkan 61 saham melemah dan 86 saham stagnan.

Mayoritas sektor saham menopang penguatan indeks kecuali sektor infrastruktur. Sektor perkebunan memimpin penguatan 1,35%, disusul sektor konsumsi 1,08%, manufaktur 0,83%, properti 0,75%, industri dasar 0,70%, aneka dindustri 0,62%, perdagangan 0,29%, pertambangan 0,16%, dan keuangan 0,15%. Sedangkan infrastruktur melemah 0,19%.

Penguatan bursa didukung aksi beli asing yang mencatatkan nilai transaksi beli bersih sebesar Rp64 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli mencapai Rp431 miliar dan transaksi jual asing sebesar Rp367 miliar.

Bursa hampir semuanya menghijau, kecuali sektor infrastruktur yang masih negatif. Sedangkan sektor perkebunan memimpin penguatan sebesar 1,3%, diikuti sektor konsumsi sebesar 1,1%, manufaktur 0,8%, properti dan industri dasar 0,7%, aneka industri 0,6%, perdagangan 0,3%, tambang dan finansial 0,1%.

Purwoko Sartono, analis dari Panin Securities memperkirakan, penguatan indeks di sesi pertama akan berlangsung hingga penutupan sore nanti. Menurutnya, indeks mendapat topangan dari positifnya laju bursa regional dan kenaikan harga komoditas seperti batubara, nikel, dan crude palm oil (CPO).

“Indeks akan mengarah ke level resistance 3.135 dan 3.114 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (30/8).

Lebih lanjut, Purwoko mengatakan, positifnya bursa regional, semata faktor technical rebound setelah mengalami koreksi beberapa hari di pekan lalu. “Sebab, jika melihat dari sisi fundamental makro ekonomi global, sentimennya masih negatif,” imbuhnya.

Hal ini terindikasi dari data perumahan AS di pekan lalu yang angkanya belum menggembirakan. Apalagi, pernyataan gubernur The Fed, Ben Bernanke dan gubernur ECB (European Central Bank), Jean-Claude Trichet menyiratkan tentang perlambatan ekonomi global. “Hal itu terungkap dalam ‘Jackson Hole Symposium’ pekan lalu di AS,” imbuh Purwoko.

Hal itu diperkuat dengan pernyataan Presiden AS, Barrack Obama yang mengungkapkan hal serupa. Karena itu, penguatan regional semata faktor teknikal sehingga tidak terlalu kuat untuk menopang penguatan lebih jauh. “Tapi, untuk hari ini, indeks akan tetap bertahan di area positif,” timpalnya.

Sebab, indeks juga mendapat topangan dari kenaikan harga komoditas. Selain apresiasi sektor konsumsi, terkait kenaikan konsumsi bulan Ramadan dan Initial Public Offering (IPO) anak usaha PT Indofood Sukses Makmur, yaitu PT Indofood CBP Sukses makmur (ICBP) yang masa penawarannya dimulai Rabu, 1 September, lusa. “Ini jadi sentimen positif juga bagi saham-saham lain di sektor konsumsi,” tandas Purwoko.

Dalam kondisi ini, dia merekomendasikan trading buy saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF), dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN). “Sedangkan untuk saham BUMI (PT Bumi Resources) dan GZCO (PT Gozco Plantation) saya rekomendasikan speculative buy ,” pungkasnya. [mdr]
Setelah mengalami kenaikan yang signifikan, saham Bumi Resources Tbk (BUMI) mulai terkoreksi serta membentuk runaway gap.

Pergerakan volume yang relatif stagnan dalam tiga hari terakhir dan berada di atas rata-rata 20 harinya. Pembentukan dead cross pada Stochastic yang berada di area overbought dapat menjadi pemicu bagi munculnya tekanan jual dari pelaku pasar. "Kami merekomendasikan Trading Sell untuk saham BUMI dengan support yang berada di level 23,6% retracement atau di kisaran 1.560-1.570," ujar Trimegah Securities dalam ulasan pasarnya, Senin

Sumber : INILAH.COM
Saham BUMI, Senin (30/8) diprediksi melemah seiring berakhirnya tren ‘bullish’ market. Kenaikan harga batubara ke level US$91 per metrik ton tak berpengaruh banyak. ‘Wait and see’ saja!

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, potensi pelemahan saham PT Bumi Resources () awal pekan ini lebih karena negatifnya sentimen market. Sebab, tren ‘bullish’ IHSG saat ini sudah berakhir.

Hal ini, lanjut Satrio, salah satunya dipicu oleh pelaku pasar yang saat ini sudah mencermati inflasi Agustus 2010. Angkanya, diperkirakan masih tinggi sehingga jadi sentimen negatif bagi market.

“BUMI akan mengarah ke level support Rp1.500 dan Rp1.750 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (29/8).

Pada perdagangan Jumat (27/8), saham BUMI ditutup melemah Rp90 (5,05%) jadi Rp1.690 per saham dibandingkan sebelumnya di level Rp1.780. Harga tertingginya mencapai Rp1.760 dan terendahnya Rp1.650. Sedangkan volume transaksi mencapai 372,4 juta unit saham senilai Rp632,6 miliar dan frekuensi 8.052 kali.

Lebih jauh, Satrio mengatakan, berdasarkan konsensus, inflasi Agustus ini di level 1%. Menurutnya, inflasi jadi faktor utama yang memicu investor untuk profit taking termasuk di saham BUMI. “Pasar merespon negatif inflasi tinggi karena bisa mendorong asumsi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate),” ujarnya.

Tertekannya indeks pek

Sumber : INILAH.COM
29/08/2010 - 17:07
Di Tengah Kekhawatiran Penyelesaian Utang
BUMI Sepekan Naik 12%
Agustina Melani


(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta – Sepekan ini, harga saham Bumi Resources (BUMI) berhasil naik 12,7%. Kendati fluktuasi harga terjadi seiring ketidakpastian tentang penyelesaian utang perseroan.

Demikian ungkap analis Senior HD Capital Yuganur Widjanarko kepada INILAH.COM.

Menurutnya, pergerakan saham BUMI dipengaruhi ketidakpastian penyelesaian utang BUMI, dengan penawaran umum terbatas tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) HMETD pada September. "Skema pembayaran utang BUMI yang belum jelas ini berimbas pada saham BUMI,” ujarnya.

Yuganur menilai, ada kekhawatiran di pasar bahwa penerbitan saham baru akan dilakukan di bawah harga pasar. Hal ini melihat kebiasan grup Bakrie yang selalu menetapkan harga penawaran saham barunya di bawah harga pasar.

Selain itu, imbuhnya, selama sepekan ini pelaku pasar cenderung memindahkan portofolio dari saham BUMI dan mengoleksi saham Adaro Energy (ADRO). Hal ini karena ADRO memiliki kapitalisasi terbesar. Dengan valuasi PER dan PBV kedua termurah di sektornya setelah BUMI, corporate governance ADRO lebih baik dan rasio hutang ke ekuitas (DER) jauh lebih rendah. “Ini adalah faktor penting dalam industri batubara, yang selalu membutuhkan dana untuk ekspansi dan operasional tambang,” katanya.

Laporan keuangan BUMI semester pertama 2010 akan dirilis sebelum akhir Agustus 2010. Beberapa analis menilai, kinerja perseroan paruh pertama ini akan menentukan pola pergerakan saham BUMI selanjutnya. Namun, Yuga menilai, indikator ini telah terfaktorkan oleh para pelaku pasar,” Sehingga laporan keuangan tidak akan berimbas besar pada pergerakan saham BUMI,” paparnya.

Saham BUMI memang bergerak fluktuatif. Di awal pekan, emiten batu bara ini dibuka menguat Rp170 ke level Rp1.670. Melanjutkan kenaikan selama dua hari, setelah sepekan sebelumnya mengalami penurunan berturut signifikan.

Setelah sempat melemah ke Rp1.640 pada Selasa (24/8), BUMI keesokan harinya kembali melesat dan ditutup di level Rp1.830. Hal ini dipicu kenaikan harga batubara ke level US$87,6 per metrik ton, apresiasi dalam sepekan terakhir. “Kenaikan harga batubara sangat berkorelasi positif dengan laju saham BUMI. Sebab, 60% harga kontrak batubara perseroan belum dipatok hingga dua tahun ke depan,” ujarnya.

Menurut Yuga, dengan belum dipatoknya harga kontrak penjualan batubara BUMI, maka masih terbuka peluang untuk negosiasi. Ini berarti, harga sahamnya sangat terpengaruh laju harga batubara di pasaran.

“Karena itu, turunnya harga batubara, merupakan saat yang tepat untuk membeli saham BUMI. Demikian pula saat terjadi kenaikan, saham inilah yang paling diuntungkan,” paparnya.

Melesatnya saham BUMI, langsung diikuti aksi profit taking. Sehingga, pada dua hari perdagangan selainjutnya hingga akhir pekan, BUMI kembali merosot ke Rp1.780 dan akhirnya di level Rp1.690. "Pergerakan indeks saham yang positif tidak diikuti dengan pergerakan saham BUMI," tambahnya.

Yuganur pun meramalkan, saham BUMI pekan depan akan berada di level 1.600-1.800. Terkait pelbagai sentimen yang menyertai saham Bakrie ini, Ia masih merekomendasikan beli untuk BUMI, “Saya lihat investor bisa buy on weakness untuk saham BUMI,” pungkasnya. [ast/mdr]
27/08/2010 - 10:12
N Jaganathan
BUMI Bisa Naik Setelah Lebaran

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (27/8) akhir pekan ini akan melemah seiring aksi profit taking investor. Emiten batu bara ini diperkirakan baru bergerak naik pascalebaran.

Pengamat pasar modal, N Jaganathan mengatakan, tertekannya saham PT Bumi Resources (BUMI) akhir pekan ini salah satunya faktor profit taking akhir pekan. Di sisi lain, kenaikan tajam beberapa hari sebelumnya, juga jadi tekanan hari ini. Karena itu, banyak invsetor yang menantikan saham ini rebound.

“Kenaikannya, kemungkinan setelah lebaran dan terjadi secara perlahan setelah ada aksi korporasi baru dari perseroan,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (26/8), saham BUMI ditutup melemah Rp50 (2,73%) jadi Rp1.780 dengan harga tertinggi di Rp1.870 dan terendah di Rp1.780. Volume transaksi mencapai 390,6 juta unit saham senilai Rp709,7 miliar dan frekuensi 9.251 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp50, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi pelemahan di saham PT Bumi Resources akhir pekan ini. Salah satunya, karena faktor akhir pekan. Secara historis, selalu diwarnai aksi profit taking. Tertekannya saham BUMI juga karena faktor technical. Saham sejuta umat ini sudah mengalami tiga kali penguatan tajam di atas 10% beberapa hari lalu. Karena itu, sangat wajar jika akhir pekan ini terkoreksi dulu.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level support Rp1.650 dan Rp1.800 sebagai level resistance-nya.

Bagaimana dengan sentimen market?

Dari sisi sentimen market sebenarnya masih positif sebab pada perdagangan kemarin masih menguat hampir mencapai 3.150. Tapi, saham BUMI justru kembali melemah meskipun tidak terlalu tajam. Jumat (27/8) ini, merupakan akhir pekan, yang biasanya terjadi profit taking.

Karena itu, indeks pun hari ini akan mengalami pelemahan tipis. Sebab, perdagangan aktif di pasar saham tinggal sepekan lagi yaitu pekan depan. Sebab, setelah itu, indeks saham menghadapi libur Idul Fitri 1431 Hijriyah.

Sebenarnya, jika melihat besarnya arus capital inflow, IHSG berpeluang tembus 3.200. Namun karena faktor libur Lebaran setelah pekan depan, tidak mungkin dicapai hari ini. Masalahnya, pada saat indeks positif, saham BUMI justru tertekan. Dikhawatirkan, jika hari ini market secara umum tertekan akibat profit taking, saham BUMI pun akan lebih melemah lagi. Tapi, menurut saya, pelemahan BUMI akan terbatas karena belum ada trigger lain yang jadi tekanan bagi pergerakan saham BUMI hari ini, Ini semata faktor sentimen market di akhir pekan.

Bagaimana dengan harga komoditas?

Sebelumnya, market digerakkan oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) ke level US$940 per ton berdasarkan harga di Roterdam. Sementara itu, harga minyak kembali menguat ke level US$73 per barel. Tapi, harga batubara masih bertengger di level 87,79 per metrik ton dari sebelumnya yang sempat menyentuh level US$94 akhir Juli lalu. Karena itu, dari sisi ini belum ada katalis penguatan bagi BUMI.

Anda punya target di saham BUMI?

saat IHSG ^JKSE berada di level 2.600, saham BUMI berada di level Rp2.000-an per saham. Tapi, level ini sekarang susah dicapai. Untuk mencapai Rp1.900 saja tertatih-tatih.

Karena itu, saat ini banyak investor yang menunggu BUMI rebound. Kenaikannya, kemungkinan terjadi setelah lebaran dan terjadi secara perlahan setelah ada aksi korporasi baru dari perseroan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI. [jin/ast]
27/08/2010 - 04:00
Cermati Saham ADRO, BUMI, NIKL & PGAS


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Indeks masih berada di trend penguatan terbukti dengan IHSG masih bisa bertahan di atas level 3.100. Meskipun ada ancaman inflasi Agustus akan tinggi. Saham pilihan ADRO, BUMI, NIKL dan PGAS.

Menurut analis senior HD Capital, Yuganur Wijanarko, penutupan IHSG di atas 3.100 menandakan pasar masih optimis. "Pasar masih optimis BI rate akan dipertahankan di level tetap sehingga akhir tahun walaupun ada risiko inflasi Agustus tinggi," katanya.

Saham Adaro Energy (ADRO) dengan optimis volume produksi di 2H 2010 dapat membaik pasca curah hujan yang tinggi sehingga target produksi tahun in dapat tercapai. Untuk harga batubara yang relatif mulai stabil, dapat mendorong minat akumulasi di saham yang sudah memasuki zone jenuh jual (oversold) ini.

Saham ADRO disarankan beli dengan target harga di 2.125 dari penutupan kemarin di 2.025. Strategi masuk pertama di 2.000 kedua di 1.960 dengan cut loss di 1.920.

Saham Bumi Resources (BUMI) dengan keadaan yang jenuh beli (overbought) pasca rally yang cukup tajam selama beberapa hari terakhir dapat dapat mengakibatkan koreksi jangka pendek. Namun masih direkomendasikan untuk buy on weakness karena masih ada peluang untuk adanya perubahan tren positif.

Saham BUMI disarankan beli dengan target harga di 1.830 dari penutupan kemarin di 1.790. Strategi pertama di 1.710 dan kedua di 1.630 dengan cut loss di 1.560.

Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebagai pelaku pasar mulai sadar bahwa emiten dengan market cap terbesar di sektor infrastructure ini belum naik signifikan. Untuk kinerja kuartal III 2010 seharusnya mengalami efek positif dari penguatan rupiah (forex gain) serta penyesuaian harga naik gas bulan kemarin.

Saham PGAS disarankan beli dengan target harga di 4.350 dari penutupan kemarin di 4.025. Strategi masuk pertama di 4.025 dan kedua di 3.950 dengan cut loss di 3.875.

Saham Pelat Timah Nusantara (NIKL) sendimennya adalah para pelaku pasar mulai antisipasi bahwa laba bersih kuartal III 2010 yang dapat mengalami perbaikan. Hal ini dibandingkanperiode sama tahun lalu yang didukung oleh peningkatan penetrasi pangsa pasar di wilayah Jabotabek dari 57 ke 60%.

Saham NIKL disarankan beli dengan target harga di 345 dari penutupan kemarin di 315. Strategi masuk pertama di 310 dan kedua di 3000 dengan cut loss di 290. [hid]
26/08/2010 - 10:31
Gina Novrina Nasution
Target BUMI di Level Rp2.000 Akhir Agustus

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (26/8) diprediksi naik. Emiten ini berada dalam tren ‘bullish’ setelah dua bulan terakhir tertekan. Hingga akhir Agustus ini, ditargetkan di level Rp2.000.

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini semata faktor teknis setelah dua bulan terakahir berada dalam tekanan.

“Saya menargetkan BUMI akhir Agustus pekan depan, di level Rp1.900-2.000 per saham. Sebab, saat ini, BUMI memasuki masa penguatannya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (25/8), saham BUMI ditutup menguat Rp190 (11,58%) jadi Rp1.830 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.640. Harga tertingginya mencapai Rp1.830 dan terendahnya Rp1.630. Volume transaksi mencapai 386,7 juta unit saham senilai Rp671,4 miliar dan frekuensi 10.738 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat di atas 11%, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham PT Bumi Resources hari ini. Tapi, ini semata faktor teknikal. Beberapa investor optimis untuk masuk di saham batubara thermal ini. Sebab, mereka melihat valuasinya secara teknikal sudah cukup murah. Karena itu, saham BUMI Kamis (26/8) ini masih berada dalam tren bullish.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan menguji level psikologis di angka Rp1.900 hingga akhir pekan ini. Sedangkan untuk level support-nya berada di posisi Rp1.750. Sebelumnya, resistance kuat BUMI berada di level Rp1.620.

Setelah tiga hari cum dividend, saham BUMI melemah ke level Rp1.290 di pekan lalu. Namun, pada hari keempat setelah cum tersebut, emiten ini kembali melantai dengan mengalami penguatan tajam hingga 16,27% pada Jumat (20/8) pekan lalu. BUMI kembali ke level Rp1.500.

Dengan berjalannya waktu, setelah terkoreksi tipis di atas 1%, BUMI berhasil menembus titik resistance Rp1.620. Kemarin pun, level tersebut justru jadi level support kuatnya.

Apakah tren bullish BUMI cukup kuat?

Ya. Investor mulai masuk di saham BUMI karena melihat harganya secara teknikal sudah cukup murah sehingga terbuka peluang untuk penguatan. Bahkan, jika dilihat dari pergerakan BUMI empat hari terakhir, tidak ada ancaman profit taking bagi BUMI. BUMI langsung naik-naik terus tanpa ada koreksi terlebih dahulu.

Bagaimana dengan tren koreksi harga komoditas?

Harga komoditas saat ini, sepertinya tidak lagi jadi pertimbangan investor untuk bermain di saham BUMI. Sebab, meski harga minyak sempat turun ke level US$71 per barel tidak memicu koreksi bagi saham BUMI.

Begitu juga dengan koreksi harga batubara ke level US$87 per metrik ton dari sebelumnya US$91. Bahkan, batubara sempat turun ke level US$86 per metrik ton. Momentum penguatan BUMI karena memang pekan lalu, cum dividend, setelah dua bulan mengalami pelemahan.

Anda punya target untuk BUMI hingga akhir Agustus ini?

Saya menargetkan BUMI akhir Agustus pekan depan, di level Rp1.900-2.000 per saham. Sebab, saat ini, BUMI memasuki masa penguatannya. Ini merupakan titik balik (reversal) menguat dari tren bearish sebelum dan setelah cum dividend. Kalaupun saham ini, terkoreksi tidak akan tajam dan ini jadi momentum aksi beli bagi investor. Hal ini terbukti dengan level support BUMI yang kuat dan menandakan BUMI memasuk tren bullish.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI. [hid]
Saham BUMI, Kamis (26/8) diprediksi naik. Laju saham sejuta umat ini berada dalam tren ‘bullish’ setelah dua bulan terakhir berada dalam tekanan. ‘Buy on weakness’!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini semata faktor teknikal. Menurutnya, beberapa investor optimistis untuk masuk di saham batubara thermal ini. Sebab, mereka melihat valuasinya secara teknikal sudah murah.

Karena itu, lanjut Gina, saham BUMI Kamis (26/8) ini masih berada dalam tren bullish. “BUMI akan menguji level psikologis di angka Rp1.900 hingga akhir pekan ini. Sedangkan untuk level support-nya berada di posisi Rp1.750,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (25/8).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp190 (11,58%) menjadi Rp1.830 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.640. Harga tertingginya mencapai Rp1.830 dan terendah Rp1.630. Volume transaksi mencapai 386,7 juta unit saham senilai Rp671,4 miliar dan frekuensi 10.738 kali.

Sebelumnya, menurut Gina, resistance kuat BUMI berada di level Rp1.620. Setelah tiga hari cum dividend, saham BUMI melemah ke level Rp1.290 di pekan lalu. Namun, pada hari keempat setelah cum tersebut, emiten ini kembali melantai dengan mengalami penguatan tajam hingga 16,27% pada Jumat (20/8) pekan lalu.

Dia menegaskan, BUMI sudah kembali ke level

Sumber : INILAH.COM
Pansus Lapindo tak temukan solusi
BISNIS INDONESIA
SURABAYA:

Pertemuan antara Panitia Khusus (Pansus) Lapindo DPRD Sidoarjo bersama perwakilan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Pemkab Sidoarjo serta Pemprov Jatim kesulitan menghasilkan keputusan tentang solusi atas terlambatnya pembayaran angsuran ganti rugi PT Minarak Lapindo Jaya kepada korban karena perwakilan perusahaan Grup Bakrie itu tidak memenuhi undangan Pansus.
“Pimpinan Minarak, Andi Darussalam, tak bisa memenuhi undangan kami karena menurut dia dirinya sedang mengikuti rapat bersama manajemen Grup Bakrie di luar Jawa,“ ujar Sulkan Wariono, Ketua Pansus Lapindo, di Gedung DPRD Sidoarjo, kemarin.

Menurut Adi Sarwoko, Sekretaris BPLS, ketidakhadiran perwakilan PT Minarak Lapindo ini menye babkan pendapat semua anggota Pansus Lapindo di pertemuan itu menekankan keterlibatan BPLS dalam upaya pencairan dana talangan APBN untuk melunasi tunggakan angsuran ganti rugi PT Minarak kepada warga korban Lapindo yang pembayarannya sudah berhenti selama lima bulan.

“Seharusnya Minarak ditekan terus agar segera membayar ganti rugi kepada korban,“ kata Adi dalam pertemuan tersebut.

Sungkono, Wakil Ketua Pansus Lapindo, mengatakan di kalangan warga korban yang berdemonstrasi sempat ada opsi bahwa anggaran BPLS untuk perbaikan infrastruktur sebaiknya dialihkan guna biaya pelunasan angsuran ganti rugi Minarak kepada warga korban.

Hal ini, lanjutnya, mengingat dari Rp1,2 triliun alokasi dana APBN untuk BPLS, hingga pertengahan 2010, yang terserap hanya 8,8%. (K29)
Rabu, 25/08/2010 19:15:57 WIB
Wakil Grup Bakrie tak hadir rapat Lapindo ngambang
Oleh: Addi M. Idhom
SURABAYA: Pertemuan antara Panitia Khusus (Pansus) Lapindo DPRD Sidoarjo bersama perwakilan BPLS dan perwakilan pemerintah daerah Sidoarjo serta Pemprov Jatim di Gedung DPRD Sidoarjo pada hari ini, tidak menghasilkan keputusan atas terlambatnya pembayaran angsuran ganti rugi PT Minarak Lapindo kepada warga korban karena perwakilan perusahaan grup Bakrie itu tidak memenuhi undangan Pansus.

"Pimpinan Minarak Andi Darussalam tak bisa memenuhi undangan kami karena menurut dia dirinya sedang mengikuti rapat bersama manajemen grup Bakrie di luar Jawa," ujar Sulkan Wariono, ketua Pansus Lapindo DPRD Sidoarjo pada pertemuan itu.

Menurut Adi Sarwoko, sekretaris BPLS, ketidakhadiran perwakilan PT Minarak Lapindo Jaya ini menyebabkan pendapat semua anggota Pansus Lapindo di pertemuan itu menekankan keterlibatan BPLS dalam upaya pencairan dana talangan APBN untuk melunasi tunggakan angsuran ganti rugi PT Minarak Lapindo kepada warga korban Lapindo yang pembayarannya sudah berhenti selama lima bulan.

