Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Sabtu, 31 Oktober 2009

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(3)

Jumat, 13/11/2009 00:00 WIB

Divestasi Newmont molor

oleh :

JAKARTA: Penyelesaian divestasi 14% saham PT Newmont Nusa Tenggara periode 2008-2009 senilai US$492,8 juta terpaksa diperpanjang hingga 23 November 2009 akibat Konsorsium Pemda Nusa Tenggara Barat dan PT Aneka Tambang belum juga menemukan titik temu soal pembagian porsi saham itu.



Di sisi lain, Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan No. 1532/III/PMA/2009 telah mengesahkan perubahan penyertaan modal perseroan terkait akuisisi 10% saham hak Pemda NTB melalui PT Multi Daerah Bersaing, perusahaan patungan pemda dan Grup Bakrie sehingga mereka harus segera membayar US$392 juta ke perusahaan tambang itu.



Dirjen Mineral, Batu bara, dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Bambang Setiawan membenarkan penyelesaian pembelian 14% saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu diundur hingga 23 November.



"Kami [pemerintah, Pemda NTB dan Newmont] sudah sepakat soal itu diundur hingga 23 November. Kami juga menunggu keputusan Meneg BUMN dan Menteri Keuangan, apakah tetap menggunakan Antam se-bagai wakil pemerintah pusat atau ada skema lain," ujarnya kemarin.



Penyebab molornya divestasi 14% adalah antara Pemda NTB dan Antam sebagai wakil pemerintah masih tidak mencapai kesepakatan soal pembagian porsi saham.



Sebagai koordinator, Pemda NTB menawarkan Antam harus membayar penuh 50% dari 14% saham Newmont. Namun, BUMN itu hanya mendapatkan porsi 37,5%. Sisanya atau 12,5% harus diserahkan kepada pemda. "Skema itu ditolak oleh Antam."



Gubernur NTB Zainul Madji juga mengakui masih adanya ganjalan itu. "Kami sepakat memperpanjang jadwal penandatanganan hingga tenggat waktu 23 November 2009 untuk menyelesaikan persoalan yang secara internal masih belum selesai, terutama soal surat Menkeu karena Antam telah mengembalikan mandat penunjukan pembelian itu. Pemda ikut saja dengan keputusan rapat tadi [kemarin]."



Berkaitan dengan deadlock-nya penyelesaian divestasi, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengakuinya.



Menurut dia, pemerintah memutuskan tetap menjalankan proses divestasi meskipun nantinya Antam batal menjadi wakil pemerintah pusat untuk pembelian saham itu. (agust.supriadi@bisnis.co.id/ibeth. nurbaiti@bisnis.co.id)



Oleh Agust Supriadi & Nurbaiti

Bisnis Indonesia

bisnis.com



Harga Divestasi Newmont Akhirnya Disepakati
Pemerintah pun optimistis proses divestasi saham Newmont bisa tuntas 12 November.
SABTU, 31 OKTOBER 2009, 19:04 WIB
Umi Kalsum, Ferial

Seorang pekerja Newmont di lapangan tembaga dan emas Batu Hijau, Sumbawa Barat (VIVAnews/Hadi Suprapto)
BERITA TERKAIT
Kuartal III, Penjualan Emas Newmont Naik 675%
Gagal Bertemu Newmont, Pemda NTB Menyerah
Pemerintah Desak Tuntaskan Divestasi Newmont
Pertemuan Newmont - Pemda NTB Gagal
Divestasi Newmont Bisa Diperpanjang 30 Tahun
Web Tools

VIVAnews - PT Multicapital dan Newmont Nusa Tenggara sudah menyepakati harga jual divestasi saham 2006 dan 2007 sebesar 14 persen.

"Semua persyaratan yang diajukan kedua belah pihak sudah didrop, harga juga sudah turun kini keduanya siap melakukan transaksi akhir," ujar Direktur Jenderal Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan seusai mengikuti Rapat Koordinasi di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Sabtu 31 Oktober 2009.

Dengan demikian, menurut dia, pemerintah optimistis proses divestasi saham Newmont baik terkait tahun 2006 dan 2007 maupun 2008 serta 2009 bisa dituntaskan sesuai jadwal yang direncanakan yaitu 12 November.

Bambang juga menegaskan, pihaknya tidak pernah meminta kalau Multicapital mundur dari pembelian Newmont apabila tidak berani mengambil risiko.

"Ada pernyataan, usulan dari pemda dan Multicapital, kalau misalnya nanti anggaran dasar, anggaran rumah tangganya Newmont ada masalah dengan salah satu stakeholder-nya, ini kan nanti jadi risiko bagi pemda dan Multicapital. Soal itu, saya minta kalau persyaratan itu tidak usah masuk," kata dia.

Kalau memang pemda tahu bahwa itu berisiko, kata dia, jangan dibuat persyaratan lagi. "Bukan soal duitnya. Kita kan mau beli kan lihat, oh ini ada risiko nggak usah masuk. Itu bukan soal duit," kata dia.


• VIVAnews

sinetron badut: eksekutif @ nnt ...

Sabtu, 31/10/2009 16:41 WIB
Pemerintah Tak Pernah Minta Multi Capital Mundur Beli Newmont
Whery Enggo Prayogi - detikFinance


Foto: Tambang Newmont Jakarta - Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Bambang Setiawan mengatakan dirinya tidak pernah meminta PT Daerah Multi Capital sebagai partner Pemda NTB mundur dari pembelian saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).

Bambang hanya mengingatkan Multi Capital harus menanggung setiap risiko yang ada nantinya.

Dia menjelaskan, ada pernyataan yang mengusulkan penambahan persyaratan dari Pemda dan Multi Capital, jika Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Newmont nantinya ada masalah dengan salah satu stakeholder -nya, maka mereka tidak ikut terlibat.

"Ini kan nanti jadi risiko bagi Pemda dan Multi Capital," ujar Bambang di kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (31/10/2009).

Menurutnya, usulan penambahan persyaratan tersebut sebaiknya tidak masuk dalam perjanjian baru. "Kalau memang Pemda tahu bahwa itu beresiko, ya nggak usah dibuat persyaratan lagi. Bukan soal duitnya," tegas Bambang.

Ia menambahkan, jika ingin memiliki sebagian saham NNT maka pihak pembeli tentu akan melihat atau mempelajarinya. "Jika ada risiko enggak usah masuk. Itu bukan soal duit," katanya.

Lanjut Bambang, ini hanya persyaratan dari kedua belak pihak saja. Namun beberapa waktu lalu keduanya telah sepakat untuk meniadakan semua permintaan masing-masing.

"Tolong dikoreksi, saya tidak pernah bilang kalau Multi Capital enggak ada duit, dan enggak usah masuk beli Newmont. Yang saya bilang, kalau Pemda mau beli, ada risikonya. Tetapi kalau anda bisa menanggulangi risiko itu ya silakan masuk," katanya.

"Intinya semua permintaan sudah di-drop , harga sudah turun dan keduanya siap melakukan transaksi akhir," imbuhnya.

Bambang optimis, perjanjian divestasi akan selesai sesuai jadwal, yaitu pada 12 November 2009. "Sekarang everything's gonna be all right ," tutupnya. (wep/dnl)
31/10/2009 - 12:19
Bambang Bantah Minta Multicapital Mundur Beli Newmont
Makarius Paru


(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Bambang Setiawan menegaskan dirinya tidak pernah meminta kalau Multi Capital mundur dari pembelian Newmont.

"Kan ada statement, usulan dari Pemda (NTB) dan Multicapital (anak usaha Bumi Resources (BUMI), kalau misalnya nanti anggaran dasar, anggaran rumah tangganya Newmont ada masalah dengan salah satu stakeholdernya, ini kan nanti bisa jadi risiko bagi Pemda dan Multicapital. Soal itu, saya minta kalau persyaratan itu nggak usah masuk. Kalau memang Pemda tahu bahwa itu berisiko, ya nggak usah dibuat persyaratan lagi. Jadi bukan soal duitnya. Kita kan mau beli kan lihat, oh ini ada risiko nggak. kalau ada nggak usah masuk. Itu bukan soal duit," kata Bambang usai mengikuti rapat koordinasi ekonomi di Gedung Menko Perekonomian Sabtu (31/10).

Jadi, lanjutnya itu bukan soal duitnya, tapi hanya persyaratan mereka saja. Namun pada pertemuan kemarin kedua belah pihak sudah sepakat untuk drop semua permintaan masing-masing.

"Tolong dikoreksi saya tidak pernah bilang, kalau Multicapital nggak ada duit, nggak usah masuk beli Newmont. Yang saya bilang kalau Pemda mau beli ada risikonya, itu mundur saja. Tetapi kalau bisa menanggulangi risiko itu, ya silahkan masuk," katanya.

Intinya, tegasnya, semua permintaan sudah didrop, harga sudah turun dan keduanya siap melakukan transaksi akhir. "Saya optimis bisa selesai sesuai shcedule 12 November nanti. Sekarang semuanya baik-baik saja," ujarnya. [cms]

31/10/2009 - 10:25
Soal Newmont, Menkeu Masih Tetap Tutup Mulut
Makarius Paru

Sri Mulyani
(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani masih belum mau angkat biacar seputar penyelesaian divestasi 14% saham Newmont.

Ketika ditanya usai menghadiri rapat kordinasi ekonomi di Gedung Menko Perekonomian, Sri enggan berkomentar terkait penyelesaian divestasi Newmont dan berlalu memasuki mobilnya.

Sementara itu Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan soal divestasi 14 persen segera akan diselesaikan. "Minggu depan segera kita selesaikan," kata Hatta Rajasa.

Tambahnya, pokoknya pekan depan akan dibahas bersama Menkeu dan Menteri ESDM. Sementara ditanya apakah pemerintah sudah menyiapkan dana untuk membeli saham tersebut, Hatta belum bisa memastikannya. "Nanti lah, kami akan bicarakan dulu," ujarnya. [cms]

Jumat, 30 Oktober 2009

asing MASUK LAGE ... 301009

Jumat, 30/10/2009 16:55 WIB
Investor Asing Borong Saham Rp 500 Miliar
Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - Investor-investor asing mulai melakukan pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan hari ini. Nilai transaksi beli bersih (net buy) asing di pasar reguler mencapai Rp 502,294 miliar.

Berdasarkan data perdagangan BEI seperti dikutip detikFinance, Jumat (30/10/2009), total nilai transaksi beli asing mencapai Rp 2,880 triliun di seluruh pasar, sedangkan transaksi jual asing di seluruh pasar sebesar Rp 2,382 triliun.

Nilai tersebut sudah termasuk transaksi tutup sendiri (crossing) saham PT Bristol Myers Squibb's Indonesia Tbk (SQBI - SQBB) senilai Rp 1,451 triliun yang diperantarai oleh PT Bahana Securities (DX). Transaksi ini merupakan bagian dari rencana akuisisi 97,97% saham Bristol oleh Taisho Pharmaceutical, perusahaan farmasi asal Jepang.

