Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Minggu, 31 Januari 2010

pengadilan MULAI, fluktuasi bumi ga LEBAY ... 310110

01/02/2010 - 16:24
BUMI Bantah Dipanggil DPR Sebagai Penunggak Pajak

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membantah akan dipanggil Komisi XI DPR sebagai penunggak pajak.

"Tidak benar. Saat ini kami masih menunggu klarifikasi dari kantor pajak terkait PT Kaltim Prima Coal (KPC)," ujar Dileep Srivastava, Senior VP Investor Relations-Corportae Secretary BUMI dalam keterbukaan informasinya ke BEI, Senin (1/2).

Karena, mlanjutnya, berdasarkan SPT KPC, KPC telah melunasi kewajiban pajak sesuai dengan SPT yang telah disampaikan. [cms]
Besok Sidang Gugatan Pajak Kaltim Prima Dimulai
Minggu, 31 Januari 2010 | 17:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Gugatan praperadilan yang diajukan PT Kaltim Prima Coal ke Pengadilan Pajak Negeri Jakarta Selatan atas proses penyidikan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak, bakal digelar Senin (01/02) ini. Pihak Kaltim Prima merasa keberatan atas tin dakan penyidikan yang dila ku kan oleh Direktorat dan meng ang gap hal tersebut sebagai tindakan melawan hu kum.

Gugatan itu dilayangkan KPC pada 18 Januari lalu melalui kantor pengacara Aji Wijaya, Sunarto Yudo dan rekan yang bertindak se bagai kuasa hukum perusahaan. Pihak Kaltim prima menyatakan tindakan penyi dik an berdasarkan surat perintah pe nyi dikan dengan No. Prin-001/WPJ.19/BD.03/2009 tertanggal 30 Maret 2009 haruslah dihentikan demi hukum.

Ada tiga hal yang dipersoalkan pihak Kaltim Prima dalam materi gugatannya salah satunya yaitu, pertama, pada saat melakukan pemeriksaan bukti permulaan, Ditjen Pajak tidak pernah menghentikan terlebih dahulu proses pemeriksaan biasa yang dilakukan karena adanya lebih ba yar atas status pajak terutang per usa haan pada 2007.

Padahal, berdasarkan SE Dirjen Pajak 04/PJ/2005 diatur apabila pe meriksaan biasa akan diting kat kan menjadi pemeriksaan bukti per mulaan harus dihentikan de ngan menerbitkan Laporan Pemeriksaan Pajak Sumir. "Sudah kami terima undangan dari pengadilan. Tim kami sudah siap," kata Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Djoko Slamet Surjoputro kepada Tempo akhir pekan lalu.

Direktorat Jenderal Pajak saat ini sedang menyidik kasus dugaan tindak pidana pajak Rp 2,1 triliun pada tahun pajak 2007 oleh tiga perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie. Selain KPC, dua perusahaan lainnya PT Bumi Resources Tbk., dan PT Arutmin Indonesia. Ketiganya diduga melanggar Pasal 39 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan atau terindikasi tak melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan secara benar.

Direktorat pun telah menetapkan status penyidikan pada kasus pajak KPC sejak Maret 2009. Pada kasus Bumi, Direktorat baru menerbitkan Surat Perintah Penyidikan dan segera akan melayangkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan kepada Kejaksaan Agung. Adapun terhadap kasus Arutmin, Direktorat baru melakukan pemeriksaan bukti permulaan.

AGOENG WIJAYA | BOBBY CHANDRA
KPC mempersoalkan peme riksaan bukti permulaan.

Direktorat Jenderal Pajak siap menghadapi permohonan praperadilan PT Kaltim Prima Coal (KPC) ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas penyidikan dugaan pidana pajak 2007."Silakan saja, nanti di pengadilan kami jawab," kata Direktur Jenderal Pajak Mochamad Tjiptardjo di Jakarta kemarin. Pihaknya yakin tidak ada pelanggaran dalam penyelidikan dan penyidikan kasus ini.
Dalam kasus ini, Ditjen Pajak menyidik dugaan pidana pajak senilai Rp 2,1 triliun pada 2007 yang dilakukan tiga perusahaan batu bara milik Grup Bakrie, yakni KPC, PT Bumi Resources Tbk, dan PT Arutmin Indonesia. Aparat menetapkan status penyidikan pada kasus pajak KPC sejak Maret 2009.

Untuk kasus Bumi, aparat baru menerbitkan surat perintah penyidikan dan akan melayangkan surat pemberitahuan dimulainya penyidikan kepada Kejaksaan Agung.
Terhadap Arutmin, Direktorat Pajak baru memeriksa bukti permulaan.

Dalam gugatan KPC, yang disampaikan melalui kuasa hukumnya dari kantor pengacara Aji Wijaya, SunartoYudo, dan rekan pada 18 Januari 2010, disebutkan ada tiga hal yang patut dipersoalkan. Pertama, saat melakukan pemeriksaan bukti permulaan, Ditjen Pajak tidak menghentikan lebih dulu pemeriksaan awal karena adanya lebih bayar atas status pajak terutang perusahaan 2007.

Kedua, KPC menilai penerbitan surat perintah pemeriksaan bukti permulaan hanya berdasarkan hukum yang salah, yakni Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang KUP. Padahal, untuk kasus pajak 2007, dasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000. KPC mengajukan praperadilan ke Pengadilan Pajak soal ini pada 20 Maret 2009 dan dikabulkan hakim pada 8 Desember 2009.

Ketiga, KPC menilai surat perintah penyidikan Direktorat Jenderal Pajak pada 30 Maret 2009 melampaui kewenangan dan melawan hukum. Alasannya, surat perintah itu dikeluarkan saat proses permohonan di Pengadilan Pajak atas surat perintah pemeriksaan bukti pemeriksaan sedang berlangsung. Menurut Aji Wijaya, Ditjen Pajak tidak menjalankan prosedur dalam pemeriksaan bukti permulaan. Apalagi Pengadilan Pajak menyatakan bukti permulaan tidak sah. "Maka penyidikannya saat ini tidak sah," katanya. Hingga kini dia belum menerima panggilan sidang.

Pelaksana Tugas Direktur Intelijen dan Penyidikan Direktorat Jenderal Pajak Pontas Pane mengatakan enggan mengomentari permohonan praperadilan KPC. Tapi, kata dia, Pasal 77 KUHAP menyatakan gugatan praperadilan hanya untuk menguji sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan, atau penghentian penuntutan. "Pengujian sah-tidaknya penyidikan bukan merupakan ranah gugatan praperadilan,"katanya.

AGOENG WIJAYA

Sabtu, 30 Januari 2010

gosip melulu @bumi dah ... 300110

30/01/2010 - 14:28
Ketidakpastian Right Issue Tekan BUMI Sepekan
Agustina Melani & Asteria


(Inilah.com/Agung Rajasa)
Kepala riset PT Bhakti Securities Edwin Sebayang mengatakan, sentimen negatif yang mempengaruhi saham BUMI sepekan ini adalah mengenai ketidakjelasan tentang jumlah saham yang akan dilepas anak usaha Bakrie ini.

"Pelaku pasar menunggu berapa jumlah saham yang dilepas oleh BUMI, tapi belum

ada pernyataan resmi dari BUMI, sehingga berpengaruh terhadap sahamnya,"kata Edwin saat dihubungi , Jumat (29/1).

Seperti diketahui, BUMI berencana menerbitkan saham baru tanpa Hal Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atay alias rights issue maksimal 10%, sehingga BUMI memiliki struktur permodalan yang lebih seimbang dan rasio utang terhadap modal (DER) lebih rendah. “Isu yang beredar di pasar BUMI akan melepas sekitar 10% saham dengan harga 2.925,” ujarnya.

BUMI ingin memaksimalkan kelonggaran aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) baru, yang memperkenankan emiten melakukan penambahan modal tanpa HMETD maksimal 10% dari total modal disetor. Ini berarti BUMI harus menambah modal dasar sebanyak 1,94 miliar saham.

Edwin juga menilai, harga BUMI yang semakin mahal, mendekati target harga Rp3.000 ini, memicu aksi ambil untung pelaku pasar. Apalagi kurs mata uang rupiah terus berfluktuasi sekitar 9.100 hingga 9.375 per dolar AS. "Kurs mata uang dolar AS yang naik turun berpengaruh terhadap utang BUMI dengan dolar AS," paparnya.

Setelah stabil di level Rp2.675 pada Senin (25/1), saham BUMI terus merosot, dimana dalam dua hari perdagangan selanjutnya, BUMI mengalami pelemahan sebesar Rp200 hingga pada Rabu (27/1) bercokol di angka Rp2.475. Tekanan berasal dari harga minyak mentah yang berada dalam kisaran rendah, mencapai angka US$73 per barel, serta pemburukan sentimen global.

Kebijakan pengetatan likuiditas di China dan pembatasan perbankan AS, telah menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya pemulihan ekonomi global. Demikian juga spekulasi pemilihan gubernur bank sentral AS yang baru, serta ketidakmampuan Yunani dalam membiayai defisit anggarannya.

Setelah terpuruk beberapa sesi sebelumnya, BUMI pada Kamis (28/1), mengalami technical rebound, dengan naik Rp75 ke Rp2.550. Penguatan bursa regional dimanfaatkan investor untuk memburu saham-saham unggulan. Apalagi peringkat utang Indonesia dinaikkan oleh Fitch Rating. IHSG pun melesat 2%, tertinggi di kawasan Asia,.

Namun, penguatan ini hanya sesaat. Di penghujung perdagangan pekan ini, BUMI kembali berbalik arah melemah, dengan turun Rp75 ke Rp2.475. Selain terimbas faktor akhir pekan, masih lemahnya harga minyak dan berlanjutnya masalah pajak juga memberi tekanan pada BUMI.

Aburizal Bakrie, pimpinan grup Bakrie, menyatakan siap menghadapi Direktorat Jenderal Pajak di pengadilan terkait tudingan tunggakan pajak senilai Rp 2,1 triliun terhadap BUMI.

Dalam pembicaraan di Twitter miliknya Jumat (29/1), Ical bersedia melakukan pembayaran atas seluruh kewajiban pajak, jika pada akhirnya pengadilan memutuskan BUMI bersalah. "Kita buktikan saja di pengadilan. Kan ketahuan siapa yang benar atau salah," ujarnya.

Saat ini, Kaltim Prima Coal (KPC), anak usaha BUMI, sedang mengajukan gugatan terhadap Ditjen Pajak terkait proses penyelidikan yang menuding perseroan melakukan tindak pidana pajak senilai Rp2.1 triliun. KPC menganggap Ditjen Pajak sewenang-wenang dan dilandaskan hukum yang salah dalam proses penyelidikannya.

BUMI pun menanti keputusan banding Mahkamah Agung soal perbedaan hitungan pajak perseroan dengan versi Direktorat Jendral Pajak. Dalam laporan keuangannya periode triwulan III-2009, BUMI menyatakan telah melakukan pembayaran tambahan pajak PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, masing-masing US$ 119,807 juta dan US$ 92,840 juta. Totalnya sekitar US$ 212,647 juta (Rp 2,1 triliun). [mdr]
30/01/2010 - 17:00
BUMI Masih Raja Tambang di Bursa
Susan Silaban

INILAH.COM, Jakarta - Walaupun anak usaha Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai pengemplang pajak oleh Dirjen Pajak, namun sahamnya masih terus diburu. Dari 10 emiten sektor tambang, BUMI masih jadi pemimpin selama sepekan ini.

Berdasarkan data resmi BEI seperti dikutip INILAH.COM, total saham yang diperdagangkan BUMI sebanyak 184.237.000 saham sedangkan ADRO hanya 67.205.500 saham. Ada juga ITMG lebih kecil hanya 2.662.000 saham atau tak jauh beda dengan PTBA yang sebanyak 1.695.000 saham.