"Seharusnya Minarak ditekan terus agar segera membayar ganti rugi kepada korban," kata Adi dalam pertemuan tersebut.

Adi mengakui pihak BPLS memang pernah mengirim surat permohonan pencairan dana talangan APBN, untuk keperluan biaya mitigasi, kepada menteri keuangan pada 2009.

Jadi, kata dia, surat Menteri Keuangan RI bernomor S-358/MK.02/2009 tertanggal 16 Juni 2009, yang sebagian isinya menyatakan dana talangan bisa untuk penyelesaian masalah lumpur Lapindo, tersebut turun karena BPLS membutuhkan dana tambahan untuk keperluan perbaikan infrastruktur karena mitigasi itu dilakukan untuk penelitian potensi jebolnya tanggul di sejumlah titik rawan.

"Kalau kami harus mengirim surat lagi ke menteri keuangan untuk pencairan dana talangan bagi pelunasan utang Minarak kepada korban, kami butuh persetujuan Dewan Pengarah BPLS, yang salah satu anggotanya adalah Gubernur Jawa Timur, karena tugas BPLS sebenarnya hanya menangani masalah infrastruktur bukan korban," ungkap Adi.

Pada pertemuan itu, Pansus Lapindo DPRD Sidoarjo kompak membebankan tugas pada BPLS untuk kembali mengirimkan surat permohonan pencairan dana talangan APBN kepada menteri keuangan untuk melunasi tunggakan ganti rugi PT Minarak Lapindo kepada korban, dengan alasan perusahaan tersebut mengalami kondisi keuangan yang sulit sementara warga korban lapindo terus resah sehingga sering demonstrasi.

Sungkono, Wakil Ketua Pansus Lapindo DPRD Sidoarjo, mengatakan di kalangan warga korban yang berdemonstrasi sempat ada opsi bahwa anggaran BPLS untuk perbaikan infrastruktur sebaiknya dialihkan untuk biaya pelunasan angsuran ganti rugi Minarak kepada warga korban.

Hal ini, lanjutnya, mengingat dari Rp1,2 triliun alokasi dana APBN untuk BPLS, hingga pertengahan 2010, yang terserap hanya 8,8%.

"Sebaiknya BPLS tidak terpaku pada fungsi lembaga, tetapi juga harus memperhatikan nasib korban," kata dia dalam pertemuan tersebut.
25/08/2010 - 10:17
Yuganur Wijanarko
Harga Wajar BUMI di Atas Rp2.000

INILAH.COM, Jakarta - Setelah terkoreksi, saham BUMI pada Rabu (25/8), berpeluang melanjutkan ‘rally’. Dengan Price Earning (PE) yang murah, seharusnya harga wajar saham ini di atas Rp2.000.

Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini dipicu faktor kenaikan harga batubara dan murahnya valuasi. “Karena itu, jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti ADRO, saham BUMI bermain minimal di atas Rp2.000,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Selasa (24/8), saham BUMI ditutup melemah Rp30 (1,79%) ke level Rp1.640 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.670 dan terendah di Rp1.620. Volume transaksi mencapai 195,8 juta unit saham senilai Rp323,2 miliar dan frekuensi 4.992 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah hampir 2%, bagaimana Anda memperkirakan laju BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham ini. Salah satunya, dipicu oleh kenaikan harga batubara dari level US$86 per metrik ton jadi US$87,6. Ini berdasarkan harga di Newcastle dan merupakan kenaikan dalam sepekan terakhir. Saya berkeyakinan, kenaikan harga batubara sangat berkorelasi positif dengan laju saham BUMI.

Alasan Anda?

Sebab, 60% harga kontrak batubara perseroan belum dipatok hingga dua tahun ke depan.

Dengan belum dipatoknya harga kontrak penjualan batubara BUMI, harganya masih terbuka untuk negosiasi.

Harga batubara BUMI belum di-log sehingga harga sahamnya sangat terpengaruh laju harga batubara di pasaran. Karena itu, pada saat harga batubara turun, merupakan saat yang tepat untuk membeli saham BUMI. Begitu juga pada saat terjadi kenaikan, saham inilah yang paling diuntungkan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.800 dan Rp1.600 sebagai level support-nya.

Apakah faktor valuasi juga jadi pertimbangan pasar bermain di BUMI?

Ya. dari sisi ini, walaupun saham BUMI mengalami kenaikan tajam dua hari berturut-turut sebelumnya, saham ini masih murah. Apalagi, jika dibandingkan dengan saham PT Adaro Energy (ADRO), saham BUMI tentu jauh lebih murah. Jika menggunakan Price Earning Ratio (PER) 2010, saham sejuta umat ini masih berada di level 9 kali sedangkan ADRO sudah di level 15 kali. Artinya, diskonnya masih besar.

Sementara itu, terkait utang BUMI, investor sebenarnya terlalu berpikiran negatif. Sebab, solusinya sudah ada. Dan, saat ini, yang tidak dilihat oleh investor adalah harga batubara. BUMI mengalami kenaikan dua hari lalu. Di hari pertama penguatan saham BUMI, harga batubara mengalami kenaikan.

Kalau begitu, berapa harga wajar BUMI?

Seharusnya, jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis seperti ADRO, saham BUMI seharusnya bermain minimal di atas Rp2.000. Hanya saja, memang ada sentimen dari soal good corporate governance. Jika saja, pasar mendiskon semua sentimen negatif yang terlalu dilebih-lebihkan itu, dan murni melihat fundamental, BUMI harus berada di atas 2.000 per saham.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan buy untuk BUMI. [jin/ast]
Selasa, 24/08/2010 16:23:03 WIB
Pemerintah belum lihat keseriusan Bakrie di Inalum
Oleh: Rudi Ariffianto

JAKARTA: Pemerintah masih belum melihat kemungkinan masuknya Group Bakrie sebagai salah satu investor strategis untuk mengambil alih pengoperasian smelter aluminium PT Indonesia Asahan Aluminium yang kini dioperasikan Nippon Aluminium Co.

“Saya belum mendengar informasi itu. Informasi itu dari mana?” kata Menteri Perindustrian M.S. Hidayat kepada Bisnis, Senin malam.

Pernyataan Hidayat tersebut merupakan konfirmasi atas pertanyaan Bisnis terkait dengan rumors yang menyebutkan adanya sinyalemen Group Bakrie untuk masuk ke proyek tersebut.

Group Bakrie dikabarkan akan masuk ke Inalum melalui Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan Presiden Komisaris PT Toba Sejahtera, perusahaan yang didirikan bersama oleh beberapa pemerintah daerah di Sumatera Utara.

Untuk mengambil alih 58,12% saham Nippon Aluminium, Toba Sejahtera mengklaim telah mendapatkan jaminan pendanaan dari BNP Paribas, melalui penandatanganan letter of intent (LoI). Perusahaan itu berambisi untuk bisa meningkatkan produksi Inalum dari 220.000 ton menjadi 400.000 ton per tahun.

“Perusahaan itu kan tidak hanya Luhut Pandjaitan. Ada beberapa Pemda yang ingin masuk ke sana. Nanti akan ada prosesnya untuk menentukan pilihan. Tetapi, tahapannya belum sampai ke sana [pemilihan badan usaha baru],” kata Hidayat.

Direktur Industri Logam Ditjen Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan juga mengaku belum mendengar informasi tersebut. Hanya saja, anggota tim kajian Inalum yang membidangi aspek teknologi ini mengatakan pemerintah akan menguyakan siapapun yang akan ditetapkan, adalah perusahaan yang bisa memberikan manfaat paling besar.

“Khususnya yang bisa membangkitkan industri aluminium nasional. Sebab, Indonesia punya peluang menjadi pemain dunia, karena kita punya industri hulunya terutama bauksit,” katanya.

Namum, Putu mengelak ketika ditanya bagaimana proses pemilihan operator baru akan dilakukan. Dia beralasan hingga kini pemerintah belum memulai negosiasi sehingga belum bisa ditetapkan pilihan, bahkan untuk pilihan apakah tetap membuka pintu bagi Jepang dengan kontrak baru yang lebih berkeadilan atau diambil alih 100%. (bas)
Investor Ambil Untung, Indeks Bursa Tertekan
Meski demikian, di pasar reguler, pemodal asing membukukan net buying Rp78 miliar.
SELASA, 24 AGUSTUS 2010, 16:44 WIB Arinto Tri Wibowo

VIVAnews - Tekanan jual pada sejumlah saham di sektor pertambangan dan industri dasar akhirnya membalikkan posisi indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa 24 Agustus 2010.

Setelah menguat ke level tertinggi baru di posisi 3.142,98 pada transaksi sesi pertama hari ini, indeks bursa saham Indonesia akhirnya ditutup melemah 13,79 (0,44 persen) ke posisi 3.114,93.

Potensi pelemahan IHSG sebenarnya sudah terlihat pada awal transaksi yang turun tipis 2,12 poin (0,07 persen) ke posisi 3.126,61. Pelemahan indeks itu melanjutkan koreksi sejak sesi prapembukaan yang turun 1,8 poin (0,06 persen) ke level 3.126,93.

Selama transaksi, volume perdagangan mencapai 11,01 juta lot senilai Rp4,03 triliun dengan frekuensi 137.240 kali. Sebanyak 82 saham menguat, 127 melemah, 87 stagnan, dan 183 saham lainnya melemah. IHSG sempat menyentuh level tertinggi 3.145,11 dan terendah 3.099,91.

Mayoritas indeks sektoral melemah kecuali agribisnis yang naik 0,39 persen dan perbankan 0,67 persen. Sedangkan indeks pertambangan turun 1,35 persen dan industri dasar 1,27 persen.

Meski demikian, di pasar reguler, pemodal asing membukukan pembelian bersih (net buying) Rp78 miliar. Rinciannya, pembelian saham mencapai Rp732,4 miliar dengan penjualan Rp654,2 miliar.

Analis PT BNI Securities, Astin Pohan, mengatakan indeks bursa domestik yang ditutup menguat kemarin memberikan ruang bagi investor untuk menikmati keuntungan.

"Selain itu, sentimen negatif dari luar negeri memicu indeks saham di BEI akhirnya terkoreksi," kata dia dalam ulasannya di Jakarta.

Saham-saham yang ikut memicu penurunan IHSG di antaranya di grup Astra seperti PT Astra International Tbk (ASII) yang melemah Rp750 (1,5 persen) ke level Rp49.000 dan PT United Tractors Tbk (UNTR) terkoreksi Rp100 (0,53 persen) menjadi Rp18.700.

Selanjutnya saham lainnya yang juga melemah adalah PT Semen Gresik Tbk (SMGR) turun Rp100 (1,12 persen) ke level Rp8.750, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terkoreksi Rp50 (1,23 persen) ke posisi Rp4.000, dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melemah Rp30 (1,79 persen) menjadi Rp1.640.

Sementara itu, indeks bursa regional Asia saat transaksi sesi kedua ditutup masih bergerak variatif. Indeks Hang Seng bertengger di level 20.658,71 atau melemah 230,3 poin (1,1 persen), Nikkei 225 turun 121,55 poin (1,33 persen) ke posisi 8.995,14, dan Straits Times terkoreksi 3,14 poin (0,11 persen) menjadi 2.922,85.

Di pasar uang, rupiah berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI) berada di level 8.974 per dolar AS atau menguat dibanding transaksi Senin 23 Agustus 2010 di posisi 8.978 per dolar AS.

Sementara itu, data transaksi rupiah di Bloomberg sore ini menunjukkan rupiah berada di level 8.980 per dolar AS.
• VIVAnews
24/08/2010 - 14:53
Rumor: Saham BUMI Diborong Asing
Natascha & Asteria

INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) terus diterpa isu. Kali ini dikabarkan saham batubara tersebut sudah dibeli investor asing di level bawah.

Seorang analis pasar modal di UBS Securities mengatakan, saat ini investor strategis sudah masuk ke saham BUMI. Mereka mulai masuk sejak saham BUMI terpuruk beberapa bulan terakhir.

Terkait hal tersebut, ia pun memperkirakan, penguatan BUMI akan terus berlanjut. “Target harga kami untuk BUMI adalah di level Rp3.200,” katanya, di Jakarta, Selasa (24/8).

Menurutnya, tertekannya saham BUMI selama ini, dipengaruhi berbagai kekhawatiran investor, mulai dari kasus pajak, kesalahan pencatatan di Bank Capital, hingga aksi korporasi perseroan yang menimbulkan banyak spekulasi.

Namun, ketika BUMI anjlok selama 3 bulan, pembelian saham di level bawah, tidak dilakukan oleh kelompok Bakrie. Dengan asumsi tersebut, imbuhnya, berarti bukan Bakrie pula yang men-create rumor negatif BUMI selama ini.

Adapun calon investor strategis dalam prospektus non preemptive right issue BUMI tersebut masuk melalui broker lokal Sinar Mas. Mereka disebut-sebut adalah Glencore dan China Investment Corporation (CIC).

“Dengan memiliki saham BUMI, utangnya bisa langsung dialihkan ke saham, dengan apresiasi yang tinggi,”paparnya. “Muncullah spekulasi bahwa harga BUMI akan dikerek mendekati harga non preemptive right di level Rp2.366.”

Jika saja yang masuk itu benar-benar investor strategis, lanjutnya, penyelesaian utang BUMI bisa dirampungkan dengan non cash settlement sehingga tidak ada dana kas yang keluar dari perseroan. Namun, andaikan ada dana tunai yang harus dikeluarkan pun, tidak terlalu besar. “Karena BUMI tidak ada masalah di cash flow,” ujarnya.

Terkait kabar tersebut, analis pasar modal dari sekuritas lokal pun melihat adanya potensi penguatan pada saham BUMI. “Saya lihat saham BUMI sudah mulai boleh diakumulasi,” katanya. [mdr]
24/08/2010 - 10:01
Irwan Ibrahim
‘Rally’ BUMI Tak Akan Terhenti

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (24/8) diprediksi terus melanjutkan ‘rally’ ke level Rp2.000. Investor percaya diri setelah emiten ini tembus Rp1.500 dan ekspektasi aksi korporasi. Saatnya beli!

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini dipicu oleh tumbuhnya kembali rasa percaya diri investor untuk transaksi di saham sejuta umat ini. “Mereka confident setelah BUMI menembus level resistance psikologis Rp1.500,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (23/8), saham BUMI ditutup menguat tajam Rp170 (11,33%) jadi Rp1.670 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.680 dan terendah Rp1.500. Volume transaksi mencapai 335,6 juta unit saham senilai Rp539,9 miliar dan frekuensi 10.825 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah dua hari menguat tajam, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI hari ini?

Saya masih melihat potensi kenaikan hari ini. Salah satunya, dipicu faktor technical rebound. Sebab, koreksi tajam saham BUMI dua hari lalu, ke level Rp1.290 merupakan yang terendah.

Di sisi lain, secara grafik, saham BUMI juga menunjukkan pola technical rebound dan sudah membentuk victory shape (V-Shape). Biasanya, indikator ini membawa BUMI balik arah menguat. Saat ini, saham ini akan menguat ke level sebelum tertekan Rp1.700.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Level Rp1.700 bisa dicapai pagi ini dan penguatan berikutnya ke level Rp2.000 di akhir pekan. Selasa (24/8) ini, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.710-1.780 dan Rp1.650 sebagai level support-nya.

Faktor lain yang memicu penguatannya?

Potensi penguatan saham BUMI juga dipicu oleh investor baru yang melakukan aksi beli di saham BUMI. Sebab, mereka memiliki rasa percaya diri (confident) setelah BUMI menembus level resistance psikologis di posisi Rp1.500.

Hal itu, menandakan, penguatan BUMI saat ini sudah cukup kuat. BUMI saat ini sudah kembali balik arah (reversal) menguat dengan diiringi tingginya volume transaksi. Karena itu, level Rp1.650 sudah menjadi level support kuat baru.

Selain faktor teknis, apa lagi yang memicu rasa percaya diri invsestor di saham BUMI?

Itu juga tumbuh seiring ekspektasi akan ada berita bagus di emiten sejuta umat ini ke depannya. Sebab, pola-pola permainan saham BUMI selalu begitu. Setiap kali jatuh tajam, rebound-nya sangat cepat. Meskipun berita bagusnya belum diketahui sekarang.

Tapi, pasar berekspektasi ada aksi korporasi ke depan yang positif dan signifikan. Sebab, saat ini merupakan momentum jelang akhir tahun. Biasanya, pada November, emiten-emiten atau perusahaan-perusahaan publik merilis business plan. Begitu juga dengan BUMI, untuk tahun 2011.

Itulah, yang diekspektasikan positif oleh pasar. Akibatnya, BUMI berpeluang tembus ke level resistance kedua di level Rp1.780 hari ini. Sebab, di sesi pembukaan saja, BUMI bisa menembus resistance pertamanya di level Rp1.710.

Bagaimana dengan kondisi market?

Pada saat yang sama, kondisi market saat ini sedang pulih sehingga mendukung penguatan BUMI. Karena itu, rally saham batubara thermal ini tidak akan terhenti. Kalau market tidak pulih, mungkin BUMI tidak akan rebound. Itulah, faktor-faktor yang memicu kenaikan harga BUMI.

Sementera itu, harga komoditas, berpengaruh netral pada laju saham ini. Sebab, harga batubara tidak mengalami kenaikan tajam. Komoditas ini hanya naik tipis ke level US$87 dari sebelumnya US$86 per metrik ton.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan beli untuk BUMI. Sebab hingga akhir pekan ini, BUMI bisa ditutup di level Rp2.000. Sebelum level itu tercapai, saham ini tidak akan mengalami koreksi terlebih dahulu. BUMI akan terus naik. [jin/ast]
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (24/8) diprediksi melanjutkan ‘rally’ dua hari terakhir. Hingga akhir pekan, emiten sejuta umat ini akan kembali ke level Rp2.000. Rekomendasi ‘beli’.

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan, potensi kenaikan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, salah satunya dipicu faktor technical rebound. Sebab, koreksi tajam saham BUMI dua hari lalu, ke level Rp1.290 merupakan yang terendah.

Di sisi lain, lanjut Irwan, secara grafik, saham BUMI juga menunjukkan pola technical rebound dan sudah membentuk victory shape (V-Shape). “Biasanya, indikator ini membawa BUMI ke level sebelum tertekan Rp1.700,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (23/8).

Menurutnya, level Rp1.700 bisa dicapai pagi ini dan penguatan berikutnya ke level Rp2.000 di akhir pekan. “Selasa (24/8) ini, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.710-1.780 dan Rp1.650 sebagai level support-nya,” ujarnya.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat tajam Rp170 (11,33%) menjadi Rp1.670 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.500. Harga tertingginya mencapai Rp1.680 dan terendah Rp1.500. Volume transaksi mencapai 335,6 juta unit saham senilai Rp539,9 miliar dan frekuensi 10.825 kali.

Lebih jauh Irwan mengatakan, potensi penguatan saham BUMI juga dipicu oleh investor baru yang melakukan aksi bel. “Mereka memiliki rasa percaya diri (confident) setelah BUMI menembus level resistance psikologis di posisi Rp1.500,” paparnya.

Hal itu, lanjut Irwan, menandakan, penguatan BUMI saat ini sudah cukup kuat. BUMI saat ini sudah kembali balik arah (reversal) menguat dengan diiringi tingginya volume transaksi. “Level Rp1.650 sudah menjadi level support kuat baru,” timpalnya.

Rasa percaya diri investor asing juga tumbuh seiring ekspektasi akan ada berita bagus tentang emiten sejuta umat ini ke depan. Sebab, pola-pola permainan saham BUMI selalu begitu. Setiap kali jatuh tajam, rebound-nya sangat cepat. “Meskipun berita bagusnya belum diketahui sekarang,” ucapnya.

Tapi, Irwan menegaskan, pasar berekspektasi ada aksi korporasi ke depan yang positif dan signifikan. Sebab, saat ini merupakan momentum jelang akhir tahun. Biasanya, pada November, emiten-emiten atau perusahaan-perusahaan publik merilis busines plan. “Begitu juga dengan BUMI, untuk 2011,” tuturnya.

Itulah, menurut Irwan yang diekspektasikan positif oleh pasar. Akibatnya, BUMI berpeluang tembus ke level resistance kedua di level Rp1.780 hari ini. “Sebab, di sesi pembukaan saja, BUMI bisa menembus resistance pertamanya di level Rp1.710,” timpal Irwan.

Pada saat yang sama, kondisi market saat ini sedang pulih sehingga mendukung penguatan BUMI. Karena itu, rally saham batubara thermal ini tidak akan terhenti. “Kalau market tidak pulih, mungkin BUMI tidak akan rebound,” tukasnya. Itulah, menurut Irwan, faktor-faktor yang memicu kenaikan harga BUMI.

Sementara itu, harga komoditas, berpengaruh netral pada laju saham ini. Sebab, harga batubara tidak mengalami kenaikan tajam. Komoditas ini hanya naik tipis ke level US$87 dari sebelumnya US$86 per metrik ton.

“Saya rekomendasikan beli untuk BUMI. Sebab hingga akhir pekan ini, BUMI bisa ditutup di level Rp2.000. Sebelum level itu tercapai, saham ini tidak akan mengalami koreksi terlebih dahulu. BUMI akan terus naik,” pungkas Irwan.

Sumber : INILAH.COM
2 Emiten Masukkan Proposal IPO
Senin, 23 Agustus 2010 - 17:51 wib

JAKARTA - Dua calon emiten mendaftarkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk segera melakukan pencatatan saham perdana (listing) pada tahun ini. Kedua perusahaan tersebut adalah PT Aditec Cakrawiyasa dan PT Midi Utama.

“Hingga pekan lalu sudah ada dua yang sudah memasukkan proposal berkasnya,” kata Direktur Penilaian dan Pengembangan BEI Eddy Sugito di Jakarta, Senin (23/8/2010).

Dia mengatakan, PT Aditec Cakrawiyasa merupakan calon emiten yang bergerak di bidang manufaktur sebagai produsen kompor gas dengan merek Quantum, sedangkan PT Midi Utama adalah perusahaan pemilik nama dagang Alfa Midi dan Alfa Ekspress.

General Manager Aditec Cakrawiyasa Heri Sugiarto mengatakan, perseroan menargetkan dana sekira Rp500 miliar dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini. Saat ini, perseroan tengah menyiapkan sejumlah dokumen administratif, dan selanjutnya akan diserahkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). “Belum bisa ditentukan kapan waktunya, tapi kami berharap bisa direalisasikan tahun ini,” kata Heri.

Selain menyiapkan konsultan hukum, lanjut Heri, perseroan sudah menyiapkan lembaga penunjang guna mewujudkan aksi korporasi tersebut dengan menunjuk PT Dinamika Usahajasa sebagai penjamin emisi. Sementara PT Midi Utama masih belum dapat dihubungi mengenai rencananya menjadi perusahaan terbuka.

Sayangnya Eddy belum dapat memastikan waktu dua calon emiten tersebut akan listing di bursa. Dia hanya mengungkapkan, rencana go public kedua perusahaan tersebut diharapkan dapat memenuhi target IPO tahun ini yang dipatok sebanyak 25 emiten. “Kami berharap kehadiran mereka dapat memenuhi kuota 25 emiten baru di tahun ini,” kata Eddy.

Sementara perusahaan lain yang sudah menyampaikan permohonan dokumen IPO adalah PT Minna Padi Investama, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Bumi Resources Mineral, PT Tower Bersama, dan PT Harum Energy.

Eddy pernah mengungkapkan, nilai penerbitan saham perdana pada tahun ini dipastikan melebihi Rp20 triliun. Dari total nilai tersebut, sebesar Rp16,510 triliun terealisasi pada semester II-2010. “Kalau termasuk yang sudah dalam proses, lebih dari Rp20 triliun,” kata Eddy.