Diluar transaksi tersebut, total transaksi beli asing di pasar reguler mencapai Rp 1,320 triliun, meningkat drastis dibandingkan dengan aksi beli asing selama sepekan kemarin yang selalu ditutup net sell. Untuk transaksi jual asing di pasar reguler hari ini sebesar Rp 817,706 miliar.

Dengan demikian, transaksi beli bersih (net buy) asing mencapai Rp 502,294 miliar.

Konsentrasi pembelian asing terutama pada saham-saham batubara dan perbankan. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dibeli asing sebesar Rp 143,498 miliar, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar Rp 78,034 miliar. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar Rp 61,407 miliar, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 6,755 miliar.

Untuk saham perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dibeli asing sebesar Rp 118,951 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 108,586 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 59,214 miliar, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sebesar Rp 34,130 miliar.

Saham-saham lainnya yang menjadi incaran asing seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 159,701 miliar, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sebesar Rp 106,571 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 42,372 miliar, PT Semen Gresik Tbk (SMGR) sebesar Rp 45,053 miliar, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sebesar Rp 12,901 miliar dan sebagainya.

Untuk saham-saham yang menerima tekanan jual asing antara lain: PT Timah Tbk (TINS) sebesar Rp 33,227 miliar, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar Rp 13,512 miliar, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp 29,987 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp 20,818 miliar, PT Indosat Tbk (ISAT) sebesar Rp 15,988 miliar, PT London Sumatera Tbk (LSIP) sebesar Rp 9,774 miliar dan sebagainya.

Aksi pembelian asing ini memberikan angin segar pada lantai bursa pasca kejatuhan berturut-turut secara tajam selama hampir dua pekan. IHSG pun sejak pembukaan tadi pagi langsung menanjak cepat, malah sempat menembus level 2.400.

Meski akhirnya ditutup di bawah level 2.400, namun tren penguatan masih terlihat dengan naiknya saham-saham unggulan pada perdagangan hari ini. IHSG ditutup di level 2.367,701, naik 23,668 poin (1%) dengan nilai transaksi Rp 6,642 triliun.
(dro/qom)

sinetron badut: NNT moi...

Kuartal III, Penjualan Emas Newmont Naik 675%
Sedangkan penjualan tembaga meningkat 220 persen, dibandingkan periode yang sama 2008.
JUM'AT, 30 OKTOBER 2009, 16:51 WIB
Antique, Ferial

Kegiatan penambangan tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (VIVAnews/Hadi Suprapto)
BERITA TERKAIT
Gagal Bertemu Newmont, Pemda NTB Menyerah
Pemerintah Desak Tuntaskan Divestasi Newmont
Pertemuan Newmont - Pemda NTB Gagal
Divestasi Newmont Bisa Diperpanjang 30 Tahun
DESDM: 2014, Produksi Newmont Turun 7%
Web Tools

VIVAnews - Penjualan emas dan tembaga PT Newmont dari Tambang Batu Hijau Nusa Tenggara Barat (NTB) meningkat masing-masing 675 persen dan 220 persen pada kuartal ketiga tahun ini dibandingkan periode yang sama 2008, meski operasi tambang sempat terganggu.

Berdasarkan laporan Newmont Minning Corp dari Denver, pada kuartal ketiga ini penjualan emas mencapai 93,000 ounce, sedangkan penjualan tembaga 64 juta pound.

"Penjualan dari tambang Batu Hijau masing-masing mengalami kenaikan 675 dan 220 persen," ujar Newmont's President and Chief Executive Newmont Mining Corporation Richard O'Brien dalam rilis dari Denver, Jumat, 30 Oktober 2009.

Sedangkan untuk biaya produksi pada kuartal ketiga ini per ounce mencapai US$178 dan tembaga US$0,5 per pon atau lebih rendah dibandingkan dari target.

Batu Hijau tambang ini ditutup pada 18 September, setelah kegagalan geoteknik di dinding barat lubang yang terbuka. Kegiatan pertambangan kembali dibuka pada 10 Oktober, meski kegiatan pengolahan bijih tetap ditangguhkan.

"Perusahaan mengharapkan penundaan dalam akses bijih diantisipasi sebelumnya pada 2010 dan 2011, dengan penurunan marjinal bijih di tambang dari akhir Fase 6 lubang," kata dia.

O'Brien menuturkan, dampak operasi menangguhkan untuk emas dan tembaga output yang diharapkan menjadi minimal. Perusahaan menetapkan target 225.000 dan 250.000 ounce emas, dan 210 untuk 230 juta pound tembaga.

Untuk periode Januari-September tahun ini, penjualan emas berdiri di 239.000 ounce, sedangkan tembaga ada di 154 juta pound. Pada periode yang sama tahun lalu, penjualan emas dan tembaga berada di 212.000 ons dan 90 juta pound.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews

sinetron badut: NNT produktif kok ...

30/10/2009 - 15:05
Longsor, Newmont Tetap Optimalkan Produksi
Makarius Paru


(ist)
INILAH.COM, Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) tetap mengoptimalkan kapasitas produk tambang Batu Hijau pasca insiden longsor di areal tambang beberapa waktu lalu.

Demikian keterangan resmi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) Jumat (30/10). "Newmont tetap mengoptimalkan kemampuan produk emas dan tembaga dari tambang batu hijau. Selama 2009, produksi emas dan tembaga diharapkan bisa mendapatkan produksi maksimal antara 225.000 dan 250.000 ounces dan dan 210 and 230 million pounds," kata juru bicara NNT, Rubi Purnomo.

Sementara selama kuartal ketiga 2009, penjualan emas dan tembaga Newmont dari tambanga batu hijau di indonesia mencapai 93,000 ounces and 64 million pounds, dengan harga US$178 per ounce dan US$0.50 per pound. [hid]

sinetron badut:bolak balek bisulan ... (4)

30/10/2009 - 13:00
Darwin Siap Bahas Divestasi Newmont dengan Hatta
Makarius

Darwin Z Saleh
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Z Saleh siap memenuhi panggilan Menteri Kordinator Perekonomian guna membahas divestasi Newmont pekan depan.

"Saya belum dapat informasi, tetapi kalau Menko memanggil, kami tentunya siap untuk duduk bersama," kata Darwin usai Sholat Jumat di Gedung Departemen ESDM, Jakarta.

Dia melanjutkan, sementara terkait bagaimana peyelesaiaan divestasi ini nantinya, itu akan dibahas secara bersama dengan Menko Perekonomian.

Sebelumnya Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan pekan depan pihaknya akan melakukan pembahasan soal Newmont bersama Menteri ESDM dan juga Menteri Keuangan (Menkeu).

Untuk diketahui deadline divestasi Newmont baik 10 persen saham jatah Pemerintah Daerah (Pemda) NTB dan juga saham 14 persen jatah pemerintah pusat dan daerah semuanya jatuh pada tanggal 12 Nopember nanti.

Sementara sampai saat ini baik divestasi 10 persen saham untuk baik maupun yang 14 persen jatah pusat dan daerah belum juga menunjukan tanda-tanda penyelesaian. [cms]

analis pro BINGUNG liat fakta pahit ...301009

30/10/2009 - 10:27
Pardomuan Sihombing
'Buy on Weakness' untuk BUMI

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi tajam dalam waktu singkat yang dialami PT Bumi Resources (BUMI), diperkirakan akan mendongkrak emiten ini pada Jumat (30/10). Buy on weakness BUMI!

Pardomuan Sihombing, kepala riset PT Paramitra Alfa Sekuritas mengatakan, BUMI berpotensi besar menguat, setelah anjlok drastis dari Rp3.000 menuju Rp2.200-an. Investor akan memanfaatkan kondisi ini untuk kembali mengakumulasi saham sejuta umat ini.

Ia memperkirakan BUMI akan mengarah ke level resitance Rp2.600 dan Rp2.200 sebagai level support-nya. “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI,” katanya kepada Ahmad Munjin INILAH.COM, di Jakarta.

Pada Kamis (29/10) kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp75 (3,12%) menjadi Rp2.475, dengan intraday Rp2.475 dan Rp2.150. Volume transaksi mencapai 815,5 juta unit saham, senilai Rp 1,8 triliun dan frekuensi 17.154 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Apa prediksi Anda terkait pergerakan saham BUMI akhir pekan ini?

Saya perkirakan BUMI akan mengalami technical rebound, namun tipis. Penguatannya terjadi seiring penurunan harga saham ini, dari Rp3.000 menuju Rp2.200-an dalam waktu singkat. Investor akan memanfaatkan kondisi ini untuk kembali mengakumulasi saham sejuta umat ini.

Apakah ini bisa mengkonfirmasi, BUMI berada pada tren penguatannya?

Belum bisa. Karena, IHSG masih mendapat tekanan dari bursa global. Apalagi, BUMI sendiri sejak awal Maret 2009 sudah naik signifikan 650% dari level 400-an ke level Rp 3.000. Karena itu, sangat wajar jika pelaku pasar asing masih melakukan aksi profit taking. Ini harus dicermati invsetor karena 70% struktur pasar Indonesia masih didominasi asing.

Bagaimana dengan sentimen market?

Hal serupa terjadi pada IHSG yang pergerakannya dikontribusikan saham BUMI. Indeks juga hari ini diperkirakan memiliki potensi technical rebound menyusul koreksi tajam sebelumnya dalam waktu singkat. Namun ini masih bersifat spekulatif. Kalaupun menguat akan terbatas juga.

Market regional mulai kondusif dan harga komoditas mulai menguat. Rilis data pertumbuhan kuartal tiga ekonomi AS kemarin ternyata naik menjadi 3,5% dari prediksi 2,8%. Namun, pasar masih menunggu beberapa indikator ekonomi lainnya yang belum menunjukkan pemulihan.

Di sisi lain inflasi juga masih tinggi, karena kenaikan harga komoditas dikhawatirkan akan menstimulus kenaikan tingkat suku bunga. Karena itu, investor juga harus mewaspadai perkembangan ekonomi AS, meskipun pertumbuhan AS itu tertinggi sejak kuartal kedua 2008. Dari dalam negeri sendiri, rupiah masih cenderung terus melemah ke 9.600-an.

Kemarin, investor asing terpantau melakukan aksi net sell. Apakah hal ini akan berlanjut akhir pekan ini?

Pergerakan market kemarin sangat flutuatif, hingga melemah 117 poin atau di atas 4%, tapi terakhir hanya minus 11 poin. Pelemahan di sesi pertama disebabkan tekanan jual di bursa global dan bursa regional yang rata-rata melemah 1,5%, bahkan ada yang mencapai 2% seperti bursa Taiwan. IHSG juga mengikuti bursa regional.

