Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Senin, 30 November 2009

BUMI di atas 2500, yummy ... 301109

30/11/2009 - 10:01
Arga Paradita Sutiono
BUMI Menuju Rp2.500-2650

INILAH.COM, Jakarta – Koreksi tajam empat hari berturut-turut, membuat valuasi saham PT Bumi Resources (BUMI) oversold. Hal ini membuka peluang penguatan bagi emiten batubara ini, pada Senin (30/11).

Arga Paradita Sutiono, research analyst Asia Kapitalindo Securities mengatakan, potensi penguatan BUMI karena saham ini sudah turun tajam sepekan kemarin. Karena itu, saham ini berpeluang mengalami technical rebound.

“BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.500-2650 dan Rp.2.325 sebagai level support-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (29/11).

Pada perdagangan pekan lalu, Kamis (26/11), BUMI ditutup melemah Rp225 (8,65%) menjadi Rp2.375, dengan intraday Rp2.600 dan Rp2.325. Volume transaksi mencapai 500,9 juta unit saham senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 18.265 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Ada rumor Google akan membeli saham BUMI. Apakah ini akan mendongkrak harga sahamnya awal pekan ini?

Bisa saja itu menopang penguatan harga sahamnya. Tapi, investor juga harus memperhatikan, business core Google itu di bidang Informatin Technology, sementara BUMI adalah batu bara. Dari sisi ini memang aneh. Artinya, apakah mungkin Google melakukan ekspansi business core-nya ke batu bara.

Memang bisa juga Google melirik, karena BUMI didukung Credit Suisse dari sisi pendanaan. Bila Google jadi membeli saham BUMI, ini merupakan good news karena perseroan akan mendapatkan dana segar yang baru. Tapi terkait berita ini saya belum cross check.

BUMI juga sudah empat hari terkoreksi berturut-turut. Bisakah awal pekan ini BUMI menguat?

Bisa. Potensi penguatan BUMI karena saham ini sudah turun tajam empat hari, sehingga valuasi sahamnya oversold. Karena itu, saham ini berpeluang mengalami technical rebound. Selain itu, kemampuan buyer mendorong ke atas, bisa menjadi alasan penguatan BUMI.

Akan begerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.500-2650 dan Rp.2.325 sebagai level support-nya. Namun, penguatan BUMI masih terancam. Pelaku pasar masih mengantisipasi pelemahan BUMI yang akhir perdagangan pekan lalu mencapai 8,65% akibat ekspektasi kenaikan suku bunga di China.

Di saat yang sama, BUMI berutang US$1,9 miliar ke China Invesment Corporation (CIC).

Ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor, sehingga menghambat penguatan BUMI.

BUMI akan terbebani dari sisi pembayaran bunga. Data indeks consumer China yang tinggi menyebabkan kenaikan inflasi cukup tinggi menjadi 2% akibat kenaikan daya beli.

Hal ini memicu kenaikan suku bunga. Ini juga menjadi salah satu sentimen negatif terhadap IHSG ^JKSE selain faktor Dubai World yang meminta penangguhan utang. Pertumbuhan China sangat tinggi mencapai 9% tahun ini, sehingga suku bunga naik ke 3%.

Bagaimana dengan kondisi biaya utang BUMI sendiri saat ini?

Jika melihat cost of debt BUMI sebesar 18% dari pinjaman ke CIC itu, menimbulkan kekhawatiran di pasar. Bahkan ada yang mengatakan sentimen ini bisa menggiring BUMI kembali ke Rp2.000. Namun, jika melihat bunga pokok, pembayarannya tidak menjadi beban. Artinya, dengan akuisisi Newmont, BUMI memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatannya.

Lalu, sentimen market bagaimana?

Itu juga. Meski BUMI menguat, pasar juga harus hati-hati karena saat libur panjang di Indonesia, bursa luar semuanya rontok. Karena itu, indeks Indonesia masih berpotensi rontok. Indonesia-Malaysia-Singapura libur sehingga masih ada sentimen negatif hari ini termasuk BUMI. Karena besaran saham BUMI ini 20% dari transaksi IHSG.

Apalagi, dari China hingga 2020 akan menurunkan emisi gas buang hingga 45%. Akibatnya, untuk sektor-sektor energi yang berbahan baku fosil akan menjadi warning, termasuk penggunaan batu bara. Malah, yang saat ini justru lebih baik adalah sektor nabati. CPO (Crude Palm Oil) berpeluang naik.

Terkait sentimen grup Bakrie, apakah masih menekan pergerakan BUMI?

Rights issue PT Darma Henwa (DEWA) dan PT Energi Mega Persada (ENRG) masih menekan laju saham ini dari sisi grupnya. Dari sisi teknikal juga tidak ada sinyal penguatan bagi BUMI, baik dari sisi RSI maupun dari MACD-nya.

Faktor penguatan BUMI hanya dari sisi valuasinya yang oversold dan terjadi pelemahan empat hari terakhir dengan harga terendah di Rp2.300. Jika buyer melakukan pullback, saham ini akan menguat terbatas. Jadi tergantung buyer.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Bagi yang sudah memilikinya, hold saja untuk saham BUMI. Tapi bagi yang belum, buy saja karena semua level support kuat BUMI sudah terlewati. [jin/ast]

royalti dan aktivitas NNT menuju taon2 mendebarkan

30/11/2009 - 14:06
Produk Newmont 2011-2013 Bakal Menurun
Makarius Paru


INILAH.COM, Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) memastikan aktifitas produksi di tambangnya pada 2011-2013 bakal menurun karena terlambatnya izin pinjam pakai lahan.

"Kami baru dapat izin pinjam pakai lahan pada September 2009 ini, padahal sebenarnya izin ini kami dapat 2005 yang lalu," kata President Director PT NNT Martiono Hadianto di Jakarta, Senin (30/11).

Martiono menambahkan, tetapi menurunnya aktifitas penambangan ini tidak akan mempengaruhi produksi kami. "Untuk menutupi menurunya produksi pada tahun tersebut, kami masih memiliki cadangan dari stockpile," katanya.

Sementara itu terkait besaran royalty PTNNT selama 2009 Martiono menerangkan kalau pihaknya tetap memberikan royalty ke pemerintah. "Selama 2009 ini PTNNT telah menyumbangkan royalty ke Pemerintah masing-masing untuk Tembaga sebesar US$11,3 juta, Emas sebesar US$ 10 juta dan Perak sekitar US$400 ribu," terangnya. [hid]

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(13)

30/11/2009 - 10:56
Izin Pengalihan 7% Newmont Sudah Diteken ESDM
Makarius Paru

INILAH.COM, Jakarta - Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi (Dirjen MinerbaPabum) menjelaskan pihaknya sudah menandatangani izin pengalihan 7% saham divestasi 2008 PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dan sekarang tengah dogodok di BKPM.

"Saya sudah menandatangani izin yang divestasi saham 7% jatah 2008, sekarang kemungkinan ke BKPM," kata Dirjen Minerba Bambang Setiawan di Jakarta, Senin (30/11).

Bambang mengaku adanya kesalahpahaman kemarin terkait pengalihan saham tersebut. "Surat izin yang sampai di meja saya hanya izin pengalihan saham divestasi 2008. Saya bilang (ke Newmont) kenapa tidak semuanya. Namun setelah ada penjelasan dari Newmont bahwa keduabelah pihak sepakat kalau divestasi 7% jatah 2009 masih menunggu RUPS PTNNT, akhirnya yang divestasi 2008 saya tandatangani dulu," ujarnya. [cms]
30/11/2009 - 13:00
Penawaran Divestasi 7% Newmont 2010 Dibahas Maret
Makarius Paru

Martiono Hadianto
(istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Penawaran saham 7% divestasi Newmont Nusa Tenggara 2010 akan dibahas mulai Maret 2010.

"Penawaran saham 7% divestasi 2010 akan dibahas mulai Maret 2010," kata Presiden Direktur PTNNT, Martiono Hadianto dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi VII DPR-RI di Jakarta, Senin (30/11).

Nanti, tambahnya, mulai Maret 2010 PTNNT mulai melakukan penawaran saham 7%, termasuk memastikan nilai saham 7% tersebut.

Untuk divestasi 2006 dan 2007 sebesar 10%, sudah selesai dibahas dan bahkan sudah resmi dimiliki oleh PT Multi Daerah Bersaing (MDB). Sementara divestasi 7% 2008 masih dalam proses peralihan kepemilikan saham.