Menurut Eddy, nilai tersebut belum termasuk rencana IPO dua badan usaha milik Negara (BUMN), PT Krakatau Steel (KS) dan PT Garuda Indonesia. Dua BUMN tersebut diperkirakan akan meraup Rp4 triliun dari hasil IPO.

Hingga kini emisi IPO yang sudah masuk mencapai Rp5,360 triliun, ditambah yang sudah dalam proses sebesar Rp11,510 triliun hingga Rp14,510 triliun, serta ditambah rencana IPO Agung Podomoro sebesar Rp2 triliun, totalnya akan mencapai Rp18,870 triliun hingga Rp21,870 triliun.

Sepanjang 2010 sudah ada 12 emiten yang mencatatkan sahamnya dibursa, yakni, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Benakat Petroleum Energy Tbk (BIPI), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Golden Prima Retailindo Tbk (GOLD).

Selain itu, PT Skybee Tbk (SKYB), PT BPD Jabar Banten Tbk (BJBR), dan PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), serta PT Berau Coal Energy (BRAU).(adn)(Whisnu Bagus /Koran SI/rhs)
19/08/2010 - 09:52
Gina Novrina Nasution
BUMI Naik Tajam di September

Gina Novrina Nasution
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (19/8) diprediksi turun karena faktor ‘ex-dividend date’. Namun, secara historis, emiten ini berpeluang naik tajam pada September mendatang.

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, faktor ex dividend date jadi tekanan saham PT Bumi Resources (BUMI) dua hari terakhir. Tapi, jika berhasil tembus level resistance psikologisnya Rp1.650, BUMI akan menguat tajam. Sebab, jika dilihat historinya, pada September mendatang, BUMI berpeluang menguat siginfikan.

Menurutnya, dalam 10 tahun terakhir, di September selalu mengalami penguatan tajam. BUMI hanya melemah di September 2002, 2006 dan 2008. “Selain di tahun-tahun tersebut, saham BUMI selalu mengalami penguatan,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (18/8), saham BUMI ditutup melemah tajam Rp60 (4,02%) menjadi Rp1.430, dengan intraday tertinggi di Rp1.500 dan terendah di Rp1.390. Volume transaksi mencapai 290,1 juta unit saham senilai Rp414,4 miliar dan frekuensi 7.488 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin melemah Rp60, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya masih melihat potensi pelemahan. Salah satunya, karena faktor ex dividend date. Itu alasan yang paling mendekati atas koreksi saham sejuta umat ini. Tapi, diharapkan, di hari ketiga setelah cum dividen, saham BUMI bisa menguat.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Jika BUMI tembus level support Rp1.420, akan menuju level Rp1.350. Sedangkan level Rp1.480, merupakan level resistance-nya.

Apakah IPO Berau Coal, masih jadi tekanan bagi saham BUMI

Potensi pelemahan saham BUMI juga karena faktor Initial Public Offering (IPO) PT Berau Coal Energy. IPO ini memicu tren saham BUMI bearish. Sebab, perhatian investor tetap fokus pada emiten pendatang baru itu. Meskipun sebenarnya, koreksi BUMI sendiri saat ini masih susah dipastikan faktor apa yang jadi pemicunya.

Sampai kapan tren bearish pergerakan saham BUMI?

BUMI tetap bearish hingga saham ini berhasil menguat dan menembus resistance psikologis di angka Rp1.650. Jika level ini ditembus ke atas, saham ini memasuki tren bullish untuk jangka menengah.

Tren kenaikan tersebut, mendapat dukungan dari faktor historis-nya. Jika emiten ini berhasil tembus level resistance psikologisnya, BUMI akan menguat tajam. Jika dilihat histori-nya, pada bulan September mendatang, BUMI berpeluang menguat siginfikan. Sebab, dalam 10 tahun terakhir, di bulan September selalu mengalami penguatan tajam.

BUMI hanya melemah di September 2002, 2006 dan 2008. Selain di tahun-tahun tersebut, saham BUMI selalu mengalami penguatan. Di sisi lain, jika dilihat dari tren teknikalnya, jika tembus Rp1.650 BUMI membentuk pola golden cross. Ini menjadi sinyal positif dengan dukungan besarnya volume transaksi. Karena itu, untuk masuk di level Rp1.650 tidak kehilangan momentum.

Bagaimana dengan sentimen grup?

Sayangnya, untuk saat ini, pergerakan BUMI juga sangat ditentukan oleh sentimen holding-nya yaitu PT Bakrie and Brothers (BNBR). Jika ada suatu aksi korporasi yang tidak disetujui investor dari sisi grupnya, saham BUMI akan mengalami pelemahan. BUMI tidak bisa dilepaskan dari sentimen grup terutama BNBR.

Apalagi, dari sisi harga komoditas saat ini tidak menguntungkan BUMI. Sebab, harga minyak mentah dunia sedang turun ke level US$75 per barel . Begitu juga dengan harga batubara yang turun tajam hampir 5% ke level 86,95 per metrik ton. Ini berdasarkan harga di Newcastle.

Sentimen market bagaimana?

Dari sisi sentimen market seharusnya memicu penguatan bagi BUMI. Sebab, IHSG ^JKSE masih berpeluang menguat hari ini. Tapi, karena tren pergerakan BUMI melemah indeks tidak akan menopang pergerakannya.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan wait and see untuk BUMI hingga saham ini memasuki tren bullish kembali di level Rp1.650. [jin/ast]
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (16/8) diprediksikan menguat seiring peluang positifnya sentimen market. Selain itu, dari sisi valuasi emiten ini sudah jenuh jual. Long term buy BUMI!

Aji Martono, pengamat pasar modal dari Capital Bridge Indonesia mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini salah satunya, karena peluang positifnya sentimen market. Sebab, bursa Dow Jones akhir pekan lalu sudah mulai merangkak naik.

Namun, saat ini ada kecenderungan investor menjauh di saham grup Bakrie termasuk BUMI. Sebab, sangat sulit diprediksi dan susah dipastikan faktor apa yang mempengaruhi pergerakannya.

“BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp1.550 dan resistance Rp1.650,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (13/8).

Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham BUMI ditutup stagnan di level Rp1.580. Harga tertingginya mencapai Rp1.600 dan terendah Rp1.560. Volume transaksi mencapai 51,6 juta unit saham senilai Rp81,3 miliar dan frekuensi 2.380 kali.

Secara teknikal, lanjut Aji, sebenarnya saham BUMI sudah layak beli di level Rp1.570. Sebab, level ini sudah menjadi patokan dan level support yang sangat kuat. “Tapi, karena sentimen grup belum kondusif, pelaku pasar bisa bermain di saham ini dengan jangka yang sangat pendek,” ungkap Aji.

Pelaku pasar bisa memanfaatkan pola trading atau trading buy di level supp

Sumber : INILAH.COM
Jumat, 13 Agustus 2010 | 08:12

PERSEDIAAN BATUBARA

APBI: produsen batubara akan penuhi suplai untuk PLN



JAKARTA. Tertundanya pengiriman batubara untuk PT PLN (Persero) oleh para pemasoknya merupakan hal yang biasa dan terjadi setiap tahunnya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Batubara Indonesia (APBI), Bob Kamandanu mengatakan, saat ini banyak wilayah pertambangan batubara yang terkena dampak El- Nino. Ia mengakui, saat ini suplai batubara beberapa perusahaan akan terpengaruh dengan adanya cuaca tersebut. Namun, meski begitu, ketika musim hujan ini usai, banyak perusahaan batubara yang mampu mengejar target produksi tersebut.

“Sekarang memang ada masalah El Nino di mana cuaca hujan sedang begitu lebatnya yang diluar kontrol. Dari tahun ke tahun selalu ada masalah ini, tiap tahun bukan masalah baru. Awal tahun ini basah, kuartal ke II kering, kuartal III basah lagi dan kuartal ke IV nanti akan kering kembali,” kata Bob.

Meski produksi sedikit terganggu, Bob membantah ini terjadi di semua perusahaan batubara. Menurut Bob, tak semua perusahaan mengalami penurunan produksi batubara. Berdasarkan data yang dimilikinya, hingga saat ini, produksi batubara cukup bagus dan sesuai target. “Jadi tidak semua perusahaan mengalami masalah dengan produksi batubara. Tetapi memang banyak perusahaan di Kalimantan terdapat masalah hujan,” kata Bob.

Beberapa perusahaan yang juga memasok batubara ke PLN antara lain PT Arutmin Indonesia, PT Darma Henwa, dan PT Surya Sakti Darma Kencana. Total pasokan batubara untuk kebutuhan PLN dari perusahaan tambang di Kalsel lebih dari 15 Juta ton/tahun.

Sebelumnya, PLN mengaku stok batubara untuk pembangkit-pembangkitnya kian menipis. Idealnya, batubara disiapkan untuk pembangkit untuk 30 hari; namun stok yang ada saat ini hanya memadai untuk 10 hari saja.

Menurut Direktur Energi Primer PLN, Nur Pamuji, stok batubara menyusut lantaran banyak perusahaan pertambangan batubara yang tidak dapat memasok batubara sesuai dengan kontrak. “Perusahaan yang memasok tidak dapat memenuhi komitmennya. Pembangkit yang kekurangan batubara adalah pembangkit 10.000 Megawatt (MW) seperti Suralaya, Labuan dan Indramayu,” kata Nur Pamuji.

Lantaran suplai batubara seret, maka perusahaan-perusahaan itu akan kena sanksi.




Fitri Nur Arifenie
Jumat, 13 Agustus 2010 | 16:18

PRODUKSI BATUBARA

Curah hujan tinggi, produsen batubara angkat tangan



JAKARTA. Akibat curah hujan yang tinggi, sejumlah produsen batubara diprediksi tak akan mampu memenuhi target produksi tahun ini.

PT Adaro Energy, produsen batubara terbesar kedua di Indonesia, menyatakan bahwa pihaknya gagal untuk mencapai target tahunan pada tahun ini yang dipatok sebesar 45 juta ton.

PT Bayan Resources yang dimiliki oleh taipan Low Tuck Kwong juga mengatakan, unitnya yaitu PT Wahana Baratama Mining tidak akan mengekspor batubara sesuai dengan yang diprediksikan semula.

"Beberapa perusahaan telah mengantisipasi curah hujan ini dengan menumpuk persediaan. Hanya, sangat berat bila harus mengurangi persediaan; sehingga ujung-ujungnya akan mengurangi pengiriman," kata Bob Kamandanu, Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/8).

PT Bumi Resources, produsen batubara terbesar di Indonesia akan mulai mengelola suplainya setelah mengawali tahun ini dengan membikin pencadangan yang strategis sebesar 5 juta ton.

Dileep Srivastava, Direktur PT Bumi Resources, mengatakan bahwa pihaknya memprediksikan bisa mencapai target produksi batubara sebesar 67 juta ton meski curah hujan di Kalimantan tidak seperti biasanya. Caranya, dengan mengusahakan untuk membikin sejumlah pertambangan. "Sehingga bila curah hujan berkurang dari September hingga seterusnya, produksi batubara bisa kembali meningkat," kata Dileep.

"Beberapa produsen telah menyatakan force majeure, curah hujan yang tinggi dan cuaca yang akan terus hujan hingga kuartal keempat tahun ini akan mengikis produksi batubara," kata Bob.

Asal tahu saja, force majeure merupakan klausul yang sah yang memungkinkan perusahaan tidak memenuhi kontrak seperti yang disepakati semula karena hal-hal yang berada diluar kontrol mereka.



Femi Adi Soempeno, Bloomberg
kontan
09/08/2010 - 10:08
N Jaganathan
BUMI Berpeluang ‘Technical Rebound’

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (9/8) bepotensi alami ‘technical rebound’, mengingat kondisinya yang jenuh jual. Namun, belum ada sentimen positif yang mendukung pergerakan BUMI. Rekomendasi ‘trading buy’!

Pengamat pasar modal, N Jaganathan mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini lebih dipicu faktor teknikal. Terutama karena emiten ini sempat melemah empat hari berturut-turut pada pekan lalu. “Karena itu, valuasinya sudah jenuh jual (oversold),” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Jumat (6/8) akhir pekan lalu, saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,59%) jadi Rp1.660 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.670 dan terendah Rp1.640. Volume transaksi mencapai mencapai 78,5 juta unit saham senilai Rp129,6 miliar dan frekuensi 3.028 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp10, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI awal pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham ini Tapi, semata faktor teknikal. Sebab, emiten ini mengalami pelemahan empat hari berturut-turut di pekan lalu sehingga valuasinya sudah jenuh jual (oversold). Di sisi lain, pasar juga tetap memonitor kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di atas level US$80 per barel . Bahkan sempat mencapai level US$82 per barel.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.720 dan Rp1.620 sebagai level support-nya. Namun, pergerakannya akan terbatas, pada level Rp1.650-Rp1.700.

Bagaimana dengan koreksi harga batubara di Newcastle yang turun ke level US$91 per metrik ton dari sebelumnya US$94?

Saya yakin, harga batubara ke depannya pun akan mengalami kenaikan. Sebab, komoditas ini merupakan substitusi minyak. Jadi penguatan BUMI karena faktor teknikal dan penguatan harga batubara di pasar dunia. Meskipun, penguatan saham BUMI awal pekan ini akan terbatas.

Bagaimana dengan sentimen grup?

Dari sisi sentimen grup, belum ada hal yang bisa menopang penguatannya. Untuk sementara ini, saham BUMI oke untuk trading karena belum ada berita besar yang bisa mengangkat sentimen grupnya.

Sementara itu, terkait ‘nyanyian’ Gayus Tambunan, terdakwa makelar kasus pajak, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terkait penyuapan pengurusan pajak grup Bakrie, itu tidak berpengaruh negatif. Sebab, Aburizal Bakrie, sebagai pemilik grup, sudah mempersilahkan, diperiksa saja aliran dana PT Kaltim Prima Coal (KPC) ke Gayus. Artinya, Bakrie sudah kooperatif.

Setelah masalah itu selesai, orang bisa bermain di saham BUMI dengan tenang. Meskipun, kondisinya masih wait and see, tapi, saham-saham Bakrie Seven termasuk BUMI dipakai untuk trading. Kecuali, jika nantinya ada bukti-bukti baru atau terbukti fakta-faktanya, pasar akan terus mencermati. Seperti denda dari Bapepam LK dan Bakrie bersedia membayar. Bakrie sudah kooperatif dan bukan masyarakat yang menghukum melainkan pengadilan. Tinggal tunggu perkembangannya nanti.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI.[jin/ast]
09/08/2010 - 09:02
BUMI Menanjak, ‘Trading Buy’!
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Senin (9/8) akan alami ‘technical rebound’ karena sudah jenuh jual. Penguatan harga minyak ke atas level US$80 per barel juga turut menopang. ‘Trading buy’!

Pengamat pasar modal, N Jaganathan mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) awal pekan ini semata faktor teknikal. Sebab, emiten ini mengalami pelemahan empat hari berturut-turut sehingga valuasinya sudah jenuh jual (oversold).

Di sisi lain, pasar juga tetap memonitor kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di atas level US$80 per barel . Bahkan sempat mencapai level US$82 per barel. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.720 dan Rp1.620 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (6/8) pekan lalu.

Namun, menurut Jaganathan, pergerakannya akan terbatas, pada level Rp1.650-Rp1.700. Pada perdagangan akhir pekan lalu, saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,59%) jadi Rp1.660 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.670. Harga tertingginya mencapai Rp1.670 dan terendahnya Rp1.640. Volume transaksi mencapai mencapai 78,5 juta unit saham senilai Rp129,6 miliar dan frekuensi 3.028 kali.

Lebih jauh, Jaganathan mengatakan, harga batubara ke depan pun akan mengalami kenaikan. Sebab, komoditas ini merupakan substitusi minyak. “Jadi penguatan BUMI karena faktor teknikal dan penguatan harga batubara di pasar dunia,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, penguatan saham BUMI awal pekan ini akan terbatas. Sebab, dari sisi sentimen grup, belum ada hal yang bisa menopang penguatannya. “Untuk sementara ini, saham BUMI oke untuk trading karena belum ada berita besar yang bisa mengangkat sentimen grupnya,” paparnya.

Sementara itu, terkait ‘nyanyian’ Gayus Tambunan, terdakwa makelar kasus pajak, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dalam dugaan penyuapan pengurusan pajak grup Bakrie, hal itu tidak berpengaruh negatif. “Sebab, Aburizal Bakrie, sebagai pemilik grup, sudah mempersilahkan diperiksa saja aliran dana PT Kaltim Prima Coal (KPC) ke Gayus,” tuturnya.

Artinya, imbuh Jaganathan, Bakrie sudah kooperatif. Setelah masalah itu selesai, orang bisa bermain di saham BUMI dengan tenang. “Meskipun, kondisinya masih wait and see, tapi, saham-saham Bakrie Seven termasuk BUMI dipakai untuk trading,” ungkapnya.

Kecuali, menurutnya, jika nantinya ada bukti-bukti baru atau terbukti fakta-faktanya, pasar akan terus mencermati. Seperti denda dari Bapepam LK dan Bakrie bersedia membayar. Bakrie sudah kooperatif dan bukan masyarakat yang menghukum melainkan pengadilan. Tinggal tunggu perkembangannya bagaimana. “Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI,” pungkasnya. [mdr]
06/08/2010 - 10:16
Nico Simatupang
BUMI Jadi Saham ‘Sejuta Trader’

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (6/8) berpotensi menguat, karena secara teknikal sudah berada di area jenuh jual. Maraknya aksi trading buy menjadikan emiten ini sebagai saham ‘sejuta trader’.

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Asset Management mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI), akhir pekan ini karena faktor teknikal. Menuruntya, berdasarkan analisis teknikal, saham sejuta umat ini, potensial naik setelah penurunan tajam kemarin.

Apalagi, lanjut Nico, dari sisi fundamental belum ada sentimen positif. Akibatnya, investor fundamental sudah tidak ladi memegang saham BUMI. Saat ini, hanya investor jangka pendek dan berbasis teknikal yang menggerakkan BUMI. “Sebutan BUMI sebagai saham ‘sejuta umat’, saat ini sudah bergeser jadi saham ‘sejuta trader’,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (5/8), saham BUMI ditutup melemah Rp40 (2,33%) jadi Rp1.670 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.720 dan terendah Rp1.660. Volume transaksi mencapai 111,5 juta unit saham senilai Rp187,2 miliar dan frekuensi 3.773 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp40, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat adanya potensi penguatan. Salah satunya karena faktor koreksi tajam yang terjadi kemarin. Secara teknikal, koreksi tersebut telah membawa valuasi saham ini pada area jenuh jual (oversold). Tapi, tren pergerakan untuk jangka panjang, menunjukkan pelemahan.

Namun, meski secara teknikal BUMI berpeluang melemah dalam jangka panjang, tapi tidak bisa dipastikan apakah saham ini akan melemah hingga akhir tahun. Sebab, itu sangat tergantung juga pada faktor fundamental, laporan keuangan dan aksi korporasi ke depannya.

Akan bergerak di kisaran berapa?

Untuk Jumat (6/8) ini, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.715 dan Rp1.600 sebagai level support-nya.

Faktor lain yang bisa memicu penguatan BUMI selain faktor teknikal?

Untuk saat ini, potensi penguatan saham BUMI juga karena faktor kenaikan harga komoditas minyak mentah dunia ke atas level US$81 per barel. Meski saat ini harga batubara masih stagnan di level US$94,15 per metrik ton berdasarkan harga di Newcastle, penguatan harga minyak tetap jadi sentimen positif. Sebab, ke depannya, untuk jangka panjang, harga batubara pun akan turut menguat.

Bagaimana dengan faktor fundamental?

Yang paling berpengaruh pada pergerakan saham BUMI saat ini lebih karena faktor teknikal. Akibatnya, sebutan BUMI sebagai saham ‘sejuta umat’, saat ini sudah bergeser jadi saham ‘sejuta trader’. Sebab, dari sisi fundamental belum menghembuskan sentimen positif. Dari sisi aksi korporasi pun belum ada berita baru yang positif.

Apalagi, masalah laporan keuangan, dan kasus-kasus lainnya. Karena itu, bagi investor yang berbasis fundamental sudah tidak lagi memegang saham BUMI. Saat ini, kebanyakan yang memegang saham BUMI adalah trader, yang mengacu pada indikator teknikal.

Lantas, bagaimana dengan laporan keuangan?

Dari sisi laporan keuangan kuartal kedua, bisa jadi tidak direspon pasar karena faktor keterlambatan. Pasar tidak bisa mengantisipasinya. Selain itu, dari sisi ini sebenarnya jadi tidak menarik lagi. Sebab, pihak manajemen biasanya mengabarkannya terlebih dahulu ke media. Tapi, untuk kuartal kedua ini, belum ada kabar apa-apa dari kinerja perseroan.

Karena itu, trader saat ini, lebih mengacu pada faktor teknikal. Sementara investor yang mengacu pada fundamental, adalah pemodal jangka panjang. Dari sisi sentimen grup pun, saham BUMI belum mendapat angin segar.

Lantas apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI. Kalau turun beli, kalau naik jual dalam jangka pendek. [jin/ast]
05/08/2010 - 10:01
Satrio Utomo
BUMI Belum Cocok untuk ‘Trading’

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (5/8) diprediksikan stagnan seiring tren penurunan harga batubara sebulan terakhir. Padahal, harga minyak menguat ke level US$82 per barel. Rekomendasi ‘Hold’ untuk BUMI!

Pengamat pasar modal Satrio Utomo mengatakan, meski harga minyak berada di level US$82 per barel, penurunan tren harga batubara sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Karena itu, saham PT Bumi Resources (BUMI) akan cenderung stagnan hari ini.

Pasalnya, harga batubara di Newcastle memang terlepas dari harga minyak. “Ini disebabkan JP Morgan yang mengundurkan diri sebagai market maker di busa batubara,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (4/8), saham BUMI ditutup melemah Rp10 (0,58%) jadi Rp1,710 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.730 dan terendah Rp1.710. Volume transaksi mencapai 38,5 juta unit saham senilai Rp66,2 miliar dan frekuensi 1.174 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah melemah Rp10, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI hari ini?

Masih berpotensi stagnan karena faktor belum bergeraknya harga batubara. Hal ini dipicu oleh JP Morgan yang mengundurkan diri sebagai market maker di bursa batubara. Padahal, biasanya, JP Morganlah yang sangat menentukan laju harga batubara. Karena itu, perdagangan batubara jadi tidak likuid sehingga harganya terus turun. Saat ini komoditas tak terbarukan itu berada di level US$94,15 per metrik ton.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp1.650 dan Rp1.750-1.800 sebagai level resistance-nya. BUMI masih melaju flat karena sentimen secara umum masih sangat kurang.

Bagaimana dengan kenaikan harga minyak ke level US$82 per barel?

Meski harga minyak berada di level US$82 per barel, penurunan tren harga batubara sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Harga batubara di Newcastle memang terlepas dari harga minyak karena faktor JP Morgan yang mengundurkan diri sebagai market maker di busa batubara.

Bagaimana dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha BUMI yang terkait Gayus Tambunan, terdakwa makelar kasus pajak?

Pengakuan Gayus Halomoan Tambunan, tidak berpengaruh negatif pada saham BUMI. Gayus mengaku telah menerima uang sebanyak US$500 ribu. Ketika itu, setara dengan sekitar Rp 5 miliar dari KPC ketika membantu mengeluarkan surat ketetapan pajak perusahaan grup Bakrie.