Di sesi kedua kemarin, terjadi technical rebound menyusul penurunan beberapa hari terakhir. Meski terjadi pembalikan arah, asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp500 miliar. Asing justru membesar melakukan net sell di sesi pertama keluar Rp300 miliar dan Rp200 miliar di sesi kedua.

Artinya, terlihat terjadi distribusi asing yang disinyalir sebagai aksi profit taking yang return-nya sudah besar sejak awal tahun. Karena kemarin pun sektor energi volatilitasnya hingga 30%. Hari Jumat (30/10) ini juga, akan terjadi hal serupa.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resitance Rp2.600 dan Rp2.200 sebagai level support-nya. Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI. [ast]
30/10/2009 - 09:25
Rekomendasi Saham
Ayo Beli BUMI Saat Terkoreksi
Ahmad Munjin

INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Jumat (30/10) diprediksikan menguat terbatas menyusul koreksi tajam sebelumnya dalam waktu singkat. Buy on weaknessuntuk BUMI!

Pardomuan Sihombing, kepala riset PT Paramitra Alfa Sekuritas mengatakan penguatan BUMI seiring penurunan harga dari Rp3.000 menuju Rp2.200-an terjadi dalam waktu yang singkat. Investor akan memanfaatkan kondisi ini untuk kembali mengakumulasi saham sejuta umat ini.

Ia memperkirakan BUMI akan mengarah ke level resitance Rp2.600 dan Rp2.200 sebagai level support-nya. “Saya rekomendasikan buy on weakness untuk BUMI,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (29/10) petang.

Kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp75 (3,12%) menjadi Rp2.475 dibandingkan sebelumnya pada level Rp2.400. Harga tertingginya Rp2.475 dan terendah Rp2.150. Sedangkan volume transaksi mencapai 815,5 juta unit saham senilai Rp 1,8 triliun dan frekuenasi 17.154 kali.

Namun, Pardomuan mewanti-wanti kenaikan BUMI hari ini belum bisa dipastikan sebagai pembalikan arah. Bursa saham masih mendapat tekanan dari bursa global dan pelemahan harga komoditas. “Harga minyak dunia saat ini sudah melemah kembali ke level US$ 77 per barel ,” ujarnya.

Apalagi, BUMI sendiri sejak awal Maret 2009 sudah naik signifikan 650% dari level 400-an ke level Rp 3.000. Karena itu, sangat wajar jika pelaku pasar asing masih melakukan aksi profit taking. “Ini harus dicermati investor karena 70% struktur pasar Indonesia masih didominasi asing,” imbuhnya.

Hal serupa terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pergerakannya dikontribusikan saham BUMI. Memang indeks hari ini diperkirakan memiliki potensitechnical rebound menyusul koreksi tajam sebelumnya. “Namun ini masih bersifat spekulatif. Kalaupun menguat akan terbatas,” tukasnya.

Pasalnya, market regional belum kondusif dan harga komoditas belum kembali menguat. Walaupun rilis data pertumbuhan triwilan ketiga ekonomi AS kemarin ternyata naik menjadi 3,5% dari prediksi 2,8%, belum tentu mengerek naik bursa regional. “Karena, beberapa indikator ekonomi lainnya masih belum menunjukkan konfirmasi pemulihan,” timpalnya.

Di sisi lain inflasi juga masih akan tinggi karena kenaikan harga komoditas yang dikhawatirkan akan menstimulus kenaikan tingkat suku bunga. Karena itu, investor juga harus mewaspadai adanya kekhawatiran di AS tentang perkembangan ekonominya meskipun pertumbuhan AS tertinggi sejak kuartal kedua 2008.

“Dari dalam negeri, rupiah masih cenderung terus melemah ke 9.600-an.” Itulah yang menyebabkan pergerakan market kemarin sangat fluktuatif hingga melemah 117 poin dan terakhir minus 11 poin.

Pelemahan di sesi pertama memang karena terjadi tekanan jual di bursa global dan bursa regional yang rata-rata melemah 1,5% bahkan ada yang mencapai 2% seperti bursa Taiwan. “IHSG juga mengikuti bursa regional,” tuturnya.

Namun di sesi kedua kemarin, terjadi technical rebound menyusul penurunan indeks beberapa hari terakhir. Meski terjadi pembalikan arah, asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp500 miliar kemarin. “Asing justru membesar melakukan net sell di sesi pertama keluar Rp300 miliar dan Rp200 miliar di sesi kedua,” ungkapnya.

Dari sisi ini terlihat terjadi distribusi oleh asing yang disinyalir sebagai aksi profit takingdengan return yang sudah besar sejak awal tahun. Karena kemarin pun sektor energi mengalami volatilitas hingga 30%. “Hari Jumat (30/10) ini juga, akan terjadi hal serupa,” pungkasnya. [mdr]

bumi mulai disokong ASIENG LAGE...

30/10/2009 - 12:15
IHSG Kembali Rebound
Ahmad Munjin & Asteria


INILAH.COM, Jakarta – Sesi pertama perdagangan akhir pekan ini, IHSG memantapkan posisinya di atas level psikologis 2.400. Saham-saham unggulan mulai berbalik arah, dengan transaksi BUMI tetap mendominasi pasar.

Pada perdagangan Jumat (30/10) sesi siang, IHSG melonjak 56,486 poin (2,41%) ke level 2.400,519. Indeks saham unggulan LQ 45 naik 12,317 poin (2,68%) ke level 472,005.

Volume transaksi tercatat sebanyak 3.445 juta lembar saham, senilai Rp 4,234 triliun dengan frekuensi 66.382 kali. Sebanyak 150 saham naik, 26 turun dan 41 stagnan.

Sektor industri dasar memimpin penguatan bursa dengan naik 4,3%, disusul sektor tambang dan konsumsi yang naik 4%, properti 2,9%, perdagangan 2,7%, manufaktur 2,6%, finansial 1,9%, infrastruktur 1,5% dan perkebunan 1%. Sedangkan sektor aneka industri masih tertinggal di zona negatif.

Saham PT Bumi Resources (BUMI) naik Rp50 (2,02%) ke level Rp2.525. Transaksi emiten ini mendominasi pasar dengan kontribusi sebesar Rp711 miliar, atau 16,8% dari total perdagangan siang ini.

Suryadi Candra Kasih, Kepala Riset e-Trading Securities memperkirakan IHSG hingga penutupan sore nanti, berpotensi menguat dalam kisaran terbatas. Hal ini terjadi seiring positifnya bursa global dan regional. “Indeks akan mengarah ke level resistance2.385 dan 2.360 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (30).

Menurutnya, penguatan indeks ini merupakan titik balik (reversal) jangka pendek dari koreksi tajam beberapa hari sebelumnya. Selain penguatan rupiah ke 9.555 per dolar AS. “Karena itu, membaiknya bursa global dan regional semakin memperkuat penguatan indeks,”ucapnya.

Hal ini didorong positifnya data pertumbuhan AS kuartal ketiga 2009 menjadi 3,5%, lebih tinggi dari asumsi pasar sebesar 2,8%. Pasar melihatnya sebagai sinyal recoveryekonomi global. “Pertumbuhan AS sangat kuat menjadi penopang indeks regional sehingga berpengaruh positif pada IHSG hari ini,” ujarnya.

Kendati demikian, lanjutnya, pertumbuhan AS belum dikonfirmasi dengan indikator-indikator ekonomi lainnya. Hal ini menyisakan kekhawatiran tentang prospek untuk jangka menengahnya.

Apalagi, pertumbuhan AS sendiri sudah terfaktorkan di pasar. “Karena itu, indeks masih kekurangan katalis penguatan di pasar dan membuat sentimen negatif jangka pendek,” paparnya.

Yang harus dicermati pasar, imbuh Suryadi, adalah harga minyak dunia yang saat ini berada di level US$ 80 per barel dan potensi penurunannya yang sudah sangat minim. Keadaan ini dinilai sangat potensial mengerek naik inflasi dan suku bunga.“Pelaku pasar sebaiknya benar-benar memperhatikan apakah inflasi akan menguat drastis atau hanya bergerak normal,” tuturnya.

Menurutnya, katalis kenaikan harga sektor komoditas berasal dari penguatan suku bunga. Saat ini, hanya Australia yang baru menaikkan suku bunga. Sedangkan negara lain masih wait and see. Hal itulah yang menyebabkan laju pergerakan market lebih bersifat spekulatif. “Karena The Fed sendiri kecil kemungkinan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat,” timpalnya.

Jika suku bunga naik, timpalnya, bisa saja investor pasar saham beralih ke pasar uang sehingga indeks tertekan. Namun di sisi lain kenaikan harga minyak dunia akan mengerek naik saham-saham sektor komoditas.

Terkait situasi ini, Suryadi merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham sektor perbankan seperti Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Mandiri (BMRI). Kemudian saham otomotif PT Astra International (ASII), saham infrastruktur PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan saham konsumsi PT Indofood Sukses Makmur (INDF).

“Dalam kondisi ini, investor seharusnya hold sampai ada tren penguatan yang konkrit, karena tren saat ini belum mengkonfirmasi penguatan jangka menengah

bumi BROS di ihsg pekan 26-30 Okt 09

Kamis, 29/10/2009 17:23 WIB
Volatilitas IHSG Terseret Laju Ekstrem Bakrie 7
Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - Saham-saham Bakrie 7 kembali berulah ekstrem pada perdagangan hari ini. Setelah ambruk pada perdagangan tadi pagi, menjelang penutupan, penguatan IHSG memberikan angin segar pada seluruh perdagangan saham. Koreksi tajam IHSG pun menipis.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/10/2009), saham-saham Bakrie 7 jatuh tajam dan memberikan sentimen yang sangat negatif pada seluruh perdagangan, menyeret IHSG ambruk 119,297 poin (5,09%) ke level 2.235,387.

Hampir seluruh saham baik saham raksasa maupun saham kecil ambruk pada sesi I tadi pagi. Sesaat setelah pembukaan, hanya 4 saham yang berada di teritori positif, sisanya berada di teritori negatif.

Ada dugaan kalau kejatuhan ini terkait dengan adanya aksi jual paksa (forced sell ) oleh sejumlah sekuritas terhadap portofolio nasabah-nasabahnya yang sudah memasuki batas Margin Call. Maklum saja, IHSG telah memasuki tren penurunan (bearish ) selama dua pekan.

Menurut sejumlah pelaku pasar, sangat mungkin kalau kejatuhan seketika level IHSG dalam waktu singkat dan transaksi tipis itu merupakan aksi forced sell yang dilakukan secara massal dalam waktu yang berdekatan. Apalagi, transaksi asing pun saat awal sesi I tidak tampak terlalu aktif.

Nah, saham-saham Bakrie 7 yang memang seluruhnya masuk dalam daftar saham yang bisa ditransaksikan dengan fasilitas marjin, sangat mungkin menjadi saham yang paling banyak terkena forced sell .