Sedangkan ATPK lebih besar ketimbang BYAN dan GTBO dimana sebanyak 107.500 saham, sedangkan BYAN sebanyak 77.500 dan GTBA hanya 75.000. Sayang, saham KKGI, PKPK. dan PTRO tak ada pergerakan bahkan tak ada perdagangan pada hari Jumat (29/1). [san/cms]

Jumat, 29 Januari 2010

kpc penunggak pajak ... 290110

Kaltim Prima Coal gugat Ditjen Pajak
23 Jan 2010
Bisnis Indonesia Nasional
Kaltim Prima Coal gugat Ditjen Pajak

OLEH ACHMAD ARIS IRSAD SATI
Bisnis Indonesia

JAKARTA Satu dari tiga perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie yang diduga melakukan tindak pidana pajak senilai Rp2,l triliun, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), diketahui telah mengajukan gugatan praperadilan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas proses penyidikan yang dilakukan Ditjen Pajak.

Gugatan itu disampaikan KPC pada 18 Januari 2010 melalui kantor pengacara Aji Wijaya, Sunarto Yudo dan rekan yang bertindak sebagai kuasa hukum perusahaan. Berdasarkan salinan surat permohonan praperadilan yang diperoleh Bisnis, disebutkan bahwa pihak KPC merasa keberatan atas tindakan penyidikan yang dilakukan oleh Ditjen Pajak dan menganggapnya sebagai tindakan yang sewenang-wenang serta melawan hukum.

"Menyatakan tindakan penyidikan berdasarkan surat perintah penyidikan dengan No. Prin 01/WPJ.19/BD.03/2009 tertanggal 30 Maret 2009 haruslah dihentikan demi hukum," tulis surat itu. Ada tiga hal yang dipersoalkan pihak KPC dalam materi gugatannya yaitu, pertama, pada saat melakukan pemeriksaan bukti permulaan, Ditjen Pajak tidak pernah menghentikan terlebih dahulu proses pemeriksaan biasa yang dilakukan karena adanya lebih bayar atas status pajak terutang perusahaan pada 2007.

Padahal, berdasarkan SE Dirjen Pajak 04/PJ/2005 diatur apabila pemeriksaan biasa akan ditingkatkan menjadi pemeriksaan bukti permulaan harus dihentikan dengan menerbitkan LPP Sumier. "Namun sesuai fakta yang ada sampai dengan dikeluarkannya Sprin Pemeriksaan Buper [4 Maret 2009], termohon [Ditjen Pajak) tidak pernah melakukan penghentian pemeriksaan apalagi sampai menerbitkan LPP Sumier."

Kedua, pihak KPC menganggap penerbitan Sprin Pemeriksaan Buper dilandaskan pada dasar hukum yang salah yaitu UU No. 28/2007 tentang KUP. Padahal seharusnya untuk tahun pajak 2007 dasar hukum yang digunakan masih UU KUP yang lama, yakni UU No. 16/2000.

Terkait hal ini, pihak KPC mengaku telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Pajak pada 20 Maret 2009 dan dikabulkan oleh majelis hakim pada 8 Desember 2009 dengan dibatalkannya pemberlakuan Sprin Pemeriksaan Buper.

Dan ketiga, pihak KPC menganggap surat perintah penyidikan yang dikeluarkan Ditjen Pajak pada 30 Maret 2009 merupakan tindakan yang melampaui kewenangan dan merupakan bentuk melawan hukum karena surat tersebut dikeluarkan pada saat proses gugatan di Pengadilan Pajak atas surat perintah pemeriksaan bukti perkara (Sprin Pemeriksaan Buper) sedang berlangsung. "Bahwa proses penyidikan yang dilaksanakan oleh termohon tersebut sampai dengan permohonan praperadilan ini diajukan masih terus dilaksanakan, meskipun telah terdapat Putusan Pengadilan Pajak yang telah membatalkan Sprin Pemeriksaan Buper"

Baru lisan

Pit Direktur Intelijen dan Penyidikan Ditjen Pajak Pontas Pane mengaku baru mendapatkan informasi secara lisan mengenai adanya surat permohonan gugatan praperadilan yang diajukan oleh pihak KPC terhadap tindakan penyidikan yang dilakukan Ditjen Pajak.

"Saya baru tahu secara lisan kalau ada surat permohonan itu. Jadi saya belum tahu apa yang menjadi keberatan mereka," katanya saat dikonfirmasi mengenai adanya surat permohonan tersebut, kemarin. Namun, menurutnya, berdasarkan Pasal 77 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang menjadi ranah gugatan praperadilan adalah untuk menguji sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan.

"Jadi berdasarkan itu, pengujian sah tidaknya proses penyidikan yang sedang berlangsung bukan merupakan ranah gugatan praperadilan," jelasnya. Ditjen Pajak pada 11 Desember 2009 menyatakan tengah mengusut dugaan tindak pidana pajak kurang-lebih senilai Rp2,l triliun, yang dilakukan tiga perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie.

Tiga perusahaan tambang itu adalah PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Arutmin Indonesia (AI). Untuk KPC dan BUMI telah dilakukan tindakan penyidikan, sementara untuk AI masih dalam tahap pemeriksaan bukti permulaan.

Bodong Dalam perkembangan lain, kuasa hukum PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) mengklaim menemukan bukti baru berupa surat berharga bodong yang ditandatangani manajemen lama dengan nilai US$170 juta dan Rp45miliar.

Kuasa hukum TPI dari Marthen Pongrekun and Assosiated, Moses Grafi, mengatakan surat berharga yang dimaksud yakni ditemukannya 170 lembar bond yang nilainya masing-masing US$1 juta serta 45 lembar bond dengan nilai nominal masing-masing Rpl miliar.

"Pihak manajemen lama yang menandatanganinya dan parahnya pihak TPI tidak mendapatkan hasilnya sedikit pun," katanya dalam siaran persnya, kemarin. Atas temuan baru itu, lanjutnya, pihaknya telah melaporkan ke pengadilan tinggi. Dia mengungkapkan surat berharga bodong tersebut ditemukan dalam berkas yang terselip dalam berkas-berkas sisa manajemen TPI yang tersisa.
Jumat, 29/01/2010 15:14 WIB
Sengketa Pajak BUMI
Ical : Kita Buktikan Saja di Pengadilan
Indro Bagus SU - detikFinance


Jakarta - Pucuk pimpinan grup Bakrie, Aburizal Bakrie menyatakan siap menghadapi Direktorat Jenderal Pajak di pengadilan terkait tudingan tunggakan pajak senilai Rp 2,1 triliun terhadap PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

"Kita buktikan saja di pengadilan. Kan ketahuan siapa yang benar atau salah," ujar Aburizal dalam akun Twitter miliknya yang dikutip detikFinance, Jumat (29/1/2010).

Menurut Aburizal, pihaknya siap melakukan pembayaran atas seluruh kewajiban pajak, jika pada akhirnya pengadilan memutuskan BUMI bersalah. "Kalau BUMI kalah ya bayar saja. Yang terkena 82% milik masyarakat," ujarnya. Tidak jelas apa maksud 82% milik masyarakat itu.

Seperti diketahui, Dirjen Pajak menuding perusahaan batubara milik grup Bakrie itu melakukan penunggakan pajak senilai Rp 2,1 triliun. Namun manajemen BUMI membantah hitungan versi Ditjen Pajak tersebut.

BUMI saat ini tengah menanti keputusan banding Mahkamah Agung soal perbedaan hitungan pajak perseroan dengan versi Direktorat Jendral Pajak. Dalam laporan keuangannya periode triwulan III-2009, BUMI menyatakan telah melakukan pembayaran tambahan pajak PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia, masing-masing senilai US$ 119,807 juta dan US$ 92,840 juta. Totalnya sekitar US$ 212,647 juta (Rp 2,1 triliun).

Dirjen Pajak saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut atas kasus tersebut. Hingga saat ini, Dirjen Pajak belum mempublikasikan detil yang terkandung dalam tudingan tunggakan pajak tersebut.


(dro/qom)
50_pop2.jpg (952×637)

Inilah Daftar 100 Penunggak Pajak Terbesar
Jumat, 29 Januari 2010 | 13:19 WIB

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi
TERKAIT:
Tunggakan Pajak 100 Perusahaan Rp 17,5 Triliun
Kementrian BUMN Fasilitasi Tunggakan Pajak BUMN
Menkeu: Tak Ada "Black List" Tanpa Alasan
Ternyata KPP Orang Kaya Belum Beroperasi
Biaya Promosi Kurangi Pajak yang Dibayar
GramediaShop: Sepuluh Perangkap Bisnis Sukses
GramediaShop: The Search
JAKARTA, KOMPAS.com — DPR telah menerima daftar nama 100 penunggak pajak kemarin. Wakil Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng mengatakan akan membentuk panitia kerja dan memanggil para penunggak pajak untuk dimintai keterangan soal tunggakan pajaknya. Inilah Daftar 100 Penunggak Pajak Terbesar.

1. Pertamina (Persero)
2. Karaha Bodas Company LLC
3. Industri Pulp Lestari
4. Badan Penyehatan Perbankan Nasional
5. Kalimanis Plywood Industries
6. Siemens Indonesia
7. Angkasa Pura II (Persero)
8. Bentala Kartika Abadi
9. Daya Guna Samudera Tbk
10. Direct Vision

11. Hyaat International-Asiapacific Limited
12. Djarma Aru
13. Televisi Republik Indonesia
14. Likpin Llc
15. Multi Kontrol Indonesia
16. Kereta Api Indonesia (Persero)
17. Bank BNI
18. TH Indo Plantations
19. ING International
20. Surya Dumai Industri Tbk

21. DSM Kaltim Melamine
22. Cosa International Group Limited
23. Bank Bukopin Tbk
24. Pasifik Satelit Nusantara
25. Bukit Makmur Mandiri Utama
26. Bank Global International Tbk
27. DP3KK
28. Gandhi Memorial International School
29. Sarana Niaga Perdana
30. Perdana Karya Perkasa Tbk

31. Sampoerna Agro Tbk
32. Seaunion Energy (Limau) Ltd
33. Agoda Rimba Irian
34. Total E & P Indonesia
35. Avera Pratama
36. Steady Safe Tbk
37. Toyota Tsusho Indonesia
38. Kaltim Prima Coal
39. Djakarta Llyod Kantor Pusat
40. Universal Foodwear Utama Indonesia

41. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
42. General Food Industries
43. Inti Indosawit Subur
44. Holcim Indonesia Tbk
45. Kinantan Senaputra
46. Pembangunan Sarana Jaya
47. Planet Electrindo
48. Mobil Exploration Indonesia
49. Textra Amspin
50. Semen Tonasa

51. Kaltim Methanol Industri
52. Eka Manunggal Lestari
53. Perkebunan Nusantara XIV
54. Toyo Denso Indonesia
55. Pertamina Unit Pembekalan
56. Salim Ivomas Pratama
57. Gajah Tunggal Mulia
58. Intimutiara Kimindo
59. Perkebunan Hasil Musi Lestari
60. Petro Oxo Nusantara

61. Dwi Satya Utama
62. Jamsostek (pusat)
63. Wira Insani
64. Ragam Logam
65. Catur Gatra Eka Perkasa
66. Perkebunan (Persero)
67. Pakerin
68. Central Proteinaprima Tbk
69. Daesung Eltec Indonesia
70. Merpati Nusantara Airlines
71. Madya Semarang
72. Hyundai Motor Indonesia
73. Aspirasi Luhur
74. Istaka Karya
75. Dongfang Electric Corporation Indonesia Project
76. Cakrawala Mega Indah
77. Gapura Angkasa
78. Sun Hope Investment
79. Texmaco Taman Synthetics
80. Singgar Mulia

81. Pulau Sambu
82. Il Jin Sun Garment
83. LKBN Antara
84. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
85. Astina Putera
86. Pindo Deli Pulp And Papermills
87. Sragen Abadi Textile Industri
88. Kaltim Parna Industri
89. Korina Semarang
90. Tiga Ombak

91. Menara Tiga Diesel
92. Valu Trada Indonesia
93. Asrigita Prasarana
94. Ivo Mas Tunggal
95. Sinar Kencana Inti Perkasa
96. Mandiri Eka Mandiri
97. Deutsche Bank AG
98. Wirakarya Sakti
99. Gunung Bayan Pratamacoal
100. Garuda Indonesia