Begitupun soal divestasi 2009, nilai sahamnya sudah jelas, sementara transaksinya masih menunggu RUPS PT NNT. [cms]

sinetron badut: BAYAR TUNAI, beneran (11)... BURUAN

Senin, 30/11/2009 14:12 WIB
Newmont Minta Pemda dan Bakrie Lunasi 14% Saham Desember
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance

Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) berharap pembayaran 14 persen saham senilai US$ 493,64 juta sudah selesai dibayarkan oleh PT Multi Daerah Bersaing pada bulan Desember ini.

"Mudah-mudahan pada bulan Desember pembayaran sudah bisa diselesaikan oleh PT Multicapital Bersaing, sehingga mereka akan punya 24 persen saham di PT NNT," ujar Presiden Direktur PT NNT, Martiono Hadianto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/11/2009).

Martiono menyatakan, saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan pemerintah baik dari Departemen ESDM maupun BKPM terkait perubahan kepemilikan saham di tubuh NNT. Menurut dia, pembayaran 7 persen saham divestasi 2008, baru akan dilakukan dua hari setelah surat persetujuan dari BKPM selesai.

"Setelah itu selesai (pembayaran 7 persen divestasi 2008), kami akan mengadakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk membahas soal divestasi 7 persen tahun 2009," jelas dia.

Sementara untuk sisa divestasi sebesar 7 persen yang menjadi jatah 2010, Martiono menjelaskan, pihaknya akan menawarkannya kepada pemerintah pada bulan Maret tahun depan.

"Nanti pada Maret 2010, kita akan tawarkan 7 persen," ungkap dia.

Sementara itu, Dirjen Minerbapabum, Bambang Setiawan mengatakan, pihaknya sudah memberikan persetujuan mengenai perubahan kepemilikan saham NNT.

"Izinnya sudah kami keluarkan, mungkin sekarang sedang di BKPM," ungkapnya.

Multi Daerah Bersaing merupakan perusahaan patungan yang dibentuk Pemda Nusa Tenggara Barat dan Multicapital (anak usaha Bumi Resources dan Bakrie Capital). MDB sebelumnya telah menuntaskan pembelian 10% saham Newmont dan dilanjutkan lagi dengan pembelian 14% saham Newmont yang semula menjadi jatah pemerintah pusat.

(epi/qom)

RUMOUR OF THE DAY TODAY: google menyembah bumi ... 301109

30/11/2009 - 04:30
Ha! Google Mau Beli BUMI
Agustina Melani & Ahmad Munjin


INILAH.COM, Jakarta - Situs layanan data base, Google dikabarkan tertarik akan membeli saham Bumi Resources (BUMI). Namun rumor ini dinilai aneh meskipun sah sebagai sebuah investasi.

Menurut pengamat pasar modal Robin Setiawan, pemilik Google ingin membeli saham BUMI sah-sah saja. sebab setiap investor asing bisa berinvestasi di Indonesia salah satunya lewat pasar modal.

"Tapi bisnis Google tidak berhubungan langsung dengan bisnis batubara BUMI. Saya lihat Google dan BUMI tidak berhubungan langsung bisnisnya. Tapi kalau investasi bisnis sah-sah saja," ujar Robin saat dihubungi INILAH.COM, kemarin.

Sementara itu research analyst PT Asia Kapitalindo Arga Paradita mengatakan, kabar pemilik Google ingin membeli saham BUMI bisa menopang penguatan harga saham batubara. Isu ini sudah terdengar pertengahan pekan lalu. Tetapi investor harus memperhatikan business core Google di information technology sedangkan BUMI di batubara.

"Dari sisi ini memang agak aneh. Apakah Google akan melakukan ekspansi business corenya ke batubara. Tapi bisa juga Google melirik BUMI karena perseroan didukung oleh Credit Suisse dari sisi pendanaan," tutur Arga secara terpisah kepada INILAH.COM.

Ia menambahkan, hal tersebut berita baik bagi BUMI karena perseroan mendapatkan dana segar baru. "Tapi terkait berita ini saya belum cross check," kata Arga.

Saham BUMI pekan lalu ditutup melemah Rp225 ke Rp2.375 dengan volume 1.001.911 unit saham senilai Rp1,214 triliun sebanyak 18.265 kali transaksi. Saham BUMI sempat menyentuh level tertinggi di 2.600 dan terendah di 2.325. [hid]

... gw sebenernya merasa lebe aneh, karena kok sang analis menutup mata pada google sudah pernah berinvestasi raksasa di energi alternatif, yaitu energi surya :
In June 2007 Google completed a 1.6MW solar installation at our Mountain View, CA headquarters - the largest U.S. corporate installation at that time. We installed 9,212 solar panels that cover the rooftops of eight buildings and two solar carports at the Googleplex.

This installation produces enough electricity to power 30% of Google's peak electricity demand in our solar powered buildings at our Mountain View, CA headquarters. That's the equivalent of approximately 1,000 California homes.

Minggu, 29 November 2009

rekomendasi analis pro, makin optimis ... 291109


... bandingkan dengan yang lalu :  http://sahambumi.wordpress.com/2009/10/10/rekomendasi-di-reuters-masih-tetap-hold-101009/


... silakan klik di tabel untuk liat isi lengkap tabel masing-masing


Sabtu, 28 November 2009

bumi sang pemilik 99% Multi Capital

BUMI Miliki 99% Saham Multi Capital
Sabtu, 28 November 2009 - 08:37 wib

Ade Hapsari Lestarini - Okezone

JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui PT Bumi Resources Investment (BRI) secara tidak langsung memiliki saham PT Multi Capital sebanyak lebih dari 99 persen.

Hal tersebut seperti diungkapkan Senior Vice President, Investor Relations, Corporate Secretary BUMI, dalam laporannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Sabtu (28/11/2009).

Adapun untuk meningkatkan kepemilikan saham tersebut, BRI mengambil bagian atas 180 ribu lembar saham baru yang diterbitkan PTGR (PT Multi Capital) dengan nilai nominal setiap saham Rp1 juta. Dengan sumber dana berasal dari perseroan.

Peningkatan kepemilikan perseroan secara tidak langsung pada Multi Capital dilakukan dengan pemikiran bahwa dengan meningkatkan penyertaan tersebut maka PT Multi Daerah Bersaing (MDB) secara akuntansi akan dapat dikonsolidasikan ke dalam perseroan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

"Mengingkat peningkatan kepemilikan BRI dalam PTGR dilakukan dengan cara penerbitan saham-saham baru dalam PTGR, di mana perseroan akan menjadi pemegang lebih dari 99 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dalam PTGR, baru akan berlaku efektif setelah diperolehnya persetujuan Menteri Hukum dan HAM atas perubahan struktur permodalan tersebut," bebernya.

Selain itu, dalam peningkatan kepemilikan saham ini, tidak ada transaksi jual beli dalam BRI di PTGR karena peningkatan kepemilikan saham ini dilakukan dengan cara penerbitan saham-saham dari dalam PTGR, yang seluruhnya akan diambil bagian oleh BRI. (ade)

bumi resmi BERUTANG LAGI, dengan KOCEK LUMAYAN : 281109

28/11/2009 - 16:30
Obligasi BUMI US$300 Jt Sesuai Target


INILAH.COM, Jakarta - Obligasi konversi atau convertible bond Bumi Resources Tbk (BUMI) berakhir pada Kamis (26/11) dan subscribed.

Demikian pesan singkat SVP Investor Relation BUMI Dileep Srivastava dalam pesan singkatnya kepada INILAH.COM, Sabtu (28/11). "CB Bumi selesai pada Kamis dan subscribed," ujar Dileep.

Ia menambahkan, obligasi konversi senilai US$300 juta ini berkupon 5% dengan tenor 7 tahun. Harga obligasi konversi tersebut premium 30 persen di atas harga referensi saham Bumi Resources. Harga referensi saham Bumi merupakan rata-rata harga saham selama tiga hari sejak Jumat 20 November 2009.

Bumi Resources bertindak sebagai penjamin penerbitan obligasi konversi tersebut, sedangkan Credit Suisse ditunjuk sebagai sole bookrunner. Peringkat Bumi Resources sebagai penjamin obligasi konversi itu adalah BB/Ba3.