Seluruh saham Bakrie 7 ambruk tajam di sesi I. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sempat jatuh ke Rp 2.150, turun Rp 250 (10,41%), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sempat jatuh ke Rp 87, turun Rp 9 (9,37%), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) sempat jatuh Rp 40 (16,32%) ke Rp 205, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) sempat jatuh rp 25 (9,25%) ke Rp 245.

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) sempat jatuh Rp 80 (11,42%) ke Rp 620, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sempat jatuh Rp 19 (12,17%) ke Rp 137 dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sempat jatuh Rp 11 (10%) ke Rp 99.

Harga saham-saham Bakrie 7 yang terpuruk ini kemudian memberikan sentimen negatif pada perdagangan seluruh saham. Namun perlahan-lahan, IHSG mulai merangkak mengurangi penurunannya selama perdagangan hari ini, seiring dengan penguatan perlahan saham-saham Bakrie 7.

Menjelang penutupan sesi II, seluruh saham Bakrie 7 mendadak kebanjiran posisi beli. Rupanya, bursa Eropa yang dibuka menguat tipis membuat investor asing mulai melakukan aksi pembelian terhadap saham-saham Bakrie 7, meskipun tercatat masih net sell.

Namun dengan datangnya angin positif pada saham-saham Bakrie 7, seluruh perdagangan pun kembali bergairah melakukan pembelian. Wajar saja, saham-saham Bakrie 7 merupakan saham favorit investor asing. Jadi, pergerakan saham-saham Bakrie 7 sering dijadikan acuan para investor domestik guna menentukan arah IHSG.

Saham BUMI ditutup naik Rp 75 (3,12%) ke Rp 2.475 senilai Rp 1,862 triliun, BNBR ditutup naik Rp 5 (5,2%) ke Rp 101 senilai Rp 164,896 miliar, ENRG ditutup naik Rp 30 (12,24%) ke Rp 275 senilai Rp 101,979 miliar, ELTY naik Rp 10 (3,7%) ke Rp 280 senilai Rp 98,948 miliar, UNSP naik Rp 10 (1,42%) ke Rp 710 senilai Rp 92,575 miliar, DEWA naik Rp 14 (8,97%) ke Rp 170 senilai Rp 52,434 miliar dan BTEL naik Rp 5 (4,54%) ke Rp 115 senilai Rp 31,857 miliar.

Fluktuasi ekstrem saham Bakrie 7 hari ini jelas menunjukkan pengaruh kuatnya terhadap IHSG. Ketika saham-saham Bakrie 7 ambruk tajam, IHSG pun terseret sangat dalam. Sebaliknya, ketika saham-saham Bakrie 7 kemudian menguat tajam menembus teritori positif, IHSG pun terus menguat dan mengurangi minus 119 poin yang dialami pagi tadi.

IHSG ditutup di level 2.344,033, turun tipis 11,281 poin (0,47%) dengan nilai transaksi sebesar Rp 6,299 triliun. (dro/dnl)

bumi BERKALIMANTAN RIA terus (2)

NILAI AKUISISI TAMBANG US$ 500 JUTA, BHP Tertarik Tawaran Bumi
30/10/2009 08:21:58 WIB
Oleh Yohana SP Philips dan Jauhari Mahardhika

JAKARTA, INVESTOR DAILY
BHP Billiton Ltd merespons positif penawaran yang diajukan oleh PT Bumi Resources Tbk (BUMI) terkait akuisisi tambang batubara Maruwai di Kalimantan Tengah. Nilai penjualan aset perusahaan batubara terbesar di dunia itu sekitar US$ 500 juta.

BHP terus mengkaji rencana pelepasan 100% hak pengelolaan tambang batubara berkalori sangat tinggi (coking coal) tersebut. Perusahaan asal Australia itu juga mempelajari penjualan 25% saham pada setiap proyek di Kalimantan. “Penawaran akan difinalisasi pada 2 November 2009,” kata sumber yang mengetahui rencana penjualan aset BHP, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/10).

Proyek batubara BHP Billiton di Kalimantan dikelola oleh sejumlah anak usaha perseroan yaitu PT Lahai Coal, PT Maruwai Coal, PT Kalteng Coal, PT Pari Coal, PT Ratah Coal, PT Julai Coal, dan PT Sumber Barito Coal. Luas konsesi tambang batubara tersebut sekitar 355 ribu hektare (ha).

Khusus proyek Maruwai di Kalteng, BHP memproyeksikan kapasitas produksi batubara jenis coking coal (kokas) sebanyak satu juta ton per tahun. Coking Coal dibutuhkan untuk campuran bahan baku produksi baja.

Sementara itu, Senior Vice President Investor Relations Bumi Resources Dileep Srivastava menegaskan, pihaknya masih berminat terhadap tambang batubara milik BHP. “Kami sudah menyampaikan minat perusahaan kepada BHP. Kami sedang mencari pendanaan secara optimal untuk mendanai rencana pertumbuhan dan diversifikasi usaha,” ujarnya kepada Investor Daily, kemarin.

Selain Bumi Resources, sejumlah perusahaan lokal dan asing juga berambisi mengambil alih tambang batubara BHP di Maruwai. Mereka adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Itochu Indonesia.

BHP juga mengkaji opsi kerja sama operasi (joint operation) selain pelepasan kepemilikan di Maruwai. Salah satu perusahaan yang disebut-sebut bakal digandeng oleh BHP adalah Rio Tinto.

BHP telah menunjuk UBS Securities sebagai penasihat keuangan terkait aksi korporasi tersebut. Namun, Presiden Direktur UBS Securities Sarah Jane enggan menjelaskan lebih rinci. “Masih rahasia,” ujarnya.

Cari Pinjaman
Sebagai calon pembeli tambang BHP, Bukit Asam akan mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana akuisisi. “Selain dana internal, kami juga akan mencari pinjaman,” kata Dirut Bukit Asam Sukrisno.

Bukit Asam menyiapkan dana internal sebesar US$ 150 juta untuk akuisisi. Pihaknya akan membentuk konsorsium untuk mengeksekusi tambang batubara milik BHP. Perseroan siap memimpin konsorsium tersebut dengan kepemilikan saham sebesar 51%.

Sukrisno pernah mengungkapkan, sejumlah perusahaan tambang dan private equity telah berminat untuk masuk dalam konsorsium perseroan, termasuk perusahaan tambang BUMN.

Selain tambang milik BHP, Bukit Asam juga menggelar uji tuntas sejumlah kuasa penambangan (KP). Belum lama ini, perseroan telah mengakuisisi 51% saham perusahaan tambang batubara milik Grup Rajawali di Kalimantan Timur. Nilai akuisisi itu sebesar US$ 17,5 juta.

Produksi tambang batubara tersebut akan dimulai pada akhir Oktober ini. Tahap awal, kapasitas produksinya sebanyak 100 ribu ton. Hingga akhir tahun, Bukit Asam optimistis mampu menjual batubara sebanyak 13,5 juta ton. Hingga semester I-2009, penjualan batubara perseroan mencapai 5,8 juta ton.

NO more additional attachments, ACTS now: sinetron badut

Jumat, 30/10/2009 00:53 WIB

Hatta segera tangani masalah divestasi Newmont

oleh :

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa akhirnya turun tangan soal penyelesaian pembelian 24% saham program divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) periode 2006-2009.



Menurut Hatta, mengatakan pihaknya akan mengadakan pertemuan bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Keuangan, Pemda NTB, dan semua pihak terkait dengan divestasi perusahaan Tambang Batu Hijau itu.



"Minggu ini akan kami bahas bersama sehingga penyelesaian pembelian saham divestasi itu bisa tuntas segera. Targetnya sebelum 12 November ini harus sudah selesai semuanya. Saya yakin bisa selesai," ujarnya kemarin.



Menurut dia, ada dua pendekatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah divestasi Newmont.



Pertama, pemda diminta mengakomodasi kepentingan BUMN dan kedua, pemerintah pusat mengambil alih akuisisi saham dengan tetap mengakomodasi kepentingan pemda.



Namun demikian, Hatta menegaskan Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian tetap akan mem mempertimbangkan berbagai aspek, baik dari sisi pemda, keinginan BUMN, dan pemerintah pusat sendiri. "Yang pasti harus diselesaikan sebelum batas waktunya berakhir."



Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan penyelesaian soal divestasi saham Newmont itu memang harus selesai hingga 12 November.



"Itu harus selesai sebelum 12 November. Kami yakin selesai kok. Kita tunggu saja," ujarnya.



Senada dengan itu Dirjen Mineral, Batu bara, dan Panas bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan mengakui pihaknya memang akan memanggil Newmont dan Pemda NTB untuk menyelesaikan soal 10% saham yang menjadi hak Pemda NTB.



Bahkan, dia menegaskan, kedua belah pihak harus membatalkan semua persyaratan tambahan yang diajukan oleh kedua belah pihak dan tetap mengacu kepada Kontrak Karya (KK), terkait dengan soal pembelian 10% saham program divestasi 2006-2007 perusahaan tersebut. "Minggu ini mereka harus dipertemukan." (12)



Binsis Indonesia

bisnis.com
Kamis, 29/10/2009 00:11 WIB

'Batalkan semua syarat tambahan'

oleh :

JAKARTA: Pemerintah pusat akhirnya meminta Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan PT Newmont Nusa Tenggara membatalkan semua persyaratan tambahan yang diajukan oleh kedua belah pihak dan tetap mengacu kepada kontrak kar-ya (KK), terkait soal pembelian 10% saham program divestasi 2006-2007 perusahaan tersebut.



Direktur Jenderal Mineral, Batu Bara, dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Setiawan mengatakan proses divestasi 10% saham yang menjadi hak Pemda NTB itu harus selesai sesuai jadwal yang telah disepakati hingga 12 November 2009.



"Kedua pihak [Newmont dan Pemda NTB] harus membatalkan semua syarat-syarat yang diajukan. Penyelesaian divestasi itu harus tetap mengacu kepada kontrak karya dan keputusan arbitrase. Tidak ada syarat tambahan lainnya," ujarnya kemarin.



Proses akuisisi 10% saham Newmont yang menjadi hak Pemda NTB itu terancam menemui jalan buntu (deadlock) akibat Pemprov NTB dan Multi Daerah Bersaing (MDB)-konsorsium PT Daerah Maju Bersaing dan anak perusahaan PT Bakrie Capital Industries, PT Multi Capital Industries- mengajukan penawaran harga 10% saham senilai US$391 juta menjadi US$352,6 juta.



Selain itu, mereka juga mengajukan 12 syarat lainnya, a.l. pembayaran saham itu dengan menggunakan hasil dividen, pembayaran secara cicil, pembangunan smelting, jaminan pendapatan, ganti rugi, dan lainnya.



Di satu sisi, Newmont juga meminta sejumlah persyaratan yang memberatkan Pemda NTB, termasuk soal pembebasan pajak dan lainnya. Bahkan, Newmont diketahui berkali-kali tidak menghadiri pertemuan dengan Pemda NTB untuk menyelesaikan pembahasan divestasi itu.