Soal itu, bisa diselesaikan secara hukum. Karena itu, tidak berpengaruh negatif pada laju saham BUMI. Paling-paling, ujung-ujungnya KPC akan terkena denda. Tapi, pada prinsipnya, hal itu tidak material melainkan imaterial.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan hold untuk BUMI karena saat ini belum menarik untuk trading. [jin/ast]
03/08/2010 - 10:05
Willy Sanjaya
Tanpa BUMI, Keuntungan Tak Signifikan

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (3/8) diprediksikan naik seiring menggeliatnya sektor pertambangan. Apalagi, mayoritas investor pun memiliki saham sejuta umat ini. Saatnya akumulasi!

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, salah satunya karena sektor pertambangan yang dapat giliran untuk naik. Karena itu, emiten ini juga berpeluang menguat. Sebab, mayoritas saham yang dimiliki investor adalah di grup Bakrie.

“Dengan kenaikan indeks hingga 3.100, keuntungan tidak akan dirasakan oleh investor, tanpa kenaikan dari The Seven Brothers termasuk BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (2/8), saham BUMI ditutup menguat Rp10 (0,58%) jadi Rp1.730 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.750 dan terendah Rp1.720. Volume transaksi mencapai 42,04 juta unit saham senilai Rp72,7 miliar dan frekuensi 1.466 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat Rp10, bagaimana Anda perkirakan laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham ini. Salah satunya, karena faktor valuasinya yang atraktif. Sebab, di antara saham pertambangan lainnya, harga saham ini merupakan yang paling murah.

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.880 dan Rp1.690 sebagai level support-nya. Level support di angka Rp1.690 sangat kuat dan sulit ditembus.

Menurut Anda, apa yang jadi penghambat penguatan BUMI saat ini?

Sebab, pergerakannya berbaur dengan berbagai isu dan politik yang mencari gara-gara agar BUMI turun. Karena itu, untuk terus menguat selalu terhambat. Padahal, emiten ini telah sukses membagikan dividen.

Pasar tidak lagi mencari keuntungan di saham BUMI?

Sepanjang pengamatan saya, IHSG memecahkan level 3.000 tanpa didukung saham seven brothers, termasuk BUMI. Padahal, The Seven Brothers, memegang kendali aktifnya pergerakan market. Tanpa kita sadari, indeks hampir tembus 3.100. Siapa investor atau nasabah yang untung besar. Keuntungan mereka tidak akan besar jika tanpa dukungan dari penguatan saham-saham di grup Bakrie termasuk BUMI.

Dengan kenaikan indeks hingga 3.100, keuntungan tidak akan dirasakan oleh investor, tanpa kenaikan dari The Seven Brothers termasuk BUMI. Sebab, para investor memiliki mayoritas saham di Seven Brother dibandingkan saham lain. Paling tidak, 3-5 macam saham mereka adalah grup Bakrie. Hanya saja saat ini, The Seven Brother sedang diterpa banyak isu.

Kapan terpaan sentimen negatif atas BUMI akan mereda?

Memasuki bulan puasa, diharapkan ada ketenangan di market sehingga tidak ada lagi sentimen negatif atau isu yang menyudutkan BUMI. Investor pun bisa bermain di saham ini dengan lebih aman.

Apalagi, saat ini sektor saham pertambangan sudah mulai menggeliat. Karena itu, BUMI pun akan dapat giliran naik. Sebab, pada prinsipnya, untuk sektor batubara, ataupun sektor alam lainnya, tidak ada yang bisa menduplikat. Sebab, sektor ini merupakan komoditas tak terbarukan. Akibatnya, persedian komoditas tersebut akan menipis di setiap tahunnya. Karena itu, hingga akhir tahun sektor pertambangan batubara akan sangat menarik.

Di sisi lain, terlepas dari laporan keuangan, diharapkan ada penyelesaikan yang baik, mengenai kesalahan pencatatan neraca di Bank Capital. Jika ada penyelesaian neraca tersebut dengan baik, saham BUMI akan sangat atraktif. Begitu juga dengan grup Bakrie pada umumnya.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Secara umum, justru pada timing seperti inilah bagi invetor yang tepat masuk ke saham di grup Bakrie termasuk BUMI. Sebab, meski BUMI dipolitisasi, saya yakin, saham ini tidak akan jatuh di bawah Rp1.500. Inilah saatnya bagi investor untuk mengoleksi saham dalam jangka panjang. Itupun jika investor jeli, waktunya untuk akumulasi beli di BUMI. Kita beli BUMI untuk disimpan sampai akhir tahun di level Rp2.500-an. [jin/ast]
31/07/2010 - 10:49
Harga Saham BUMI Juli Lebih Rendah dari Juni


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang berakhir per 30 Juli 2010 leih rendah dari harga akhir Juni 2010.

Dari hasil pantauan INILAH.COM, harag saham BUMI per 30 Juli 2010 tercatat senilai Rp1.720 per saham dengan harga perdagangan tertinggi saat itu Rp1.740. Dibanding harga per 30 Juni 2010 yang tercatat ditutup senilai Rp1.830 per saham, terjadi penurunan sebesar Rp110. Harga perdagangan tertinggi pada perdagangan 30 Juni 2010 juga tercatat sebesar Rp1.960 atau masih lebih tinggi dari harga tertinggi saham BUMI per 30 Juli 2010 sebesar Rp1.740.

Volume perdagangan saham BUMI di akhir Juli ini juga lebih sedikit dibanding akhir Juni 2010. Pada perdagangan 30 Juli 2010 volume perdagangan tercatat sebanyak 59,14 juta saham, sementara di 30 Juni sebanyak 120,89 juta.

Saham BUMI ini dalam sejarahnya pernah mencapai level tertingginya di harga Rp8.150 pada perdagangan 10 Juni 2008 lalu, di mana harga tertinggi saat itu mencapai Rp8.750. Sedang harga terendah saham BUMI terjadi pada perdagangan 17 April 2003 di harga Rp25 per saham. [cms]
23/07/2010 - 09:47
Gina Novrina Nasution
Secara Teknis, Positif Sentimen untuk BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), Jumat (23/7) akhir pekan ini diprediksikan menguat, didukung faktor teknikal. Speculative buy untuk BUMI!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, mengatatakan, potensi penguatan saham BUMI akhir pekan ini, salah satunya karena faktor teknis. Menurutnya, BUMI sudah menyentuh exponential moving average 5 (EMA5). “Ini mengindikasikan sentimen positif untuk perdagangan akhir pekan ini,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (22/7), saham BUMI ditutup menguat Rp10 (0,57%) jadi Rp1.740 dengan intraday tertinggi mencapai Rp1.760 dan terendah Rp1.720. Volume transaksi mencapai 90,7 juta unit saham senilai Rp157,7 miliar dan frekuensi 2.400 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin menguat Rp10, bagaimana Anda memperkirakan laju saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan. Salah satunya karena faktor positifnya sentimen dari pergerakan market domestik. Indeks sangat positif sehingga bertahan di atas 3.000. Secara teknikal pun, BUMI sudah menyentuh exponential moving average 5 (EMA5), yang mengindikasikan sentimen positif untuk perdagangan akhir pekan ini.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan menguji resistance psikologis yang cukup kuat Rp1.800-2.000 dan Rp1.680-1.640 sebagai level support-nya. Jika BUMI menembus level resistance tadi dan diiringi dengan besarnya volume perdagangan, optimis BUMI bisa kembali ke arah Rp2.000 per saham. Tapi, penguatan BUMI ini semata faktor positifnya sentimen market.

Bagaimana dengan dari perseroan sendiri?

Saat ini, pasar masih menunggu laporan keuangan perseroan untuk semester pertama 2010 sehingga peluang penguatannya tidak terlalu jauh. Namun, saya yakin untuk akhir pekan ini, saham ini tetap besar peluangnnya untuk naik ke arah level Rp1.800. Penguatan BUMI lebih jauh, juga menunggu sentimen positif dari global. Jika laporan pertumbuhan ekonomi di dunia bagus, sentimennya akan positif bagi market RI termasuk BUMI.

Bagaimana dengan harga komoditas?

Iya. Selain itu, BUMI juga butuh ‘trigger’ dari harga minyak mentah dunia. Jika minyak naik di atas level US$80 per barel , BUMI akan mengalami penguatan tajam. Hal ini akan sejalan dengan kenaikan harga batubara di atas US$100 per metrik ton. Saat ini, harga minyak mentah dunia masih berada di level US$76 per barel dan batubara masih di angka US$96,34 per metrik ton berdasarkan harga di dolar Newcastle.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan speculative buy untuk BUMI. [jin/ast]
WAWANCARA
22/07/2010 - 10:15
Nico Simatupang
BUMI Dapat Giliran Naik

INILAH.COM, Jakarta – Saham sektor batubara kini mendapat giliran momentum naik, setelah penguatan sektor perkebunan CPO. Trading buy saham BUMI.

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Asset Management mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini semata faktor momentum market. Sebelumnya, kenaikan indeks ditopang sektor crude palm oil (CPO), dan sekarang sektor batubara dan minyak yang dapat giliran.

“Hal ini, menandakan investor sudah mulai fokus di sektor komoditas termasuk BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (21/7) saham BUMI ditransaksikan menguat Rp20 (1,16%) jadi Rp1.730 dengan intraday tertingginya di Rp1.760 dan terendah di Rp1.710. Volume transaksi mencapai 181,3 juta unit saham senilai Rp314,08 miliar dan frekuensi 4.295 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah menguat Rp20, bagaimana Anda memperkirakan, pergerakan saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan di saham BUMI hari ini. Tapi ini semata faktor positifnya sentimen market setelah tembus level 3.000. Belakangan ini, penguatan indeks ditopang oleh saham sektor komoditas crude palm oil (CPO). Hal ini, menandakan investor sudah mulai fokus di sektor komoditas termasuk BUMI. Setelah CPO menguat dan kembali mengalami pelemahan, sekarang giliran komoditas di sektor pertambangan yang naik baik minyak maupun batubara termasuk BUMI.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.800 dan Rp1.700 sebagai level support-nya.

Bagaimana dengan sentimen market?

Di pasar bisa saja terjadi profit taking mengingat valuasi indeks yang sudah cukup tinggi mencapai 30 kali. Karena itu, meski BUMI potensial naik untuk jangka pendek, pelaku pasar harus hati-hati. Sebab, setelah penguatan bisa disusul dengan koreksi.

Artinya, level 3.000 belum terlalu kuat?

Level psikologis indeks 3.000 ini, harus diuji setelah laporan keuangan emiten-emiten seluruhnya dirilis akhir Juli ini. Jika ternyata bertahan di atas level 3.000, indeks akan menguat lebih jauh sehingga kondusif bagi penguatan saham BUMI ke depannya. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, indeks akan susah untuk bertahan di atas 3.000 dalam waktu lama.

Bagaimana dengan berkurangnya beban bunga BUMI US$60 juta per tahun?

Dari sisi aksi korporasi, tidak ada yang bisa menjadi trigger pergerakan BUMI. Sebab, semuanya sudah price in di pasar. Karena itu, beban bunga BUMI yang akan berkurang US$60 juta per tahun usai penerbitan 10% saham baru itu, tidak akan jadi katalis penguatan saham BUMI hari ini.

Penerbitan saham baru itu, kan dilakukan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai US$500 juta yang akan digunakan untuk membayar utang-utang perseroan. Mengacu pada angka tersebut, beban utang yang akan berkurang sekitar US$60 juta per tahunnya.

Ini sebagai implikasi dari rencana BUMI menerbitkan 1,904 miliar saham baru (10%) pada harga Rp 2.366 per saham atau totalnya Rp 4,59 triliun (US$500 juta). Penerbitan saham ini akan dilakukan sebelum September 2010. Beritanya sudah ada di mana-mana sehingga sudah diserap oleh pasar dan tidak berpengaruh lagi pada BUMI saat ini.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan trading buy BUMI. [jin/ast]
WAWANCARA
20/07/2010 - 10:09
Yuganur Wijanarko
BUMI Kembali ke Argumen Fundamental

INILAH.COM, Jakarta - Setelah dihantam sentimen negatif grup Bakrie, saham BUMI pada Selasa (20/7) diperkirakan menguat. Investor kembali mencermati argumen fundamental dan aksi korporasi.

Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini salah satunya karena sentimen negatif dari grup Bakrie sudah mereda.

Hal ini terkait isu ‘salah pencatatan’ pada neraca-neraca perusahaan Bakrie yang berbeda dengan catatan di Bank Capital. “Pelaku pasar kembali melihat argumen fundamental dan aksi dari perseroan,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (19/7), saham BUMI ditutup menguat Rp10 (0,58%) jadi Rp1.710 dengan intraday Rp1.730 dan Rp1.660. Volume transaksi mencapai 145,2 juta unit saham senilai Rp246,2 miliar dan frekuensi 4.331 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin menguat Rp10, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan saham BUMI hari ini. Sebab, sentimen negatif dari grup Bakrie sudah mereda. Hal ini terkait isu ‘salah pencatatan’ pada neraca-neraca perusahaan Bakrie yang berbeda dengan catatan di Bank Capital.

Isu itu benar-benar telah menenggelamkan harga saham-saham The Seven Brothers termasuk BUMI. Hal itu, sudah berlangsung sepekan lalu dan saat ini sudah mereda. Pelaku pasar kembali melihat argumen fundamental perseroan.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level resistance Rp1.850 dan Rp1.750-1.680 sebagai level support-nya.

Lantas, bagaimana Anda menilai terkait kesalahan pencatatan neraca perusahaan Bakrie itu?

Isu kesalahan pencatatan neraca perusahaan, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kinerja BUMI. Begitu juga terhadap saham PT Bakrie Telecom (BTEL) yang mengalami penguatan kemarin seperti BUMI. Sebab, saat ini pasar kembali melihat argumen fundamental perusahaannyanya.

Apa alasan fundamental yang bisa memicu penguatan BUMI?

Dari sisi price earning (PE) dan price to book value (PBV), saham BUMI merupakan yang termurah di sektor saham batubara. Pada saat yang sama, penjualan batubara BUMI mengalami kenaikan sebesar 36% pada semester pertama 2010 menjadi US$2,08 miliar dari sebelumnya US$$ 1,53 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan didorong oleh naiknya rata-rata harga jual batubara dan naiknya volume penjualan.

Kenaikan penjualan batubara semester pertama, bertepatan dengan kembalinya pelaku pasar pada sentimen fundamental dan aksi korporasi. Sebab, sentimen dari Bank Capital sudah mereda. Sentimen negatifnya hanya dua hari di pekan lalu.

Di sisi lain, terkait utang perseroan, sudah ada solusinya. Jika dilihat dari individu sahamnya dan terlepas dari sentimen grup Bakrie, seharusnya BUMI menguat hari ini. Sebab, BUMI tidak ada hubungannya dengan Bank Capital. Kecuali PT Bakrie Sumatera Plantation (UNSP) yang sebagian besar dananya disimpan di Bank Capital--mencapai Rp3,504 miliar.

Tapi, sentimen negatif untuk keseluruhan grup sebenarnya sudah mereda. Sebab, dari selisih pencatatan tersebut tidak ada kerugian yang ditimbulkan.

Apakah ini memicu krisis kepercayaan dari investor terhadap Bakrie Group termasuk BUMI?

Jika bicara krisis kepercayaan investor, BUMI memang selalu begitu. Kalau soal pencitraan, BUMI sudah tidak bisa lebih buruk lagi.

Apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya merekomendasikan beli untuk BUMI dengan target di level resistance Rp1.850-1.900. Level itu bisa tercapai dalam beberapa hari ke depan. [jin/ast]
EKONOMI
16/07/2010 - 18:30
BUMI Protes Artikel Bisnis Indonesia Soal HPP


(IST)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyesalkan pemberitaan sebuah artikel Bisnis Indonesia yang dinilai sangat menyesatkan.

"Kami menyesal bahwa harian Bisnis Indonesia masih terus menerbitkan artikel spekulatif repoter sendiri tanpa mengklarifikasi laporan sebelumnya, "kata Direktur BUMI, Dileep Srivastava dalam siaran persnya, Jumat (16/7).

Koran Bisnis Indonesia menerbitkan sebuah artikel (16/7) menyatakan perusahaan telah salah mengartikan biaya pokok penjualan (HPP). Tidak ada perubahan di HPP senilai US$1.235,2 m pada di laporan audit Desember 2009.

Ketika dihubungi, Dileep, juru bicara perusahaan menjelaskan bahwa ada kesalahan ketik kecil dalam catatan 34 pada rekening non materi yang diaudit yang telah diakui dan diperbaiki secara proaktif. HPP BUMI itu untuk melayani kontraktor yang ditampilkan di bawah satu kontraktor saja, tidak membagi antara tiga kontraktor individu. Total Biaya Pokok Penjualan tidak berubah. BUMI meminta klarifikasi dari surat kabar untuk menerbitkannya di kesempatan pertama.

Namun, saat artikel, termasuk klarifikasi BUMI mendekati akhir cerita, si reporter menolak untuk membuat klarifikasi tersebut sebagai bagian dari beritanya. Dileep mengatakan meski dia menghargai perhatian reporter bagi perusahaan, ia sangat menyesalkan ketidaktahuan wartawan dan kurangnya komitmen untuk pelaporan agar menjadi tidak bias. "Ini adalah wartawan yang memiliki kebiasaan penerbitan cerita sensasional mengutip sumber tanpa analisis, misterius atau meragukan," ujarnya.

BUMI telah pulih dari krisis keuangan global 2008 dan resesi pada tahun 2009. "Kinerja keuangan kami yang kuat dan kami berharap dapat melebihi penjualan 64 juta ton batubara di 2010, minimum 67 juta ton produksi, harga minimal US$67/ton setidaknya 10% lebih tinggi dari tahun 2009," katanya. [cms]
BUMI Teraktif
Jumat, 16 Juli 2010 | 17:58 WIB
KONTAN/Reuters
18/07/2010 - 13:04
Sepekan Sahamnya Anjlok 8,6%
Isu Dana Bakrie di Capital Seret BUMI
Agustina Melani


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI) sepanjang pekan ini anjlok 8,6% dan berakhir di level 1.700. Kisruh perbedaan pencatatan laporan keuangan grup Bakrie dan Bank Capital menjadi katalis utama.

Saham BUMI sepanjang pekan ini diperdagangkan di level tertinggi 1.960 dan terendah di 1.650. Di awal pekan, BUMI berhasil mengawalinya dengan melesat 60 poin ke Rp1.920. Penguatan saham BUMI di tengah stagnasinya saham kapitalisasi besar lainnya, cukup membantu menaikkan volume pasar secara keseluruhan.

Saham BUMI yang stagnan sekian lama dan tidak menjadi perhatian investor, kembali dilirik menyusul kenaikan jumlah produksi batubaranya tahun ini. Selain itu antisipasi investor untuk penawaran saham perdana (IPO) anak usahanya Bumi Resources Mineral (BRM).

Perseroan mampu memproduksi batubara pada semester pertama 2010 sebanyak 30,2 juta ton, lebih tinggi 13% dibanding periode yang sama 2009 (YoY) yang mencapai 26,8 juta ton. Sedangkan penjualan batubara perseroan naik 21% mencapai 31 juta ton secara tahunan (YoY) dari sebelumnya 25,6 juta ton.

Pada kuartal kedua 2010, harga rata-rata penjualan batubara BUMI mencapai US$ 71,6/ton, lebih tinggi US$9/ton ketimbang kuartal pertama 2010 sebesar US$ 62,7/ton. Khusus Juli 2010, BUMI mematok penjualan batubara 5,5 juta ton. Hingga akhir 2010, perseroan menargetkan volume penjualan batubara 64 juta ton, dengan produksi 67 juta ton.

Namun pada perdagangan selanjutnya hingga akhir pekan, BUMI mengalami koreksi bertahap hingga terpaksa ditutup di Rp1.700. Kabar seputar penempatan dana grup Bakrie di Bank Capital yang raib dari laporan keuangan bank tersebut, menjadi sentimen negatif.

Seperti diketahui, grup Bakrie menempatkan dana Rp9,055 triliun di PT Bank Capital (BACA). Disebutkan PT Bakrie & Brothers (BNBR) menempatkan deposito berjangka paling besar senilai Rp3,758 triliun.

Selanjutnya PT London Sumatera (UNSP) dengan deposito berjangka senilai Rp3,504 triliun, PT Energi Mega Persada (ENRG) Rp1,136 triliun, PT Bakrieland Development (ELTY) Rp202,280 miliar, PT Bakrie Telecom (BTEL) Rp254,301 miliar, PT Bumi Resources (BUMI) Rp9,998 miliar (US$1,099 juta) dan PT Darma Henwa (DEWA) Rp191,398 miliar (US$21,055 juta).

Namun, dalam penelusuran terhadap laporan keuangan kuartal pertama 2010 Bank Capital, total simpanan nasabah atau nilai dana pihak ketiga tercatat hanya Rp2,695 triliun. Ini berarti, ada dana misterius yang mengendap mencapai Rp6,360 triliun.

Direktur PT Paramitra Alfa Sekuritas Ukie Jaya Mahendra mengatakan, saham BUMI mengalami tekanan cukup besar. Dengan kabar tersebut, investor cenderung untuk melepas saham BUMI.

“Isu mengenai dana deposito di Bank Capital yang tidak sesuai dengan laporan keuangan BNBR menjadi sentimen negatif untuk saham BUMI,” ujar Ukie saat dihubungi INILAH.COM, akhir pekan ini.

Hal senada diungkapkan pengamat pasar modal Aji Martono. Aji menuturkan, semua saham grup Bakrie mengalami tekanan karena penempatan dana di Bank Capital tidak

sesuai dengan laporan keuangan BNBR pada kuartal pertama 2010. Selain itu, level support harga saham BUMI telah terlewati di kisaran 1.600 sehingga saham BUMI terus mengalami tekanan. [ast/mdr]

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham PT Bumi Resources (BUMI) tercatat menempati posisi teratas sepuluh saham teraktif yang diperdagangkan sepanjang Jumat (16/7/2010), meski saham ini ditutup melemah Rp 120 ke posisi Rp 1.700.

Menurut data emiten harian perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUMI mengalami frekuensi transaksi sebanyak 14.619 kali dengan volume perdagangan 455,787 juta lembar saham senilai Rp 778,964 miliar.

Sementara saham-saham teraktif lainnya adalah PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR), PT Betonjaya Manunggal Tbk Tbk (BTON), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).

Selain itu, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), PT Verena Oto Finance Tbk (VRNA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga masuk kategori teraktif.

Menurut data perdagangan saham di BEI, Rabu, saham lain yang melemah mengikuti BUMI adalah BNBR turun Rp 1 ke Rp 50, MNCN turun Rp 10 ke Rp 285, ENRG turun Rp 7 ke Rp 116, VRNA turun Rp 3 ke Rp 85.

Sementara saham yang menguat, BTON naik Rp 65 ke Rp 405, SMSM naik Rp 20 ke Rp 950, PGAS naik Rp 75 ke Rp 4.100, LSIP naik Rp 250 ke Rp 7.800, TLKM naik Rp 100 ke Rp 8.100.

Sementara. perdagangan IHSG mengalami volume 4,279 miliar lembar saham senilai Rp3,502 triliun dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar mencapai 96.209 kali. Sebanyak 130 saham naik, 87 saham turun dan 72 saham tidak bergerak harganya.

Pada akhir pekan ini perdagangan di BEI mencapai volume 4,788 miliar saham dengan nilai Rp 3,229 triliun dari 97.045 kali transaksi. Tercatat 108 saham harganya menguat, 102 saham melemah, dan 78 harganya tetap. Pada akhir pekan ini IHSG menguat 11,853 poin atau 0,40 persen ke posisi 2.993,450.