Dana hasil penerbitan obligasi konversi itu akan digunakan untuk akuisisi dan investasi di sektor pertambangan. [san/cms]

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(13)

28/11/2009 - 11:06
Izin Pengalihan 7% Newmont Sudah ke ESDM dan BKPM
Makarius Paru


INILAH.COM, Jakarta - PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) sudah mengajukan proses legal pengalihan 7% saham jatah divestasi 2008 ke Departemen ESDM dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Kami sudah mengajukan proses legal pengalihan saham ke ESDM dan BKPM, dan masih menunggu hasilnya," kata Juru Bicara PT NNT Rubi Purnomo kepada INILAH.COM di Jakarta, Sabtu (27/11).

Dia menambahkan, soal lamanya proses legal ini PTNNT berharap agar sesuai dengan proses legal saham 10% divestasi 2006 dan 2007 terdahulu, di mana memakan waktu sekitar 6 hari.

Sebelumnya Direktur Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi Bambang Setiawan mengatakan jika berkas pengalihan saham berada di mejanya, akan langsung ditandatangani. [cms]

investor BUMI GA KAPOK juga ... 281109

28/11/2009 - 08:32
Analis Enggan Melakukan Prediksi
BUMI Selalu Kejutkan Pasar
Asteria


(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Grup Bakrie yang kerap membuat aksi korporasi mengejutkan tak hanya membingungkan pelaku pasar. Analis pun enggan membuat prediksi grup Bakrie, terutama BUMI terkait volatilitas yang di luar dugaan.

Misalkan saja Suryadi Chandra Kasih. Analis dari eTrading Securities ini sudah beberapa bulan terakhir enggan memberi perkiraan pergerakan harga saham PT Bumi Resources (BUMI).

“Bagaimana kita bisa menentukan saham BUMI. Selama ini manajemennya kurang transparan atas aksi korporasi yang dilakukan. Sementara kita memiliki investor yang cukup banyak di grup Bakrie,” tuturnya, kemarin.

Menurutnya, saham primadona ini sulit diprediksi. Selain selalu melakukan aksi secara tiba-tiba, pihak manajemen jarang memberi penjelasan yang memadai. “Alhasil, pasar pun selalu menjadikannya sebagai obyek spekulasi,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Adrian Rusmana, analis pasar modal dari Kresna Securities. Ia menilai, saham BUMI sulit ditebak, karena aksi korporasinya berubah-ubah dengan cepat. “Karena itu susah memastikan pergerakan saham BUMI,” ulasnya.

Lihat saja aksi BUMI awal tahun ini. Sementara pembelian kembali (buy back) saham yang direncanakan pada 2008 belum terealisasi, BUMI sudah melakukan akuisisi. Melalui anak usahanya, PT Bumi Resources Investment, BUMI mengambil alih 75,74% saham PT Fajar Bumi Sakti senilai Rp2,48 triliun, 44% saham PT Darma Henwa Rp2,41 triliun, dan 84,46% saham PT Pendopo Energi Rp1,3 triliun. Total akuisisi Rp6,18 triliun.

Pasar menilai akuisisi BUMI ini tidak perlu dan terlalu mahal sehingga berpotensi meningkatkan risiko keuangan. Otoritas bursa pun mempertanyakan apakah transaksi ini termasuk material dan benturan kepentingan. Bahkan analis dari sekuritas asing seperti JP Morgan dan Macquarie memangkas target harga BUMI 1 tahun ke depan.

Ketika itu, analis Panca Global Securities Betrand Raynaldi menuding aksi akuisisi BUMI sengaja untuk menolong induknya, PT Bakrie & Brothers (BNBR). Hal ini mengingat kemampuan dana BUMI masih besar dan mempunyai ruang menambah utang.

“Ini salah satu cara mereka (BNBR) mengambil dana BUMI. Jadi kesannya BUMI diambil cashnya melalui cara akuisisi,” katanya. Sentimen negatif ini berlangsung cukup lama, hingga akhirnya surut seiring rilisnya peningkatan kinerja perseroan terdorong kenaikan harga minyak dan batubara.

Lalu, beredar kabar bahwa BUMI mendapat suntikan dana raksasa bisnis China, CIC dalam bentuk instrumen utang jangka panjang, menambah daftar aksi perseroan selanjutnya.

BUMI pun bergoyang melemah seiring kekhawatiran akan kemampuan membayar kewajibannya yang dibebani bunga tinggi serta penjaminan aset berharga perseroan, yaitu KPC dan Arutmin.

Ketika itu, Hedge Fund Asia, Vier Jamal menuturkan, saham Bakrie terimbas sentimen negatif BUMI, yang terkoreksi secara major, dipicu saham tutup sendiri (crossing) PT CLSA Indonesia di level Rp1.700. Crossing dilakukan setelah BUMI spekulasi di level 2.600. “Pasar mensinyalir selisih itu digunakan untuk membayar repo BUMI,” katanya.

Sementara analis Bhakti Securities Reza Nugraha memprediksi BUMI masih akan terus melakukan pinjaman. Padahal, dengan cadangan saat ini, sebenarnya BUMI tidak perlu melakukan akuisisi dalam 1-2 tahun ini.

Ia pun menyarankan, BUMI fokus pada beban utang baru dengan pendanaan CIC, sebaiknya tidak digunakan untuk akuisisi. “Kecuali akuisisi untuk diversifikasi produk, misalnya emas,” tuturnya.

Terkait pergerakan BUMI, Felix Sindhunata mengakui bagi investor jangka pendek, pergerakan BUMI memang mengkhawatirkan. Pasalnya, emiten ini sangat tergantung pada sentimen dan rasionalitas pasar.

Namun, sesuai karakter emiten tersebut, maka sentimen terhadap BUMI hanya bersifat sementara. “Pada saat naik, sangat kencang dan turunnya pun kencang. Ini tergantung pasar, apakah mereka akan termakan isu-isu korporasi atau tidak,” katanya.

Felix pun mengakui, aksi-aksi korporasinya memang cenderung membingungkan. Namun, ia menyarankan pasar mencermati seksama sebelum bertransaksi. “Grup Bakrie sangat cerdik dalam financial enggineering,” ulasnya.

Hal senada diungkapkan Yanuar Rizky, analis Independen-Aspirasi Indonesia Research Institute (AIR Inti), yang mengaku sulit memberi rekomendasi. Ia menyarankan investor mencermati benar-benar setiap aksi korporasi BUMI, karena saham ini sangat sensitif sentimen.

“Kayak makan cabe rawit, walaupun merasa pedas, begitu saham BUMI bergerak sedikit, misalnya ada isu Soros, pasti akan ngikutin. Jadi, susah kita ngomongnya. Tergantung kesukaan. Namun, kalau ngikutin, kemudian kelelep, ya jangan menyalahkan,” ucapnya.

Kendati demikian, Yanuar tetap mengembalikan seluruh keputusan berinvestasi ke tangan investor. Ia pun meminta pelaku pasar lebih berhati-hati, apalagi BUMI menarik untuk digoyang.

“Jadi harus pintar secara teknikal. Kalau senang menggoreng, ikutin saja. Tapi, kalau tidak berpengalaman, ya seperti di iklan-iklan, don’t try this at home ,” katanya. [mdr]

bolak balik, bumi atawa dmb atawa multi capital BAYAR BENERAN ...281109

27/11/2009 - 11:09
BUMI Fasilitasi Transaksi Newmont 5 Tahun
Susan Silaban


(istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan memfasilitasi PT Daerah Multi Bersaing (DMB) untuk melakukan pembelian saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara dalam waktu 5 tahun.

Demikian diungkapkan SPV Investor Relation Bumi Dileep Srivastava kepada BEI, seperti dikutip INILAH.COM, Jumat (27/11).

Ia menambahkan, biaya pendanaan divestasai saham Newmont yang mencapai US$391 juta dengan tingkat suku bunga pendanaan adalah 12%. Fasilitasi pendanaan ini akan dibayar kembali pada masa penyediaan fasilitas dalam 16 kali cicilan.

"Menyoal jaminan sampai saat ini belum ada aset DMB maupun aset pemegang saham yang digunakan untuk menjamin kewajiban DMB sehubungan dengan pemberian fasilitas pendanaan dari perseroan," tutur Dileep.

Ia menambahkan, waktu penyelesaian transaksi pembelian saham Newmont adalah 2 hari sejak diperolehnya persetujuan dari Departemen ESDM dan Kepala BKPM atas pengalihan saham Newmont kepada DMB. "Multi Capital tidak melakukan pembayaran atas pembelian saham Newmont oleh DMB melainkan Bumi sendiri yang memberikan fasilitas pembayaran itu," tuturnya.