(Kontan/Martina Prianti)

Operations
ImageThe coal deposit supporting the KPC mining area is of the Miocene Age. It occurs in the Balikpapan formation within the Kutai Basin 20 km from the coast in low, undulating rainforest country with incised stream channels and steeply sided ridge tops in places.
The coal was formed under geological conditions which resulted in almost uncontaminated organic deposits which were, over the past 20 million years, converted into thick, clean coal seams containing unusually low levels of ash. In addition, the coal was subjected to unique pressures exerted by a geological intrusion called the Pinang Dome. These pressures elevated the coal to a higher rank than its age would normally suggest.
Coal deposits divided onto two blocks named Sangatta Block and Bengalon Block where these two area separated by Bengalon River in the centra of KPC’s lease.
ImageIn Sangatta Block, coal occurs in nine principal seams to the west of the Pinang Dome and four principal seams to the south. Seam thickness varies from 0.5 metres to 15 metres, with most in the range 2 to 6 metres. Dips normally vary between 3 degrees and 20 degrees but can be up to 90 degress at outcrop. The overburden consists of incompetent mudstones, siltstones and sandstones.
In Bengalon Block, coal occurs in three principal seams in the west part of Bengalon and three other seams in the east part. Seam thickness varies from 0.8 metres to 10 metres. The dip varies from 5 degrees and 12 degrees. Bengalon has more complex geological setting where folds and faults are limiting coal deposits.
AREA
MARKETABLE RESERVES
MEASURED & INDICATED RESOURCES
TOTAL
Sengata
621
3020
3641
Bengalon
165
706
871
Total
786
3726
4512
*(in million metric tons) as of 31st December 2005
Minggu, 31/01/2010 18:30 WIB
Ditjen Pajak Ngotot Kejar Tunggakan Pajak Perusahaan Tutup
Suhendra - detikFinance


dok detikfinance Jakarta - Direktorat Jenderal (ditjen) Pajak akan tetap mengejar para perusahaan penunggak pajak meskipun perusahaan-perusahaan tersebut sudah lama dinyatakan tutup alias sudah tidak ada.

Dalam pengumuman resmi Ditjen Pajak ke Komisi XI DPR-RI beberapa waktu lalu, dari 100 perusahaan penunggak pajak terbesar setidaknya ada perusahaan atau instansi yang sudah tutup seperti Bank Global International, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Karaha Bodas Company LLC dan lain-lain.

"Artinya sampai kadaluwarsa yang 10 tahun ( 5 tahun berdasarkan UU Pajak terbaru), ada yang sudah bubar seperti Karaha Bodas, sudah diputus di arbitrase internasional menurut undang-undang pajak dia tetap berutang (sebelum kadaluwarsa)," jelas Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak Djoko Slamet Soerjoputro saat dihubungi detikFinance, Minggu (31/1/2010).

"Sampai nanti pada waktu dan batas tertentu boleh diusulkan untuk dihapus oleh menteri keuangan. Sekarang ini statusnya masih tahap penagihan, terus tetap diusahakan pencairannya," imbuhnya.

Ia menjelaskan pihaknya akan tetap mengejar tagihan pajak bagi para pemilik atau pun direksi perusahaan bersangkutan meskipun telah melarikan diri ke luar negeri. Jika sudah tidak memungkinkan lagi untuk ditagih alias mentok, maka ditjen pajak akan mengusulkan kepada menteri keuangan untuk dihapus kewajiban pajaknya, setelah melewati batas kadaluwarsa.

"Nah yang sudah kabur bisa melalui pendekatan bilateral, kita kejar terus," ucapnya.

Djoko menambahkan mengenai batas kadaluwarsa penagihan, dalam kondisi tertentu bisa diperpanjang kembali jika ada tanda-tanda itikad baik dari wajib pajak penunggak, seperti mulai melakukan pencicilan utangnya.

"Batas kadaluwarsa bisa mundur lagi atau diperpanjang jika ada cicilan,"katanya.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Moneter, Fiskal dan Kebijakan Publik Hariyadi Sukamdani mengatakan penagihan tunggakan pajak bagi perusahaan yang tutup merupakan langkah yang sia-sia. Apalagi diumumkan bersamaan dengan perusahaan-perusahaan yang masih eksis, terlebih lagi pengumuman tersebut masih terjadi perbedaaan pandangan antara ditjen pajak dengan perusahaan yang bersangkutan.

"Kasihan perusahaan tersebut disamakan dengan perusahaan-perusahaan yang tutup. Lagi pula perusahaan yang sudah tutup mau apa, apa yang mau dikejar," katanya.

Padahal kata dia, disatu sisi ditjen pajak memiliki otoritas dalam merahasiakan data wajib pajak. Langkah pengumuman menurutnya kurang bijak karena seharusnya hal-hal tersebut bisa diselesaikan secara internal atau melalui jalur hukum.

"Dampaknya kepercayaan dunia usaha yang selama ini sudah terbangun kepada ditjen pajak, jadi memanas lagi," katanya.

Dalam situs Ditjen Pajak yang dikutip oleh detikFinance, tindakan penagihan pajak dilakukan apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran belum dilunasi, akan dilakukan tindakan penagihan pajak sebagai berikut:

a. Surat Teguran

Utang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 (tujuh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran, akan diterbitkan Surat Teguran.

b. Surat Paksa

Utang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran tidak dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan dibebani biaya penagihan pajak dengan Surat Paksa sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah). Utang pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak.

c. Surat Sita

Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan penyitaan, dengan dibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah).

d. Lelang

Dalam jangka waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan pengumuman lelang melalui media massa. Penjualan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang yang disita, dilaksanakan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka akan dibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.

Kadaluwarsa Penagihan

A.Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga,denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, kadaluwarsa setelah lampaui waktu 5(lima) tahun terhitung sejak sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan kembali.

B. Kadaluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila:

diterbitkan Surat Paksa;
Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak langsung;
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan karena Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut dipidana karena, melakukan tindak pidana dibidang Perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada Pendapatan Negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.


(hen/epi)

bumi itu imbasnya kecil, TAPI MENOHOK FULL ... 290110

29/01/2010 - 10:38
Willy Sanjaya
BUMI, Aset yang Berharga

INILAH.COM, Jakarta – PT Bumi Resources (BUMI), Jumat (29/1) diprediksikan melanjutkan penguatan seiring valuasi yang masih murah. Apalagi semua rumor negatif sudah dikonfirmasi tidak benar.
Pengamat pasar modal, Willy Sanjaya mengatakan potensi penguatan sahamBUMI hari ini salah satunya karena valuasinya yang murah dibandingkan perusahaan batubara lainnya. Selain itu, penguatan BUMI juga ditopang oleh terbantahkannya semua rumor negatif di pasar terkait emiten ini.

Ia memperkirakan, penguatan BUMI di semester pertama 2010 ini akan terjadi secara luar biasa. Apalagi emiten ini merupakan market leader. “Tanpa BUMI dan Grup Bakrie berapa sih perputaran kapitalisasi market. BUMI merupakan salah satu aset nasional yang sangat berharga,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.
Pada Kamis (28/1) BUMI menguat Rp75 (3,03%) menjadi Rp2.550 dengan intraday Rp2.550 dan Rp2.450. Volume transaksi 334,2 juta unit saham, senilai Rp838,5 miliar dan frekuensi 6.527 kali. Berikut wawancara lengkapnya.
Bagaimana prediksi pergerakan saham BUMI akhir pekan ini?
BUMI masih berpotensi menguat karena positifnya sentimen pasar. Koreksi BUMI sebelumnya akibat bursa regional anjlok dan bursa AS tidak stabil. Sekarang, pasar AS pontensial positif menyusul keputusan The Fed. Bank Sentral AS itu menahan suku bunga acuan di level rendah 0-0,25%. Ini menjadi kabar gembira bagi pasar dan akan direspon dengan penguatan lebih lanjut. The Fed meyakinkan pasar, pemulihan ekonomi AS sudah stabil sejak Desember lalu. Secara umum pasar sudah tenang.
Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.675 dan support Rp2.475. Sebab, IHSG sendiri merupakan market kuat dengan kenaikan di atas 50 poin. Dibandingkan Singapura, indeks Indonesia hanya selisih 138 poin. Padahal beberapa tahun lalu masih 400-500 poin. Saat ini bursa Singapura di 2.757 dan Indonesia di 2.619. Indeks pun akan bertenger di 2.655–2.675 untuk Januari. Karena itu, BUMI masih potensial ke level upside-nya.
Bagaimana dengan semua rumor, seperti pertemuan dengan CIC di Bali?
Semua rumor negatif tentang BUMI setelah dikonfirmasi ke Senior Vice President Investor Relations, BUMI Dileep Srivastava, sudah terbantahkan. Dileep membantah bahwa China Invesment Corporation (CIC) bertemu dengan BUMI di Bali. Posisi CIC adalah mitra strategis BUMI setelah mengucurkan pinjaman senilai US$1,9 miliar beberapa waktu lalu. CIC memang berinvestasi di banyak negara terutama di sektor pertambangan. Salah satunya di Indonesia yang dipercayakan ke BUMI. BUMI menjadi perusahaan nasional yang patut dibanggakan.
Perseteruan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Aburizal Bakrie pun dibantah perseroan. Itu hanya rumor. Secara politik pun, sebenarnya Aburizal Bakrie dengan Sri Mulyani berteman.
Apakah BUMI juga membantah terkait tuduhan tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun?
Ya. Isu pajak merupakan ulah orang yang tidak menyukai kenaikan saham sejuta umat ini. BUMI merupakan market leader di Indonesia. Tanpa BUMI dan Grup Bakrie berapasih perputaran kapitalisasi market. BUMI merupakan salah satu aset nasional yang sangat berharga. Pendapatan perseroan sangat berkontribusi signifikan terhadap penerimaan pajak negara. BUMI merupakan pembayar pajak terbesar dan sudah menyelesaikan pembayaran pajak tahunan dengan baik. BUMI, dengan jumlah karyawan sangat besar merupakan perusahaan nasional dengan tambang di luar negeri.
Apakah rencana rights issue yang selama ini ditunggu-tunggu, juga hanya rumor?
Ya. BUMI sudah membantah terkait rumor tentang rights issue. Begitu juga rights issuePT Bakrie and Brothers (BNBR) di Rp65 per lembar saham. Semua sama sekali tidak masuk akal. Sebab, anak usaha BNBR yaitu ENRG (PT Energi Mega Persada) baru melakukan rights issue.
Dana tesebut masih sangat kuat. Semua anak usaha Bakrie Group termasuk BUMI bisa menggunakan dana hasil rights issue ENRG. Jadi, dana IPO dari BNBR sendiri masih sangat solid. Karena itu, BUMI pun dalam waktu dekat ini tidak akan melakukan rights issue. Tekait berita BUMI akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Januari ini pun tidak benar. RUPS akan dilaksanakan setahun ke depan.
Bagaimana koreksi minyak ke US$73 per barel ?
Penurunan harga minyak tidak berpengaruh negatif pada BUMI. Sebab, kontrak BUMI jangka panjang. Secara fundamental, BUMI masih murah ketimbang perusahaan batubara lain. Bahkan, dengan PE 10 kali, BUMI sangat murah.
Penguatan BUMI berikutnya akan terjadi secara luar biasa di semester pertama 2010 ini.
Lantas, apa rekomendasi untuk BUMI?
Saya rekomendasikan strong buy untuk BUMI. Target saya di Rp3.250 untuk jangka pendek sebelum akhir Februari. Target Rp3.800 untuk jangka menengah, di akhir Maret setelah penutupan tahun pajak. Sedangkan target akhir tahun di Rp4.500. [jin/ast]

analis pro jadi BLOON @bumi lage (12) ... 290110

Jumat, 29 Januari 2010 | 16:45

PASAR

Sentimen Global dan Aksi Jual Tekan IHSG



JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mampu mempertahankan kenaikan yang kemarin diraihnya. Sentimen buruk dari bursa global membuat investor memilih menjual saham-saham yang dimilikinya sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rontok 0,33% ke level 2.610,8.