Penjualan Batu Bara Bumi Capai 31 Juta Ton
"Loading capacity di Pelabuhan Sangatta telah ditingkatkan sebesar 67 persen."
SELASA, 13 JULI 2010, 17:23 WIB
Arinto Tri Wibowo

Dileep Srivastava (Situs Bumi Resources)
BERITA TERKAIT
Produksi Batu Bara Bumi Resources Naik 13%
BEI Periksa Dokumen IPO Anak Usaha Bumi
Bumi Incar Penjualan Batu Bara 31 Juta Ton
Penambahan Modal Tanpa HMETD Bumi Disetujui
Bumi Resources Bagi Dividen Rp27,68 per Saham
Web Tools

VIVAnews - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan penjualan batu bara sebanyak 31 juta ton selama semester I-2010.

Perolehan penjualan itu meningkat 22 persen dibanding 25,6 juta ton pada periode sama 2009. Penjualan pada kuartal I-2010 tercatat memecahkan rekor dengan pencapaian sebanyak 16 juta ton atau meningkat 42 persen dibanding 11,3 juta ton pada periode sama 2009.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava, dalam penjelasan tertulis yang diterima VIVAnews di Jakarta, Selasa 13 Juli 2010 mengatakan, PT Kaltim Prima Coal (KPC) juga mencatat rekor kapasitas produksi 3,96 juta ton pada Juni 2010. Sebelumnya, rekor terbaik kapasitas produksi dicatat pada Agustus 2009 sebanyak 3,8 juta ton.

"Loading capacity di Pelabuhan Sangatta telah ditingkatkan sebesar 67 persen menjadi 7.500 ton per jam selama Mei-Juni 2010 dibanding sebelumnya 4.500 ton per jam," ujar Dileep.

Saat ini, menurut dia, KPC mampu mencapai produksi 6.200 ton per jam. Meski demikian, perusahaan harus segera mencapai kapasitas penuh 7.500 ton per jam pada semester II-2010.

Dileep menjelaskan, saat ini, Bumi Resources telah memulai proses untuk menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) hingga 30 September 2010.

Selain itu, pembentukan PT Bumi Resources Mineral (BRM) dilakukan untuk mengelola dan mengembangkan aset non energi.

Saat ini, perseroan berada dalam jalur untuk mencapai target penjualan lebih dari 64 juta ton, produksi melebihi 67 juta ton, dan harga penjualan di atas US$67 per ton fob (freight on board).

• VIVAnews
13/07/2010 - 17:01
BUMI Proyeksi Penjualan Batubara 5,5 Juta Ton di Juli 2010
Susan Silaban


(IST)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan penjualan batubara sebesar 5,5 juta ton pada Juli 2010.

"Proyeksi ini untuk memenuhi penjualan batubara Perseroan sepanjang 2010 sekitar 64 juta ton," ujar Direktur BUMI, Dileep Srivastava dalam keterangan resmi yang diterima INILAH.COM di Jakarta, Selasa (13/7).

Diungkapkannya, paruh pertama di 2010 volume penjualan BUMI sudah naik 21% atau berhasil menjual 31 juta ton batubara dengan produksi batubaranya mencapai 13% didukung dari harga rata-rata yang terangkat sekitar US$71,7 per ton, dibandingkan semester yang sama 2009 yang hanya US$60,1 per ton.

Penjualan perusaaan batubara ini disumbang dari pencapaian anak usahanya, Kaltim Prima Coal (KPC) sekitar 3,96 juta ton pada Juni 2010, dibandingkan Agustus 2009 hanya 3,80 juta ton. Selain itu, kapasitas terpasang di pelabuhan Sangatta telah ditingkatkan sebsar 67% menjadi 7.500 ton per jam selama periode Mei-Juni 2010, dibandingkan sebelumnya 4.500 ton per jam. "Saat ini, mereka mampu melakukan produksi sekitar 6.200 ton per jam, sebab mereka harus mencapai kapasitas penuh 7.500 ton per jam pada semester kedua 2010," tegasnya. [san/cms]
TAMBANG, June 03, 2010 | 19.26
Supreme Coal Shares Issuers

Crushing Coal PT. Bayan Resources.
Reporting: Abraham Lagaligo

It was a difficult year, but they ended up with a fantastic record. Along with the dollar currency depreciation and the hedge commodity price upsurge, coal price is predicted to improve.

Somyot Ruchirawat, President Director of PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITMG) was very eager to explain the company’s expansion plan in 2010. The full Board of Directors was standing by his side, during the press conference held on Monday, 29 March 2010. “This year, we will have US$101 million for major capital expenditure,” said the Thai director.

The thermal coal producer has booked a significant record throughout 2009. ITMG has gained a net income of US$336 million, or 43% higher than the US$ 235 million previously earned in 2008. Meanwhile, its total net sales have reached US$ 1,508 million by the end of 2009, or 15% higher than the US$1,317 reported for the year 2008.

Even with such record, ITMG was not the number one, among the coal issuers, for the case of profit growth. PT Adaro Energy, Tbk. (ADRO), for example, has earned a net profit of Rp4.4 trillion in 2009, soaring 392% compared to the Rp887 billion gained in 2008. Meanwhile, another large player, PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk. (PTBA) has only signed up for 60% of net profit growth.

The most spectacular record was showed by PT. Bayan Resources, Tbk. (BYAN). The coal producer, who runs 8 mining sites in East Kalimantan and South Kalimantan, has book a net profit growth of 558%. BYAN earned only Rp20.71 billion of net profit in 2008, but the number rocketed to Rp136.29 billion in 2009.
Other coal issuers with fantastic net profit growth in 2009 were PT. Mitra Investindo, Tbk. (MITI) with 386.48% growth rate, PT. Dayaindo Resources International, Tbk. (KARK) with 125.81% growth rate, and PT. Garda Tujuh Buana, Tbk (GTBO) with 92.66% growth rate.

Improving Price
Those financial reports were very impressive, exceptionally indeed because those coal producers must deal with a rough condition after the global financial crisis struck in 2008. Economic recovery was going slowly and developed countries’ economic growth tended to stay sideways or even negative. As a result, energy consumption was at a low point.
Muhammad Al Fatih, a market analyst from PT. Samuel Securities, admitted that such condition did exist.

Nevertheless, there are other factors which have saved those coal producers’ financial reports. The first one is because of Indonesian Rupiah currency appreciation against US Dollars. Secondly, the coal commodity price for the export market has also improved in 2009.

In 2008, due to the global crisis, the demand for coal was weak, and the price slumped. However, in 2009 there are positive signs which caused the demand to rebound, and levitate the price. Throughout 2009, importers have been driven to buy coal in a bulk quantity. Although production activity has not significantly increase, they store the coal as reserves. “So there are market anticipations, if at anytime the economic recovers,” Al Fatih told TAMBANG Magazine on 8 April 2010.

On the other hand, throughout 2009 the market also responded to the US Dollar currency depreciation. It has driven investors to look for alternatives to save their business portfolio. They spent their money to buy hedge commodities, to save their asset value.
The most common hedge commodity is of course gold, so it would not be surprising if gold price significantly rose in 2009. Nonetheless, Al Fatih explained that the commodities prices were related one to another.

Hence, the prices of energy commodities such as oil and coal have also been improving, especially because the need for energy has remained high.

“When the oil price was high, people would convert to coal as an energy source,” Al Fatih said. When the currency is appreciated, the commodity price would also gain positive effect. Coal was one of the examples. Coal price constantly improved throughout 2009, and has brought huge profit for the coal producers. Al Fatih also claimed that the phenomenon of coal price upsurge would continue in 2010.

“In 2010, the coal price would still tend to rise, even though it would not be as significant as in 2009,” he told. Mounting price level would also happen to mineral commodities, along with the global economic recovery. However, the energy based shares in general would still show a better financial performance, compared to those mineral based, because the cost component in mineral mining is higher.

Maydin Sipayung, Managing Director of PT. Coalindo Energy, explained that the coal price upsurge has started in June 2009. Referring to the Indonesian Coal Index (ICI), the price increase that continues until the end of 2009 has reached the range of US$5 per ton. Meanwhile, referring to the Newcastle Index, the augmentation could even reach the range of US$10 per ton. “Business players abroad would always use these two different tools, so our producer could sell with the highest price,” Sipayung told TAMBANG Magazine on 13 April 2010.

The economic recovery in United States also boosted the price boom. The demand from US has been an engine to drive the price, because 70% of Indonesian coal has been sold to the Uncle Sam. In 2010, Sipayung said, coal producer could still expect for price increase, but not as significant as previously.
Coal price for Q1 and Q2 of 2010 is predicted to reach US$ 3-5 per ton. “There might be an increase of 2-3 dollars for the first quarter, and another 1-2 dollars in the second quarter of 2010,” Sipayung estimated. Coal producer could only expect for significant price growth by the second half of the year. According to him, in Q3 2010 the price would increase 7-8 dollars per ton.

Expansion Rush
With such brilliant achievement, those coal producers with the largest net profit are entitled to be called supreme share issuers. They managed to overcome the difficult year and came out with a great success, while other coal producers nose-dived and deemed the 2009 as gloomy year.

Take PT. Indika Energy, Tbk. (INDY), whose net profit declined 32.8% in 2009, as an example. INDY has to suffer Rp245.329 billion of rate conversion loss, despite the 7.43% income growth from Rp2.314 trillion in 2008 to Rp2.486 trillion in 2009. Its primary cost was actually dropping 7.94% from Rp2.027 trillion to Rp1.866 trillion, and its gross profit went up 116.13% from Rp236.795 billion to Rp619.853 billion.

Unfortunately, its business cost swelled 161.87% from Rp163.580 billion to Rp428.374 billion. That currency exchange loss has cut INDY’s net profit percentage, since the company gained Rp194.841 billion of currency exchange profit in 2008.

PT. Bumi Resources, Tbk. (BUMI) has experienced the similar fate, of -48.76% net profit growth. According to the corporate release on 5 April 2010, throughout 2009, BUMI has even suffered a -95.16% net profit growth, from US$371.690 million to US$190.448 million. BUMI’s income has dropped 4.70% from US$3,378 billion to US$3,219 billion. The cost of goods sold rose 19.83% from US$1.765 billion to US$2.115 billion, and dropped its gross profit by 31.57% from US$1.512 billion to US$1.103, with the total sales of 58.39 million tons of coal.

Under such condition, the supreme coal shares issuers would look at the year 2010 in an optimistic point of view. A number of expansion and development steps have been arranged, even until the year 2015. ADRO, after announcing its 2009 financial performance, declared an acquisition of 25% OF BHP Biliton’s Indonesian coal projects.

Through its subsidiary, PT. Alam Tri Abadi, ADRO owns a quarter shares of PT. Maruwai Coal, PT. Julai Coal, PT. Kalteng Coal, PT. Sumber Barito Coal, PT. Lahai Coal, PT. Ratah Coal, and PT. Pari Coal. “The purchase is in accordance to the company’s strategy, to be the largest integrated coal mine and the most efficient in Southeast Asia,” told Andre J. Mamuaya, Director and Corporate Secretary of ADRO, in Jakarta, on 31 March 2010.

Meanwhile, ITMG has set production and sales target of 23 million tons in 2010. The amount would be accumulated from its 5 coal mines, i.e. Indominco (13.2 million ton), Trubaindo (6 million ton), Jorong (2 million ton), and Embalut (1.6 million ton). One other coal mine, Bharinto mine, is expected to start operation on Q4 2010 with a preliminary target of 0.2 million ton. ITMG’s financial performance was supported by its volume increase up to 21 million tons.

Even with the suspension of Jorong coal mine in South Kalimantan until 29 March 2010, by Pongsak Thongampai, Operational Director of ITMG, the company is optimistic with the expansion plan. Moreover, the company is certain that the Indonesian Government would soon resolve the problem. For the five years period of 2010-2015, ITMG has even prepared US$ 189 million of major capital expenditure.
The Thai company has also planned for another acquisition to build an underground mine and develop its conveyor capacity, equipments and infrastructures at its mining sites. ITMG largest markets are Japan (20%) and China (19%), other smaller markets include Taiwan, India, Thailand, Philippines, Italy, Malaysia, South Korea, and also for domestic market.

Similarly, PTBA has set a target to acquire two new coal mines in Kalimantan in 2010. PTBA has also been developing two railroad projects and two mine-mouth power plants projects. PTBA has also been preparing to develop a Coal Bed Methane (CBM) project in Tanjung Enim, South Sumatera (please refer to TAMBANG Magazine Volume 4 No. 56/February 2010).

Stepping Cautiously
Meanwhile, BYAN, who earned the largest net profit growth, prefers to remain low profile for this year. Jenny Quantero, Corporate Secretary of BYAN, told TAMBANG Magazine on 8 April 2010 that they would need another Stock Holders General Meeting (RUPS in its Indonesian abbreviation) to decide future strategic steps. From the previous stockholders meeting held on 18 March 2010, BYAN only planned for one coal mine acquisition.

Although BYAN seemed to step cautiously, Quantero said that the company would acquire a coal mine with high-rank coal resource to increase production capacity. They have also agreed to provide asset guarantee for its funding. In 2009, BYAN production reached 9.5 tons. In 2010, BYAN set a production target of 10 million tons.

Chin Wai Fong, President Director of BYAN, said that the collateral asset which has got 99.9% of the shareholders approval would only serve as an expansion funding option. There might be other action, such as debt refinancing, which could reach up to US$ 200 million.

Meanwhile, the required fund would only amounted half of the asset value. “We could also earn the fund from loans or from the stock market. We do have our blanket,” Quantero said.

From its financial report to the Indonesian Stock Exchange, per 31 March 2010, BYAN net profit could rocket due to its income boost from Rp4.88 trillion in 2008 to Rp7.75 trillion in 2009. After the Rp773.93 billion reduction of business cost, BYAN net profit was set at Rp365.02 billion.

06/07/2010 - 18:00
Asing Kuasai 55,39% Saham BUMI


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Per 30 Juni 2010, pemodal asing menguasai 55,39% saham Bumi Resources Tbk (BUMI).

Dari keterbukaan informasi yang disampaikan Biro Administrasi BUMI, PT Ficomindo Buana Registrar ke BEI, Selasa (6/7) dijelaskan kepemilikan pemodal asing di BUMI terdiri dari individual (406 investor) 0,64% atau sebanyak 124,58 juta saham, Perseroan Terbatas (701 investor) 54,75% atau 10,62 miliar saham.

Selain asing, pemodal lokal menguasai 44,61% saham di BUMI. Pemodal nasional ini terdiri dari individual (44.134 investor) sebesar 25,33% atau 4,91 miliar saham, Perseroan Terbatas (586 investor) 17,59% atau 3,41 miliar saham, dana pensiun (201 investor) 1,46% atau sebanyak 262,36 juta saham, yayasan (31 investor) 0,22% sebanyak 43,4 juta saham, koperasi (3 investor) sebanyak 900 ribu saham. [cms]
04/07/2010 - 13:01
Saham BUMI Sepekan Tak Miliki ‘Trigger’
Agustina Melani


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Pada perdagangan Jumat (2/7) harga saham PT Bumi Resources (BUMI) ditutup stabil di kisaran 1.860. Saham BUMI sepekan ini bergerak cenderung sideways karena belum ada trigger yang mempengaruhi pergerakannya.

Pengamat pasar modal N.Jaganathan mengatakan, selama sepekan belum ada berita yang mempengaruhi saham produsen batubara thermal itu. Sehingga saham BUMI sulit untuk tembus di kisaran Rp2.000 per lembar.

“Pergerakan saham BUMI selama sepekan cenderung sideway. Level resistance di Rp2.000 dan support Rp1.800, tidak ada berita apapun yang membuat pergerakan saham BUMI terus naik,” ujar Jaganathan saat dihubungi INILAH.COM, kemarin.

Sentimen dari korporasi tampaknya juga tak banyak berpengaruh terhadap pergerakan saham ini. Manajemen BUMI sudah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyepakati pembagian dividen. Pada saat yang sama, konversi utang ke saham ini pun akan menjadi pemicu penguatan saham BUMI.

Sementara itu, pengamat pasar modal, Aji Martono mengatakan, saat ini belum ada faktor yang mempengaruhi pergerakan saham BUMI. Isu-isu yang berkembang pun tidak begitu menarik.

“Pergerakan saham BUMI tergantung pada pergerakan bursa saham. Selain itu faktor teknis mempengaruhi saham BUMI, tekanan jual sudah berakhir dan frekuensi saham tidak terlalu banyak ditransaksikan,” paparnya.

Sebelumnya pengamat pasar modal Uki Jaya Mahendra mengungkapkan, meski saham BUMI sudah lama konsolidasi, tapi susah untuk naik karena belum memiliki trigger untuk menguat lebih jauh di atas level psikologis Rp2.000.

Pasar juga masih mencermati pergantian direksi di induk usaha BUMI, PT Bakrie and Brothers (BNBR). BNBR membubarkan jajaran manajemen dan mencabut para petinggi sebelumnya guna melakukan regenerasi kepemimpinan dalam jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Pada perdagangan Senin (28/6) saham BUMI ditutup di kisaran Rp1.900, lalu pada penutupan Selasa (29/6) melemah ke level Rp1.870 dan kembali naik 10 poin di kisaran Rp1.880 pada hari berikutnya. Sementara pada perdagangan Kamis (1/7), saham BUMI kembali turun di kisaran Rp1.860. Sementara Jumat (2/7) BUMI ditutup stabil di kisaran 1.860. [mdr]
02/07/2010 - 10:31
Willy Sanjaya
Tekanan Jual BUMI Sudah Berakhir

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Jumat (2/7) diprediksikan menguat karena tekanan jual atas emiten ini sudah berakhir akibat valuasinya yang sudah oversold. Saatnya akumulasi BUMI.

Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini, salah satunya karena pelemahan kemarin pun, tidak didukung oleh besarnya volume transaksi. Karena itu, potensi koreksinya tidak terlalu kuat.

"Di sisi lain, dari sisi valauasi sudah oversold sehingga untuk rebound akhir pekan ini sangat potensial," katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (1/7) malam.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp20 (1,06%) jadi Rp1.860 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.880. Harga tertingginya mencapai Rp1.870 dan terendahnya Rp1.840. Volume transaksi mencapai 68,5 juta unit saham senilai Rp126,5 miliar dan frekuensi 1.739 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah melemah Rp20, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan saham BUMI akhir pekan ini. Salah satunya karena faktor teknikal. Secara teknikal, saham sejuta umat ini menunjukkan pola penguatan. Sebab, saham ini sudah oversold. Tekanan jual pun sudah berakhir. Pelemahan kemarin pun, tidak didukung dengan besarnya volume transaksi. Karena itu, potensi koreksinya tidak terlalu kuat. Kerena itu, untuk rebound akhir pekan ini sangat potensial.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp1.980 dan Rp1.820 sebagai level support-nya. Secara teknis, BUMI masih bertahan kuat di level support dan resistance tadi. Pada perdagangan kemarin, level support Rp1.820 pun tidak tertembus sehingga kembali ke level Rp1.860. Karena itu, BUMI akhir pekan ini potensial akan ditutup di level Rp1.900-an.

Apalagi, BUMI juga sudah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan meyepakati pembagian dividen. Pada saat yang sama, konversi utang ke saham ini pun akan jadi pemicu saham BUMI menguat.

Bagaimana dengan sentimen market?

Dari sisi pergerakan market sangat tergantung pada pergerakan bursa regional. Sebab, kemarin sore bursa Eropa sudah mengalami pelemahan 1-2%. Sedangkan dari internal, indeks seharusnya menguat. Sebab, data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin angkanya menggembirakan pasar.

BPS merilis, pada Juni 2010 terjadi inflasi di level rendah sebesar 0,97%. Dari sisi fundamental makro ekonomi RI sangat mendukung penguatan indeks. Karena itu, market berpeluang kondusif bagi pergerakan saham BUMI.

Bagaiaman dengan penurunan harga minyak mentah dunia ke level US$72 per barel? Harga minyak mentah dunia masih berada di atas level US$70. Saat ini berada di angka US$72 per barel. Karena itu, dari sisi ini tidak akan menjadi halangan bagi pergerakan saham BUMI. Di atas semua itu, yang paling utama menggerakan saham BUMI hari ini adalah faktor teknis. Sebab, tekanan jualnya sudah berakhir.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

BUMI masih bisa di-hold dan akumulasi beli. [jin/hid]
01/07/2010 - 10:34
Aji Martono
BUMI Fluktuatif di Kisaran Rp1.830-2.000

INILAH.COM, Jakarta - Minimnya sentimen baik berita maupun rumor yang memicu pergerakannya, saham BUMI, Kamis (1/7) diprediksikan melaju fluktuatif dalam rentang Rp1.830-Rp2.000. Trading buy!

Pengamat pasar modal, Aji Martono mengatakan, fluktuatifnya saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini akibat tidak adanya faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Sebab, isu-isu yang berkembang pun tidak begitu menarik. Karena itu, pergerakan saham BUMI hari ini semata tergantung pada faktor pergerakan market.

Kalaupun turun, tetap banyak pemodal yang mengakumulasi saham ini. Karena, penurunan BUMI manandakan, pemodal bisa membeli saham ini dengan harga murah. “Karena itu, pasar harus melihat posisinya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (30/6).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp10 (0,53%) jadi Rp1.880 dibandingkan kemarin di level Rp1.870. Harga tertingginya mencapai Rp1.820 dan terendahnya Rp1.820. Volume transaksi mencapai 109,1 juta unit saham senilai Rp203,7 miliar dan frekuensi 2.056 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah kemarin menguat Rp10, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI hari ini?

Masih fluktuatif. Tapi, ini semata faktor teknikal. Pada perdagangan kemarin, saham ini, sempat menyentuh melewati level support-nya di level Rp1.830. Tapi, pada akhirnya menguat kembali ke level Rp1.880 atau menguat dua poin.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI sempat mencapai level terendahnya kemarin di angka Rp1.820. Tapi, level tersebut hanya tersentuh sebentar dan membentuk support kuatnya di angka Rp1.830. Support inilah untuk jangka pendek yang jadi dasar posisi trading dan Rp2.000 sebagai level resistance-nya.

Pada level support dan resistance tersebut, akan terjadi akumulasi atas BUMI. Sebab, resistance psikologis saham batubara thermal berada di angka Rp2.000. Range inilah yang dijadikan acuan akumulasi bagi investor.

Bagaimana dengan sentimen market?

Market berpeluang positif. Sebab, Dow Jones Future, dan bursa saham Eropa secara keseluruhan sudah mendahului positif. Karena itu, bargaining position akan terjadi di saham-saham bluechips.

Tapi, saham BUMI sendiri akan bergerak fluktuatif. Karena, tidak ada faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Sebab, isu-isu yang berkembang pun tidak begitu menarik. Karena itu, pergerakan saham BUMI hari ini semata tergantung pada faktor pergerakan market.

Kalaupun turun, tetap banyak pemodal yang mengakumulasi saham ini. Karena, penurunan BUMI manandakan, pemodal bisa membeli saham ini dengan harga murah. Karena itu, pasar harus melihat posisinya.

Dari sisi aksi korporasi?

Dari korporasi, tidak ada yang bisa menggerakkan BUMI. Sebab, pembagian dividen BUMI pun nilainya sangat kecil, hanya Rp27 per saham. Pembagian dividen tidak selalu menandakan sebuah perusahaan sehat. Sebab, ada juga perusahan sehat tapi tidak memberikan dividen. Jika dividen tersebut digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaannya yang justru bisa jadi sentimen positif bagi emiten itu.

Tapi, ada juga perusahaan yang membagikan dividen, dengan kondisi cashflow terseok-seok. Itu negatif karena hanya ingin memperbaiki penampilan saja. Tapi, BUMI tidak masuk dalam katagori ini. BUMI membagikan dividen karena dari sisi industri batubara mengalami keuntungan. BUMI memang layak membagikan dividen.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Untuk jangka menengah-panjang, saya sarankan akumulasi beli. Untuk jangka pendek, trading buy dengan kisaran support dan resistance tersebut. [jin/hid]
30/06/2010 - 09:01
Market Tak Berpihak bagi BUMI
Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (30/6), diprediksikan melemah seiring negatifnya sentimen market akibat data-data ekonomi China dan Eropa. ‘Trading buy’ BUMI!

Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securities mengatakan, potensi tertekannya saham BUMI hari ini terutama karena faktor peluang negatifnya sentimen market. Hal ini dipicu revisi mengejutkan atas indikator utama ekonomi Conference Board untuk China yang turun menjadi 0,3% pada April dari perkiraan awal 1,7%.

Menurutnya, keadaan ini, menambah bukti lebih lanjut dari pandangan pertumbuhan ekonomi moderat China. “Karena itu, BUMI akan bergerak dalam kisaran support Rp1.780 dan Rp1.910 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (29/6).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp30 (1,57%) ke level Rp1.870 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.900. Harga tertingginya mencapai Rp1.910 dan terendah Rp1.860. Volume transaksi mencapai 258,8 miliar dan frekuensi 2.093 kali.

Lebih jauh, Ukie mengatakan, data China itu memberikan tekanan lebih lanjut pada data survei Purchasing Manager's Index (PMI) yang akan dirilis Kamis (1/6) besok. “Karena itu, market regional masih tertekan saham China yang anjlok hampir 4%,” imbuhnya.

Ketidakpastian ini semakin menambah sentimen negatif sebelumnya akibat kekhawatiran pemulihan ekonomi global. “Semua itu, mendorong pengalihan risiko dan memacu keinginan investor untuk memburu alternatif investasi yang lebih aman,” tandasnya.

Hal serupa terjadi di bursa Eropa termasuk tertekannya nilai tukar mata uang gabungan negara-negara Eropa (euro) terhadap dolar AS. Sebab, bank-bank di Eropa harus membayar one year tender repayment senilai 442 miliar euro ke ECB (European Central Bank) Kamis (1/7) besok. “Ini yang masih memicu pergerakan bursa Eropa minus kemarin sore,” ucapnya.

Di sisi lain, pasar juga masih mencermati pergantian direksi di induk usaha BUMI, PT Bakrie & Brothers (BNBR). BNBR membubarkan jajaran manajemen dan mencopot para petinggi-petinggi sebelumnya guna melakukan regenerasi kepemimpinan dalam jajaran direksi dan komisaris perseroan.

Hal itu, disampaikan usai RUPS Tahunan yang digelar di Hotel Nikko, Jakarta akhir pekan lalu. Sebelumnya, BNBR memiliki dua jenis manajemen yang disebut sebagai Board of Director (BOD) dan Board of Management (BOM). Namun dengan alasan menghindari rangkap jabatan, perseroan memutuskan membubarkan BOM dan hanya memiliki BOD.

Secara teknikal, lanjut Ukie, saham BUMI menunjukkan pola pergerakan konsolidasi. Meski saham ini sudah lama konsolidasi, susah untuk naik karena memang belum memiliki trigger untuk menguat lebih jauh di atas level psikologis Rp2.000. “Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI sebab peluang naik pasti ada,” tandas Ukie. [mdr]
secara teknikal ada sinyal bumi memasuki area mantul naek ... tapi ROC yang kecil menunjukkan minat beli agak lemah ... batas atas bollinger bands di kisaran 2100 akan menjadi resisten yang mesti diperhatikan karena bila ditarik garis lurus datar dari kisaran periode 1 tahun yang lalu, maka 2100 bisa menjadi uji resisten yang kuat supaya harga bisa tembus s/d 2500 ... support berada pada rentang 1890-1800 ... well liat aja dah
Chart forBumi Resources Tbk (BUMI.JK)
24/06/2010 - 16:11
BUMI Belum Rencanakan Pinjaman dan Terbitkan Obligasi
Agustina Melani


(IST)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sama sekali belum merencanakan pinjaman dan penerbitan obligasi.

Hal ini disampaikan Dileep Srivastava usai RUPST/LB di Jakarta, Kamis (24/6). Dia menegaskan Perseroan akan mengurangi utang sehingga belum ada rencana untuk mengambil pinjaman.

Selain itu, Perseroan menganggarkan belanja modal sekitar US$400 juta pada 2010. Belanja modal akan digunakan untuk anak usaha. Belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Saat ini, Perseroan sedang mencari modal untuk rencana infrastruktur ini. "Saat kita mendapatkan persetujuan dari regulator kita akan umumkan pemberitahuan," kata Dileep, Kamis (24/6).

Terkait rencana bisnis Perseroan, Dileep mengatakan Perseroan menyiapkan dana sekitar US$84 juta untuk investasi di Newmont. [cms]
24/06/2010 - 15:32
BUMI Klaim Bayar Pajak Tepat Waktu
Agustina Melani


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengklaim selalu membayar pajak tepat waktu.

"Kita selalu membayar pajak," ujar Direktur PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava, Kamis (24/6)

Dileep menambahkan pihaknya selalu menaati kewajiban pajak. Menurutnya, BUMI termasuk salah satu pembayar pajak terbesar. Selain itu, masalah pajak telah selesai di pengadilan. Perseroan juga menolak tuduhan atas penundaan pajak tersebut.

Seperti diketahui, grup Bakrie memiliki tunggakan pajak sekitar Rp2,1 triliun. Grup Bakrie telah membayar sebagian tunggakan pajak dari tiga anak usahanya antara lain BUMI sekitar Rp948 miliar, PT KPC sekitar Rp820 miliar dan sisanya Arutmin. [mel/cms]
Kamis, 24/06/2010 14:22:41 WIB
Bumi bagikan dividen Rp541 miliar
Oleh: Arif Gunawan S.
JAKARTA (Bisnis.com): PT Bumi Resources Tbk, emiten eksportir batu bara terbesar nasional, membagikan dividen senilai US$57 juta (sekitar Rp541 miliar) atau 30% dari laba bersih perseroan tahun lalu sebesar US$190 juta.

Direktur Bumi Dileep Srivastava mengatakan pembagian dividen tersebut telah disetujui pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) siang ini. RUPST juga menyetujui penambahan direktur baru.

“Pemegang saham menyetujui pembagian dividen senilai Rp27,68 per saham, total 30% dari laba bersih 2009. RUPST telah dihadiri 75,98% pemegang saham,” tuturnya kepada pers, siang ini.

RUPST, lanjutnya, juga menerima laporan keuangan per 2009 dan penunjukan dua direktur baru. Dileep yang semula adalah Senior Vice President Investor Relation kini diangkat menjadi Direktur, bersamaan dengan pengangkatan Andrew Beckham sebagai Direktur Keuangan.

Dileep menambahkan investor di RUPS luar biasa (RUPSLB) juga menyetujui rencana perseroan melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau non-preemptive rights issue maksimum 10%, selambat-lambatnya pada September.

“Namun kami akan berupaya melaksanakan opsi penambahan modal ini secepatnya. Kemungkinan besar akan dieksekusi sebesar 10%,” ujarnya. (mrp)
24/06/2010 - 10:55
Aji Martono
Akumulasi Beli untuk BUMI

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Kamis (24/6) diprediksikan menguat seiring utang perseroan yang dikonversi jadi saham baru. Secara cashflow pun, akhirnya BUMI terselamatkan. Saatnya, akumulasi beli!

Pengamat pasar modal, Aji Martono mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini salah satunya karena konversi utang jadi saham (debt equtity swap). Saham tersebut merupakan saham baru hasil dari non preemptive issue yang di mana pemegang saham lama akan dimintai persetujuannya pada RUPSLB hari ini.

Menurutnya, inilah yang akhirnya akan membuat cash flow BUMI jadi lebih menarik. “Meskipun, kepemilikan pemegang saham lama terdilusi dengan sendirinya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (23/6) malam.

Pada perdangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp20 (1,03%) jadi Rp1.910 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.930. Harga tertingginya mencapai Rp1.930 dan terendahnya Rp1.880. Volume transaksi mencapai 124,6 juta unit saham senilai Rp236,7 miliar dan frekuensi 3.715 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah kemarin melemah Rp20, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan. Salah satunya dipicu oleh kabar adanya pihak-pihak yang berpotensi menyerap 10% saham baru yang akan diterbitkan senilai Rp4,590 triliun. Di antaranya adalah China Invesment Corporation (CIC), Credit Suisse, Raiffeisen dan JP Morgan. Dengan tambahan 10% saham baru, BUMI akan memperkuat performance. Sebab, di satu sisi terjadi penambahan saham, tapi di sisi lain terjadi pengurangan utang.

Sebelumnya, BUMI berencana menerbitkan 1.94 miliar saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias non-preemptive issue. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp2.366 per saham atau totalnya senilai Rp 4,590 triliun. Nilai tersebut akan dikonversikan terhadap utang-utang perseroan. Saat ini masih dalam tahap akhir finalisasi dengan para kreditur tersebut. Adapun pelunasan, dapat dilakukan pada satu atau lebih kreditur. Hal itu sangat tergantung pada kesepakatan antara perseroan dengan masing-masing kreditur. Dengan adanya 4 kreditur jajaki konversi utang jadi 10% saham baru Bumi Resources, sangat positif.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan bergerak dalam kisasran support Rp1.830 dan Rp2.000 sebagai level resistance-nya. Sebab, secara cashflow, akhirnya BUMI akan terselamatkan. Karena itu, ke depannya pun, saham BUMI akan mengalami penguatan. Sebab, bagaimanapun PT Arutmin, anak usaha BUMI, masih jadi andalan sektor batubara Indonesia. Itulah yang jadi alasan CIC dan lain-lain, berpikir jangka panjang, daripada hold BUMI, lebih baik mengonversi utang BUMI jadi sahamnya.

Konversi utang jadi saham (debt equtity swap) harus disetujui melalu RUPSLB terlebih dahulu. Sehingga, inilah yang akhirnya akan membuat cash flow BUMI jadi lebih menarik. Meskipun, pemegang saham lama terdilusi dengan sendirinya.

Bagaimana dengan kondisi market?

Kondisi market secara umum berpotensi positif. Sebab, laju bursa regional dan global pun akan positif. Begitu juga dengan harga komoditas. Sebab, batubara merupkan produk kedua setelah minyak bumi. Kebutuhan akan batubara seperti India, China, dan dalam negeri masih cukup besar. Secara fundamental BUMI memiliki prospek yang cukup bagus.

Saat ini, IHSG mengikuti pergerakan market global secara keseluruhan. Kemarin, pun di akhir perdagangan, bursa regional berbalik arah menguat hingga hampir ditutup positif. Begitu juga dengan IHSG yang hanya minus 9 poin.

Tak terkecuali dengan pergerakan saham BUMI. Walaupun, pada akhirnya masih ditutup negatif di level Rp1.910. Selama dua hari terakhir saham BUMI turun. Tapi, secara teknikal penurunan ini belum mencapai titik support-nya di level Rp1.830 sehingga saham sejuta umat secara teknikal berpotensi menguat. Perdagangan hari ini, BUMI akan volatile cenderung menguat.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan akumulasi beli atas BUMI untuk jangka panjang. Tapi, untuk jangka pendek, sebaiknya investor melakukan trading buy on support. Jika saham ini turun dan kemudian naik bisa jadi alasan untuk trading. [jin/hid]
Kamis, 24/06/2010 14:44 WIB
BUMI Hadapi Utang Jatuh Tempo US$ 437,29 Juta
Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menghadapi utang jatuh tempo dari dua kreditur senilai US$ 437,29 juta. Keduanya telah menyatakan kesiapannya mengkonversi utang tersebut menjadi saham baru yang akan diterbitkan BUMI.

Namun menurut Direktur BUMI, Dileep Srivastava, perseroan belum menentukan pihak mana yang akan mengkonversi utangnya menjadi saham baru BUMI.

"Bisa siapa saja, belum ditentukan. Diperkirakan selesai (transaksi) sampai 30 September. Namun kami harap bisa lebih cepat," ujar Dileep usai RUPS Tahunan di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (24/6/2010).

BUMI berencana menerbitkan 1.940.400.000 saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias penerbitans saham baru non-preemtive rights. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 2.366 per saham atau totalnya senilai Rp 4,590 triliun. Nilai tersebut akan dikonversikan terhadap utang-utang perseroan.

Sedikitnya terdapat 4 pihak yang berpotensi menyerap seluruh saham baru tersebut. Keempatnya merupakan kreditur-kreditur perseroan.

Empat kreditur tersebut adalah
Country Forest limited, anak usaha China Investment Corporation (CIC) berdasarkan perjanjian kredit 18 September 2009.
Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG berdasarkan perjanjian kredit 14 Desember 2009.
Credit Suisse berdasarkan perjanjian kredit 29 Oktober 2009.
JP Morgan Chase Bank berdasarkan perjanjian kredit 14 Desember 2009.

Hingga triwulan I-2010, total utang perseroan tercatat sebesar US$ 3,5 miliar dengan nilai jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 442,78 juta. Utang-utang jatuh tempo ini dipastikan akan lunas pada saat penerbitan saham baru rampung September 2010.

Dari utang yang jatuh tempo tersebut, dua diantarannya adalah utang jatuh tempo kepada Credit Suisse sebesar US$ 291,37 juta dan JP Morgan sebesar US$ 145,92 juta. Totalnya sebesar US$ 437,29 juta.

Sedangkan utang kepada Raiffeisen sebesar US$ 80,14 juta dan Country Forest (CIC) sebesar US$ 1,9 miliar tidak jatuh tempo tahun ini.

Sayangnya Dileep belum dapat memastikan konversi utang ke saham akan dilakukan kepada pihak yang mana dari 4 kreditur yang berpeluang mengkonversi seperti disebutkan di atas.

Namun melihat nilai penerbitan saham baru BUMI sebesar US$ 4,59 triliun yang berjumlah tak jauh berbeda dengan utang jatuh tempo tahun ini sebesar US$ 437,29 juta, besar kemungkinan konversi utang ke saham akan dilakukan kepada Credit Suisse dan JP Morgan.

"Perseroan saat ini masih dalam tahap akhir finalisasi dengan para kreditur tersebut, pelunasan dapat dilakukan pada satu atau lebih kreditur, tergantung kesepakatan antara perseroan dengan masing-masing kreditur," ujarnya.

Sementara pemegang saham telah menyetujui rencana penerbitan 10% saham baru senilai Rp 4,590 triliun untuk mengkonversi utang kepada kreditur-kreditur perseroan.



(dro/qom)

23/06/2010 - 10:23
BUMI Tingkatkan Modal Dasar Jadi Rp38,75 Triliun
Susan Silaban


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan meningkatkan modal dasar menjadi Rp38,75 triliun dari Rp10 triliun. Peningkatan modal menjadi salah satu agenda dalam RUPST pada 24 Juni.

"Dikarenakan modal dasar perseroa dan saham dalam poetepel tidak mencukupi untuk melaksanakan penambahan saham baru tanpa HMETD maka kami akan melakukan peningkatan modal dasar menjadi Rp38,75 triliun," demikian diungkapkan manajemen BUMI dalam prospektus ringkasnya, Rabu (23/6).

Per Maret 2010, laba bersih BUMI dalam penelahaan ringkar sekitar US$96,805 juta, namun dalam performa mencapai US$108,008 juta. Laba sebelum pajak dengan proforma menjadi US$242,616 juta, laba usaha dalam performa menjadi US$218,807 juta serta pendapatan sekitar US$1,016 miliar dalam performa.

BUMI akan menggelar RUPST pada










24 Juni 2010

dengan agenda penggunaan laba tahun buku 2009, persetujuan penerbitan saham baru tanpa HMETD dan peningkatan modal dasar perseroan. [san/cms]
22/06/2010 - 10:18
Nico Simatupang
BUMI Seharusnya Menguat Sejak Kemarin

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI, Selasa (22/6) akan menemukan momentum penguatan, seiring melimpahnya likuiditas di pasar. Apalagi emiten ini seharusnya sudah menguat sejak beberapa hari lalu. Trading buy BUMI!

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Asset Management mengatakan, salah satu potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini karena faktor teknikal. Dari sisi ini, menunjukkan tanda-tanda penguatan setelah lama mengalami konsolidasi. Jika BUMI menguat di atas Rp2.000, akan mengonfirmasi penguatan lebih jauh.

Menurutnya, lamanya konsolidasi BUMI sebelumnya karena menunggu timing yang tepat seperti saat ini di mana likuiditas di pasar melimpah. “Seharusnya, BUMI sudah menguat beberapa hari lalu. Baru sekarang ini, saat yang tepat penguatan BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (21/6) saham BUMI ditransaksikan menguat Rp80 (4,25%) jadi Rp1.960 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.880. Harga tertingginya mecapai Rp1980 dan terendahnya Rp1.910. Volume transaksi mencapai 297,4 juta unit saham senilai Rp581 miliar dan frekuensi 6.503 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah dua hari berada di area positif, apa prediksi Anda terkait pergerakan saham BUMI hari ini?

Saya melihat potensi penguatan saham BUMI. Terutama, karena faktor rencana perseroan yang akan menerbitkan 1,94 miliar saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-preemptive issue) paling lambat 30 Juli 2010. Terkait rencana tersebut, perseroan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 24 Juni ini guna memperoleh persetujuan dari pemegang saham.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.020 dan Rp1.920 sebagai level support-nya. Sebab, rumornya, China Invesment Corporation (CIC) akan menjadi strategic partner-nya. BUMI tidak menawarkan sahamnya ke pemegang saham existing melainkan menawarkan ke strategic partner-nya yang katanya senilai US$500 juta.

Apa signifikansinya bagi BUMI atas non preemptive issue itu?

Jika berhasil, BUMI akan me-refinancing utang-utangnya. Hal ini, otomatis sangat positif sentimennya di pasar. Sebab, dirumorkan, harga penjualannya berada di level Rp2.300-an per lembar saham. Karena itu, jika mengcau pada harga tersebut, harga BUMI sekarang sangat murah dan layak beli.

Bagaimana dengan sentimen market?

Senitmen market pun positif sehingga mendukung penguatan saham BUMI. Arus capital inflow sudah kembai ke Indonesia, sehingga transaksi di pasar semakin rame. Volume semakin besar, likuditas semakin besar.

Positifnya sentimen market, karena masih terpengaruh oleh perubahan sistem nilai tukar yuan China--dari sistem nilai tukar tetap menjadi mengambang terkendali alias fleksibel. Itu menjadi salah satu katalis penguatan market.

Apakah secara teknikal juga memungkinkan BUMI menguat?

Secara teknikal, BUMI juga menunjukkan tanda-tanda penguatan setelah lama mengalami konsolidasi. Jika BUMI menguat di atas Rp2.000, akan mengonfirmasi penguatan (confirm) saham ini lebih jauh. Lamanya konsolidasi BUMI sebelumnya karena menunggu timing yang tepat seperti saat ini di mana likuiditas di pasar melimpah.

Seharusnya, BUMI sudah menguat beberapa hari lalu. Tapi, karena sebelumnya likuiditas di pasar masih tipis, saham ini tidak menemukan momentum penguatannya. Sekarang ini, saat yang tepat penguatan BUMI.

Bagaimana dengan harga komoditas?

Pada saat yang sama, harga minyak mentah dunia kembali menguat ke level US$78 per barel sehingga bisa juga menjadi penopang kuat pergerakan saham BUMI hari ini. Sebab, para investor saat ini kembali memegang aset-aset berisiko dan keluar dari safe haven. BUMI termasuk saham yang dilirik investor.

Apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI.[jin/ast]
21/06/2010 - 10:09
N Jaganathan
BUMI Seharusnya Berada di Level Rp2.950

INILAH.COM, Jakarta - Saham BUMI pada Senin (21/6) diprediksi akan melanjutkan penguatan, terutama setelah jatuh tajam ke level Rp2.600-an dari level Rp2.950. Kondisi market pun mendukung. Trading buy BUMI!

Pengamat pasar modal N Jaganathan mengatakan, potensi technical rebound saham PT Bumi Resources (BUMI) karena saham ini sudah lama konsolidasi dan turun cukup dalam ke level Rp1.600-an dari level Rp2.950. Menurutnya, selain faktor teknikal tidak ada yang memungkinkan BUMI bergerak naik.

Bahkan, BUMI memang seharusnya menguat kembali ke angka sebelum kejatuhannya di level Rp2.950. “Tapi angka ini masih jauh untuk tercapai. Untuk Senin ini, level Rp2.000-an mungkin bisa dicapai,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta.

Akhir pekan lalu, Jumat (18/6), saham BUMI ditutup menguat Rp100 (5,61%) menjadi Rp1.880 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.780. Harga tertingginya mencapai Rp1.880 dan terendahnya Rp1.780. Volume transaksi mencapai 282,9 juta unit saham senilai Rp522,5 miliar dan frekuensi 7.565 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah menguat Rp100, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI awal pekan ini?

Saya kira masih menguat. Salah satunya dipicu oleh faktor teknis. Awal pekan ini saham sejuta umat ini mengalami technical rebound setelah saham ini lama konsolidasi dan turun cukup dalam ke level Rp1.600-an dari level Rp2.950. Saya yakin, selain faktor teknikal tidak ada yang memungkinkan BUMI bergerak. BUMI memang seharusnya menguat kembali ke angka sebelum kejatuhannya di level Rp2.950. Tapi angka ini masih jauh untuk tercapai. Untuk Senin ini, level Rp2.000-an bisa dicapai.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.000 dan Rp1.750 sebagai level support-nya.

Bagaimana dengan sentimen market?

Pekan ini market akan menguat terbatas sehingga tidak menghalangi saham BUMI untuk mengalami rebound. Namun penguatan ini, lebih dipicu oleh faktor teknikal setelah indeks berhasil menembus level psikologisnya di angka 2.900 dan kembali masuknya kepercayaan pasar sehingga terjadi capital inflow. Saham-saham berkapitalisasi besar akan membawa IHSG ke level 3.000. Tinggal selisih 71 poin lagi, indeks bisa mengejarnya dalam sehari-dua hari ini.

Bagaimana dengan faktor pembagian dividen yang cum date jatuh di Juni ini?

Sentimen positif dari faktor pembagian dividen hanya bersifat sementara. Karena itu, IHSG ^JKSE coba hanya mencari level resistance yang baru. Indeks akan mengarah ke level resistance 3.000 dan 2.850 sebagai level support-nya. Dari level 2.900 ke 3.000 sangat tidak mudah bagi indeks. Indeks harus dikerek naik oleh sektor telekomunikasi yang pengaruhnya di market paling besar. Karena saat ini, indeks sudah berada di level 2.929 tinggal menunggu naik turun di kisaran ini hingga level 3.000 bisa ditembus.

Seharusnya pada saat indeks di level ini, BUMI pun sudah berada di level Rp2.900 per saham. Namun, BUMI ternyata masih di bawah Rp2.000. Karena itu, BUMI untuk Senin ini, hanya bisa naik ke level Rp2.000. Sebab, market kondusif bagi penguatannya.

Bagaimana dengan kenaikan harga minyak ke level US$77 per barel?

Harga minyak mentah dunia yang masih stabil di bawah US$80 per barel. Karena itu, tidak berpengaruh banyak pada pergerakan saham BUMI. Kecuali, jika harga minyak berada di atas US$90. Level ini, baru bisa menjadi pemicu penggerak BUMI.

Sebab, BUMI sudah memiliki kontrak jangka panjang. Kontrak batu bara BUMI dengan Jepang saja sudah mencapai US$108 per metrik ton. Sedangkan, saat ini harga batubara masih di bawah US$100. Karena itu, harga minyak tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan BUMI saat ini. Pada saat harga minyak naik ke US$100 baru bisa di-compare dengan harga batubaranya.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan trading buy untuk BUMI. [jin/ast]
Dihantam Isu Pajak, Saham BUMI Tak Tergoyahkan
Minggu, 20 Juni 2010 - 11:07 wib

Candra Setya Santoso - Okezone

JAKARTA - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tak akan goyah, walaupun kabar panas yang menghampiri terkait kasus dugaan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan menghampiri perseroan.