Peningkatan kepemilikan Bumi secara tidak langsung pada Multi Capital dilakukan dengan peningkatan penyertaan tersebut, maka DMB secara akuntansi akan dapat dikonsolidasikan ke dalam perseroan sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Memang, lanjutnya, saat ini Bumi Resources Investment (BRI) memiliki 99% saham Multi Capital, namun mengingat peningkatan kepemilikan BRI dalam PT GR dilakukan dengan cara penerbitakan saham-saham baru dalam PTGR maka perubahan kepemilikan, di mana Bumi akan menjadi pemegang lebih dari 99% dari seluruh saham yang ditempatkan PTGR baru akan efektif setelah diperolehnya persetujuan Menhukam atas perusabhan struktur permodalam tersebut.

"Yidak ada transaksi jika jual beli dalam peningkatan kepemilikan BRI di PTGR karena peningkatan saham tersebut dilakukan dengan cara penerbitan saham-saham dari PTGR yang seluruhnya diambil oleh BRI," pungkasnya.

Untuk meningkatkan kepemilikannya, BRI mengambil bagian atas 180.000 lembar saham baru yang diterbitkan PTGR dengan nilai Rp1 juta per lembar saham. Untuk dana BRI dalam peningkatan kepemilikan di PTGR diperoleh dari Bumi selaku pemegang saham utama BRI. [san/cms]

bumi optimis, the bakries jual right issues, investor MERINDINK : 281109

EKONOMI
27/11/2009 - 21:54
Sepekan Anjlok 15,9%
ENRG-DEWA Picu Koreksi BUMI
Asteria


INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) anjlok 15,9% pada pekan yang singkat ini. Rencana right issue ENRG dan DEWA menyeret turun saham-saham Bakrie dan IHSG sehingga terkoreksi 3,8%.

Awan mendung menggelayuti pergerakan BUMI pekan ini. Dominasi BUMI di lantai bursa, akhirnya melempar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia turun 3,8%, atau 93,846 poin selama sepekan.

Investor cenderung wait and see mengantisipasi libur Idul Adha. Adapun tutupnya Wall Street dan beberapa bursa regional Asia karena libur Thanks Giving, menjadi alasan minimnya sentimen penggerak pasar.

BUMI tertekan sentimen negatif saham Bakrie lainnya, seperti PT Energi Mega Persada (ENRG) dan PT Darma Henwa (DEWA) yang berencana menerbitkan rights issue di bawah harga pasar.

BUMI mengawali pekan ini Senin (23/11), dengan turun Rp 75 ke level Rp 2.750. Koreksi emiten produsen batubara ini pun membebani pergerakan bursa. Tak heran, mengingat BUMI mendominasi dengan nilai transaksi mencapai Rp1,57 triliun, atau 35,6% dari total transaksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun turun 0,24% ke level 2.481,416.

Koreksi masih berlanjut pada keesokan harinya, dimana BUMI ditutup turun Rp125 ke level Rp2.625. BUMI menyumbang sentimen pelemahan bursa terbesar, dengan nilai transaksi Rp1,211 triliun atau 29,5% total perdagangan. BUMI pada hari kedua pekan ini ditutup terkoreksi Rp125 (4,54%) ke posisi 2.625.

Investor melakukan aksi ambil untung terhadap saham sektor pertambangan dan Grup Bakrie. Pelemahan saham ini berimbas besar pada bursa sehingga ditutup melemah 0,39% ke 2.471,884.

Pasar mengkhawatirkan kondisi kas BUMI, seiring kabar bahwa perseroan tengah menjajaki pencarian dana lagi sebesar US$300 juta pada akhir 2009 dengan opsi strategic loan atau obligasi.

Dana tersebut di luar suntikan CIC US$1,9 miliar dan obligasi konversi US$300 juta. Perolehan dana dengan jaminan aset nonbatubara tersebut, sebagian untuk menutupi kekurangan pembeliaan saham Newmont.

Sentimen ini seakan mengabaikan kabar bahwa BUMI akan menggenjot ekspansinya hingga US$80 juta di manca negara. BUMI diberitakan akan mengalokasikan US$60 juta untuk mengembangkan bisnis bijih besi di Mauretania dan sisanya untuk bisnis berlian di Liberia.

Demikian juga kabar bahwa PT Multi Capital resmi menguasai 18% saham Nemwont pasca ditandatanganinya akta jual beli divestasi Newmont. Porsi kepemilikannya PT Multi Capital 18% saham dan Pemda NTB 6% saham.

Tekanan tampaknya belum berhenti. Pada perdagangan Rabu (25/11), BUMI terimbas sentimen negatif grupnya, sehingga ditutup turun Rp25 ke level Rp2.600. Dominasi emiten primadona yang mencapai 18,4% ini telah menekan bursa. IHSG pun berakhir melemah 0,41% ke level 2.461,528.

Hal ini terjadi pasca ENRG mengumumkan rights issue sebanyak 26.183.297.040 saham baru. Target dana yang akan diperoleh menurut prospektus tersebut sebesar Rp 4,173 triliun.

Dana perolehan akan digunakan untuk akuisisi Blok Masela dari PSC Inpex sebesar US$ 100 juta, pembiayaan kembali (refinancing) US$ 250 juta dan modal kerja serta belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 82,4 juta. Investor menyikapi negatif kabar ini karena rights issue dilakukan di bawah harga pasar.

Sementara di hari terakhir perdagangan, Kamis (26/11), BUMI tetap tidak mampu bangkit dari keterpurukannya. Emiten ini ditutup anjlok Rp225 (8,65%) ke level Rp2.375. Pergerakannya pun mendominasi lantai bursa, dengan nilai transaksi Rp1,214 triliun atau 25,4% total perdagangan. Alhasil, IHSG pun melemah 2,77% ke level 2.393,519

Koreksi dipicu turunnya harga minyak mentah yang diperdagangkan mendekati US$78 per barel di New York setelah dolar AS anjlok terendah dalam 15 bulan terhap euro. Pemerintah melaporkan permintaan bahan bakar meningkat untuk pekan kedua ini. Saham sektor tambang pun mencatatkan anjlok terbesar mencapai 4,2%,.

Sedangkan dari internal, aksi PT Darma Henwa (DEWA) yang mengumumkan rencana right issue, tidak menjadikan BUMI lebih baik. DEWA memang akan menerbitkan rights issue pada Januari 2010, dengan harga dipatok sebesar Rp 100 per saham.

DEWA akan menerbitkan 6,24 miliar saham baru dengan target dana perolehan sebesar Rp 624 miliar. Dananya akan digunakan untuk pembayaran utang sebesar Rp 427 miliar, membeli peralatan berat Rp 47,5 miliar dan sisanya Rp 149 miliar untuk modal kerja. [mdr]

Kamis, 26 November 2009

sinetron badut: BAYAR TUNAI, beneran (10)

Kamis, 26/11/2009 13:12 WIB
Grup Bakrie Segera Bayar Lagi 7% Saham Newmont US$ 246,82 Juta
Kusmayadi - detikFinance

Mataram - Pemda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan anak usaha grup Bakrie, Multicapital akan segera membayar 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara. Angka pembayaran itu berarti baru setelah dari total pembelian saham divestasi Newmont sebesar 14% dengan nilai US$ 493,64 juta.

Pembayaran saham itu dilakukan setelah penandatanganan Perjanjian Jual Beli atau Sales and Purchase Agreement (SPA) divestasi 14 persen saham NNT pada 23 November lalu.

"Kami hanya akan membayar tujuh persen saham yang dilepas tahun 2008 terlebih dahulu. Nilainya setengah dari harga US$ 493,6 juta," ujar Andy Hadianto, Direktur Utama PT Daerah Maju Bersaing (DMB) di Mataram Kamis (26/11/2009).

DMB adalah perusahaan daerah bentukan tiga pemda di NTB. DMB bersama Multicapital telah membentuk perusahaan patungan PT Multi Daerah Bersaing (MDB) untuk mengeksekusi pembelian saham Newmont. Multicapital merupakan anak usaha dari Bakrie Capital dan Bumi Resources.

Menurut Andy, MDB baru akan membayar setengah saham lagi yang didivestasikan tahun 2009, usai pemilik saham NNT menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS). Hingga kini, MDB belum mendapat pemberitahuan kapan RUPS Newmont akan digelar.

Transfer pembayaran setengah saham itu hingga Kamis belum dilakukan MDB. MDB masih menunggu izin dari Departemen ESDM dan Badan Koordinasi Penanaman Modal terkait divestasi saham ini.