Badai aksi jual masih menerpa saham-saham blue chip (unggulan). Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), misalnya, longsor 2,94% menjadi Rp 2.475. Broker yang paling banyak menjual saham BUMI adalah Kresna Graha Sekurindo, yaitu senilai Rp 101,5 miliar lalu CIMB Securities Indonesia Rp 29,4 miliar, dan Artha Securities Indonesia Rp 24,1 miliar. Saham PT United Tractor Tbk (UNTR) juga melorot 2,03% menjadi Rp 16.850. Aksi jual saham UNTR dilakukan oleh RBS Asia Securities senilai Rp 20,2 miliar, CIMB Securities Indonesia Rp 8,3 miliar, dan CLSA Indonesia Rp 8,3 miliar.

Berikutnya saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang tergelincir 1,88% menjadi Rp 31.400, saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) lengser 1,85% menjadi Rp 23.850, dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN) rontok 2,02% menjadi Rp 4.850.

Adapun saham-saham yang menjadi pengerek indeks adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 0,54% menjadi Rp 9.350, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkerek 2,56% menjadi Rp 5.000, dan PT Pacific Utama Tbk (LPPF) melambung 10,09% menjadi Rp 3.000. Kemudian, ada saham PT Bank Ekonomi Tbk (BAEK) yang melejit 11,11% menjadi Rp 3.000 dan PT Bank Kesawan Tbk (BKSW) meroket 16,90% menjadi Rp 830.

Transaksi perdagangan saham sepanjang hari ini terbilang masih di bawah rata-rata transaksi selama Januari 2010 yang sebesar Rp 4 triliun. Nilai transaksi saham hanya terkumpul Rp 3,24 triliun dengan volume saham yang ditransaksikan sebanyak 3,45 miliar saham. Sebanyak 40 saham harganya naik, 125 saham harganya turun, dan 69 saham harganya tetap.

Di Asia, indeks Nikkei 225 turun paling dalam 2,08% ke level 10.198,04 karena pengaruh data pengangguran AS yang meningkat dan melorotnya kinerja emiten sektor teknologi informasi (TI). Indeks Hang Seng tergelincir 1,15% ke level 20.121,99, indeks Shanghai turun 0,16% ke level 2.989,29, indeks Strait Times turun 0,51% ke level 2.743,75, dan indeks Kospi anjlok 2,44% ke level 1.602,43.



Hari Widowati kontan
28/01/2010 - 10:01
Parto Kawito
‘Wait and See’ Saja untuk BUMI!
INILAH.COM, Jakarta – Saham BUMI, Kamis (28/1) diprediksikan melanjutkan pelemahan. Sentimen negatif market, harga minyak, rencana rights issue, pajak, serta reklamasi bekas tambang anak usahnya, menjadi katalis.
Parto Kawito, Kepala Riset Infovesta Utama mengatakan, BUMI hari ini berpotensi melemah karena banyaknya sentimen negatif, baik dari market maupun dari sisi perseroan sendiri. “Karena itu, BUMI akan mengarah ke level support Rp2.400-2.300 dan Rp2.525 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dariINILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (27/1) saham BUMI melemah Rp100 (3,88%) menjadi Rp2.475 dengan intraday Rp2.600 dan Rp2.450. Sedangkan volume transaksi mencapai 352,1 juta unit saham senilai Rp885,04 miliar dan frekuensi 8.340 kali. Berikut wawancara lengkapnya.
Setelah 6 hari mengalami koreksi, apakah BUMI akan melemah hari ini?
Sepertinya akan begitu. Salah satunya faktornya adalah negatifnya sentimen market akibat pengetatan likuiditas di China. Selain itu, saham ini tersandung masalah reklamasi lahan bekas tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang notabene anak usaha BUMI. Seperti halnya PT Adaro Energy (ADRO), bekas penggalian tambang KPC di Kalimantan Timur tidak ditutup kembali.


Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level support Rp2.400-2.300 dan Rp2.525 sebagai level resistance-nya. Secara tren, saham ini menujukkan pelemahan. Jika level support 2.400 bisa ditembus hari ini, level support berikutnya berada di level Rp2.300. Sebab, BUMI juga mendapat sentimen negatif dari masalah tunggakan pajak senilai Rp2,1 triliun. Perseroan malah melakukan semacam protes ke Dirjen Pajak. Kalau sebuah perusahaan bermasalah dari sisi pajak kan repot juga itu.

Bagaimana dengan rencana rights issue?

Ya. Pelaku pasar saat ini masih menunggu kepastian rights issue. Jika rencana tersebut tidak jadi dilaksanakan, bisa jadi akan menjadi sentimen positif. Sebab, rights issue akan memaksa pemegang saham publik untuk menambah dana agar persentase kepemilikan sahamnya tidak berkurang.

Tapi, rights issue juga sebenarnya bisa berpengaruh positif dan juga bisa berpengaruh negatif tergantung di level harga berapa. Jika harga rights issue tidak terlalu murah, atau bahkan jauh di atas harga saat ini, bisa memicu spekulasi sehingga harga sahamnya bisa dikerek naik ke atas terlebih dahulu sebelum rights issue dilaksanakan.

Misalnya, harga BUMI saat ini di level Rp2.475. Sedangkan harga rights issue di level Rp2.600. Orang tidak akan bisa beli kecuali jika dinaikkan harganya ke level Rp2.800. Sebaliknya, jika ternyata harga rights issue di level Rp2.000 akan sangat negatif pengaruhnya. Harga saham yang dimiliki bisa turun.

Jika dilihat lebih jauh kalaupun BUMI tidak melakukan rights issue sebenarnya bermasalah juga. BUMI akan kesulitan mendapatkan dana. Akan mendapatkan dari mana untuk capital expenditure-nya.

Sentimen market masih negatif?

Berita regional saat ini kurang positif seiring pengetatan likuditas di China dan pembatasan gerak perbankan oleh pemerintahan Obama. Buktinya kemarin, bursa regional turun tajam dan hanya IHSG  yang mendingan. Akibatnya, pelemahan saham bukan hanya terjadi pada BUMI melainkan juga terjadi pada Grup Bakrie secara keseluruhan. Namun, pelemahan BUMI merupakan yang terdalam di grupnya.
Lalu, bagaimana pergerakan harga minyak?
Tren harga minyak juga melemah yang saat ini masih di level US$74 per barel . Harga minyak sendiri trennya diperkirakan masih akan melanjutkan pelemahan. Apalagi, cadangan minyak di AS dieperkirakan masih akan naik. Padahal sebelumnyainventory-nya sudah naik 1,3 juta barel.

Hal ini diperparah data pertumbuhan di Korea yang lebih rendah dari prediksi semua analis. Padahal konsumsi Korea merupakan rangking keempat terbesar di Asia. Ternyata pertumbuhannya di bawah ekspektasi sehingga menjadi sentimen negatif bagi harga minyak. Dipastikan akan negatif juga bagi BUMI. Level support harga minyak sendiri berada di angka US$69 untuk kembali mengarah ke penguatan. Itulah sentimen-sentimen negatif di pasar selain faktor pengetetan likuiditas di China.
Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
Saya sarankan agar pasar lebih baik wait and see terlebih dahulu dan masuk kembali di level support Rp2.100-2.150. Sebab, tren saat ini masih turun. Level support 2.100, merupakan level murah untuk BUMI sehingga investor bisa membelinya. Jika ternyata level ini berhasil ditembus ke bawah, BUMI bisa melemah ke level Rp1.700. Tapi saya rasa tidak separah itu.[jin/ast]

minyak menarik batu item, bumi maunya terseret ... 290110

29/01/2010 - 04:00
Cermati PTBA, BUMI, AALI, SMGR!
Wahid Ma'ruf

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan indeks pada perdagangan Jumat (29/1) diperkirakan melanjutkan penguatan. Indeks bergerak di kisaran 2.596-2.638 dengan saham pilihan PTBABUMI,AALISMGR.
Menurut analis saham Panin Securities, Purwoko Sartono, IHSG  mulai menguat setelah beberapa hari tertekan. "Besok (hari ini) kami perkirakan reboundnya indeks berpeluang untuk berlanjut. Kekhawatiran investor akan dampak kebijakan bank sentral China terlihat mulai mereda," katanya.

Pada perdagangan Kamis kemarin ditandai dengan reboundnya bursa regional serta relatif terkendalinya aksi demo berdampak positif bagi pergerakan IHSG. Indeks ditutup menguat 55,01 poin (+2,15% ) ke level 2.619,565. Terlihat saham bluechip mulai bergerak menguat (rebound) setelah beberapa hari tertekan.

Sementara menurut analis Sinarmas Securities, saham sektor pertambangan akan melanjutkan kenaikan. Sebab harga minyak naik mendekati US$80 per barel, yang mendorong harga batubara naik menjadi US$83,5 per matrik ton. "Apalagi dengan aksi demo yang aman diperkirakan mempengaruhi keputusan investor asing untuk menambah investasinya di Indonesia. Jadi indeks mungkin akan melanjutkan penguatan," katanya.

Beberapa saham pilihan seperti Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bumi Resources (BUMI), Astra Agro Lestari (AALI), Semen Gresik (SMGR). [hid]

Kamis, 28 Januari 2010

PAJAK BUMI, mosok seh ga beres (21) ... 280110

Pajak Batu Bara
Kontroversi Pajak Perusahaan Bakrie

Tak putus dirundung masalah. Begitulah yang dialami PT Bumi Resources Tbk (Bumi), pemilik mayoritas saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin. Setelah didera krisis moneter yang mengakibatkan nilai sahamnya turun drastis, kini perusahaan milik Grup Bakrie itu dituding menggelapkan pajak hingga trilyunan rupiah. Tidak tanggung-tanggung, Bumi dituduh "memanipulasi" pembayaran pajak US$ 1,22 milyar atau sekitar Rp 11,4 trilyun.

Data mengejutkan itu diungkapkan Koordinator Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW), Firdaus Ilyas. Menurut dia, angka US$ 1,22 milyar itu didapatkan dari koreksi terhadap utang royalti Bumi. Dalam laporan keuangan tahun 2008, utang royalti Bumi tertulis US$ 608 juta.

Selain utang royalti yang ditulis Bumi dalam laporannya, masih ada selisih yang ditemukan ICW, yakni sejumlah US$ 751 juta. "Kewajiban itu per 31 Desember 2008 dalam bentuk dana hasil penjualan batu bara (DHPB)," katanya kepada Lufti Avianto dari Gatra. Namun nilai utang DHPB itu belum seberapa. Ada lagi koreksi utang pajak Bumi yang belum dibayarkan.

Menurut perhitungan ICW, Bumi melaporkan pendapatan yang lebih rendah daripada kenyataan pada periode 2003-2008. "ICW menemukan ada selisih US$1,06 milyar," ujar Firdaus. Bumi melaporkan hasil penjualan batu bara senilai US$ 10,791 milyar, sedangkan hasil perhitungan ulang ICW menunjukkan angka US$ 11,851 milyar. "Manipulasi ini berpotensi mengurangi bagian negara pada DHPB dan berkurangnya kewajiban membayar pajak tiap tahunnya," ungkap Firdaus.

Selain itu, mestinya ada tambahan PPh badan senilai US$ 477 juta. "Bila ditambah US$ 751 juta, maka jumlah dana yang harus dibayar Bumi kepada negara mencapai US$ 1,22 milyar atau Rp 11,4 trilyun, baik dari utang DHPB maupun dugaan manipulasi pajak," tutur Firdaus.

ICW mensinyalir, modus penggelapan pajak itu meliputi laporan penerimaan lebih rendah ketimbang kenyataan dan memperbesar beban operasional atau beban usaha. "Sayangnya, kami agak sulit menghitung beban usaha dan ada atau tidaknya transfer pricing," ujar Firdaus.

Khusus soal pajak, ICW berencana menyampaikan hitung-hitungan itu kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak sebagai bahan masukan untuk melihat dari kewajaran laporannya. Firdaus menuding, Bumi telah memublikasikan laporan keuangan fiktif. Menurut dia, ICW hanya memproses data yang dilaporkan. ICW tidak bisa mengendus adanya transfer pricing dari data tersebut. Padahal, di dunia pertambangan, transfer pricing merupakan modus yang paling mudah.