Pihak Newmont hanya mengutus orang yang dinilai tidak berkompeten soal finalisasi divestasi saham itu.



Bambang Setiawan mengatakan berbagai syarat yang diajukan oleh kedua belah pihak itu hanya akan menghambat proses penyelesaian akuisisi 10% saham Newmont.



Menurut dia, departemennya tetap akan memfasilitasi Pemprov NTB dan Newmont karena kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan soal pembelian 10% saham periode 2006-2007.



"Bila Pemda NTB maunya ada jaminan dan ganti rugi, silakan lihat kontrak karya. Semua harus mengacu ke sana. Newmont juga salah alamat dengan meminta pembebasan pajak kepada Pemda karena pembebasan pajak itu urusannya pemerintah pusat. Jadi Newmont juga mesti kembali kepada ketentuan perpajakan yang tertera dalam kontrak karya." (12)



Bisnis Indonesia

bisnis.com

bumi BERKALIMANTAN RIA terus

30/10/2009 - 06:00
BUMI Lagi-Lagi Nyatakan Tertarik Beli Batubara Maruwai
Agustina Melani


(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Bumi Resources Tbk (BUMI) bkembali menyetakan ketertarikannya untuk membeli aset Batubara Maruwai dari BHP Billiton.

"Kami menyatakan ketertarikan yang sangat khusus terhadap batubara Maruwai ini," ujar Dillep Srivastava, Vice President Investor Relation BUMI kepada INILAH.COM melalui pesan singkatnya kemarin malam.

Sebelumnya diberitakan perusahaan tambang batubara asal Australia, BHP Billiton memutuskan untuk menghentikan proyek tambang batubara Haju di Kalimantan Tengah.

Namun, lanjut Dillep, keberhasilan pembelian tersebut akan sangat bergantung kepada persetujuan baik dari penjual, pemerintah maupun pemegang saham perseroan.

Sebagai perusahaan publik, BUMI akan selalu mengikuti segala ketentuan yang diatur dalam UU pasar modal. Sampai saat ini belum ada informasi dan kejadian penting tentang rencana tersebut.

Raksasa tambang asal Australia BHP Billiton sudah mengajukan pemberitahuan untuk menjual asetnya secara formal kepada pemerintah. Beberapa perusahaan tambang lainnya tertarik menggantikan posisinya di areal tambang batubara Meruwai di Kalimantan. [cms]

tebak manggis aja lom tentu BENER ...

Kamis, 29 Oktober 2009 | 07:10

HARGA SAHAM BUMI

Menebak Arah Harga Saham BUMI



JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dalam beberapa pekan terakhir longsor hebat. Kemarin (28/10) harga saham BUMI amblas 5,88% menjadi Rp 2.400 per saham. Jika menghitung sejak awal bulan ini, harga saham BUMI sudah terperosok 25,58%.

Analis Bahana Securities Katherine Hermawan menduga, penurunan saham BUMI itu merupakan buntut sentimen negatif dari utang BUMI kepada China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 1,9 miliar. "Bunga utang terbilang tinggi, yakni 19% per tahun sehingga membuat sentimen negatif," ujarnya, kemarin.

Bunga setinggi itu akan membebani kas BUMI. Itu menjadi sentimen negatif pertama. Meskipun belakangan ini beredar kabar bahwa BUMI akan menegosiasikan lagi besaran bunga utang itu dengan CIC. Sentimen negatif kedua berasal dari dari kabar mengenai repo saham BUMI seperti telah ditulis KONTAN (Edisi 23 Oktober 2009).

Analis Asia Kapitalindo Securities Wahyu Widarini menilai, rencana induk usaha BUMI, Bakrie & Brothers (BNBR) akan merepokan lagi saham BUMI juga berandil menenggelamkan saham BUMI. Rumor itu mendorong investor menjual saham BUMI.







saat yang tepat untuk berbelanja saham sejuta umat ini



Tapi, menurut Wahyu, justru penurunan harga salah satu anggota The Seven Brothers sekarang ini menjadi saat yang tepat untuk berbelanja saham sejuta umat ini. "Harga wajar saham BUMI Rp 3.300 per saham," imbuhnya.

Lagi pula fundamental BUMI cukup kuat. Kata Wahyu, BUMI merupakan perusahaan batubara dengan cadangan terbesar di Indonesia mencapai 2,1 miliar ton. Jika BUMI memproduksi batubara sebanyak 50 juta ton per tahun, cadangan batubara tadi masih bisa bertahan selama 42 tahun ke depan.

Sementara, Katherine memprediksi, tahun ini kinerja BUMI akan merosot ketimbang tahun lalu. Menurut hitungannya, pendapatan BUMI akan turun 16,6% jadi US$ 2,8 miliar dan laba bersihnya akan turun 48,9% jadi US$ 329 juta. Katherine merekomendasikan tahan saham ini dengan target harga Rp 3.050 per saham.

Secara teknikal, Gina Novrina Nasution, Analis Reliance Securities merekomendasikan beli saham BUMI dalam jangka pendek. Ia menghitung, level support harga saham BUMI Rp 2.325 per saham. Jika level ini tertembus, harga saham BUMI berpotensi anjlok lagi ke Rp 2.125 per saham. Adapun level resistennya di Rp 2.600 per saham.



Abdul Wahid Fauzi KONTAN

TERTINGGI produksi, UTANGNYA tertinggi kale...

30/10/2009 - 05:00
Produksi BUMI Capai 70 Metrik Ton
Agustina Melani


(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan produksi sebesar 70 metrik ton pada kuartal 3-2009, sekaligus merupakan pencapaian tertingginya.

Hal ini disampaikan Dillep Srivastava, Vice President Investor Relation BUMI dalam pesan singkatnya kepada INILAH.COM kemarin malam. Menurutnya dalam laporan kuartal 3-2009 BUMI yang akan diumumkan 30 November 2009 mendatang, dari sisi operasional memecahkan record produksinya.

"Produksi Juli-September 2009 atau kuartal 3-2009 yang mencapai 70 metrik ton ini tidak pernah dicapai sebelumnya," ujarnya.

Sementara harga rata-rata batubara pada kuartal 3-2009 mencapai US$60 dolar per ton. "Kondisi ini merupakan harapan Perseroan untuk bisa meningkatkan penjualan di kuartal 4-2009 nanti," tukasnya. [cms]

Kamis, 29 Oktober 2009

sinetron badut:bolak balek bisulan ... (3)

Kamis, 29 Oktober 2009 | 19:18

DIVESTASI NEWMONT

Pekan Depan, Pembahasan Divestasi Newmont Kembali Bergulir



JAKARTA. Minggu depan, pemerintah lintas sektoral akan membahas divestasi Newmont sebesar 7%. Tenggat waktu divestasi ini hingga tanggal 12 November. "Minggu depan saya akan bahas dengan ESDM dan Depkeu," ujar Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, Kamis (29/10).

Sementara itu, Dirjen Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bambang Setiawan mengatakan, akan memanggil pemerintah daerah NTB dan PT Newmont Nusa Tenggara (NTT) untuk membahas kelanjutan proses divestasi tersebut.

Sementara itu, terkait dengan jatah divestasi Newmont 14%, Hatta mengatakan ada dua alternatif jalan yang akan diambil. Pertama, Pemda akan bekerja sama dengan BUMN. Kedua, pemerintah pusat yang menjadi lead konsorsium pemerintah daerah.

"Nanti akan kami pertimbangkan semuanya. Dari Pemda, BUMN, semua akan diputuskan sebelum waktu batasnya," papar Hatta.

Hatta optimistis divestasi Newmont akan selesai sesuai waktunya sebelum tanggal 12 November. Hatta mengaku telah menerima masukan dari Gubernur dan DPR. "Semuanya menang dan win win," jelas Hatta.



Fitri Nur Arifenie

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(2)

Newmont Diselesaikan Sebelum 12 November
Kamis, 29 Oktober 2009 - 17:20 wib
TEXT SIZE :
Andina Meryani - Okezone

Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Foto: Koran SI
JAKARTA - Departemen Keuangan dan Departemen ESDM akan kembali bertemu untuk membahas divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) pada pekan depan. Menko Perekonomian Hatta Rajasa pun mengungkapkan pihaknya optimistis penyelesaian soal Newmont sebelum 12 November mendatang.

"Minggu depan saya dengan ESDM dan Depkeu rapat untuk membahas Newmont. Diharapkan bisa cepat selesai, sebelum 12 November," ungkapnya, di sela acara National Summit di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (29/10/2009).

Adapun ada dua alternatif cara yang akan diambil pemerintah untuk bisa segera menyelesaikan masalah ini. Di mana ada permintaan dari gubernur dan DPR yang semuanya akan dipertimbangkan.

"Yang penting semuanya menang, semuanya win-win. Alternatifnya ada dua, pertama Pemda mengakomodir BUMN dan atau pusat mengakomodir daerah," tukas Hatta.

Selain itu, pemerintah akan mempertimbangkan semuanya dari segala aspek, yakni keinginan dari pemda dan dari keinginan BUMN. "Semua dilihat, tapi tentu akan diputuskan sebelum batas waktunya," jelasnya. (ade)

29/10/2009 - 17:06
Pekan Depan 3 Menteri Bahas Divestasi Newmont
Makarius Paru

Hatta Radjasa
(inilah.com/EMHAJE)
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pekan depan pihaknya bersama Menteri Keuangan dan Menteri ESDM akan membahas masalah divestasi 14% saham Newmont.

"Minggu depan kita adakan rapat soal itu, akan hadir Menteri ESDM, Keuangan, diharapkan bisa mengambil keputusan," kata Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis (29/10).

Hatta berharap dalam beberapa waktu ke depan pihkanya bisa menyelesaikan divestasi ini dengan baik.

Sementara terkait siapa ketua konsorsium pembelian 14% saham divestasi Newmont ini nantinya, apakah pusat atau daerah, Hatta mengakui adanya banyak permintaan mengenai itu. "Ada permintaan dari Gubernur kalau mereka ingin jadi lead, ada juga permintaan DPR komisi VII, namun semua itu belum kita putuskan," ujarnya.

Menurutnya semua permintaan tersebut akan dipertimbangkan. "Yang penting ada win-win solutionnya antara pusat dan daerah," harapnya. [cms]

akhirnya bumi MANTUL NAEK juga : 291009

29/10/2009 - 17:44

Penutupan IHSG
Bakrie & Astra Tahan Koreksi
Asteria

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi lanjutan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berhasil tertahan, seiringrebound-nya penguatan saham grup Bakrie, grup Astra dan saham unggulan lainnya.

Pada perdagangan Kamis (29/10), IHSG ditutup melemah 11,281 poin (0,48%) ke level 2.344,033, setelah sempat anjlok hingga 5,35%. Indeks saham unggulan LQ45 turun 0,45% ke level 459.69 dan indeks JII turun 0,32% menjadi 380.02.