Begitu memperoleh izin dari ESDM dan BKPM, MDB kata Andy akan mentransfer dana sebesar US$ 246,82 ke rekening pemegang saham asing Newmont, untuk pembayaran tujuh persen saham yang dilepas tahun 2008.

Sesuai kesepakatan dalam SPA, MDB diberi waktu 15 hari untuk membayar saham Newmont terhitung setelah menerima izin dari ESDM dan BKPM.

"Tapi kami tidak akan minta waktu banyak. Sehari setelah mendapat izin dari ESDM dan BKPM, saham tahun 2008 akan kami bayar langsung," ujarnya.

Kemungkinan besar pembayaran saham akan ditransfer melalui Bank Mandiri di Singapura, seperti pembayaran 10% saham Newmont sebelumnya.

(qom/qom)
Kamis, 26/11/2009 12:50 WIB

14% Saham Newmont dibayar bertahap

oleh : Antara

MATARAM (Antara): Manajemen PT Multi Daerah Bersaing (MDB) selaku perusahaan patungan Pemda NTB dengan mitra investornya PT Multicapital akan membayar 14% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) secara bertahap.



"7% saham jatah divestasi tahun 2008 yang lebih dulu dibayar, sementara 7% saham divestasi jatah 2009 akan dibayar setelah pihak PT NNT menggelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)," kata Direktur Utama (Dirut) PT DMB, Andy Hadianto, yang dihubungi dari Mataram hari ini.



PT MDB merupakan perusahaan patungan bentukan PT DMB (perusahaan konsorsium Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat) dengan PT Multicapital (anak usaha PT Bumi Resources Tbk).



Hadianto mengatakan MDB dan Newmont sudah menandatangani SPA 14% saham divestasi itu Senin lalu di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta.



Pihak yang menandatanganinya yakni Dirut PT MDB yang juga Dirut PT Multicapital, D.A. Didik Cahyanto dan petinggi PT NNT.



Nilai 14% saham atau 7% saham PT NNT jatah divestasi tahun 2008 dan 7% lagi untuk tahun 2009 itu ditetapkan manajemen PT NNT sebesar US$493,64 juta atau setara dengan sekitar Rp5 triliun.



"Setelah penandatanganan SPA 14% saham itu, akan ditindaklanjuti dengan pembayaran sesuai nilai saham yang ditetapkan, " ujarnya.



Menurut Hadianto, sebagaimana pembayaran 10% saham divestasi, 6 Nopember lalu, yakni PT MDB melalui PT Bumi Resources yang mentransfer dana ke rekening pemegang saham asing PT NNT yaitu Newmont Indonesia Limited (NIL) dan Nusa Tenggara Mining Corp (NTMC).



Pengiriman tersebut dilakukan dari Bank Mandiri cabang Singapura ke Citibank Cabang New York dan Sumitomo Mitsui Banking Coorporation di Jepang.



Nilai 10% saham PT NNT sebesar US$391 juta atau setara dengan Rp4,1 triliun lebih.



Namun, pembayaran baru bisa dilakukan setelah pihak MDB mendapat izin dari para pihak seperti Menteri ESDM, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Menteri Hukum dan HAM.



"Kalau yang 10% saham divestasi itu, pendantanganan SPA 6 November bayarnya 16 November. Mungkin yang 14% juga demikian meskipun pembayarannya bertahap yakni jatah divestasi 2008 baru 2009," ujarnya.



Hadianto mengakui bahwa pihak Newmont memberi batasan waktu 15 hari pascapemberitahuan hendak membayar sesuai nilai saham itu untuk merealisasikan kewajiban itu.



"Saya kira jangan 15 hari, setelah ada izin pejabat terkait akan segera ditindaklanjuti dengan pemberitahun ke pihak Newmont dan dua sampai tiga hari kemudian terjadilah tranfer dana karena anggarannya sudah disiapkan," ujarnya. (ln)

bisnis.com

bumi SAHAM RAJA TARIK DANA, saham sejuta TANGISAN ... 261109

26/11/2009 - 10:04
Aji Martono
‘Akumulasi Beli’ untuk BUMI

INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), pada Kamis (26/11) diprediksikan menguat. Namun, kenaikan ini cenderung terbatas karena sentimen negatif grup Bakrie dan turunnya harga minyak mentah.
Aji Martono, technical analyst PT Indomitra Securities mengatakan, potensi penguatan BUMI hari ini terbuka, menyusul aksi korporasi perseroan setelah berkomitmen membayar divestasi 18% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Menurutnya, ini menjadi bargaining bagi investor untuk kembali mengakumulasi saham sejuta umat ini.

Namun, rencana Grup Bakrie menarik dana besar-besaran dari market, akan menekan pergerakan emiten ini. “BUMI akan menguat mengarah ke level resistance Rp2.675 dan Rp2.400 sebagai level suport-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.
Pada perdagangan Rabu (25/11) BUMI ditutup melemah Rp25 (0,95%) menjadi Rp2.600, dengan intraday Rp2.675 dan Rp2.525. Volume transaksi mencapai 274,4 juta unit saham senilai Rp713,7 miliar dan frekuensi 6.696 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Menjelang long week end ini, bagaimana prediksi pergerakan BUMI?
Memang, hari ini menjelang libur Idul Adha 1430 Hijriah, yang notabene long week end, banyak investor yang cenderung merealisasikan keuntungan. Apalagi, jika melihat saham-saham dari Grup Bakrie kemarin yang kompak mengalami penurunan berpeluang juga terjadi hari ini.
Tapi, saya perkirakan BUMI berpotensi menguat karena aksi korporasi yang dilakukan setelah berkomitmen membayar divestasi 18% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Ini menjadi bargaining bagi investor untuk kembali mengakumulasi saham ini. Kenaikan BUMI juga didukung penguatan market Dow Jones, Nikkei dan Hang Seng setelah mengalami koreksi teknis pada perdagangan kemarin.

Akan bergerak di kisaran berapa?
BUMI akan mengarah ke level resistance Rp2.675 dan Rp2.400 sebagai level suport-nya. Titik resistance BUMI di level Rp2.675 merupakan level yang menentukan dan menarik bagi investor. Jika titik resistance ini bisa tembus, bargaining posisitionterhadap BUMI menjadi lebih kencang dan investor menjadi cenderung untuk memburu kembali saham BUMI.
Sebaliknya, apabila tekanan jual bisa berlanjut hingga mencapai level support Rp2.400 hari ini, kemungkinan pelemahannya akan tertahan di level ini. Karena level support ini merupakan patokan bagi investor untuk kembali mengakumulasi saham BUMI kembali.
Bagaimana rencana penerbitan kembali obligasi konversi senilai US$300 juta?
Tidak akan berpengaruh negatif bagi BUMI, karena hal itu tidak akan mengurangi jumlah saham yang beredar. Apalagi, jika obligasi ini direspon positif oleh pasar karena tingkat suku bunganya yang bagus. Justru akan menjadi sentimen positif bagi BUMI.
Sentimen apa yang masih menghambat kenaikan BUMI?

Berita yang berkembang saat ini, terkait rencana Grup Bakrie yang menarik dana besar-besaran dari market. Salah satunya adalah rencana rights issue yang dilakukan PT Energi Mega Persada (ENRG) di harga Rp185 per saham. Aksi ini memicu pelemahan saham-saham Grup Bakrie secara keseluruhan termasuk BUMI.
Pasar melihat, harganya terlalu mahal dengan target meraih dana Rp5 triliun dari rights issue tersebut. Akibatnya, sambil menunggu pelaksanaan right issue itu pasar melakukan penjualan.
Pada perdagangan kemarin pun, di sesi awal, BUMI sempat berada di level resistanceRp2.675. Tapi, karena terjadi penjualan pada saham-saham di grupnya, BUMI pun ditutup melemah di harga tengah Rp2.600. Di sisi lain, harga minyak dunia yang saat ini koreksi juga bisa dijadikan satu pijakan untuk menentukan koreksi BUMI. Karena itu, penguatan BUMI akan sedikit terhambat sehingga kenaikannya akan terbatas.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
Karena itu, untuk jangka panjang meruapakan saat tepat akumulasi buy dan untuk jangka pendek trading buy saja! [ast]

bumi SEMAKIN RENTA, cic LOM BERPERAN (2)

26/11/2009 - 10:52
Jangka Pendek, Respon Saham BUMI Negatif
Syamsudin Prasetyo


INILAH.COM, Jakarta - Dalam jangka pendek saham Bumi Resources Tbk (BUMI) akan direspon negatif oleh pelaku pasar terkait belum terlihatnya hasil pinjaman US$1,9 miliar dari China Invesment Corporation (CIC).