Bahkan, saham perusahaan batu bara terbesar ini dalam sepekan ke depannya mampu menembus level Rp2.000 per lembarnya. Wow, kian mahal saja harga sahamnya.

"Fundamental saham BUMI masih kuat, bahkan saya prediksi bisa menembus level Rp2.000 per lembar sahamnya dalam sepekan ke depan. Kabar dugaan pajak ini kan isu lama yang kini berhembus lagi, tapi tidak ada pengaruhnya ke saham perusahaan," ungkap analis Reliance Scurities Gina Novrina Nasution, saat berbincang dengan okezone, di Jakarta, Minggu (20/6/2010).

Menurutnya, saham BUMI cenderung masih terus menanjak naik selama sepekan ke depan. Pergerakan saham di bursa regional, berimbas pada bursa domestik, serta menyeret BUMI mengalami penguatan. “Harga saham BUMI akan berada di level support Rp1.750 dan level resistance Rp2.000. Jadi peluang bullish bisa saja terjadi,” ujarnya.

Dia menilai, laporan keuangan BUMI telah memberikan sentimen positif terhadap pergerakan sahamnya, terutama dengan adanya indikasi fundamental masih kuat. Hal ini bisa mengangkat level support hingga di angka Rp1.900. “Namun, sentimen negatif di pasar terlalu banyak, bahkan ada yang dikaitkan dengan politik,”katanya

Sekadar mengingatkan, pihak perseroan membantah bila ada salah satu direksinya yang dipanggil atau diperiksa Kepolisian dalam kasus dugaan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan. "Kami tidak bisa memastikan rumor ini. Sekali lagi ini adalah rumor yang kami sangkal," kata SVP Investor Relations-Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava, dalam pesan singkatnya kepada okezone.

Bahkan, Polri menyatakan, telah memeriksa General Manager Bumi Resources Denny Adrianz sebagai saksi dalam kasus dugaan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan. "Dia sudah kita periksa, namun kita belum menemukan cukup bukti untuk diarah apakah ada keterkaitan atau tidak," ujar Direktur III Bareskrim Polri, Brigjen Pol Yovianes Mahar, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin.

Pemeriksaan terhadap Denny dilakukan untuk mendalami pengakuan Gayus yang mengatakan Adrianz sebagai pihak yang sempat berhubungan dengan mantan pegawai Ditjen Pajak itu.

Pada penyidik Gayus mengaku, memperoleh sejumlah uang dari Adrianz untuk melancarkan proses pajak yang saat itu ditangani Gayus. Gayus sendiri dalam pemeriksa oleh penyidik tim independen mengaku menerima suap dari 40 perusahaan yang dia tangani sejak 2007-2009.

Hal ini sedikit berbeda dengan hasil penelusuran Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menyebutkan ada 149 transaksi dalam rekening Gayus. Selama menjadi pegawai Ditjen Pajak, dia mengaku mendapatkan USD500 ribu dari perusahaan Kaltim Prima Coal (KPC) pada 2008. Dari Bumi Resources USD500 ribu.

Kembali pada 2009 Gayus menerima USD2 juta dari KPC dan Arutmin. Belum diketahui jumlah potongan pajak yang diberikan Gayus atas suap yang dia terima.(css)
BUMI Bantah Pejabatnya Diperiksa!
Sabtu, 19 Juni 2010 - 07:34 wib
Widi Agustian - Okezone

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membantah bila ada salah satu direksinya yang dipanggil atau diperiksa Kepolisian dalam kasus dugaan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan.

"Kami tidak bisa memastikan rumor ini. Sekali lagi ini adalah rumor yang kami sangkal," kata SVP Investor Relations-Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava, dalam pesan singkatnya kepada okezone, di Jakarta, Sabtu (19/6/2010).

Sebelumnya diberitakan, Polri menyatakan, telah memeriksa General Manager Bumi Resources Denny Adrianz sebagai saksi dalam kasus dugaan mafia pajak Gayus Halomoan Tambunan.

"Dia sudah kita periksa, namun kita belum menemukan cukup bukti untuk diarah apakah ada keterkaitan atau tidak," ujar Direktur III Bareskrim Polri, Brigjen Pol Yovianes Mahar, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin.

Pemeriksaan terhadap Denny dilakukan untuk mendalami pengakuan Gayus yang mengatakan Adrianz sebagai pihak yang sempat berhubungan dengan mantan pegawai Ditjen Pajak itu.

Pada penyidik Gayus mengaku, memperoleh sejumlah uang dari Adrianz untuk melancarkan proses pajak yang saat itu ditangani Gayus. Gayus sendiri dalam pemeriksa oleh penyidik tim independen mengaku menerima suap dari 40 perusahaan yang dia tangani sejak 2007-2009.

Hal ini sedikit berbeda dengan hasil penelusuran Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menyebutkan ada 149 transaksi dalam rekening Gayus. Selama menjadi pegawai Ditjen Pajak, dia mengaku mendapatkan USD500 ribu dari perusahaan Kaltim Prima Coal (KPC) pada 2008. Dari Bumi Resources USD500 ribu.

Kembali pada 2009 Gayus menerima USD2 juta dari KPC dan Arutmin. Belum diketahui jumlah potongan pajak yang diberikan Gayus atas suap yang dia terima.(ade)
18/06/2010 - 10:10
Satrio Utomo
BUMI Sudah Lama Konsolidasi
Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta - Saham PT Bumi Resources (BUMI), telah lama mengalami konsolidasi sehingga berpotensi menguat, pada Jumat (18/6) ini. Sentimen market pun berpeluang positif. Jadi hold saja dulu!

Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, potensi penguatan saham BUMI salah satunya karena faktor teknis. Sebab, saham sejuta umat ini sudah mengalami konsolidasi yang cukup lama dan membentuk pola three angle. Karena itu, potensi penguatannya sangat besar.

Namun menurutnya, penguatan yang besar belum akan terjadi hari ini karena faktor akhir pekan di mana pelaku pasar cenderung profit taking. "Pekan depan merupakan hari penentuan bagi BUMI apakah menguat tajam atau turun tajam," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (17/6).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup stagnan di level Rp1.780. Harga tertingginya mencapai Rp1.800 dan terendahnya Rp1.770. Volume transaksi mencapai 96,3 juta unit saham senilai Rp171,8 miliar dan frekuensi 2.124 kali. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah kemarin bergerak stagnan, bagaimana Anda memperkirakan pergerakan saham BUMI akhir pekan ini?

Saya melihat potensi penguatan saham BUMI hari ini. Salah satunya, karena peluang positifnya sentimen market. Hal ini dipicu oleh kemungkinan positifnya sentimen regional dan global yang dimotori penguatan bursa Eropa kemarin sore. Pasar Eropa mengalami penguatan pada hari Kamis seiring dengan terdongkraknya keyakinan para investor.

Keyakinan para investor, dipicu oleh kuatnya permintaan terhadap surat utang Spanyol, yang sekaligus menepis ketakutan atas kemungkinan negara ini meminta bantuan lebih ke Uni Eropa. Mata uang Euro sendiri meroket ke level tertinggi 3-minggu.

Akibatnya, bursa AS pun punya tenaga untuk kembali menguat 5% lagi. Tapi, penguatan ini, sebenarnya faktor teknikal yang lebih kuat. Sebab untuk mengatakan krisis Eropa sudah berakhir, masih juga belum. Dalam waktu dekat, IHSG ^JKSE mengarah ke atas ke level 3.000-3.050. Bahkan, level 3.000 bisa disentuh dalam dua pekan ke depan.

BUMI sendiri, akan bergerak di kisaran berapa?

Bergerak dalam kisaran support Rp1.750 dan Rp1.850 sebagai level resistance-nya.

Seberapa kuat potensi penguatan saham BUMI?

Peluang penguatannya akan terbatas hari ini. Selain karena faktor akhir pekan, juga karena faktor stagnannya saham-saham di grupnya, The Seven Brothers. Saya melihat saat ini belum waktunya saham di Grup Bakrie menguat termasuk BUMI. Nanti ada waktunya untuk menguat. Sekarang saham bluechips lain dulu.

Tapi, secara teknikal, saham sejuta umat ini sudah mengalami konsolidasi yang cukup lama dan membentuk pola three angle. Karena itu, potensi penguatannya sangat besar. Tapi, penguatan yang besar belum akan terjadi hari ini karena faktor akhir pekan tadi. Pekan depan merupakan hari penentuan bagi BUMI apakah menguat tajam atau turun tajam.

Bagaimana pasar seharusnya memperlakukan saham BUMI?

Secara teknis, pasar harus melihat apakah BUMI mengarah ke level Rp1.300-an atau ke atas Rp2.100-an kembali. Penentuannya mungkin pekan depan. Jika BUMI turun di bawah level support Rp1.750, saya khawatir BUMI bisa turun ke level Rp1.500-1.350 kembali.

Sebaliknya, jika BUMI naik di atas level resistance Rp1.850, BUMI bisa menguat ke atas level Rp2.000 untuk mengarah ke level berikutnya Rp2.400. Tapi semua itu merupakan posisi teknikal, bukan faktor fundamental.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Seharusnya pelaku pasar mengambil posisi hold atau wait and see atas BUMI. Pasar harus melihat apakah BUMI tembus level resistance-nya atau level support-nya. Jika tembus Rp1.850 ke atas, pemodal lebih baik melakukan aksi beli atas BUMI, sebab secara teknis, saham ini berpotensi menguat ke level Rp2.100-an. Kalau tembus level support Rp1.750 lebih baik jual saja. [jin/hid]
16/06/2010 - 11:50
Ukie Jaya Mahendra
'Buy on Weakness' untuk BUMI
Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta - Meski sentimen market mendukung, saham BUMI, Rabu (16/6) diprediksi tidak menguat terlalu jauh akibat minimnya sentimen dari aksi korporasi. Buy on weakness BUMI!

Pengamat pasar modal, Ukie Jaya Mahendra mengatakan, potensi penguatan saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini semata faktor peluang positifnya sentimen market akibat positifnya pergerakan bursa Eropa kemarin sore.

Namun, secara teknikal, saham BUMI menunjukan pergerakan konsolidasi atau sideways seiring minimnya sentimen dari aksi korporasi dan dari kondisi market secara umum. "Saya rekomendasikan, buy on weakness untuk BUMI," katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (15/6).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp30 (1,65%) menjadi Rp1.780 dibandingkan sebelumnya di level Rp1.810. Harga tertingginya mencapai Rp1.830 dan terendahnya Rp1.770. Volume transaksi mencapai 94,7 juta unit saham senilai Rp170,4 miliar dan frekuensi 3.322. Berikut ini wawancara lengkapnya:

Setelah kemarin melemah Rp30, apa prediksi Anda terkait pergerakan saham BUMI hari ini?

Saya melihat ada potensi penguatan di Bumi Resources. Salah satunya dipicu oleh peluang positifnya setimen market akibat positifnya pergerakan bursa Eropa kemarin sore. Karena itu, IHSG pun berpeluang positif sehingga kondusif bagi penguatan saham sejuta umat ini.

Positifnya bursa Eropa dipicu oleh permintaan yang solid atas lelang obligasi di Spanyol, Irlandia dan Belgia. Hal ini cukup untuk mendorong kenaikan bursa Eropa dan penguatan kembali mata uang euro. Padahal, sebelumnya, euro dan bursa Eropa tertekan akibat data yang dirilis di Jerman

menunjukkan angka yang negatif. Hasil jejak pendapat Zew Economic Sentiment di Jerman menunjukkan penurunan indeks dari 45,8 menjadi 28,7 di Mei.

Angka tersebut merupakan leading indikator untuk kesehatan ekonomi. Angkanya sangat negatif karena jejak pendapat ini dilakukan terhadap investor institusional di Jerman. Karena itu, data lelang itu bisa meng-counter data negatif Jerman.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI berpeluang mengarah ke level resistance Rp1.810-1.870 dan Rp1.750-1.700 sebagai level support-nya.

Seberapa besar potensi penguatan saham BUMI?

Penguatan saham BUMI lebih jauh sangat kecil kemungkinannya. Sebab, secara teknikal, saham BUMI menunjukan pergerakan konsolidasi atau sideways seiring minimnya sentimen dari aksi korporasi dan dari kondisi market secara umum. Regional juga belum menguat tajam.

Tapi, saya yakin, market berpeluang positif seiring aksi selective buying pelaku pasar. Itu pun semata faktor sentimen regional dan global dan bukan faktor fundamental di pasar domestik.

Bagaimana dengan penguatan harga batubara ke level US$99 per barel?

Penguatan harga batubara ke level US$99,30 per metrik ton, sebenarnya tidak terlalu menopang penguatan BUMI. Sebab, kontrak penjualan batubara BUMI ke Jepang, harganya di level US$108 per metrik ton. Artinya, kenaikan harga batubara tidak berpengaruh pada penguatan BUMI. Sebab, harga penjualannya masih tinggi di atas harga sekarang.

Tapi, jika dilihat dari harga kontrak penjualan ini seharusnya berpengaruh positif ke BUMI. Sebab, terjadi pelemahan harga batubara, harga penjualan BUMI sudah tinggi.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan, buy on weakness untuk BUMI. [jin/hid]
15/06/2010 - 18:18
BUMI Akan Fokus ke Usaha Tambang Batubara


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menegaskan akan lebih fokus sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara.

Hal ini disampaikan Dilleep Srivastava, Senior VP Investor Relations-Corporate Secretary BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Selasa (15/6).

Dijelaskan, itu yang menyebabkan Perseroan menjual 99,83% kepemilikannya di PT Mitratama Perkasa (PTMP) kepada PT Cahaya Pratama Lestari seharga US$120 juta. Menurut Dileep, PTMP adalag perusahaan infrastruktur batubara yang memiliki rencana untuk mengembangkan lebih banyak jaringan transportasi untuk pertambangan di masa depan. "Karenanya, kami bermaksud agar pengemabngan infrastruktur pertambangan tidak menjadi bagian dari neraca kami," tukasnya.

Dana hasil penjualan digunakan untuk mengurangi utang Perseroan. [cms]
Kamis, 10/06/2010 14:20 WIB
BUMI : Tambang Arutmin Beroperasi Kembali
Indro Bagus - detikFinance

Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan kalau tambang milik PT Arutmin Muara Asam-Asam telah beroperasi kembali secara normal setelah sempat terhenti sejak Senin (7/6/2010) sore.

"Kegiatan operasional tambang di Arutmin telah kembali normal," ujar SVP Investor Relations BUMI, Dileep Srivastava kepada detikFinance, Kamis (10/6/2010).

Dileep juga mengatakan kalau terhentinya kegiatan penambangan di Arutmin sama sekali tidak mengganggu kegiatan produksi dan penjualan batubara perseroan. Ia pun optimistis target produksi 67 juta ton batubara BUMI di tahun 2010 dapat tercapai.

"BUMI masih dalam jalur untuk mencapai target produksi 67 juta ton di 2010," ujarnya.

Kegiatan operasional tambang batubara milik PT Arutmin Muara Asam-Asam terhenti akibat adanya demo dari masyarakat setempat. Penghentian operasional itu berpotensi menghambat pengiriman 20 ribu ton batubara per hari.

Penghentian kegiatan operasi tersebut terjadi karena adanya penutupan jalan khusus angkutan batu bara dan pelabuhan khusus pemuatan batu bara PT Arutmin Indonesia oleh ribuan warga Asam-Asam, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sejak Senin sore (7/6/2010).

Menurut Direktur Teknik dan Lingkungan, Ditjen Minerbapabum, Kementerian ESDM, M.S Marpaung, demo masyarakat yang terjadi sejak Senin hingga hari ini, dipicu masalah lahan dan protes dilarangnya aktivitas ilegal pemungutan batubara 'karungan'.

Namun menurut Direktur Energi Primer PLN, Nur Pamudji, penghentian tersebut sama sekali tidak mengganggu pasokan batubara ke pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Asam-asam milik PT PLN. Arutmin merupakan pemasok utama batubara ke PLTU Asam-Asam.




(dro/qom)
9 JUNI 2010
Dari Bumi Mengalir Jauh

TAMU itu datang pada suatu petang awal 2008. Sendirian, pria itu masuk ruang lobi Apartemen Cempaka Mas di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Gayus Halomoan Tambunan, pegawai menengah Direktorat Pajak Kementerian Keuangan, turun dari kamarnya di lantai 11 dan menyambut sang tamu. Rupanya ia teman dekat Gayus: Alif Kuncoro, pengusaha perbengkelan.

Setelah bertukar kabar hangat, mereka masuk pokok pembicaraan. Sang tamu menyampaikan pesan: perusahaan pertambangan ternama, PT Kaltim Prima Coal, sedang bermasalah di Kantor Pelayanan Pajak untuk Wajib Pajak Besar di Gambir, Jakarta Pusat. Surat ketetapan pajak periode 2001-2005 perusahaan itu tidak keluar karena persoalan kurs. Alif bertanya kepada tuan rumah, apakah bisa membantu membereskan persoalan itu.

Gayus menyatakan sanggup. Kepada polisi yang memeriksanya pada awal April lalu, dia mengatakan langsung beraksi. "Saya menghubungi Maruli," katanya. Yang ia maksud adalah Maruli Pandapotan Manurung. Kepala Seksi Pengurangan dan Keberatan pada Direktorat Keberatan dan Banding Kantor Pusat Direktorat Pajak itu adalah atasannya.

PT Kaltim Prima, perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Timur, sebenarnya tidak termasuk daftar perusahaan yang ditangani Gayus. Sepanjang 2007-2009, ia menangani proses banding 44 perusahaan wajib pajak. Namanya juga tercantum dalam surat tugas untuk menangani banding 104 perusahaan, walaupun ia mengatakan tidak terlibat dalam prosesnya.

"Order" pertama itu membuka peluang bagi Gayus memperoleh pesanan selanjutnya. Perusahaan yang dia bantu, Kaltim Prima Coal, adalah bagian dari kerajaan bisnis batu bara, Bumi Resources. Pemiliknya keluarga Bakrie. Aburizal, motor utama keluarga itu, kini adalah Ketua Umum Partai Golkar.

Kepada penyidik, Gayus mengatakan membantu membereskan tiga kasus pajak perusahaan Grup Bakrie sepanjang 2008. Selain kasus tertahannya surat ketetapan pajak PT Kaltim Prima Coal, Gayus membantu proses banding PT Bumi Resources di pengadilan pajak serta membuatkan surat pemberitahuan pajak pembetulan untuk pengurusan sunset policy PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia.

Berkat sokongan Gayus dan kelompoknya, ketiga perusahaan Bakrie itu terhindar dari keharusan menyetor pajak plus denda dengan jumlah lebih banyak ke kas negara. Menurut Gayus, tiga perusahaan itu memilih jalur belakang, membayar sogokan melalui mafia pajak setidaknya US$ 7 juta atau sekitar Rp 65 miliar.

Jaringan Gayus tergolong mangkus menjalankan "orderan klien"-nya. Semua persoalan bisa diselesaikan dengan memuaskan. Proyek pertama, penahanan berlarut-larut atas surat ketetapan pajak PT Kaltim Prima Coal, langsung dibereskan dengan turunnya tim gabungan Inspektorat Pajak dan Direktorat Peraturan Perpajakan ke Kantor Pelayanan Pajak Gambir pada pertengahan 2008.

Dari Bumi Mengalir Jauh (2)


Di atas kertas, tim ini bertugas mencari tahu penyebab di balik tak kunjung terbitnya surat ketetapan pajak milik perusahaan Bakrie. Namun, menurut pengakuan Gayus kepada polisi, tim ini justru mendesak Kantor Pajak Gambir untuk segera meloloskan PT Kaltim. "Mereka mengirim surat ke Kantor Pelayanan Pajak Gambir untuk tidak mempersoalkan selisih kurs mata uang dolar dan rupiah," kata Gayus dalam dokumen pemeriksaan. Padahal selisih penetapan kurs inilah pangkal sengketa antara Kantor Pajak Gambir dan PT Kaltim.

Gayus tidak bekerja sendiri. Pangkatnya yang masih rendah tidak memungkinkannya bergaul rapat dengan para petinggi di kantornya. Dia membutuhkan tangan lain untuk menggerakkan pejabat di atasnya. Ia pun mengenalkan Alif dengan Maruli Pandapotan Manurung, atasannya.

Menurut Gayus, Marulilah yang meminta pembentukan tim khusus untuk memeriksa tindakan Kantor Pajak Gambir menyandera surat ketetapan pajak PT Kaltim. Maruli beberapa kali bertemu Gayus dan Alif di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, sebelum tim Dirjen Pajak bergerak. Surat ketetapan pajak PT Kaltim Prima Coal akhirnya terbit setelah tim Maruli turun tangan langsung.

Untuk keperluan ini, menurut Gayus, PT Kaltim mengeluarkan setidaknya US$ 2,5 juta melalui Alif Kuncoro. Ia mengaku menerima US$ 500 ribu, Alif mendapat jumlah yang sama, dan Maruli memperoleh US$ 1,5 juta. Semua diserahterimakan di tempat parkir Hotel Peninsula. "Uang yang saya terima saya simpan dulu di rumah, kemudian setelah beberapa bulan saya setor ke BCA dan Panin," kata Gayus, seperti dituturkan sumber Tempo.

Sampai akhir pekan lalu, Maruli tak bisa ditemui. Sejumlah sumber Tempo memastikan pegawai pajak ini sudah diperiksa polisi, meski belum ditetapkan menjadi tersangka. Fendy Dharma Saputra, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Gambir ketika itu, menolak berkomentar. "Ini terkait dengan rahasia jabatan," katanya. "Dan lagi, kasusnya sedang dalam pemeriksaan yang berwajib." Walhasil, patgulipat seputar surat ketetapan pajak PT Kaltim ini memang baru klaim sepihak Gayus.

KOMPLOTAN Gayus kemudian memuluskan persoalan pajak yang melibatkan PT Bumi Resources. Masih pada 2008, pria berkepala pelontos ini diminta mengurus proses banding Bumi atas penetapan pajak dari pemerintah. Jika kalah, biduk utama armada kelompok Bakrie itu harus membayar ekstra sampai Rp 100 miliar. Order ini lagi-lagi datang dari Alif Kuncoro dan adiknya, Imam Cahyo Maliki.

"Alif meminta saya membuatkan surat banding, surat bantahan, dan diminta berkoordinasi dengan panitera pengadilan pajak, untuk memenangkan Bumi Resources," kata Gayus dalam pengakuannya kepada polisi. Konsep surat banding dan surat bantahan itu dia ketik di kantornya sendiri, lantai 18 gedung Direktorat Pajak, Kementerian Keuangan.

Untuk memenangkan sang klien di pengadilan, Gayus juga tak bisa bermain sendiri. Maruli jelas tidak bisa dipakai karena order kedua ini membutuhkan akses dan keahlian berbeda. Dengan cerdik, Gayus menghubungi Idris Herawan, panitera pajak Majelis 10 Pengadilan Pajak. "Saya kenal dia pada saat ikut sidang di sana," kata Gayus. Kehadiran di pengadilan pajak memang bagian dari tugas Gayus sebagai pegawai penelaah banding.

Pada suatu malam, Alif datang membawa US$ 500 ribu ke apartemen Gayus. Ia juga menitipkan uang dalam jumlah yang sama buat panitera, Idris. Gayus menemui sang panitera di sela-sela istirahat sidang. "Saya menyampaikan ada pekerjaan banding PT Bumi dan minta tolong agar dia mengatur sampai beres. Idris menyanggupi," tuturnya kepada polisi. Duit dolar pun disodorkan ke Idris di tempat parkir bawah tanah gedung pengadilan pajak di daerah Senen, Jakarta Pusat. Tak sampai tiga bulan, pengadilan pajak menerima banding PT Bumi Resources.