Bursa saham Indonesia sejak dibuka, langsung anjlok sebesar 3,74% ke level 2.267 dan terus bergerak di teritori negatif hingga sesi siang bertengger di angka 2.285. Namun, penguatan beberapa saham di sesi dua berhasil menahan koreksi indeks lebih dalam. IHSG pun ditutup di level 2.344.

Seorang pengamat pasar modal mengatakan, aksi panic selling di lantai bursa akhirnya mereda dan IHSG berhasil menguat. Hal ini terjadi di tengah berbagai sentimen negatif, seperti memburuknya bursa regional Asia dan Wall Street serta anjloknya harga minyak mentah dunia ke level US$77 per barel.

“Para pelaku pasar kembali melakukan aksi beli, setelah bursa terkoreksi cukup dalam. Mereka menilai harga saham sudah cukup murah, sehingga berani masuk pasar,”ujarnya.

Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup kokoh serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, memberi sentimen positif bagi bursa. Apalagi bursa Eropa sore ini dibuka langsung menguat. “Tren harga komoditas yang beranjak naik pun membawa kenaikan bagi saham berbasis sumbedr daya alam ini,”paparnya.

Perdagangan di lantai bursa mencatat volume transaksi sebesar 7.278 juta lembar saham, senilai Rp 6,299 triliun, dengan frekuensi 124.047 kali. Sebanyak 89 saham terpantau naik, 109 turun dan 58 stagnan.

Sektor infrastruktur memimpin pelemahan bursa dengan anjlok 1,06%, disusul sector perdagangan , konsumsi dan finansial yang turun 0,9%. Kemudian sektor tambang yang melemah 0,3% dan manufaktur yang turun 0,1%. Sedangkan beberapa sektor yang terpantau berhasil menguat antara lain perkebunan, properti, industri dasar dan aneka industri.

Penguatan saham grup Bakrie yang dipimpin PT Bumi Resources (BUMI), berhasil menahan koreksi bursa. BUMI ditutup naik Rp75 (3,13%) menjadi Rp 2.475, PT Bakrieland Development (ELTY) naik Rp10 (3,7%) menjadi Rp 280, PT Energi Mega Persada (ENRG) naik Rp30 (12,24%) menjadi Rp 275, PT Darma Henwa (DEWA) naik Rp14 (8,97%) menjadi Rp 170, PT Bakrie Sumatra Plantation (UNSP) naik Rp10 ke Rp710 dan PT Bakrie & Brothers (BNBR) naik Rp5 (5,21%) menjadi Rp 101.

Beberapa emiten lain yang melemah terbesar antara lain PT Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 1.050 menjadi Rp 20.850, United Tractor (UNTR) turun Rp 450 menjadi Rp 14.750, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp 150 menjadi Rp 7.150, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP.JIK) turun Rp 200 menjadi Rp 10.200, Telkom (TLKM) turun Rp 100 menjadi Rp 8.250.

Sedangkan emiten-emiten yang menguat antara lain PT Astra Agro Lestari (AALI) naik 400 ke level Rp 22.000, PT Sampoerna Agro (SGRO) menguat Rp 200 menjadi Rp 6.650, PT Semen Gresik (SMGR) naik Rp200 menjadi Rp 6.650, Astra International (ASII) naik Rp 50 menjadi Rp 32.000, Bank Mandiri (BMRI,JK) naik Rp 50 menjadi Rp 4.575, PT TB Bukit Asam (PTBA) naik Rp 50 menjadi Rp 14.800.

Sore ini, bursa regional juga bergerak negatif. Indeks Komposit Shanghai tercatat turun 70,86 poin (2,34%) ke level 2.960,47, indeks Hang Seng turun 496,59 (2,28%) ke level 21.264,99, indeks KOSPI turun 23,86 poin (1,48%) ke level 1.585,85 dan Straits Times terkoreksi 13,89 poin (0,52%) di posisi 2.635,09. Bahkan bursa Jepang untuk pertama kalinya turun di bawah level 10.000 sejak beberapa pekan terakhir. Indeks Nikkei 225 melemah 183,95 poin (1,83%) menjadi 9.891,10. [mdr]

bumi 1700, SEMUA ORANG PERCAYA, kecuali...

29/10/2009 - 09:36
Ukie Jaya Mahendra
Saatnya Replacement BUMI

NILAH.COM, Jakarta – Besarnya tekanan jual dan sentimen negatif regional diprediksikan akanmenekan saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (29/10). Inilah kesempatan emas untukreplacement.

Ukie Jaya Mahendra, Direktur Paramitra Alfa Sekuritas mengatakan pelemahan BUMI di-trigger oleh market regional yang bergerak negatif seiring buruknya beberapa indikator ekonomi di AS.

Isu ini pun sebenarnya tidak signifikan, namun dimanfaatkan pasar untuk replacement saham. “BUMIakan mengarah ke level support Rp2.200-2.100 dan Rp2.550 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Rabu (28/10) BUMI ditutup melemah Rp150 (5,8%) ke level Rp2.400, dengan intraday Rp2.550 dan Rp2.350. Volume transaksi mencapai 535,4 juta unit saham senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 15.498 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Setelah beberapa hari melemah tajam, bagaimana pergerakan BUMI hari ini?

Saya kira BUMI masih akan mengalami tekanan jual yang di-trigger negatifnya market regional. Hal ini seiring buruknya data consumer confident di AS. Meski isu ini tidak signifikan, tapi pasar memanfaatnya sebagai momentum melakukan replacementsaham.

Indeks Shanghai saja, sejak beberapa bulan lalu sudah melakukan replacement 20%-an. Sementara IHSG tahun ini belum terjadi replacement yang signifikan. Jadi, setelah mencapai 2.559, indeks berpeluang mengarah ke level 2.100, bahkan bisa ke 2.000 sebelum rebound kembali. Hal ini ditandai tekanan jual yang besar dari broker asing. Kemarin pun asing sudah melakukan aksi jual mencapai Rp200 miliar.

Akan bergerak pada kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level support Rp2.200-2.100 dan Rp2.550 sebagai levelresistance-nya.

Bagaimana dengan sentimen dari grupnya? Apakah imbasnya masih cukup besar?

Selain market, saham ini juga mendapat sentimen negatif dari grupnya. Saham Bakrie Group mengalami tekanan jual yang signifikan karena rumor-rumor masalah utang dan repo.

Kemudian BUMI sendiri diguyur oleh broker asing dengan crossing atau TS (transaksi internal tutup sendiri) di level Rp1.700. Hal itu menjadi isu di pasar bahwa BUMI akan dikembalikan ke level Rp1.700, sebelum dinaikkan kembali ke atas level Rp 3.000. Jadi, yang menjual TS di level 1.700 menginginkan BUMI kembali ke level itu. Itu rumor di pasar atau grey area.

Dari sisi teknikal bagaimana?

Secara teknikal, BUMI cenderung melemah menuju Rp 2.200 terlebih dahulu. Apalagi, indeks Dow Jones semalam melemah di atas 1%. Begitu pula dengan bursa Eropa, BUMI sangat potensial menembus ke bawah level Rp 2.200, sebelum reboundkembali. Pelemahan BUMI juga dipicu merosotnya harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di US$ 77 per barel .

Karena itu, volatilitas saham BUMI hari ini masih besar, naik turun hingga 5-10%. Tapi kecenderungan melemahnya lebih besar, ketimbang penguatannya. Kalaupun turun, hanya 5%, sebesar Rp150 per saham.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Jika BUMI melemah ke arah Rp 2.200, sebaiknya investor jangka pendek melakukantrading buy. Dan pada saat terjadi technical rebound, bisa keluar kembali dari saham sejuta umat ini. Bagi investor mid-long term tidak perlu khawatir untuk melakukan aksi beli.

Tapi, jika ternyata BUMI menembus Rp 2.200 dan mengarah ke level Rp2.100, direkomendasikan strong buy terutama bagi long term invsetor. Level itu sangat baik dan menjadi kesempatan emas untuk replacement di BUMI. Pelaku pasar sebaiknya jangan panik pada saat BUMI melemah saat ini. [ast]

Rabu, 28 Oktober 2009

cic DICURIGAI bule terus ... bumi kena GETAHNYA

CIC head warns of asset price bubble
By Jamil Anderlini in Beijing and Sundeep Tucker in Hong Kong
Published: October 28 2009 08:57 | Last updated: October 28 2009 08:57
China’s sovereign wealth fund has invested about half its $110bn in available capital in overseas stocks, mining, energy and real estate and has earned decent returns so far, the head of the fund said on Wednesday.

But Lou Jiwei, chairman of China Investment Corp, warned that a “small bubble” has already formed in global asset prices and CIC was focused on investments in commodities-related assets and real estate as a hedge against inflation and currency depreciation.

“Our returns at the moment are not bad,” Mr Lou told a conference in Beijing. “But I dare not say they will be good by the end of the year.

CIC has made a rapid succession of investments in commodity-related companies in recent months, a move Mr Lou said was part of the fund’s strategy to hedge against long-term inflation and the “likelihood that the value of major currencies will fall to a new equilibrium point”.

He did not name a specific currency but Chinese officials have repeatedly expressed concern over the stability of the US dollar and the potential for US policies to precipitate a slide in its exchange rate.

Mr Lou’s comments came as it emerged that CIC would invest up to $700m in Iron Mining International, a privately-owned Hong Kong-registered company whose chief asset is a coveted mine in Mongolia.

According to people familiar with the matter, the Chinese sovereign wealth fund has agreed to subscribe to a $500m convertible loan and could increase its investment by a further $200m.

Iron Mining was founded by a mainland Chinese entrepreneur and his Mongolian partner. It is planning an initial public offering in Hong Kong next year which could value the group at about $5bn and create an exit opportunity for holders of its debt.

Credit Suisse, which invested in Iron Mining in May 2007, advised the company on the CIC deal. Singapore’s Temasek and Hopu Investment Management, a Beijing-based private equity fund, also invested a combined $300m in the group two years ago.

The deal came just a day after CIC announced plans to invest $500m to fund the expansion of a Canadian coal mining company in Mongolia. Last month, CIC bought an 11 per cent stake in London-listed JSC KazMunaiGas Exploration Production. CIC also recently bought $1.9bn of debt from Bumi Resources, Indonesia’s biggest coal producer, and paid $850m for a 15 per cent stake in commodities shipping company Noble Group.
... emang JELAS BULE CURIGA BERAT PADA PERILAKU INVESTASI MODEL CIC :







he repeatedly dismissed concerns that CIC was making investments as part of Beijing’s strategic agenda to acquire control of global resource assets.



Mr Lou said on Wednesday that commodity investments were the fund’s main focus because it wanted to take advantage of the China growth story and he repeatedly dismissed concerns that CIC was making investments as part of Beijing’s strategic agenda to acquire control of global resource assets.