Menurut analis e-Trading Suryadi Chandra Kasih kepada INILAH.COM, Kamis (26/11), secara fundamental memang BUMI akan tetap mendominasi transaksi meskipun secara teknikal ada penurunan nilai. "Ini diakibatkan hasil pinjaman dari China Invesment Corporation (CIC) sebesar US$1,9 miliar belum ada hasil," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, respon negatif pasar terhadap saham BUMI ini hanya terjadi dalam beberapa hari terakhir saja. "Namun ini hanya gejala jangka pendek saja," tukasnya.

Pada perdagangan saat ini saham BUMI tertekan 125 poin (-4,8%) ke level Ro2.475 per saham. [cms]

bumi PASTI CARI JALAN lagi dah ... 261109

Kamis, 26 November 2009 | 08:40

AKSI KORPORASI BUMI

Obligasi BUMI Kurang Laku?



JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui anak perusahaannya, Enercoal Resources Pte Ltd, mengakhiri masa penjualan obligasi konversi senilai US$ 300 juta kemarin (25/11). Berdasarkan penentuan harga konversi yang dihitung 30% di atas harga rata-rata tiga hari perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 20 November 2009, muncul angka sebesar Rp 3.526 per saham. Obligasi konversi ini berumur tujuh tahun dengan bunga 5% per tahun.

Sumber KONTAN menuturkan, obligasi konversi BUMI itu kabarnya tidak mendapatkan respon positif dari pasar. "Kabarnya yang laku hanya sebesar US$ 100 juta saja," ujar sumber itu kepada KONTAN kemarin.

Namun sayang, ketika KONTAN hubungi, Senior Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava tidak bersedia menanggapi informasi tersebut.



Wahyu Tri Rahmawati, Irma Yani KONTAN

Rabu, 25 November 2009

bumi dan asienk antara cinta dan benci ... 251109

25/11/2009 - 09:24
Irwan Ibrahim
‘Buy’ BUMI untuk Jangka Panjang

INILAH.COM, Jakarta – Menyusul koreksi teknis dua hari terakhir, pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (25/11) diprediksikan mengalami technical reboundLong term buy BUMI!
Pengamat pasar modal Irwan Ibrahim mengatakan, peluang penguatanBUMI terjadi karena technical rebound menyusul koreksi teknis sebelumnya. Pelemahan harga batu bara ke level US$60-70 per metrik ton dan harga minyak dunia di level US$77 per barel  telah menekan pergerakan saham ini dalam dua hari terakhir.

Namun, koreksi itu hanya sesaat dan hari ini, harga energi secara umum akan menguat sehingga menjadi sentimen positif bagi saham sejuta umat ini. “BUMI akan menguat ke level resistance Rp2.700 dan Rp2.550 sebagai level support-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.
Pada Selasa (24/11), saham BUMI ditutup melemah Rp125 (4,54%) menjadi Rp2.625, dengan intraday Rp2.750 dan Rp2.550. Volume transaksi mencapai 459,9 juta unit saham, senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 13.962 kali. Berikut wawancara lengkapnya:
BUMI tengah menjajaki pencarian dana lagi sebesar US$300 juta pada akhir 2009 untuk menutupi kekurangan pembeliaan saham Newmont. Bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan sahamnya hari ini?
Semua sentimen positif dari aksi korporasi sudah diserap oleh pasar, seperti jatah 24% divestasi saham Newmont untuk BUMI dari sebelumnya 10%. Semuanya secara umum tidak ada sentimen positif lagi.

Tapi, BUMI hari ini berpotensi menguat karena technical rebound menyusul koreksi teknis sebelumnya. Pelemahan harga batu bara ke level US$60-70 per metrik ton dan harga minyak dunia di level US$76 per barel, telah menekan pergerakan BUMI dua hari terakhir. Namun, koreksi itu hanya sesaat dan hari ini, harga energi secara umum akan menguat sehingga menjadi sentimen positif bagi saham ini.
Bagaimana dampak dari aksi BUMI yang akan berinvestasi hingga US$80 juta untuk menggenjot ekspansinya di mancanegara?
Untuk saat ini belum berpengaruh positif. Pasalnya, apapun aksi korporasi BUMI, analis sudah mengetahui berapa free cash flow-nya. Investor bisa mengetahui pertumbuhan emiten ini hingga lima tahun ke depan. Karena itu, ekspansi itu baru akan berpengaruh positif tahun depan. Penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan laba kotor dikurangi biaya administrasi baru BUMI mendapatkan free cash flow.
Kalau begitu, apa yang perlu diantisipasi pasar?
Pasar masih harus mengatisipasi kenaikan harga batu bara dan komoditas lainnya di pasar internasional. Karena, jika harga minyak naik ke level US$80 per barel atau bahkan tembus di level US$100 per barel, investor asing secara otomatis akan memborong saham BUMI.

Saat ini, BUMI masih menunggu investor asing kembali masuk ke pasar domestik dan melakukan pembelian di saham ini, sehingga bisa mengerek naik harganya lebih jauh untuk jangka panjang. Karena asing biasanya memborong dalam jumlah banyak. Sebagian besar pelaku pasar asing masih belum kembali ke pasar kita.
Selain itu, market secara umum saat ini masih mengkhawatirkan kasus Bank Century. Hal ini juga telah membuat investor melakukan aksi jual. Sentimen Century sangat negatif dan berimbas buruk ke seluruh saham. Risiko politik ini juga menjadi salah satu penghambat investor asing masuk ke bursa Indonesia.
Berapa nilai net buy asing di bursa?
Net buy asing saat ini yang tercatat di bursa senilai Rp310 miliar. Namun, angka itu tidak bisa dijadikan patokan. Investor asing yang sesungguhnya tidak bisa dideteksi karena bisa saja mereka menggunakan broker lokal. Brokernya saja yang asing, tapi pemainnya dari Indonesia. Pasar luar negeri saat ini masih berfluktusi, sehingga menjadi alasan asing belum bisa masuk ke pasar domestik. Mereka masih fokus ke saham-saham bluechips di negara masing-masing. Apalagi, harga komoditas sendiri belum menampakkan tren kenaikan. Pada sesi malam harga minyak dunia mendekati US$80 per barel tapi di pagi hari hari kembali ke US$76 per barel.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?
BUMI akan menguat ke level resistance Rp2.700 dan Rp2.550 sebagai level support-nya. ‘Beli’ BUMI untuk jangka panjang, long term buy dan buy on weakness untuk jangka pendek. Namun pemain jangka pendek berisiko karena hari Jumat (27/11) merupakan hari libur. Jangka pendek tidak cocok. [ast]
25/11/2009 - 08:56
Investor Bisa Beli Jangka Panjang
BUMI Potensi Rebound Teknikal
Ahmad Munjin


(inilah.com /Agung Rajasa)
INILAH.COM, Jakarta – Pergerakan saham PT Bumi Resources (BUMI), Rabu (25/11) diprediksi technical rebound menyusul koreksi teknis dua hari terakhir. Saatnya long term buy BUMI!

Pengamat pasar modal, Irwan Ibrahim mengatakan potensi penguatan BUMI hari ini semata technical rebound menyusul koreksi teknis sebelumnya. Pelemahan harga batubara ke level US$60-70 per metrik ton dan harga minyak dunia di level US$77 per barel telah menekan pergerakan saham ini dua hari terakhir.

Namun, koreksi itu hanya sesaat mengingat harga energi secara umum akan menguat sehingga menjadi sentimen positif bagi saham sejuta umat ini. “BUMI akan menguat ke level resistance Rp2.700 dan Rp2.550 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (24/11).

Kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp125 (4,54%) menjadi Rp2.625 dibandingkan sebelumnya pada level Rp2.750. Harga tertingginya mencapai Rp2.750 dan terendah Rp2.550. Sedangkan volume transaksi mencapai 459,9 juta unit saham senilai Rp1,2 triliun dan frekuensi 13.962 kali.

Lebih jauh Irwan mengatakan, penguatan BUMI hari ini hanya semata technical rebound. Pasalnya, semua sentimen positif dari aksi korporasi sudah diserap oleh pasar seperti jatah 24% divestasi saham Newmont untuk BUMI dari sebelumnya 10%. “Semuanya secara umum tidak ada sentimen positif lagi,” ujarnya.