"Data itu saja sudah membuktikan manipulasi dengan tidak melaporkan keuangan secara benar," kata Firdaus. Ia menilai, kasus ini merupakan praktek mafia perpajakan. Karena itu, ICW berniat menjadikan kasus Bumi ini sebagai pintu masuk untuk menjebol kasus pidana pajak lainnya. Misalnya yang terkait dengan PT Sinar Mas, Adaro, dan Indofood, yang pernah disinggung Dirjen Pajak beberapa waktu lalu.

Firdaus juga mendesak presiden untuk menindak tegas para pelaku yang tidak hanya memiliki utang pajak, melainkan juga diduga melakukan pidana pajak. Ini demi mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak dan menegakkan sanksi bagi mereka yang melanggar aturan tanpa pandang bulu.

***

Untuk mengklarifikasi tudingan ICW itu, Jumat lalu Gatra mengunjungi kantor Bumi Resources di Wisma Bakrie 2 lantai VII, di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan. Sayang, Senior Vice President Hubungan Investor PT Bumi Resources, Dileep Srivastava, sedang tidak berada di tempat. Corporate Secretary Bumi, Tessa Befiola, menginformasikan bahwa Dileep sedang berada di luar negeri.

Namun, lewat telepon seluler, Dileep mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bersedia merespons isu yang bukan pernyataan resmi dari pemerintah itu. "Kami telah meminta penjelasan resmi dari Ditjen Pajak. Tapi kami belum menerima info apa pun, selain pernyataan spekulasi liar di media," ungkap Dileep.

Dileep mengaku terkejut atas temuan ICW itu. "Sangat disayangkan isu tersebut digulirkan oleh institusi yang kredibel seperti ICW," katanya. Ia memastikan bahwa seluruh dokumen publik yang ada menunjukkan, PT Bumi Resources tidak pernah melanggar kewajibannya kepada negara.

Sebelumnya, Dileep mengakui bahwa pihaknya sedang menunggu klarifikasi Ditjen Pajak atas dugaan tunggakan pajak senilai Rp 2,1 trilyun. Dalam laporan Indo Premier Securities per 13 Januari 2010 disebutkan, pada Desember tahun lalu pejabat Ditjen Pajak mengklaim bahwa KPC dan Arutmin menunggak pajak Rp 2,1 trilyun.

Namun pihak Bumi menyatakan tidak ada indikasi tunggakan pajak sebesar itu. Dalam laporan itu hanya disebutkan adanya perbedaan perhitungan US$ 1.998.188, yang sedang diklarifikasikan kepada kantor pajak.

***

Pada saat ini, Ditjen Pajak Departemen Keuangan tengah menelisik dugaan tunggakan pajak senilai Rp 2,1 trilyun dari tiga perusahaan tambang Grup Bakrie, yakni PT Bumi Resources Tbk, PT Kaltim Prima Coal (KPC), dan PT Arutmin Indonesia. Anggota Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana, meminta pemerintah segera menyelesaikan dugaan tunggakan pajak tiga perusahaan tambang milik Grup Bakrie itu. "Kewajiban pajak mesti segera ditagih karena ini milik rakyat, milik negara," katanya.

Menurut Sutan, pemerintah bisa mengedepankan pendekatan persuasif dalam menyelesaikan persoalan utang pajak perusahaan tambang besar itu. Ia juga menyatakan, dugaan tunggakan pajak tersebut mesti diklarifikasi terlebih dahulu kepada perusahaan bersangkutan. "Kalau memang ada dispensasi, bisa saja dilakukan, asal sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Sutan pula.

Sutan juga berharap, pemerintah memberikan kesempatan kepada perusahaan Grup Bakrie itu untuk membayar secara mencicil jika pembayaran tunai tidak dimungkinkan. "Yang paling penting, mereka bayar utang pajaknya," Sultan menambahkan. Itu baru tunggakan resmi yang dirilis Ditjen Pajak, belum mengadopsi versi ICW. Mudah-mudahan bukan sekadar angin lalu.

Heru Pamuji
[Ekonomi, Gatra Nomor 11 Beredar Kamis, 21 Januari 2010]

bumi mantul naek ... 280110

28/01/2010 - 12:50
Saham Sesi Siang
ASII & BUMI Lambungkan Bursa
Ahmad Munjin


INILAH.COM, Jakarta – Rebound yang menghampiri bursa, diperkirakan akan berlanjut hingga penutupan. Saham ASII masih memimpin penguatan bursa, dengan BUMI mendominasi transaksi.

Pada perdagangan Kamis (28/1) sesi siang, IHSG ditutup menguat 43,04 poin (1,68%) ke level 2.607,593. Indeks saham unggulan LQ 45 naik 9,39001 poin (1,87%) ke level 509.98.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia berjalan cukup ramai, dimana volume transaksi tercatat 2.326 juta lembar saham, senilai Rp 1,95 triliun, dengan frekuensi 43.323 kali. Sebanyak 151 saham menguat, 26 melemah, dan 48 saham stagnan.

Semua sektor menopang penguatan indeks hari ini. Sektor aneka industri memimpin penguatan 3,97%, disusul industri dasar yang naik 2,76%, manufaktur 2,35%, pertambangan 2,02%, sektor perdagangan 1,91%, keuangan 1,36%, perkebunan 1,30%, properti 1,23%, infrastruktur 0,90%, dan konsumsi 0,70%.

Saham Astra International (ASII) memimpin penguatan, dengan naik Rp 1.500 menjadi Rp 35.850. Sedangkan PT Bumi Resources (BUMI) mendominasi transaksi, dengan nilai perdagangan mencapai 516 miliar, atau 26,5% total transaksi siang ini.

Viviet S Putri, analis Anugerah Securindo memperkirakan, penguatan indeks masih akan berlanjut hingga penutupan sore nanti. Selain dipicu sentimen positif dari AS, kenaikan rating perbankan Indonesia dan obligasi pemerintah oleh Fitch Rating pun masih akan mengangkat bursa.

“Indeks akan mengarah ke level resistance 2.606 dan 2.564 sebagai support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (28/1).

Menurutnya, kenaikan IHSG siang ini sudah sesuai prediksi pelaku pasar. Apalagi koreksi indeks beberapa hari terakhir, menyebabkan saham-saham di bursa mendekati level support-nya. “Karena itu, secara teknikal pun, indeks seharusnya menguat hari ini,” ujarnya.

Salah satu faktor utama penguatan indeks hari ini, lanjut Viviet adalah keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya di level 0-0,25%. Bank Sentral AS itu juga meyakinkan pasar, keadaan ekonomi di AS terus membaik sejak pertemuan The Fed di Desember 2009.

“Semua itu, direspon positif oleh pasar sehingga Wall Street sendiri mengalami technical rebound setelah mengalami koreksi beberapa hari sebelumnya,” paparnya.

Viviet menambahkan, saat ini, sentimen negatif dari pengetatan likuditas dari China masih belum menemukan kepastian. Pasar belum melihat arah kebijakan negara tirai bambu itu. Akibatnya, harga minyak masih koreksi di level US$73 per barel . “Sentimen negatif dari China mulai susut karena adanya berita positif dari AS,” ujarnya.
Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) sudah meng-update kembali outlookekonominya atas Indonesia. Sebelumnya lembaga keuangan internasional itu memprediksi pertumbuhan Indonesia hanya 4,8% dan sekarang direvisi menjadi 5,5% untuk 2010.

Semua itu memberikan tenaga bagi investor domestik untuk mengakumulasi saham, meskipun investor asing masih keluar bursa. Di sisi lain, kekhawatiran demonstrasi pada hari ini tidak berpengaruh negatif di bursa. “Pelaku pasar hari ini cenderung melakukan aksi beli saham,” timpalnya.
Sektor saham yang berpeluang menjadi penggerak indeks hari ini adalah perbankan, pertambangan, dan properti. Saham-saham pilihannya adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), PT Bank Tabungan Negara (BBTN) dan PT Delta Dunia Petroindo (DOID). “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham tersebut,” pungkasnya.

Di sisi lain, tim riset Henan Putihrai memprediksi, indeks hari ini akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Minimnya insentif yang ada diperkirakan akan membuat investor melakukan aksi wait and see. “Indeks hari ini kemungkinan akan bergerak pada rentang 2.532/2.548 – 2.588/2.611,” ungkapnya dalam riset harian Kamis (28/1).

Dari sisi teknikal, khususnya dengan menggunakan indikator williams%R, indeks memasuki wilayah oversold. Secara teoritis indeks akan melemah dalam beberapa hari ke depan, namun indeks akan segera reversal menuju bullish trend.

Jika indeks hari ini melemah, maka target penurunannya adalah level 2.547 yang merupakan support line CD dari uptrend channel ABCD. “Namun apabila indeks sanggup bertahan maka target kenaikannya adalah resistance I dan II hari ini,” katanya. [ast/mdr]

Rabu, 27 Januari 2010

yang tertekan, bumi, tetap menarik seh ... 270110

27/01/2010 - 10:01
Irwan Ibrahim
Koreksi Minyak Negatif bagi BUMI

INILAH.COM, Jakarta – Saham BUMI, Rabu (27/1) diprediksikan melanjutkan pelemahan. Pengetatan likuiditas di China dan AS memicu koreksi harga komoditas. Anak usaha Bakrie ini pun tertekan.

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan potensi pelemahan saham BUMI hari ini seiring pelemahan harga minyak mentah dunia yang saat berada di level US$74 per barel . Irwan bahkan memperkirakan harga minyak bisa menyentuh level US$71. Pemicunya adalah pengetatan likuiditas di China dan AS.
“Karena itu, BUMI akan mengarah ke level support Rp2.475 dan Rp2.625 sebagai levelresistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Selasa (26/1) saham BUMI ditutup melemah Rp100 (3,73%) menjadi Rp2.575 dengan intraday Rp2.675 dan Rp2.500. Volume transaksi mencapai 503,2 juta unit saham, senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 12.116 kali. Berikut wawancara lengkapnya.
Bagaimana peluang pergerakan BUMI hari inii?
Saya kira masih melanjutkan pelemahan. Ini masih disebabkan negatifnya sentimen market seiring pengetatan laikuiditas di China. Banyak perbankan di negara itu yang melakukan rights issue akibat keringnya likuiditas. Sebelumnya, otoritas moneter di China sudah menyerukan perbankan untuk membatasi kucuran kredit. Kemudian disusul kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) menjadi 16% dari 15,5% sebelumnya.
Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI akan mengarah ke level support Rp2.475 dan Rp2.625 sebagai level resistance-nya. Sebab, dengan ketatnya likuiditas di pasar regional dan global, tren harga komoditas juga turun. Harga minyak saat ini berada di level US$74 per barel. Ini akan berpengaruh negatif pada saham-saham sektor komoditas termasuk BUMI. Apalagi harga minyak akan terus turun ke level US$72 per barel. Bisa-bisa ke US$71.
Apakah laporan produksi BUMI, dimana penjualan batubara tumbuh 12,81% dan produksi batubara naik 6,89%, masih dapat mengangkat emiten ini?
Selain sentimen market, tidak ada lagi yang berpengaruh pada pergerakan saham BUMI. Termasuk, aksi korporasi sekalipun. Pemicunya adalah sentimen negatif China, yang diperparah aksi pemerintah Obama yang memperketat sistem perbankan di AS.
Obama berencana membatasi perbankan membiayai hedge funds dan private equity funds. Obama juga berencana memecah korporasi perbankan yang terlalu besar. Tujuannya sih baik, untuk membatasi tingkat risiko.
Namun, pasar saat ini merespons negatif. Sebab, rencana Obama itu akan mengerek naik cost of fund perbankan. Apalagi, langkah ini kemungkinan juga akan diikuti FOMC (Federal Open Market Committee) pada pertemuan mendatang. Kemungkinan tingkat suku bunga AS mulai naik. Investor mulai khawatir kemungkinan dinaikkannya suku bunga.
Alhasil, investor saat ini beralih ke portofolio dolar AS sehingga bursa saham di seluruh dunia rontok. Invetor juga keluar dari komoditas. Hal ini ditandai dengan koreksi harga minyak. Ini tentu sangat negatif bagi BUMI. Di sisi lain, indeks lokal pun akan terus turun seiring berlarut-larutnya penanganan skandal Bank Century oleh Pansus DPR.
Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
Saya rekomendasikan wait and see saja. Saya khawatir BUMI akan menuju level Rp2.200 hingga pekan depan. Tapi, pasar jangan buru-buru cut loss sambil menunggurebound berikutnya setelah data fundamentalnya dirilis. Kira-kira bulan Maret, BUMI akan naik lagi. Justru, pada saat pelemahan, merupakan kesempatan emas bagi investor untuk melakukan pembelian.[jin/ast]

info itu ... 270110

27/01/2010 - 19:34
Isu BUMI, Eh.. Cermati Dulu!


(Inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta - Sebagai saham sejuta umat, Bumi Resources (BUMI) selalu dihinggapi isu-isu yang aneh-aneh. Tak ayal, manajemen tetap berusaha melindungi pemegang saham. Kenapa?

Pergerakkan saham BUMI selalu diamati banyak investor atau pemegang saham. Kalau ada isu sedikit saja, selalu mempengaruhi harga BUMI. Namun terkadang, manajemen BUMI juga sering melakukan aksi yang tidak terduga. Sepertinya antara isu dan aksi korporasi yang belum jelas menjadi sulit dibedakan investor.

Namun soal informasi tanpa konfirmasi, kata Senior Vice President Investor Relations Corporate Communications, Company Secretary PT Bumi Resource, Dileep Srivastava, tegas menganggap merugikan pemegang saham. "Seluruh informasi berkenaan dengan perseroan wajib disetujui dan dikeluarkan oleh Departemen Hubungan Investor, yang bertugas melayani segala pertanyaan yang berkaitan dengan perseroan untuk memastikan kredibilitas dan akuntabilitasnya," tegas Dileep dalam keterangan resminya, Rabu (27/1).

Isu seputar BUMI memang banyak beredar. Untuk itu Dileep mengingatkan semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap perseroan untuk berhati-hati. Hal ini cukup relevan untuk menghadapi spekulasi dan rumor luar yang terjadi sekarang ini. "Jadi harus cermat dan melakukan penilaian kritis terhadap segala informasi yang dikeluarkan maupun tidak disetujui oleh kami," katanya mengingatkan.

Terakhir Dileep menegaskan BUMI sangat ingin menjadi perusahaan terpercaya, dihargai dan diminati oleh komunitas pemangku kepentingan. [hid]

Selasa, 26 Januari 2010

hold on 2 bumi, 2 hope for the best Feb ... 260110

26/01/2010 - 10:03
Arga Paradita Sutiono
Pertengahan Februari BUMI Akan ‘Hot’


(Inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (26/1) diprediksi hanya menguat tipis seiring kurang kondusifnya market regional. Saham ini baru akan kembali hot pada pertengahan Februari.

Arga Paradita Sutiono, research analyst Asia Kapitalindo Securities mengungkapkan potensi penguatan BUMI setelah ditutup di level harga tertingginya. Namun penguatan ini hanya tipis seiring kurang kondusifnya market regional dan penantian investor atas kepastian rencana rights issue.

Saham sejuta umat ini baru akan kembali hot pada pertengahan bulan depan karena valuasi fundamentalnya berada di level Rp3.200 “Untuk hari ini, BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.775 dan Rp2.550 sebagai level support-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.


Pada perdagangan Senin (25/1) saham BUMI ditutup stagnan di level Rp2.675, dengan intaraday Rp2.675 dan Rp2.600. Sedangkan volume transaksi mencapai 155,9 juta unit saham senilai Rp413,03 miliar dan frekuensi 3.183 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin berakhir stagnan, apakah BUMI berpotensi menguat hari ini?

Ada potensi penguatan. Sebab, kalau kita lihat pada perdagangan kemarin, saham ini ditutup di level harga tertingginya Rp2.675 meski dengan volume transaksi yang masih tipis. Hal ini menandakan buyer BUMI sendiri masih cukup kuat. Karena itu, saham ini akan terdorong menguat tipis.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.775 dan Rp2.550 sebagai level support-nya.

Bagaimana dengan sentimen dari harga batubara?

Dari sisi sentimen, BUMI mendapat dukungan dari harga batubara yang masih stabil di level US$97-98 per metrik ton. BUMI sebagai produsen batubara berkalori tinggi, dan sebagian besar diperuntukan bagi pasar ekspor, sentimennya sangat positif. Karena itu, tidak ada permasalahan bagi fundamental BUMI sendiri. Ekspektasi atas BUMI masih cukup menjanjikan.
Apakah ada imbas dari harga minyak yang terkoreksi ke level US$74 per barel ?


Ya. Sebab, koreksi harga minyak ke level US$74 tidak menjadi sentimen negatif bagi BUMI. Kalau kita lihat, harga batubara tetap stabil. Apalagi, koreksi minyak sudah diekspektasikan oleh pasar akibat kelebihan supply. Tapi saya akui, ada pengaruh harga minyak ke batubara. Sebab, untuk sektor energi, harga minyak selalu menjadi leading indicator-nya.

Harga komoditas yang lain akan turun, tapi jika melihat harga batubara sendiri, justru masih menguat terus. Sebab, ekspektasi permintaan terhadap batubara sangat tinggi untuk ke depan. Batubara menggantikan solar cukup tinggi terutama di China dan India. Apalagi, saat ini supply batubara tersendat akibat buruknya cuaca.

Sementara itu, untuk supply minyak sendiri justru tidak tersendat malah berlebih di beberapa penampungan. Akibatnya, harga minyak turun. Kecuali jika harga minyak dunia terus turun, harga batubara pun sebagai substitusi bisa juga turun.

Sentimen market bagaimana?

Saat ini ini pergerakan BUMI terkait situasi regional yang kurang baik. Akibatnya, untuk mengoleksi saham ini, pasar agak terhambat. Pada saat yang sama, pasar juga menunggu kejelasan rights issue perseroan. Hal ini dipicu China Invesment Cororation (CIC) yang meminta utang BUMI senilai US$1,9 triliun untuk dikonversi ke saham.

Karena itu, BUMI harus menambah saham baru. Bagi pemegang saham yang memiliki uang, bisa di-exercise. Tapi, bagi yang tidak memiliki uang, bisa melepas sahamnya. Jika tidak, presentase kepemilikan sahamnya terdilusi. Tapi, jumlah lembar sahamnya tetap.

Dari sisi fundamental pendapatannya, saham BUMI masih bagus meski masih terbebani utang. Tapi, dengan adanya rights issue beban utang BUMI bisa berkurang. Total utang BUMI kurang lebih mencapai Rp35 triliun. BUMI pada dasarnya masih cukup baik. Tapi saat ini BUMI masih cenderung konsolidasi. Penguatan pun masih terbatas.

Lantas, apa rekomendasi Anda?

Saya rekomendasikan ‘hold’ untuk BUMI hingga akhir Januari. Karena memang saat ini merupakan masa-masa konsolidasi. Tapi, kecenderungan manguat masih tetap ada. Saya perkirakan pada pertengahan Februari saham ini akan kembali hot. Sebab, dari sisi valuasi Asia Kapitalindo sendiri, saham BUMI sebenarnya masih rendah. Terget price BUMI berada di level Rp3.200 per lembar saham. Tapi, BUMI memang sangat volatile sehingga apapun isunya akan membuatnya bergerak. Secara fundamental harga BUMI masih di bawah target price. [jin/ast]

NNT jalan kencang lage dah ... 260110

Selasa, 26/01/2010 13:46 WIB
Pasca Kecelakaan
Newmont Buka Lagi Tambang Batu Hijau
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance


Tambang Batu Hijau Newmont (dok detikcom) Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) telah kembali melakukan aktivitas produksi pasca terjadinya longsor material di lokasi tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat pada Minggu, 17 Januari lalu.

"Aktifitas tambang sudah dilakukan, meskipun tidak terlalu normal," ujar Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Bambang Setiawan di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (26/1/2010).

Bambang menyatakan saat ini pihak Newmont masih memperbaiki lokasi tambang tersebut dan sudah pada tahap penyelesaian. Ia menambahkan aktivitas produksi tetap dilakukan karena Newmont masih memiliki tumpukan cadangan (stockpile) yang memadai.

Seperti diketahui, seorang pekerja PTNNT tewas akibat kecelakaan tragis di lokasi tambang Batu Hijau, Sumbawa Barat pada Minggu, 17 Januari 2010. Newmont memutuskan untuk menutup tambang itu hingga beberapa waktu.

Pekerja Newmont yang tewas adalah Johanis A. Dawir, yang merupakan operator dozer. Pada saat kejadian, Johanis A. Dawir tengah mengoperasikan dozer dan alat berat tersebut terkena longsoran material.

Lokasi kejadian segera diamankan dan upaya penyelamatan Johanis pun dilakukan dengan cepat. Johanis berhasil dikeluarkan namun dinyatakan meninggal oleh petugas medis yang berwenang jam 02.55 siang.

Newmont dalam siaran persnya, Senin (18/1/2010) menjelaskan, semua kegiatan di sumur tambang telah dihentikan hingga selesainya penyelidikan oleh Departemen ESDM dan PTNNT. Manajemen dan karyawan PTNNT bekerja sama secara penuh dengan pihak ESDM untuk memahami penyebab terjadinya kecelakaan ini.
(epi/qom)

Senin, 25 Januari 2010

25/01/2010 - 10:05
Ukie Jaya Mahendra
Likuiditas Susut, BUMI Tergerus

Ukie Jaya Mahendra
(inilah.com)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (25/1) diprediksikan melanjutkan pelemahan. Susutnya likuiditas di pasar menjadi salah satu pemicunya. Hold untuk BUMI!

Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securities mengatakan salah satu faktor koreksi saham BUMI hari ini adalah susutnya likuiditas di pasar. Menurutnya, secara perlahan dana mulai ditarik dari market sehingga terjadi capital outflow.
Hal ini bisa dilihat dari net sell asing senilai Rp1,46 triliun pekan lalu. “Karena itu, BUMI akan mengarah dan menguji level support Rp.2.500 dan level Rp2.675 sebagai resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta
Pada perdagangan Jumat (22/1) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,83%) menjadi Rp2.675, dengan intraday Rp2.675 dan Rp2.575. Volume transaksi mencapai 353,9 juta unit saham, senilai Rp926,3 miliar dan frekuensi 8.726 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah tiga hari terkoreksi, apakah ada potensi rebound bagi BUMI awal pekan ini?
Untuk saat ini belum ada potensi kenaikan. Sebab, pergerakan saham BUMI akan in line dengan penutupan indeks regional pekan lalu yang terkoreksi. Karena itu, sentimen market akan menggiring saham ini ke teritori negatif. Selain itu, pelemahan harga minyak mentah dunia ke level US$74 per barel  juga turut membuat BUMI tertekan.

Apakah koreksi ini juga didukung sentimen market eksternal?

Tren pergerakan saham saat ini memang berada dalam koreksi sementara. Hal ini dipicu likuiditas di pasar yang secara perlahan mulai ditarik dari market, sehingga terjadi capital outflow berupa net sell asing senilai Rp1,46 triliun pekan lalu.

Ini salah satunya sebagai respon terhadap rencana Presiden Obama yang akan membatasi perbankan untuk menempatkan dana spekulatifnya di hedge fund maupun private equity funds.

Selain itu, pasar juga saat ini belum terlalu percaya terhadap pemulihan ekonomi. Pasar melihat kondisi ketatnya likudiitas, data-data AS yang dirilis dan Eropa belum terlalu kuat menopang pemulihan ekonomi yang sustainable. Karena itulah pergerakan indeks dan BUMI akan inline dengan market regional.

Sampai kapan tren koreksi BUMI akan terjadi?