“The outside world is very suspicious of us, saying we have a national agenda, but our strategy is just one of long-term risk-adjusted returns, it is to make money,” Mr Lou said. “I don’t care how many tonnes of oil we ship home, I care about the level of the stock price.”

CIC was established in September 2007 to earn better returns on a portion of the country’s $2,273bn in foreign exchange reserves.

As the financial crisis worsened, its two earliest investments – in US private equity group Blackstone and investment bank Morgan Stanley – plummeted and the fund switched its strategy to hold most of its funds in cash.

CIC decided that global markets had stabilised by the second quarter of this year and has now invested about half the $110bn it had available for offshore investment, Mr Lou said.

That means the fund has invested this year nearly nine times the $4.8bn it spent abroad in 2008, when the return on its global portfolio was negative 2.1 per cent.

In spite of CIC’s explicit focus on commodity investments, the bulk of the fund’s offshore investments are allocated to external managers and invested in public securities markets, Mr Lou said.

“We don’t have enough experience in managing a portfolio of financial products but we area able to entrust our assets to external managers with good investment performance,” Mr Lou said. “Of course, as we gain more experience we will gradually increase the proportion that we invest ourselves.”

blood in the streets, I'M LUCKY TO SUCK IT

Rabu, 28/10/2009 16:09 WIB
IHSG sore turun 2,88%, terbesar di Asia dan Eropa
oleh : Berliana Elisabeth S.


JAKARTA (Bisnis.com): Aksi jual landa bursa domestik sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada penutupan sesi II sore ini jeblok hingga sempat minus 3% lebih, namun akhirnya ditutup minus 2,88% atau 69,88 poin menjadi 2.355,31. Penurunan IHSG merupakan yang terparah di kawasan regional.

Indeks Bisnis-27 juga terpangkas 2,66% menjadi 216,05. Seluruh indeks sektoral di BEI sore ini terpangkas dipimpin sektor tambang, industri dasar dan properti.

Top losers sore ini dicatat saham Energi Mega Persada (ENRG) menyelam 14,04% menjadi Rp245, BMTR minus 12,50% menjadi Rp210, Darma Henwa (DEWA) minus 11,36% menjadi Rp156 dan Truba (TRUB) terpangkas 11,36% menjadi Rp117.

Investor banyak melepas saham-saham unggulan terutama saham Grup Bakrie, sehingga saham grup ini sebagai tercatat sebagai top volume yakni BNBR, BUMI, ELTY dan ENRG.

Saham Bumi Resources (BUMI) juga tercatat sebagai saham teraktif diperdagangkan dan menjadi saham top value yakni Rp1,29 triliun dengan harga minus 5,88% menjadi Rp2.400, level terendahnya sejak 30 Juli 2009 yang saat di level Rp2.425. Transaksi BUMI berkontribusi 29% dari total nilai transaksi di BEI sore ini yakni Rp4,47 triliun dengan volume 11,61 miliar saham.

Indeks saham di kawasan regional Asia juga Eropa sore ini mayoritas terpangkas. Indeks MSCI Asia Pacific turun 1,2% hari ini setelah keuntungan Canon lebih rendah dan National Australia Bank Ltd membukukan kerugian sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai pemulihan ekonomi global.

Indeks Nikkei Jepang minus 1,35%, Hang Seng Hong Kong minus 1,84%, Shanghai China naik 0,33%, Taiex Taiwan minus 1,61%, Kospi Korsel minus 2,41%, S&P/ASX Australian minus 1,44%, Strait Times Singapura minus 1,35%, KLCI Malaysia minus 0,91% dan NZX Selandia Baru naik 0,32%.

Indeks saham di Eropa juga terpangkas. DJStoxx Eropa minus 0,69%, FTSE 100 London minus 0,65%, CAC Prancis minus 0,85% dan DAX Jerman minus 0,62%.

Rupiah sore ini terpangkas 115 poin menjadi Rp9.590 per dolar AS setelah sesaat sebelum penutupan pasar modal domestik menyentuh level Rp9.638, level terendahnya sejak 2 Oktober yang saat itu bertengger di level 9.640.

Minyak mentah untuk kontrak Desember di New York Mercantile Exchange sore ini terkoreksi 0,67% menjadi Rp79,02 per barel.

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...

28/10/2009 - 17:23
Pemda NTB-Newmont Diminta Sesuai Kontrak
Makarius Paru


(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Departemen ESDM meminta kepada Pemerintah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan pihak PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) untuk menyelesaikan transaksi 10% saham divestasi sesuai kontrak.

Hal itu dikatakan Dirjend Mineral Batubara dan Panas Bumi, Bambang Setiawan di Jakarta, Rabu (28/10). "Kita minta kepada Pemda dan Newmont untuk menyelesaikan transaksi akhir divestasi saham 10% Newmont mengikuti kontrak saja, tidak boleh yang lain-lain," katanya.

Bambang menambahkan, pihaknya mengharapkan agar Pemda dan Newmont tidak boleh mengajukan persyaratan-persyaratan yang nantinya memperhambat transaksi pembelian saham. "Kalau Newmont ingin memperoleh pembebasan pajak, seharusnya bukan ke Pemda, kami (Pemerintah pusat) kan principle kontrak. Pemda tidak bisa memberikan pembebasan pajak ke Newmont. Makanya, kita minta kepada keduannya untuk melakukan transaksi sesuai kontrak saja," harapnya.

Sebelumnya diberitakan ada beberapa persyaratan yang masing-masing diajukan oleh pihak Pemda dan pihak Newmont dalam melengkapi transaksi pembelian 10 persen saham.

Pemda dikabarkan meminta kepada Newmont untuk memenuhi persyaratan-persyaratan seperti Pemda meminta adanya jaminan dari Newmont, jika sewaktu-waktu terjadi kecelakaan pada tambang batu hijau yang menyebabkan berhentinya aktifitas produksi maka Pemda tidak bertanggungjawab dan tetap meminta kepada Newmont untuk memenuhi kewajibannya ke Pemda.

Selain itu, Pemda juga meminta, Pemda tidak mau terlibat dalam urusan-urusan Newmont, misalnya jika sewaktu-waktu Newmont memiliki tunggakan masa lalu kepada pihak lain, pemda tidak mau terlibat dalam urusan tersebut. Sementara persyaratan yang diajukan Newmont kepada Pemda adalah Newmont meminta untuk dibebaskan dari segala pajak yang selama ia terima tanpa mengacu pada aturan-aturan yang lalu. [hid]

maseh ada yang ngebelain BUMI ...

28/10/2009 - 09:11
Gina Novrina Nasution
‘Speculative Buy’ untuk BUMI!

Gina Novrina Nasution
(inilah.com/Dokumen)
Gina Novrina Nasution

‘Speculative Buy’ untuk BUMI!

INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) pada Rabu (28/10) diprediksikan menguat seiring valuasinya yang sudah berada di area oversold. Speculative buy untuk BUMI!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, penguatan BUMI hari ini lebih disebabkan faktor teknikal. Saham sejuta umat ini menunjukkan adanya gap, sehingga penurunan yang tajam yang terjadi pada perdagangan kemarin akan menjadi senitmen positif bagi BUMI.

“BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.775 dan Rp2.825 untuk resistance berikutnya. Sedangkan level support berada di angka Rp2.450 dan Rp2.325 sebagai level support berikutnya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Selasa (27/10), saham BUMI ditutup melemah Rp175 (6,42%) menjadi Rp2.550, dengan intraday Rp2.675 dan Rp2.500. Volume transaksi mencapai 410,9 juta unit saham, senilai Rp1,05 triliun dan frekuensi 13.572 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Setelah kemarin terkoreksi tajam, apakah BUMI hari ini berpeluang menguat?

Saya perkirakan BUMI akan mengalami technical rebound. BUMI menunjukkan adanya gap, sehingga penurunan tajam pada perdagangan kemarin akan mendorong penguatan hari ini. Indikator William%R-nya sudah menunjukkan pelemahan dan BUMI memasuki area oversold. Karena itu potensi untuk rebound lebih besar dibandingkan pelemahannya.

Kisaran pergerakannya?

Akan mengarah ke level resistance Rp2.775 dan bila tembus akan mengarah ke Rp2.825. Sedangkan level support berada di angka Rp2.450 dan Rp2.325 sebagai level support berikutnya.

Ada potensi pelemahan?

Ya. Pelemahan ke arah level support Rp2.450. Bahkan kalau ini terjadi justru sebagai koreksi yang sehat untuk menciptakan penguatan berikutnya yang lebih kuat. Sehingga, potensi kenaikan BUMI menjadi lebih besar lagi. Hari ini, pasar lebih berpatokan pada faktor teknikal.

Bagaimana dengan sentimen market?

Justru itu. BUMI menjadi lebih besar potensi penguatannya jika didukung technical rebound indeks. Itu sangat mungkin terjadi, seiring positifnya data consumer confident di AS. Apalagi, indeks Dow Jones kembali ditutup positif sehingga bursa regional terbawa arus penguatan yang ditopang kenaikan harga minyak mentah dunia ke arah US$ 80 per barel. Saya rasa BUMI hari ini berpotensi menguat.

Sentimen korporasi bagaimana?

Pengaruh negatif dari aksi korporasi tidak akan berpengaruh lagi hari ini. Semua sentimen negatif sudah terfaktorkan pada harga BUMI kemarin dan pelemahan sebelumnya. Apalagi, orang juga masih belum tahu secara pasti pinjaman dari CIC (China Investment Corporation) US$ 1,9 miliar itu untuk apa.

Terkait isu repo BNBR yang saat ini beredar, apakah ini akan menekan BUMI?

Isu repo itu saya pikir hanya spekulasi pelaku pasar untuk melepas saham Bakrie Group termasuk BUMI. Bahkan, kemarin sore pun sebenarnya, BUMI sudah mulai ada pembalikan arah menguat walaupun masih tipis, tepatnya pada penutupan sesi kedua. Reaksi serupa terjadi pada rencana penerbitan obligasi senilai US$ 500 juta pada 2009 ini. Yang terpenting, dana itu akan digunakan untuk apa. Apakah untuk capital expenditure atau ekspansi. Semua sentimen itu sudah price in di pasar.

Lantas apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan speculative buy di level Rp2.450 dengan mencermati pergerakan harganya. Tapi, bagi investor jangka panjang lebih baik buy on weakness. [ast]

ASING DOYAN BUANG bumi ...(3)

28/10/2009 - 14:25
CIMB Securities Penjual Terbesar Saham BUMI


(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - CIMB Securities tercatat sebagai penjual terbesar saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Pada penutupan sesi I perdagangan tadi, transaksi penjualan BUMI-nya mencapai Rp132 miliar.