Begitu juga dengan sentimen dari rencana BUMI yang akan menginvestasikan hingga US$80 juta untuk menggenjot ekspansinya di manca negara. Sebesar US$60 juta akan dialokasikan untuk mengembangkan bisnis bijih besi di Mauretania. Sedangkan sisanya, bisnis berlian di Liberia. “Ini belum berpengaruh positif,” imbuhnya.

Apapun aksi korporasi BUMI, lanjut Irwan, analis sudah mengetahui berapa free cash flow-nya. Investor bisa mengetahui berapa pertumbuhan emiten ini hingga lima tahun ke depan.

Karena itu, ekspansi itu baru akan berpengaruh positif tahun depan. “Penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan laba kotor dikurangi biaya administrasi, baru kemudian BUMI mendapatkan free cash flow,” timpalnya.

Pasar juga masih menunggu kenaikan harga batubara dan komoditas lainnya di pasar internasional. “Jika harga minyak naik ke level US$80 per barel atau bahkan tembus di level US$100 per barel, investor asing secara otomatis akan memborong saham BUMI,” paparnya.

Saat ini, saham BUMI masih menunggu investor asing kembali masuk ke pasar domestik dan melakukan pembelian di saham ini sehingga bisa mengerek naik harganya lebih jauh untuk jangka panjang. Asing biasanya memborong dalam jumlah banyak. “Sebagian besar pelaku pasar asing masih belum kembali ke pasar kita,” paparnya.

Net buy asing saat ini yang tercatat di bursa senilai Rp310 miliar tidak bisa dijadikan patokan. Investor asing sesungguhnya tidak bisa dideteksi karena bisa saja mereka menggunakan broker lokal. “Brokernya saja yang asing, tapi pemainnya dari Indonesia,” tukasnya.

Pasar luar negeri saat ini masih berfluktuasi sehingga menjadi alasan asing belum bisa masuk ke pasar domestik. Mereka masih fokus ke saham-saham bluechips di negara masing-masing.

Apalagi, harga komoditas sendiri belum menampakkan tren kenaikan. “Pada sesi malam harga minyak dunia mendekati US$80 per barel tapi di pagi hari hari bisa kembali ke US$76 per barel,” timpalnya.

Selain itu, market secara umum saat ini masih khawatir terhadap kasus Bank Century. Hal ini juga telah membuat investor melakukan aksi jual. “Sentimen Century sangat negatif dan berimbas buruk ke seluruh saham,” tuturnya. “Risiko politik ini juga menjadi salah satu penghambat investor asing masuk ke bursa Indonesia.”

Untuk itu, Irwan merekomendasikan ‘beli’ BUMI untuk jangka panjang dan buy on weakness untuk jangka pendek. Namun pemain jangka pendek berisiko karena hari Jumat (27/11) merupakan hari libur. “Jangka pendek tidak cocok,” tukasnya. [mdr]

gara2 bertahan keras, bumi seret ihsg ... 251109

25/11/2009 - 16:15
Weleh..IHSG Ditutup Turun 10,35 Poin
Wahid Ma'ruf

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakkan IHSG  pada perdagangan Rabu (25/11) ditutup turun 10,35 poin (0,42%) di level 2.461.53 karena terseret penurunan saham grup Bakrie.

Hal itu dikatakan analis saham First Asia Capital kepada INILAH.COM Rabu (25/11). "Indeks terseret saham grup Bakrie yang dimotori saham Bumi Resources karena didera tekanan jual," katanya.
Sebenarnya penurunan saham BUMI tidak terlalu drastis tetapi volumenya cukup besar sehingga mempengaruhi saham lain termasuk indeks pun ikut terseret. BUMI ditutup turun Rp25 ke Rp2.600 dengan volume perdagangan 548,834 senilai Rp713,7 miliar sebanyak 6,696 kali transaksi. Padahal bursa regional ditutup di area positif meskipun tipis. Meskipun pada sesi I masih berada di area negatif.

Volume perdagangan mencapai 4,4 miliar unit saham senilai Rp3,2 triliun dengan 72 saham naik, 101 saham turun serta 70 saham stagnan. Untuk LQ45  turun 2,2 poin ke 485,79 dan Jakarta Islamic Index (JII)  turun 2,5 poin ke 407,17.
Untuk saham-saham yang naik antara lain Delta Djakarta (DLTA) naik Rp3.000 ke Rp49.000, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp350 ke Rp16.450, PP London Sumatera (LSIP) naik Rp200 ke Rp8.200, Charoen Pokphand Indonesia (PCIN) naik Rp165 ke Rp2.125, Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp100 ke 23.500, Bayan Resources (BYAN) naik Rp100 ke Rp5.500.
Sedangkan untuk saham-saham yang turun antara lain Astra International (ASII) turun Rp450 ke Rp32.900, Indocement Tunggal Prakasa (INTP) turun Rp350 ke Rp11.400, Multibreeder Adirama Indonesia (MBAI) turun Rp300 ke Rp5.000, Plaza Indonesia Realty (PLIN) turun Rp200 ke Rp950, Semen Gresik (SMGR) turun Rp200 ke Rp7.200, Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp200 ke Rp11.250. [hid/cms]

bumi3526 ... wow : 251109

BUMI: Harga Konversi Obligasi Disinyalir Rp3.526

Pengamat pasar modal David Cornelis memprediksi harga konversi obligasi BUMI sebesar Rp3.526,47/saham, merupakan premium 30% dari harga referensi selama tiga hari sejak 20 Nov09 yakni Rp2.712,67/saham. Sementara itu, perseroan belum bisa memastikan harga konversinya .
e-trading

lubang bumi tertutup ... for the moment : 251109


25/11/2009 - 09:26
Transaksi Obligasi Konversi BUMI Tuntas Hari Ini

(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta - Transaksi convertible bond (CB) atau obligasi konversi yang diterbitkan Bumi Resources Tbk (BUMI) lewat anak usahanya Enercoal Resources Ltd diharapkan tuntas Rabu (25/11) ini.
Hal ini disampaikan Dileep Srivastava, Senior VP Investor Relations-Corporate Secretary BUMI dalam keterbukaannya yang dikutip INILAH.COM, Rabu (25/11).
Dijelaskan BUMI melalui anak usaha yang dimilikinya 100%, Enercoal Resources Pte. Ltd telah menerbitkan surat utang sebesar US$300 juta dengan Guaranteed Convertible Bonds yang jatuh tempo pada 2016 yang dijamin seutuhnya oleh BUMI.
Adapun dana yang dihasilkan dari penerbitan CB ini akan dipinjamkan Enercoal kepada BUMI berdasarkan intercompany loan agreement, untuk investasi, membiayai transaksi derivatif equity swap antara BUMI dan Credit Suisse, dan modal kerja, serta membayar utang dan membiayai kegiatan umum Perseroan. [cms]

bumi maseh lah dilirik ... 251109

mau tau SKOR AKHIR INTER-BARCA... ooopssss... maksudnya ADRO v BUMI, baca di posting ini :  http://sahamadaro.wordpress.com/2009/11/25/mana-lebe-untung-adro-v-bumi-ya-barca-donk-p-251109/

ati2 biaya transportasi batu item MENGGELEMBUNG

ANALYSIS-Asia coal traders risk over exposure on freight
Mon Nov 16, 2009 5:52pm IST
* Pacific coal trade 400 mln T/yr freight unhedged

* Indian traders may go bust due to poor risk management

* FFA market difficult for Indian players

By Jonathan Saul and Jackie Cowhig

LONDON, Nov 16 (Reuters) - Indian and Chinese coal traders face big losses if they fail to ramp up their use of derivative instruments to hedge a growing shipping freight exposure.

Indian traders who have not hedged either coal or freight costs are likely to fail to honour contracts, creating a domino effect of losses for their suppliers, said traders and producers who declined to be named.

This will result in a rash of disputes and lawsuits, they said, as has happened several times during the past few years.

Freight rates have remained erratic in recent months partly due to bursts of coal and iron ore buying activity by China and depressed demand for raw materials due to the economic downturn.

"If you have volatility in the freight market that has repercussions further down on the supply chain," Nikos Nomikos, reader in shipping risk management with London's Cass Business School, said.

Coal prices have also risen to a 12-month high this month due to strong demand from China and India.

For a graphic click on: here

Indian coal traders, who supply almost all the 20 million tonnes of South African coal imported annually into the country, are currently losing up to $10 a tonne by not hedging coal linked to the benchmark API4 physical price index. [ID:nLC437191]

Traders say importers have also not hedged their coal freight, with many companies facing massive losses and closure.