Peralihan dari saham dan komoditas ke dolar AS hanya bersifat sementara. Ini merupakan koreksi sehat dan normal. Saya perkirakan BUMI dan indeks akan koreksi hingga akhir Januari. Pada Februari baru bisa refresh , dan setelah itu juga baru bisa naik kembali.

Sampai level berapa, BUMI akan koreksi dan kemudian reversal naik kembali?

Tren koreksi BUMI akan terus terjadi hingga mencapai level support kuat di level Rp2.125, sebelum tembus ke level Rp2.000 per lembar saham. Karena itu, aksi korporasi apapun dari BUMI tidak akan berpengaruh positif ke BUMI. Terlalu berat bagi saham ini untuk melawan arus.

Harga batubara sendiri bagaimana pengaruhnya terhadap BUMI?

Dari sisi harga batubara, saham BUMI seharusnya bergerak positif. Sebab, permintaan batu bara saat ini justru tinggi. Meski saat ini harga batubara di Newcastle berada di level US$85-90 per metrik ton dari sebelumnya sempat di level US$102, seharusnya masih positif bagi BUMI.

Dari sisi valuasi?

Begitu juga jika dilihat dari sisi valuasi. IHSG pun sebenarnya masih rendah jika dibandingkan dengan indeks regional. Begitu juga dengan BUMI sehingga masih memiliki ruang menguat. Karena itu, dari sisi ini BUMI pun masih berpotensi menguat karena masih kompetitif. Artinya, tidak sepenuhnya benar, alasan valuasi indeks yang tinggi menjadi salah satu alasan koreksi.

Tapi, untuk saat ini sangat berat bagi BUMI melawan arus koreksi indeks.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan hold sementara untuk BUMI. Baru buy on weakness jika BUMI menembus level support-nya di Rp2.500. [jin/ast]

bumi yang kompetitif tapi kena imbas juga ... 250110

25/01/2010 - 09:12
Terbawa Arus Regional
Koreksi Berlanjut, ‘Hold’ BUMI
Ahmad Munjin


(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (25/1) diprediksikan melanjutkan pelemahan. Salah satunya karena koreksi harga minyak dunia ke level US$74 per barel. Hold untuk BUMI!
Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Securities mengatakan, potensi pelemahan saham BUMI hari ini in linedengan penutupan indeks regional pekan lalu yang mengalami koreksi. Karena itu, sentimen market akan menggiring saham sejuta umat ini ke teritori negatif.
Selain itu, pelemahan harga minyak mentah dunia ke level US$74 per barel  juga turut membuat saham batubara thermal tertekan. “Karena itu, BUMI akan mengarah dan menguji level support Rp.2.500 dan level Rp2.675 sebagai resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (24/1).


Pada perdagangan Jumat (22/1) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,83%) menjadi Rp2.675 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.725. Harga tertingginya mencapai Rp2.675 dan terendahnya Rp2.575. Volume transaksi mencapai 353,9 juta unit saham senilai Rp926,3 miliar dan frekuensi 8.726 kali.

Lebih jauh Ukie mengatakan tren pergerakan saham saat ini, sedang berada dalam koreksi sementara. Hal ini dipicu likuiditas di pasar yang secara perlahan mulai ditarik dari market sehingga terjadi capital outflow.

“Koreksi ini salah satunya masih terkait rencana Presiden Obama yang akan membatasi perbankan menempatkan dananya di hedge fund maupun private equity funds,” ujarnya.

Selain itu, pasar juga saat ini belum terlalu percaya terhadap pemulihan ekonomi. Pasar melihat kondisi ketatnya likuiditas, serta data-data yang dirilis di AS dan Eropa belum terlalu kuat menopang pemulihan ekonomi yang sustainable. “Karena itulah pergerakan indeks dan BUMI akan inline dengan market regional,” paparnya.

Ukie kembali mengatakan, peralihan dari saham dan komoditas ke dolar AS hanya bersifat sementara, sehat dan normal. Ia memperkirakan akan berlangsung hingga akhir Januari, baru kemudian BUMI dan indeks akan koreksi. “Pada Februari baru bisa refresh setelah itu baru bisa naik kembali,” imbuhnya.

Tren koreksi ini, akan terus terjadi hingga mencapai level support kuat di level Rp2.125 untuk BUMI sebelum tembus ke level Rp2.000 per lembar. “Aksi korporasi apapun dari BUMI tidak akan berpengaruh positif ke BUMI. Terlalu berat bagi BUMI untuk melawan arus,” timpalnya.

Tapi, dari sisi harga batubara, saham BUMI seharusnya bergerak positif. Sebab, permintaan batubara saat ini justru tinggi. Harga batubara di Newcastle berada di level US$85-90 per metrik ton dari sebelumnya sempat di level US$102, seharusnya masih positif bagi BUMI.

Begitu juga jika dari sisi valuasi, IHSG sebenarnya masih rendah dibandingkan indeks regional. Begitu juga dengan BUMI sehingga masih memiliki ruang menguat. Dari sisi ini, BUMI berpotensi menguat karena masih kompetitif.

Artinya, tidak sepenuhnya benar, alasan valuasi indeks yang tinggi menjadi salah satu alasan koreksi. “Tapi, untuk saat ini sangat berat bagi BUMI melawan arus koreksi indeks,” tuturnya.

Ukie merekomendasikan hold sementara untuk BUMI. “Baru buy on weakness jika BUMI menembus level support-nya di Rp2.500,” pungkasnya. [mdr]

Minggu, 24 Januari 2010

bumi diekspektasikan analis pro @3625 ... 240110

9M09 Results Beat Expectation
samuel sekuritas
Christine Salim
Post date: 07 Jan 10


Bumi Resources (BUMI) – Maintain BUY
Price: Rp2,750 – Target Price: Rp3,625

9M09 Results Beat Expectation
· Stronger than expected 9M09
· Operating performance on track.
· Tax issue could pose to higher tax rate going forward.
· Leverage remains high.(utank maseh gede)
· Still positive on coal price outlook
· Maintain BUY, TP Rp3,625/share

BUMI: Kinerja operasional di atas ekspektasi
• PT Bumi Resources (BUMI) mencatat penjualan batu bara sebanyak 58.1
juta ton di FY09, di atas ekspektasi kami yaitu 56.8 juta ton.
• Sementara total produksi dari KPC dan Arutmin mencapai 62 juta ton, di
atas perkiraan kami yaitu 58 juta ton.
• BUMI berencana menganggarkan capex US$1.1 miliar untuk menaikkan
produksi KPC dan Arutmin menjadi 100 juta ton/tahun pada 2012. BUMI:
Buy

kecelakaan kerja yang diselidiki di NNT-bumi : 240110

23/01/2010 - 16:44
Hujan, Penyebab Longsor di Tambang Newmont
Makarius Paru


(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Penyebab insiden longsor di tambang Batu Hijau milik PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) beberapa waktu lalu setelah melalui penyelidikan akhirnya disimpulkan karena tingginya curah hujan.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi (Dirjen Minerba) Bambang Setiawan kepada INILAH.COM, Jakarta, Sabtu (23/1). “Longsor yang terjadi beberapa waktu lalu di tambang batu hijau disebabkan oleh tingginya curah hujan, alhasil longsor terjadi secara langsung dan tidak bertahap. Menyebabkan alat yang memonitor gerakan tanah tidak bisa mendeteksi gerakan longsor,” kata Bambang Setiawan.

Bambang melanjutkan, terjadinya insiden longsor di mulut tambang memang telah menghentikan aktifitas penambangan. Namun, tidak menghentikan kegiatan produksi karena untuk produksi Newmont mengambil bahan dasar dari stock pile.

Ketika dihubungi terpisah, Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas Bumi (Ditjen Minerba) MS Marpaung mengatakan sampai saat ini kegiatan penambangan di tambang Batu Hijau masih dihentikan dan akan dilanjutkan untuk beberapa hari ke depan.

Akan tetapi lanjutnya, produksi konsentrat dan tembaga dari pabrik pengolahan tidak berhenti karena mereka memiliki cadangan ‘ore’ atau batuan biji dari stockpile. “Stok ore atau batuan biji yang ada di stock pile bisa tertahap sampai beberapa minggu ke depan,” kata Marpaung. [hid]

17% ke 31 persen ... 240110

23/01/2010 - 15:03
Minggu Depan, MDB Lunasi 7% Saham Divestasi Newmont
Makarius Paru

INILAH.COM, Jakarta - Komisaris PT Daerah Maju Bersaing (DMB) Heryadi Rahmat mengatakan, saat ini pihak PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sedang menyelesaikan urusan administrasi pengalihan 7% saham divestasi NNT jatah 2009. Diharapkan pekan depan Multi Daerah Bersaing (MDB) akan melakukan trasfer dana.

“RUPS pembahasan pembayaran saham 7% divestasi Newmont oleh Pemda NTB sudah dilakukan pada 15 Januari kemarin. Saat ini pihak Newmont sedang mengurus administrasi pengalihan nama kepemilikan saham 7% ke Kementerian ESDM, Kepala BKPM, dan juga Menkumham. Rencananya pekan depan segera dilakukan transaksi pembelian,” kata Heriyadi ketika dihubungi INILAH.COM, Jakarta Sabtu (23/1).

Tambahnya, pada RUPS 15 Januari kemarin, selain membahas pelaksanaan divestasi saham 7% 2009, RUPS juga menyetujui penempatan perwakilan Pemda NTB, melalui perusahaan patungannya dengan PT Multi Capital di PTNNT.

“Ada tiga perwakilan Pemda di PT NNT, terdiri atas dua anggota komisaris dan satu direksi. Khusus direksi belum diputuskan posisi pastinya,” katanya.

Lanjutnya, sementara terkait jatah divestasi Newmont 2010 sebesar 7%, Heriyadi mengatakan pembahasannya akan mulai dilakukan pada Maret mendatang. Adapun beberapa hal yang dibahas dalam divestasi saham 7% 2009 antara lain soal berapa harga sahamnya.

Sebelumnya, Gubernur NTB Muhamad Zainul Madji mengatakan kalau Pemda NTB juga akan memiliki saham 7% saham divestasi Newmont 2010. Bahkan Pemda NTB sudah jauh-jauh hari meneken perjanjian kerjasama dengan Multi Capital untuk mengambil semua saham divestasi Newmont sampai 31%.

Sampai saat ini Pemda NTB sudah berhasil mendapatkan saham divestasi Newmont hingga 17%, dengan rincian saham divestasi 2006 sebesar 3%, divestasi 2007 sebesar 7% dan divestasi 2008 sebesar 7%, total 17%. [san/cms]

Sabtu, 23 Januari 2010

bumi dalam pekan yang tak nyaman ... 230110

23/01/2010 - 13:03
Sepekan BUMI
Anjlok 4,5%, Terhadang Sentimen Eksternal
Agustina Melani

INILAH.COM, Jakarta – Pekan ini, BUMI kembali melanjutkan pelemahan, dengan anjlok 4,5%. Merosotnya harga komoditas dan sentimen negatif bursa saham eksternal merontokkan emiten batubara ini.

Hal itu disampaikan Pengamat Pasar Modal Aji Martono saat dihubungi INILAH.COM pada Sabtu (23/1). Aji menuturkan, harga saham BUMI selama sepekan anjlok dipicu pelemahan indeks saham global. “Hal ini juga dialami emiten lain, seperti PT United Tractor (UNTR), PT Aneka Tambang (ANTM), dan PT Timah (TINS),” katanya.

Menurutnya, saham BUMI sepekan ini sudah bergerak di level support 2.675 dan level resistance 2.875. Sedangkan secara teknikal, BUMI akhirnya ditutup pada level supportnya. “Tidak ada sentimen positif untuk saham BUMI," kata Aji.

Hal senada diungkapkan Senior Analis PT Indopremier Securities Dang Maulida Menurutnya, pelemahan harga BUMI selama sepekan dipicu penurunan harga komoditas dan indeks saham global. "Seminggu ini, harga BUMI memang turun dan sempat menyentuh level terendah di 2.575,” katanya.