Hal ini diutarakan Kepala Riset E-Trading, Suryadi Chandra Kasih kepada INILAH.COM , Rabu (28/10). Penjual terbesar kedua dilakukan E-Trading Securities senilai Rp115 miliar dan kebanyakan penjualnya dari ritel lokal.

Menurutnya aksi jual ini masih terkait dengan adanya rumor aksi repo dari Bakrie. Selain itu secara fundamental, grup Bakrie ini memiliki risiko besar terkait corporate governance-nya. [cms]

sinetron badut:bolak balek bisulan ... (2)

Gagal Bertemu Newmont, Pemda NTB Menyerah
Pertemuan hari ini gagal lagi. Pihak Newmont hanya mengutus orang yang tak kompeten.
RABU, 28 OKTOBER 2009, 14:36 WIB
Umi Kalsum

Konsentrator Batu Hijau, Sumbawa, milik PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont )
BERITA TERKAIT
Pemerintah Desak Tuntaskan Divestasi Newmont
Pertemuan Newmont - Pemda NTB Gagal
Divestasi Newmont Bisa Diperpanjang 30 Tahun
DESDM: 2014, Produksi Newmont Turun 7%
Divestasi 10% Saham Newmont Segera Tuntas
Web Tools

VIVAnews - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terpaksa bersikap tegas terkait finalisasi divestasi 10 persen saham Newmont senilai US$ 391 juta atau setara dengan Rp 4,1 Trilun.

Rencana pertemuan antara pemerintah daerah NTB dan PT Multi Daerah Bersaing dengan PT Newmont Nusa Tenggara hari ini kembali gagal. Sebab pihak Newmont hanya mengutus orang yang dinilai tidak berkompeten bicara mengenai finalisasi divestasi saham itu.

Menurut Kepala bagian Humas dan Protokoler Andi Hadiyanto, utusan yang dikirim Newmont itu hanya diberi mandat untuk mendengarkan bukan untuk bernegosiasi.

Menyikapi hal itu Pemerintah NTB dan PT Multi Daerah Bersaing kembali mengirim surat ke pihak Newmont untuk segera membicarakan proses divestasi 10 persen saham Newmont sesuai dengan keputusan arbitrase.

Pada pertemuan sebelumnya pihak Newmont menyampaikan secara lisan jika harga saham senilai US$ 391 juta itu dapat turun hingga mencapai US$ 352 juta. Namun belakangan Newmont menyampaikan sejumlah persyaratan di antaranya ingin terbebas dari empat pajak yaitu pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak kendaraan bermotor, pajak penerangan jalan dan pajak alat berat.

Andi menilai syarat yang disampaikan pihak Newmont itu di luar ketentuan divestasi. Namun pihaknya berharap Newmont menyampaikan hal itu secara resmi kepada pemerintah daerah NTB. "Permintaan Newmont itu kan d iluar proses divestasi, tapi tetap bisa kita bicarakan. Untuk itu kami berharap bisa bertemu membicarakan semua masalah itu," ujarnya.

Sesuai dengan ketentuan awal pemerintah NTB bersama PT Multi Daerah Bersaing akan menyerahkan proses negosiasi divestasi saham ke pemerintah pusat. Artinya pihak MDB sudah siap membayar berapapun harga saham itu sesuai dengan keputusan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) itu.

Bahkan Andi Hadianto yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Daerah Maju Bersaing berharap pihak ESDM segera memfasilitasi pertemuan antara Newmont dengan PT Multi Daerah Bersaing dan Pemerintah Daerah NTB yakni Pemkab Sumbawa, Sumbawa Barat dan Provinsi NTB.

"Kami sudah bersurat lagi, tapi kalau tetap tidak hadir maka kita serahkan keputusan itu ke Departemen ESDM agar proses finalisasi divestasi segera tuntas sebelum 12 November 2009," tandasnya.

Laporan: Edy Gustan | NTB

• VIVAnews

di mata investor: REPO bumi itu RIIL ...281009

Rabu, 28/10/2009 07:25 WIB

Pemodal cemaskan repo Bakrie
Saham Bumi Resources terperosok 6,42%

oleh :

JAKARTA: Penurunan harga saham anak perusahaan Grup Bakrie secara serempak belakangan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap nasib repurchase agreement (repo) PT Bakrie & Brothers Tbk senilai total Rp582 miliar.



Semakin dalam harga saham yang dijadikan jaminan dalam repo terkoreksi, peluang Bakrie menambah nilai jaminan (top-up) kian besar. Padahal, kas dan setara kas Bakrie & Brothers per Juni 2009 hanya Rp743,67 miliar.



Bakrie & Brothers, induk perusahaan milik keluarga Bakrie, menjaminkan saham anak perusahaan yaitu PT Bumi Resources Tbk, PT Bakrie Telecom Tbk, dan PT Bakrieland Development Tbk dalam empat transaksi repo untuk mendapat utang Rp582 miliar pada bulan lalu.



Dalam laporan keuangan Bakrie & Brothers per 30 Juni 2009, perusahaan itu mempunyai repo dengan Harus Capital, Recapital Securities, Nusa Bintang Lestari, dan Danatama Makmur.



Repo merupakan janji untuk membeli kembali saham yang dijual kepada pihak lain pada harga dan waktu tertentu. Transaksi itu disertai perjanjian top-up jika nilai saham yang digadaikan jatuh di bawah kesepakatan.



Bakrie mengantongi utang repo US$46 juta dari Harus Capital, Rp35 miliar dari Recapital, Rp55 miliar dari Nusa Bintang Lestari, dan Rp55 miliar dari Danatama Makmur.



Untuk itu, Bakrie & Brothers menggadaikan 249,6 juta saham Bumi, 96 juta saham Bakrieland, dan 391 juta saham Bakrie Telecom atau setara dengan 1,37%. Namun, laporan keuangan Bakrie itu tidak menjelaskan harga kesepakatan repo.



"Sentimen negatif datang bertubi-tubi melanda saham Grup Bakrie, apalagi pasar terus melemah. Kenaikan harga komoditas tidak mampu mengangkat harga saham berbasis komoditas seperti pada 2007-2008. Melihat kondisi itu, pelaku pasar sepertinya putus asa, sehingga saham Bakrie menjadi sasaran aksi jual secara masif," ujar Head of Research Valbury Asia Securities Krishna Dwi Setiawan kepada Bisnis kemarin.



Menurut dia, setoran tambahan jaminan dalam transaksi repo pada umumnya berupa saham juga. Dengan harga saham jaminan yang terus tergelincir, dia menilai hal ini sangat mengkhawatirkan pemegang saham Bakrie & Brothers. "Kepemilikan Bakrie pada anak usahanya terus berkurang. Saham yang mana lagi yang harus dijadikan jaminan tambahan?" tuturnya.



Di sisi lain, Bakrie baru saja membeli kembali saham Bumi dan Bakrieland dari krediturnya. Melihat penurunan saham itu, Bakrie terancam harus top-up untuk menjaga rasio jaminan terhadap nilai utang yang biasanya berkisar 150%. "Bagi kami, apakah top-up atau tidak, itu tetap perlu memperhatikan efisiensi. Top-up itu normal saja apabila memang ternyata diperlukan," ujar Chief of Communication & Administration Officer Siddharta Moersjid.



Harga saham Bumi mencapai Rp3.375 pada 24 September, sedangkan kemarin jatuh 6,42% ke Rp2.550 dari posisi hari sebelumnya. Penurunan saham terbesar dialami oleh PT Energi Mega Persada Tbk sebesar 8,06% ke posisi Rp285.



Saham Bumi kemarin menyumbang 4,21 poin, penurunan terbesar terhadap pelemahan indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia kemarin. Indeks melemah 1,72% ke level 2.425,20.



Krishna menambahkan harga saham Bumi akhirnya menembus posisi penopangnya (support) di level Rp2.625 setelah kemarin terpeleset 6,42% atau Rp175 ke level Rp2.550. Valbury hari ini merekomendasikan nasabah untuk menahan beli dan mempertimbangkan jual, terutama terhadap saham Bumi.



Seorang manajer investasi menambahkan sehari sebelum riset Goldman Sachs keluar pada 21 Oktober, di pasar beredar informasi mengenai rekomendasi melepas saham Bumi dan beralih ke saham PT Adaro Energy Tbk.



Target Rp2.300



Bahkan, saham Bumi diperkirakan turun ke level Rp2.300, sama persis dengan target harga dalam 12 bulan ke depan yang dikeluarkan oleh Goldman. "Bagaimana bisa informasi di pasar itu bisa sama persis dengan isi riset Goldman. Seseorang sudah mengetahui isinya sebelum informasi itu beredar," ujarnya.



Goldman dalam riset perdananya tentang Bumi itu merekomendasikan jual terhadap saham perusahaan pertambangan batu bara terbesar nasional itu. Broker asing itu menilai saham Bumi lebih berisiko karena ada kenaikan biaya modal seiring dengan lonjakan utang.



Analis Goldman Patrick Tiah dan Nikhil Bhandari mengungkapkan saham perusahaan pertambangan batu bara itu secara historis diperdagangkan berkali lipat lebih tinggi.



Mereka menilai hal itu terjadi karena nilai kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas perdagangan yang tinggi lebih dari US$100 atau setara dengan Rp1 triliun per hari. Goldman menetapkan target harga Rp2.300 dalam 12 bulan ke depan. Itu berarti diskon 9,80% dari posisi penutupan kemarin. (pudji.lestari@bisnis. co.id/sylviana.pravita@bisnis.co.id/ wisnu.wijaya@bisnis.co.id)



Oleh Pudji Lestari, Sylviana Pravita R.K.N. & Wisnu Wijaya

Bisnis Indonesia

bisnis.com

danareksa rekomendasikan JUAL bumi ...


BUMI masih ada kemungkinan terkoreksi
Pola rebound BUMI tertahan di resist 2781. Masih ada
kemungkinan koreksi lebih dalam ke arah 2550- 2350. Sell on
Strength ; Target 3.050

prediksi JADUL BUMI 2500...

... 2 bulan yang lalu di vibiznews ada prediksi bumi 2500 ...
Saham Pertambangan Akan Menguat Terbatas
Senin, 10 Agustus 2009 14:20 WIB

Saya suku saham tambang. bumi di 2700, antm 2200, tins 2100, gimana? minyak lagi agak naik, kapan kira-kira saya harus beli.

Thanks

Hairil Azhar, Bontang.

Pak Hairil Azhar di Bontang,

Dalam satu bulan terakhir bursa saham Indonesia naik, dimana sektor pertambangan menjadi faktor pendorongnya. Resistance BUMI 3500 Support 2500, Resistance ANTM 2600 Support 2250, Resistance TINS 2450 Support 2100. Untuk saat ini harga minyak agak koreksi, resistance minyak berada pada sekitar harga 76 USD per barrel.

Salam sukses

Alfred Pakasi.

Welcome All of You

Cari di Blog Ini