Idris, yang dihubungi pekan lalu, membantah semua tuduhan Gayus. "Tidak ada dan tidak tahu," katanya melalui pesan pendek di telepon seluler. Dia juga menolak keterangan Gayus yang menyatakan Idris menerima US$ 500 ribu. Ia mengirim pesan: "Saya tidak pernah menerima apa pun."

Gayus kemudian juga masih sempat membantu dua perusahaan Grup Bakrie, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, buat menyiapkan surat pemberitahuan pajak pembetulan. Proyek ketiga ini datang menjelang penerapan sunset policy, yakni kebijakan Direktorat Pajak untuk menghapus semua sanksi administrasi pajak, pada 2008.

Gayus lalu ngebut memperbaiki surat pemberitahuan pajak terutang pajak penghasilan di kedua perusahaan itu. Ketika itu, dia mendapat akses penuh atas data laporan keuangan dan pembukuan Kaltim Prima dan Arutmin. "Saya tahu tindakan saya tidak bisa dibenarkan," kata Gayus ketika diperiksa penyidik.

Kuasa hukum Gayus, Pia Akbar Nasution, menyatakan otentik semua dokumen pemeriksaan Gayus yang diperoleh Tempo. Namun dia menolak berkomentar atas isinya.

Dari Bumi Mengalir Jauh (3)

GAYUS dan Alif kawan lama. Mereka saling mengenal sejak lima tahun lalu dan biasa bertemu di bengkel mobil milik Alif di Jalan KH Abdullah Syafei 50, kawasan Casablanca, Jakarta Selatan. Salah satu mobil Gayus, sebuah Mercedes C180 hitam, dibeli dari Alif Rp 200 juta. "Saya diperkenalkan seorang kawan pada 2005," kata Alif dalam pemeriksaan polisi.

Alif tak melulu pengusaha otomotif. Ketika Tempo menemuinya pada pertengahan Maret lalu, dia mengaku terus terang bahwa bisnisnya ada di segala medan. "Orang bilang saya pengusaha 'palugada', apa lu mau gua ada," katanya terkekeh. Sayangnya, ketika hendak dibesuk di tahanan Mabes Polri pekan lalu, Alif menghindar. "Klien saya trauma," kata pengacaranya, Rachmat Ruslan.

Dua tahun setelah berkawan dengan Alif, Gayus berkenalan dengan adik Alif, Imam Cahyo Maliki. Imam adalah seorang auditor keuangan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Rawamangun, Jakarta Timur. Terakhir, dia bekerja di Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta dan Mustofa. Namun, sejak 1999, dia memutuskan berwirausaha sendiri. Dia menjadi auditor keuangan lepas untuk sejumlah perusahaan.

Dua bersaudara inilah yang mempertemukan seorang eksekutif perusahaan Bakrie dengan Gayus. Kebetulan, salah satu wakil presiden bidang keuangan (vice president finance) di PT Bumi Resources, Denny Adrianz, adalah mantan kolega Imam di PT Sunkyong-Keris, sebuah perusahaan tekstil patungan Indonesia-Korea. Pada awal 2008, ketika Denny kelimpungan mencari pegawai Direktorat Pajak yang bisa membantu mengurus masalah pajak perusahaannya, Imam datang menawarkan bantuan.

Pucuk dicita ulam tiba. Kemunculan Gayus Halomoan Tambunan bagai malaikat penyelamat. "Waktu itu Denny ingin tahu bagaimana mekanisme permohonan keberatan pajak untuk perusahaan dia, Bumi Resources," kata Imam dalam pemeriksaan polisi.

Menurut Gayus, dia selalu menemui Denny Adrianz bersama kakak-adik Alif-Imam. Mereka pernah makan siang bersama di restoran hotel berbintang di Ibu Kota seperti Four-Seasons dan Ritz-Carlton, Kuningan. Dalam semua pertemuan itu, Denny tak pernah secara terbuka memberikan fulus. Pembayaran semua order Bumi Resources, menurut Gayus, selalu datang dari tangan Alif.

Adapun Denny Adrianz sampai akhir pekan lalu belum bisa ditemui. Tempo menunggui kantornya di lantai 7 Wisma Bakrie II, Kuningan, Jakarta Selatan, tanpa hasil. Surat permohonan wawancara yang dikirim pun tak berbalas. Wenny, sekretaris pribadi Denny, menyatakan bosnya rapat di luar kantor. "Belum tahu," katanya ketika ditanya kapan Denny kembali.

Rekayasa pajak yang dilakukan komplotan Gayus memang direncanakan matang agar sulit dilacak. Imbalan untuk mereka selalu dibayar tunai di muka. Selain itu, transaksi selalu dilakukan di tempat yang jauh dari keramaian dan tak pernah melibatkan lebih dari dua orang.

Untuk proyek perdananya, membantu penerbitan surat ketetapan pajak PT Kaltim Prima Coal, misalnya, Gayus mendapat US$ 500 ribu, yang dibayar di depan. Menurut Gayus, atasannya, Maruli, kebagian lebih besar: US$ 1,5 juta. Paket duit tunai itu diserahkan Alif kepada Maruli dan Gayus di basement Hotel Peninsula, Slipi, setelah rapat mereka rampung.

Begitu juga untuk proyek kedua: pemenangan Bumi Resources di pengadilan pajak. Gayus menerima US$ 500 ribu tunai yang dibawakan Alif langsung ke apartemen Gayus di Cempaka Mas, bersama berkas-berkas lain yang dibutuhkannya. Jumlah yang sama diserahkan ke Alif.

Juru bicara PT Bumi Resources, Dileep Srivastava, membantah semua keterangan Gayus tentang rekayasa pajak perusahaan Bakrie. "Semua tuduhan itu tak berdasar," kata Dileep. "Kami menolak semua pernyataan bernada miring seperti itu."

Dileep menegaskan, semua laporan keuangan, termasuk pajak perusahaannya, selalu diurus dengan transparan dan bisa langsung dinilai oleh publik. "Kemenangan kami di Mahkamah Agung membuktikan status pajak kami tak bermasalah," ujarnya. Dia curiga ada motif tertentu di balik beredarnya cerita penyuapan ini. "Jelas ada sesuatu, karena cerita-cerita ini beredar tak lama setelah kami menang atas Dirjen Pajak."

Polisi masih terus menelusuri pengakuan Gayus. Sumber Tempo di kepolisian menegaskan, semua orang yang disebut Gayus sudah diperiksa sebagai saksi. Namun belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka.

Juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Edward Aritonang, mengakui ada aliran dana dari Gayus ke petugas pengadilan pajak. Namun dia mengaku belum melihat nama tiga perusahaan Bakrie di daftar perusahaan yang disangka bermain mata dengan Gayus.

Wahyu Dhyatmika, Oktamandjaja Wiguna, Dwidjo Utomo Maksum, Sutarto
Paket Hemat Pajak Batu Bara

GAYUS Halomoan Tambunan melunasi janjinya. Di depan pengacara senior Adnan Buyung Nasution yang menemui di rumah tahanan Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri, Jumat, 3 April lalu, dia "bersumpah" membuka terang-benderang kasus yang melilitnya.

"Akan saya bongkar semua," katanya seperti ditirukan Pia Akbar Nasution, putri Adnan Buyung, kepada Tempo, Jumat pekan lalu. Menurut Pia, komitmen Gayus ditetapkan sebagai prasyarat agar ia bisa didampingi Kantor Hukum Adnan Buyung Nasution & Partners.

Lalu patgulipat menggangsir uang negara lewat pajak itu pun terbongkar. Di depan penyidik Direktorat III Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri, pemilik rekening Rp 28 miliar ini mengaku pernah "menggarap" perkara pajak tiga perusahaan batu bara milik Grup Bakrie.

Awal 2008, manajemen PT Kaltim Prima Coal (KPC) sedang dilanda persoalan besar. Surat ketetapan pajak periode 2001-2004 tak kunjung diterbitkan Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar di Gambir, Jakarta Pusat.

Menurut pengakuan Gayus, pangkal soal adalah tidak adanya kata sepakat antara petugas pajak dan KPC tentang penetapan nilai kurs dalam penentuan nilai pajak.

Sumber Tempo di Direktorat Jenderal Pajak mengatakan KPC sangat berkepentingan mendapatkan surat tersebut. Sebab, jika tak kunjung datang, perkara pajak yang saat itu tengah diteliti tim pemeriksa Direktorat Jenderal Pajak bisa berlanjut menjadi bukti permulaan untuk masuk tahap penyidikan. "Kalau ini terjadi, KPC dijerat pasal pidana," katanya.

Bergulirnya kasus pajak ke ranah pidana menjadi momok menakutkan karena bisa bergulir ke pengadilan yang menjebloskan jajaran direksi perusahaan ke penjara. Pilihan lain, jika ingin diselesaikan di luar pengadilan, wajib pajak harus membayar denda 400 persen dari nilai pajak ditambah pokok. "Itu yang dihindari KPC," kata sumber tadi.

Soal berapa nilai pajak KPC yang diurus Gayus, Pia Nasution tak bersedia mengkonfirmasi. "Itu sudah masuk materi pemeriksaan," katanya.

Namun seorang penyidik polisi memperkirakan tunggakan pajak KPC selama empat tahun mencapai Rp 3 triliun. "Dalam prakteknya, fee untuk makelar itu satu persen dari nilai pajak," ujarnya.

Gayus bergerak cepat. Lewat jaringannya, dua tim yang dibentuk Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan dan Direktorat Peraturan Pajak turun tangan "membantu" KPC. Langkah ini berbuah manis: KPC mendapatkan surat ketetapan pajak yang telah lama diimpikan.

Setelah menggarap KPC, Gayus mendapat gawean baru. Tak kalah rumit, lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada 2006 ini mendapat "amanah" memainkan proses banding PT Bumi Resources Tbk., di pengadilan pajak. Tiga tugas besar yang telah dititahkan: menyiapkan surat banding, membuat surat bantahan, dan berkoordinasi dengan panitera untuk memenangkan Bumi.
Paket Hemat Pajak Batu Bara (2)

Langkah Bumi meminta banding bermula dari keputusan Direktorat Jenderal Pajak menolak keberatan nilai pajak badan dan pajak penghasilan untuk tahun buku 2005. Bumi menilai angka pajak yang mesti dibayar terlalu besar. Menurut aturan, wajib pajak boleh meminta banding ke pengadilan pajak.

Pilihan meminta Gayus turun tangan untuk kasus ini tepat. Sebagai petugas penelaah keberatan di Direktorat Keberatan dan Banding, sehari-harinya Gayus memang berkutat dengan kasus di pengadilan pajak.

Dalam proses sidang banding di pengadilan pajak, Gayus mengaku tidak perlu banyak turun tangan: dia hanya sesekali datang di ruang sidang. Permainan toh bisa dikendalikan dari luar. Berkat Gayus, banding yang diajukan Bumi dikabulkan pengadilan pajak.

Peneliti Indonesia Corruption Watch, Firdaus Ilyas, mencium bau tak sedap dalam upaya banding pajak Bumi ini. Menurut dia, dalam laporan keuangan 2005 jumlah pajak yang dibayar perusahaan itu Rp 548 miliar, lebih rendah daripada 2004 yang Rp 619 miliar.

"Penurunan itu janggal," katanya. Sebab, sepanjang 2005 terjadi kenaikan penjualan yang dipicu melonjaknya harga batu bara di pasar dunia. "Setoran pajak seharusnya naik, bukan malah turun."

"Persembahan" lain Gayus bagi Grup Bakrie terjadi menjelang akhir 2008. Kepada polisi, Gayus mengaku diminta membuat surat pemberitahuan pajak pembetulan PT Arutmin Indonesia dan KPC untuk periode 2005-2006. Untuk kerja ini, dia diberi imbalan US$ 2 juta.

Dua perusahaan ini membutuhkan tangan dingin Gayus untuk merapikan laporan keuangan agar bisa menikmati sunset policy. Program sunset policy yang digulirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini memberikan kesempatan wajib pajak membetulkan SPT tahun 2007 dan tahun sebelumnya agar bisa lolos dari sanksi administratif.

Tangan dingin Gayus kembali manjur. Kerja kerasnya membuahkan hasil: dua perusahaan ini bisa ikut program sunset policy, yang berakhir pada 31 Desember 2008. Kepada penyidik polisi, Gayus menyatakan bahwa pekerjaannya menggarap laporan keuangan dua perusahaan Bakrie tidak berhubungan dengan tugas pokoknya di Direktorat Jenderal Pajak.

Dileep Srivastava, juru bicara Bumi Resources, yang juga membawahkan KPC dan Arutmin, membantah semua keterangan Gayus. "Semua tuduhan tentang status pajak dan dugaan pengurusan pajak yang menyalahi aturan itu tak berdasar," katanya.

Dia menegaskan, sebagai perusahaan terbuka, semua laporan keuangan termasuk pajak perseroan selalu diurus dengan transparan dan bisa langsung dinilai oleh publik.

Pelaksana tugas Direktur Intelijen dan Penyelidikan Direktorat Jenderal Pajak Pontas Pane mengaku tidak bisa berbuat banyak. Kata Pontas, lembaganya tak lagi memiliki wewenang memeriksa wajib pajak badan usaha yang pernah diperiksa dan diputuskan sengketanya di pengadilan pajak. "Administrasinya sudah pindah ke pengadilan pajak," kata Pontas. "Kalau ada suap, kepolisian yang menangani."

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi berjanji tidak akan mengabaikan keterangan Gayus itu. "Kami akan memeriksa semua pihak yang disebut Gayus," katanya.

Setri Yasra, Dwidjo U. Maksum, Oktamandjaya Wiguna, Nalia Rifika, Rieka Rahardiana

Setoran Gelap, Aliran Gelap


Di usia muda, Gayus Halomoan Tambunan, 31 tahun, telah menjadi pemain kakap. Ia menangani 44 banding perusahaan atau wajib pajak. Namanya juga tercantum dalam surat penugasan untuk menangani 104 perusahaan lainnya. Disebut-sebut, anggota staf Subdirektorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi Direktorat Keberatan dan Banding ini mengantongi US$ 3 juta dari tiga perusahaan Grup Bakrie-imbalan untuk "membereskan" masalah pajak perusahaan itu. Perusahaan itu total menyiramkan US$ 7 juta.
PT Bumi Resources: US$ 2 juta

Keperluan: pengajuan permohonan banding perusahaan ini pada pengadilan pajak.
Penerima:
1. Idris H. (panitera Pengadilan Pajak Majelis 10): US$ 500 ribu
2. Alif Kuncoro (perantara penerima order dari PT Kaltim Prima Coal, PT Bumi Resources, dan PT Arutmin) US$ 500 ribu
3. Imam C. Maliki (adik Alif) US$ 500 ribu
4. Gayus Tambunan US$ 500 ribu

PT Arutmin dan PT Kaltim Prima Coal: US$ 2 juta

Keperluan: meneliti laporan keuangan dua perusahaan itu untuk keperluan pembetulan surat pemberitahuan pajak terutang pajak penghasilan 2005-2006, guna pengurusan sunset policy.

Penerima: Gayus Tambunan: US$ 2 juta

PT Kaltim Prima Coal: US$ 3 juta
Keperluan: mengeluarkan surat ketetapan pajak 2001-2005 yang ditahan Kantor Pelayanan Pajak Large Tax Office Gambir karena penetapan kurs mata uang.

Penerima:
1. MPM (Kepala Seksi Pengurangan dan Keberatan I Direktorat Keberatan dan Banding, Direktorat Jenderal Pajak): US$ 1,5 juta
2. Alif Kuncoro: US$ 500 ribu
3. Imam C. Maliki: US$ 500 ribu
4. Gayus Tambunan: US$ 500 ribu

Simpanan Gayus
Dari hasil "operasi"-nya, Gayus menerima miliaran rupiah. Disimpan beberapa lama, duit dimasukkan ke rekening sejumlah bank. Total, ia memiliki 24 rekening yang tersebar di empat bank dengan total simpanan Rp 23. 325.700.00 dan US$ 502.971.

Bank Mandiri
2.971(US$)
625 juta (Rp)

Panin Bank
100 ribu(US$)
21,972 miliar (Rp)

BCA
400 ribu(US$)
782,7 juta (Rp)

Buka Blokir Lalu Menguap
Menerima laporan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, kepolisian mempersoalkan rekening Gayus, tahun lalu. Rekening dengan jumlah mencurigakan itu pun diblokir.

Tapi, dengan menyogok kanan-kiri, termasuk ke para penyidiknya, sebagian besar rekening dibuka kembali. Setelah itu, suur, duit mengalir ke mana-mana. Di antaranya:

Transfer ke rekening Andi Kosasih di BCA: Rp 1,95 miliar
Millana Anggraini (istri Gayus) di Bank Internasional Indonesia: Rp 900 juta
Selly Amalia (adik ipar Gayus): Rp 12,15 miliar
Ditransfer ke rekening Gayus di Bank Mandiri: Rp 10 miliar.

Tak lama, uang bergerak lagi.

Pengacara Haposan Hutagalung: Rp 4,72 miliar, untuk menyuap para penyidik Markas Besar Polri. Membayar asuransi Rp 1 miliar. Membeli bank note Mandiri Rp 490 juta. Tabungan Bisnis Mandiri Rp 1 miliar

Rahmat Ruslan: Alif Hanya Pemilik Bengkel

GAYUS tak berhenti berkisah. Dalam pemeriksaan pada April lalu, pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu mengaku menerima duit dari "mengutak-atik" tiga perusahaan Grup Bakrie-PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin. Dia menyebut kakak-adik Alif Kuncoro dan Imam Cahyo Maliki sebagai orang yang menyetor uang dari perusahaan kakap tersebut kepadanya. Meringkuk di tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Alif menolak ditemui wartawan. Kepada Dwidjo U. Maksum dari Tempo, Jumat pekan lalu, Rahmat Ruslan, pengacara Alif, menjelaskan posisi kliennya dalam sengkarut ini.

Alif tak bersedia dimintai konfirmasi, mengapa?
Dia masih trauma. Dia tak ingin masalah ini jadi polemik.

Benarkah Alif mengirimkan uang dari PT Bumi Resources dan PT Kaltim Prima Coal kepada Gayus?
Gayus berhak "nyanyi" apa saja, tapi itu semua tidak benar.

Apa peran klien Anda sebenarnya?
Nanti kita buktikan di pengadilan. Alif sekarang tersangka dan ditahan. Sedangkan Imam Maliki tidak ditahan karena hanya jadi saksi.

Di mana Imam sekarang? Apakah bisa ditemui?
Dia sedang menenangkan diri. Mohon maaf.

Kepada penyidik, Gayus detail menjelaskan sepak terjang Alif....
Biarkan saja Gayus ngomong apa saja. Mereka hanya berteman biasa. Gayus sering datang ke bengkel Alif.

Apa kaitan Alif dengan PT Kaltim Prima Coal? Betulkah dia bekerja untuk perusahaan itu?
Itu yang membuat kami dan keluarga Alif ketawa. Jika memang dia bekerja di sana, mengapa tak tercatat di bagian sumber daya manusia? Apa mudah masuk ke perusahaan seperti itu?

Klien Anda hanya perantara?
Bukan. Alif itu hanya pemilik bengkel. Tiap hari kerjanya bolak-balik dari rumah ke bengkel. Tak mungkin menjadi perantara. Saya kan sepupu Alif. Saya tahu semuanya tentang Alif.

Gayus dan Alif sudah pernah dipertemukan?
Mereka pernah bertemu, kok, sewaktu sidang kode etik kasus Arafat (penyidik Polri yang disebut-sebut juga menerima suap Gayus-Red.). Gayus kelihatan malu. Alif diam saja.

Anda membantah klien Anda terlibat?
Gayus kan hanya omong. Tak ada bukti. Jadi, lihat saja nanti di pengadilan.
Lalu Mara Satriawangsa: Dia Menuduh, Dia Harus Membuktikan

GAYUS Halomoan Tambunan menyeret tiga perusahaan Grup Bakrie. Menurut pegawai golongan IIIa Direktorat Pajak tersangka korupsi dan pencucian uang itu, PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin Indonesia menggelontorkan dana US$ 7 juta buat membereskan persoalan pajak mereka. Sebagian, yakni US$ 3 juta, masuk kantong Gayus.

Juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, 45 tahun, membantah semua omongan Gayus kepada polisi itu. "Semua tidak benar," katanya kepada wartawan Tempo, Oktamandjaya Wiguna, Jumat pekan lalu.

Perusahaan Grup Bakrie tersangkut lagi kasus pajak....
Pak Ical (sapaan Aburizal-Red.) secara pribadi tidak pernah ada masalah dengan pajak. Beliau telah lama memiliki nomor pokok wajib pajak. Begitu juga perusahaan beliau yang sudah berkontribusi besar dalam pendapatan negara di bidang perpajakan. Keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan PT Kaltim Prima Coal membuktikan pajak kami tak ada masalah (MA pada 24 Mei lalu menolak permohonan peninjauan kembali Dirjen Pajak dalam sengketa mengenai laporan pajak Kaltim Prima pada 2007 yang dinilai tak beres-Red).

Tapi Direktorat Jenderal Pajak menilai laporan Bumi dan unit bisnisnya bermasalah?
Yang memungut pajak tahu aturan dan yang dipungut juga tahu aturan. Perusahaan (milik keluarga Bakrie) sebagai wajib pajak ya membayar apa yang harus dibayar, tapi kalau yang tidak harus dibayar, masak harus dibayar? Pajak itu kan instrumen fiskal, bukan instrumen politik.

Gayus menyatakan pernah membantu membereskan persoalan pajak perusahaan Bakrie, termasuk ikut mengurusi banding kasus pajak Bumi?
Bumi itu perusahaan publik, dan saya kira semua perusahaan publik punya konsultan pajak yang teregistrasi.

Ada eksekutif perusahaan Bumi yang meminta bantuan Gayus mengurus pajak?
Semua karyawan perusahaan milik Bakrie menjunjung tinggi prinsip profesionalisme. Perusahaan bisa bertahan lama karena semua karyawannya menjunjung tinggi profesionalisme. Itulah kenapa perusahaan ini akan bertahan 100 tahun lagi. Pak Ical juga sangat percaya pada kompetensi para profesional yang mengelola perusahaannya

Kepada penyidik Gayus bercerita diberi imbalan sekitar US$ 3 juta?
Saya sudah membaca itu dan semua itu tidak benar. Bumi perusahaan publik yang arus kasnya jelas dan proses audit keuangannya juga jelas.

Gayus juga menyatakan beresnya perkara pajak Bumi karena uang tadi sudah dialirkan ke pengadilan pajak ataupun kantor pajak?
Dia harus membuktikan itu. Dia yang menuduh, maka dialah yang harus membuktikan.

Anda yakin dalam pengurusan pajak Bumi dan unit bisnisnya tak ada penyimpangan?
Soal detail pengurusan pajak harus ditanya ke Bumi, saya tidak bisa mengomentari hal itu. Yang jelas, perusahaan-perusahaan Bakrie adalah perusahaan publik yang transparan. Laporan keuangan yang disampaikan per kuartal itu juga selalu melewati proses audit oleh auditor independen terdaftar. Selama ini enggak ada masalah, semua clear.

Bagaimana keluarga Bakrie melihat permasalahan Gayus ini?
Pak Ical sudah menyampaikan langsung kepada publik bahwa semua tuduhan pajak atas dirinya dan perusahaannya tidak benar. Yang penting sekarang, seperti beliau sampaikan, jalankan saja semuanya dengan baik.

Keluarga Bakrie akan menuntut Gayus?
Capeklah kami kalau begitu. Pakai asas praduga tak bersalah saja. Pokoknya, dia yang menuduh, maka dialah yang harus membuktikan, bukan kami yang direpotkan.

Welcome All of You

Cari di Blog Ini