Pada Jumat (22/1) kemarin, BUMI ditutup pada level 2.675 atau melemah 50 poin dari perdagangan sebelumnya. Di hari terakhir pekan ini, anak usaha Bakrie ini bergerak di kisaran Rp2.675 untuk level tertingginya hingga Rp2.575 untuk level terendahnya.

Sentimen negatif berasal dari harga komoditas seperti minyak yang terus turun, bahkan tembus level US$75 per barel. Selain kekhawatiran pengetatan kredit Cina yang diperkirakan akan berdampak pada melambatnya pemulihan ekonomi.

Aksi ini ditambah anjloknya indek Dow Jones, menyusul pengajuan proposal dari pihak gedung putih untuk mengurangi pengambilan risiko pada perbankan. Ini berarti, perbankan akan dilarang berinvestasi di hedge fund. Pernyataan ini tak pelak memicu pelemahan pada bursa Wall Street, dolar dan juga komoditas.

Namun, rilisnya data kinerja BUMI sempat mengangkat harga emiten ini pada Selasa (19/1). Anak usaha Bakrie ini terpantau naik Rp75 ke Rp2.800. BUMI mengumumkan penjualan batu bara pada 2009 sebanyak 58.1 juta ton. Sementara total produksi dari KPC dan Arutmin mencapai 62 juta ton. Di sisi lain, BUMI juga menganggarkan capex US$1.1 miliar untuk menaikkan produksi KPC dan Arutmin menjadi 100 juta ton per tahun pada 2012.

Penguatan BUMI juga didukung saham sektor tambang yang kembali rebound. Hal ini terjadi seiring naiknya harga minyak ke US$78.4/barel, pertama kalinya dalam 6 hari terakhir. Harga minyak naik, setelah Qatar mengatakan bahwa OPEC tidak akan menaikkan produksinya tahun ini. Selain dipicu spekulasi bahwa China akan menaikkan impor. Impor batubara China Desember 2009 dilaporkan mencapai rekor tertinggi di 16.38 juta ton.

Setelah menguat sesaat, saham-saham di bursa Indonesia kembali didera tekanan aksi profit taking. Saham grup Bakrie kembali lengser, termasuk BUMI yang melemah Rp25 ke Rp2.775. Pelemahan saham primadona ini bahkan menghambat penguatan bursa, dengan nilai transaksi sebesar Rp1,104 triliun, atau 24,2% total transaksi perdagangan.

Sentimen pemburukan bursa regional dan global yang terus berlangsung, akhirnya membuat BUMI terhimpit dan sulit bernafas. Harga emiten ini terus merosot, dimana pada Kamis (21/1) bertengger di Rp2.725 pada akhirnya ditutup di Rp2.675 pada Jumat (22/1).

Dang Maulida menambahkan, pelemahan harga BUMI pekan ini masih tergolong wajar. Ia pun memperkirakan koreksi yang dialami emiten ini hanya sementara, "Penurunan BUMI hanya jangka pendek saja,dan ada peluang menguat dalam jangka menengah. Ini karena fundamental BUMI yang masih baik," ujarnya. [ast/mdr]

Jumat, 22 Januari 2010

ga ngefek, tapi kejebur dah ... 220110

22/01/2010 - 10:01
Gina Novrina Nasution
Rapat CIC-Bakrie Tak Pengaruhi BUMI

Gina Novrina Nasution
INILAH.COM, Jakarta – Rapat CIC dengan Group Bakrie kemarin dinilai tak berpengaruh pada laju saham BUMI akhir pekan ini. Tapi secara teknis, anak usaha Bakrie ini masih berpeluang naik. Rekomendasi hold.

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities memperkirakan saham PT Bumi Resources (BUMI) akan mengalami penguatan teknis. Sebab, secara umum belum ada sentimen yang bisa menopang pegerakannya.

Bahkan, rapat kemarin antara China Invesment Corporation (CIC) dengan Grup Bakrie pun dinilainya tidak berpengaruh apa-apa. “Titik support di level Rp2.675 sangat kuat sehingga hari ini berpotensi menguat ke level resistance Rp2.800,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Kamis (21/1) saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,80%) menjadi Rp2.725, dengan intraday Rp2.825 dan Rp2.675. Sedangkan volume transaksi mencapai 236,5 juta unit saham senilai Rp647,9 miliar dan frekuensi 5.686 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah dua hari terkoreksi, apakah BUMI berpeluang rebound akhir pekan ini?

Secara teknikal, BUMI berpeluang menguat, karena dua hari kemarin mengalami pelemahan berturut-turut. Tapi, dari sisi sentimen market, saham sejuta umat ini sangat tergantung pada pergerakan bursa regional, terutama Hang Seng.

Pada perdagangan kemarin pun, meski bursa Eropa positif, tapi Shanghai dan IHSG terkoreksi. Selain karena faktor profit taking, juga kenaikan indeks sudah cukup tinggi sehingga terjadi jenuh beli (overbouhgt).

Meski kemarin China mencatatkan pertumbuhan 2009 di atas ekspektasi di level 8,7%, tapi prediksi pertumbuhan untuk tahun ini akan lebih rendah. Karena itu, sentimennya menjadi negatif terhadap BUMI dari sisi market.

Bagaimana dengan koreksi harga minyak ke US$75 per barel ?
Minyak akan menjadi sentimen positif jika harga minyak mentah dunia menguat kembali ke level US$80 per barel , didukung penguatan harga batu bara. Semua itu akan mendorong penguatan BUMI lebih jauh. Tapi, untuk saat ini, BUMI lebih terpengaruh oleh regional.

Lalu, seperti apa sentimen dari BUMI yang mencatat pertumbuhan penjualan batubara 12,81% dan produksi batubara yang naik 6,89% sepanjang 2009?
Seharusnya menjadi sentimen positif. Tapi, pelaku pasar saat ini lebih melihat bagaimana peluang penjualan dan produksi batu bara BUMI di 2010. Sedangkan dari sisi valuasi sejak 20 Desember 2009, saham ini mengalami penguatan berkelanjutan. Ini berarti, kalaupun hari ini terkoreksi sehingga genap menjadi tiga hari, sangat wajar. Tapi, secara teknikal tetap potensi penguatan masih ada.
Secara umum, sentimen positif untuk BUMI belum ada. Sekarang tinggal menuggu bagaimana pergerakan bursa regional saja. Regional sendiri saat ini masih mengkhawatirkan perekonomian yang belum pulih. Meskipun pulih terjadi perlambatan sehingga menjadi sentimen negatif dalam dua hari terakhir ini.
Bagaimana pengaruh dari rapat China Invesment Corporation (CIC) dengan Grup Bakrie kemarin?
Sangat tergantung pada hasil dari rapat tersebut. Salah satu pembicaraannya adalah soal konversi utang BUMI menjadi 10% saham baru melalui penawaran umum terbatas tanpa HMETD (hak memesan efek terlebih dahulu).. Kalau soal itu, konversi sudah diserap pasar. Kecuali, kalau rapat itu menghasilkan aksi korporasi yang baru. Hal itu pasti akan direspon pasar.
Saya justru mengharapkan rapat itu membahas proyek-proyek baru yang akan dilakukan di 2010. Itu pun proyeksinya harus berada di atas ekspektasi pasar seperti strategi baru dalam pengembangan usaha yang memang di luar pikiran pasar. Baru sentimennya akan sangat positif bagi BUMI.
Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
Secara tren saham BUMI untuk jangka menengah masih akan menguat. Tapi, di tengah minimnya sentimen untuk jangka menengah, saya rekomendasikan hold. Untuk jangka pendek, 3-4 hari, BUMI masuk ke area bearish jika titik support di 2.675 bisa ditembus. [jin/ast]
22/01/2010 - 08:59
Secara Teknis, BUMI Masih Bertenaga
Ahmad Munjin


(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Di tengah minimnya sentimen, saham PT Bumi Resources (BUMI), Jumat (22/1) diprediksikan menguat seiring koreksi teknis dua hari terakhir. Rekomendasi hold BUMI.

Analis riset dari Reliance Securities Gina Novrina Nasution mengatakan, potensi penguatan BUMI hari ini semata faktor teknikal setelah dua hari mengalami pelemahan berturut-turut.

“Titik support di level Rp2.675 sangat kuat sehingga hari ini berpotensi menguat ke level resistance Rp2.800,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (21/1) petang.

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp50 (1,80%) menjadi Rp2.725 dibandingkan sebelumnya di level Rp2.775. Harga tertingginya mencapai Rp2.825 dan terendahnya Rp2.675. Sedangkan volume transaksi mencapai 236,5 juta unit saham senilai Rp647,9 miliar dan frekuensi 5.686 kali.

Namun, Gina mengatakan dari sisi sentimen market saham sejuta umat ini sangat tergantung pada pergerakan bursa regional terutama Hang Seng. Pada perdagangan kemarin pun, meski bursa Eropa positif, tapi bursa China dan IHSG terkoreksi.

“Selain itu juga karena faktor profit taking, serta kenaikan indeks yang sudah cukup tinggi sehingga terjadi jenuh beli (overbouhgt),” ujarnya.

China mencatatkan pertumbuhan 2009 di atas ekspektasi di level 8,7%, tapi prediksi untuk tahun ini, pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu itu akan lebih rendah. “Karena itu, sentimennya menjadi negatif terhadap BUMI dari sisi market,” paparnya.

Kecuali, imbuhnya jika harga minyak mentah dunia menguat kembali ke level US$80 per barel dari saat ini di level US$77 yang didukung dengan penguatan harga batubara. Semua itu akan mendorong penguatan BUMI lebih jauh. “Tapi, untuk saat ini, BUMI lebih terpengaruh oleh regional,” timpalnya.

Sementara itu, menurutnya, sentimen dari BUMI yang mencatat pertumbuhan penjualan batubara sebesar 12,81% sepanjang 2009 dan produksi yang naik 6,89% seharusnya menjadi sentimen positif. “Tapi, pelaku pasar saat ini lebih melihat bagaimana peluang penjualan dan produksi batubara BUMI di 2010,” tukasnya.

Di sisi lain, dari sisi valuasi sejak 20 Desember 2009, saham sejuta umat ini mengalami penguatan berkelanjutan. Karena itu, kalaupun hari ini terjadi koreksi kembali sehingga genap menjadi tiga hari sangat wajar. “Tapi, secara teknikal tetap potensi penguatan masih ada,” tandasnya.

Secara umum, sentimen positif untuk BUMI belum ada, dan tinggal menunggu bagaimana pergerakan bursa regional saja. Regional sendiri saat ini masih mengkhawatirkan perekonomian yang belum pulih. “Meskipun pulih terjadi perlambatan sehingga menjadi sentimen negatif dalam dua hari terakhir ini,” imbuhnya.

Sementara itu, sentimen dari rapat China Invesment Corporation dengan Grup Bakrie kemarin menurutnya sangat tergantung pada hasil dari rapat tersebut. Salah satunya pembicaraan dalam rapat tersebut adalah soal konvesrsi utang BUMI.

“Kalau konversi sudah diserap pasar,” timpalnya. Kecuali, kalau rapat itu menghasilkan aksi korporasi yang baru. Hal itu dipastikan akan direspon oleh pasar.

Seperti diketahui, salah satu masalah yang dibahas dengan CIC adalah rencana perusahaan itu mengkonversi sejumlah pinjamannya ke BUMI menjadi 10% saham baru yang akan diterbitkan melalui penawaran umum terbatas tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Gina justru mengharapkan rapat itu membahas proyek-proyek baru yang akan dilakukan di 2010. Itu pun proyeksinya harus berada di atas ekspektasi pasar seperti strategi baru dalam pengembangan usaha di luar pikiran pasar. “Baru sentimennya akan sangat positif bagi BUMI,” tuturnya.

Secara tren, saham BUMI untuk jangka menengah masih akan menguat. Tapi, di tengah minimnya sentimen untuk jangka menengah, Gina merekomendasikan hold. “Untuk jangka pendek, 3-4 hari, BUMI masuk ke area bearish jika titik support di 2.675 bisa ditembus,” pungkasnya. [mdr]

Welcome All of You

Cari di Blog Ini