"We have lost in a month what we made in a year," an Indian trader said, declining to be named.

Some Indian traders say they may push counterparties to re-negotiate coal contracts at lower fixed prices to mitigate losses.

FFA MARKET

The 400 million tonne Asian physical coal trade is double that of the Atlantic market where traders hedge every tonne. Only a small part of coal price risk in Asia is hedged using swaps with even less done via freight forward agreements (FFAs).

FFAs allow a buyer to take a position over where freight rates will stand at a point in the future and are the commonly used instrument to hedge freight risks.

Most FFA contracts are settled against the Baltic Exchange's physical indices. For a graphic click on: here

"Any serious coal market player who isn't hedging his freight either through contracts or through taking in tonnage or through the freight derivatives market would seem to be running a significant and unnecessary risk," Baltic Exchange chief executive Jeremy Penn told Reuters.

Indian traders said they find FFAs costly and not entirely appropriate to their needs.

"The FFA market is not popular with the Indian market," another Indian coal trader said. "FFAs are difficult to use and expensive."

FFA shipping routes do not include the routes most used by Indian players to a variety of Indian ports from South Africa's Richards Bay. This means several FFA routes are needed to hedge.

Clive Murray, chief executive of London Commodity Brokers (LCB), said FFA market players were reluctant to accept Indian counterparties, making clearing more necessary than ever to reduce risk.

"The FFA market has a long way to go yet before it will be able to accept Indian exposure. Ship owners will take new names among the Chinese iron ore or coal buyers on a physical basis, but they won't do FFAs," he said.

CHINESE RISK

LCB has set up freight broking and iron ore broking divisions focused on the Indian and Chinese markets and has been trying to persuade players to use derivatives and options.

"There are more Chinese companies using freight derivatives than Indian coal traders," Murray said.

China became a net coal importer for the first time in 2009. [ID:nSHA260316]

Murray said exchange controls in China and India have made it difficult to use derivatives.

"The authorities in these countries need to have it proved to them that the use of derivatives is purely for hedging and not for speculating, which makes it complicated," he said.

Others especially in China, South Korea and Taiwan could choose to buy ships as a means of hedging their risk.

"We are starting to see cargo interests and utilities buying ships at the moment and they may be looking to cover their freight costs a bit more which is a form of hedging," Will Fray, shipping analyst with London-based consultants Maritime Strategies International, said. "We expect to see more of that."

isu YANG SENGAJA menghambat ... atawa menambat : 251109

Gov urged to reject coal mining permits

Adianto P. Simamora , The Jakarta Post , Jakarta | Thu, 11/12/2009 12:55 PM | Headlines

Forest experts and activists have warned the Forestry Ministry against approving permits for coal mining in the Meratus protected forest in South Kalimantan, arguing that it could cause a water crisis in the province.

Nine regents in the province have granted principal permits to 229 mining companies allowing them to mine the huge deposit of coal in the 200,000-hectare protected forest.

However, mining companies must first seek approval from the Forestry Ministry before they can start their explorations.

Udiansyah, a forest expert from Lambung Mangkurat University in Banjarmasin, said the government had to reject the mining companies' requests, claiming the companies would use open-cut mining techniques, which are banned under the 1999 Forest Law

He said that most of the 229 mining companies were small-scale mining firms that would operate in less than 5,000 hectares.

State Environment Minister Gusti Muhammad Hatta, also from Lambung Mangkurat University, previously urged the Forestry Ministry not to issue new permits for any mining activities in Meratus or other protected forests on the island.

South Kalimantan contributes about 16 percent to the country's total coal production.

Coal mining, however, only contributed about five percent to the province's Rp 1.8 trillion budget in 2008, said Udiansyah.

Coordinator of Mining Networks (Jatam) in East Kalimantan, Kahar Al Bahri, said the coal mining had become a profitable business in Kalimantan because under the regional autonomy, regional heads had intensively sold coal mining permits in a bid to improve their annual revenue and generate jobs to help cope with unemployment.

"Selling permits are an emerging business for regents in Kalimantan," he said.

East Kalimantan only has 19.8 million hectares of land, but regional chiefs have granted permits, mainly to mining and plantation companies in about 21.7 million hectares.

"There are many overlapping permits in East Kalimantan," he said.

East Kalimantan produced about 116 million tons of coal per year, of which 82 percent was exported to 30 countries, including Japan, China and South Korea.

"And only 1 percent of that coal was used in East Kalimantan, making electricity blackouts a daily occurrence in the province," he said.

Jatam is currently researching the environmental impacts of mining activities in Kutai Barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Paser and Samarinda.

Udiansyah urged the government to review tax regulations on coal mining to reduce the level of coal exploitation and help protect the environment.

"The government needs to increase the royalties on coal mining to slow down mining activities," he said.

The government currently receives 13.5 percent in royalties.

Udiansyah also proposed imposing higher taxes to provide financial assistance to empower locals and to improve their social welfare.

NNT uda lega ... katanya : 251109

Newmont Senang Telah Laksanakan Kewajiban Kontrak Karya
24 November 2009 | 20:54 WIB

Alan Blank
Abraham Lagaligo
abraham@majalahtambang.com

Denver – TAMBANG. Seiring dengan telah ditandatanganinya Sales Purchase Agreement (SPA) 14% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), maka pemegang saham perusahaan tambang emas dan tembaga itu telah melaksanakan hampir keseluruhan kewajiban dalam Kontrak Karya (KK).

Alan Blank selaku Executive Vice President, Legal and External Affairs Newmont Mining Corporation mengaku senang dengan telah disepakatinya penjualan saham senilai USD 494 juta tersebut.

“Kami senang telah mencapai kesepakatan terkait penjualan saham PTNNT sebesar 14% sebagaimana tercantum dalam Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia,” kata Alan Blank dari Denver, Amerika Serikat, dalam rilis yang disampaikan kepada Majalah TAMBANG, Selasa, 24 November 2009.

Di negara asalnya, Newmont pun telah mengumumkan pada 23 November 2009 bahwa anak perusahaannya, Newmont Indonesia Limited, bersama Nusa Tenggara Mining Corporation (NTMC) yang merupakan afiliasi Sumitomo Corporation, sepakat menandatangani perjanjian jual beli atas 14% saham PTNNT.

Yakni 7% untuk divestasi 2008 dan 7% untuk divestasi 2009 kepada PT Multi Daerah Bersaing (PTMDB), konsorsium milik pemerintah daerah, dan PT Multi Capital, perusahaan swasta. Total hasil penjualan (proceeds) mencapai sekitar USD494 juta.

Pengalihan hak atas saham divestasi 2008 akan dirampungkan setelah diperoleh persetujuan dari Pemerintah Indonesia. Sementara pengalihan hak atas saham divestasi 2009 akan dilakukan segera sesudahnya. Rapat pemegang saham PTNNT akan diadakan setelah penjualan saham divestasi 2008 dirampungkan untuk menyetujui pengalihan hak atas saham divestasi 2009.

“Bersama mitra baru, kami tetap berkomitmen untuk memastikan keberhasilan tambang tembaga-emas Batu Hijau dalam jangka panjang,” sambung Alan. Dia juga memastikan PT NNT akan tetap mempertahankan standar industri tambang terdepan, pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, dan investasi sosial berkelanjutan bagi masyarakat sekitar tambang.

Terkait penjualan saham tersebut, Newmont bersama NTMC juga telah menandatangani Perjanjian Pengoperasian Tambang dengan PTMDB, yang akan mulai berlaku sejak dirampungkannya penjualan saham divestasi 2009. Perjanjian tersebut akan menerapkan seluruh standar Newmont dalam pengoperasian tambang.

UPDATE 1-Indonesia, Newmont agree further 14 pct stake sale
Mon Nov 23, 2009 10:20am EST
* Newmont, Sumitomo sell 14 pct in unit for $493.6 million

* Newmont, Sumitomo to remain operators of Batu Hijau mine

By Fitri Wulandari

JAKARTA, Nov 23 (Reuters) - A consortium of Indonesian local governments has agreed to buy an additional 14 percent stake in a local unit of Newmont Mining Corp. (NEM.N: Quote, Profile, Research, Stock Buzz) for $493.6 million, a Newmont official said on Monday.

The purchase will resolve a divestment dispute between the government and the foreign owners of PT Newmont Nusa Tenggara which runs the Batu Hijau copper and gold mine in Sumbawa island.

"We have a signed sales and purchase agreement for a 14 percent stake. We also signed an agreement which says that Newmont and Sumitomo remain as operators" for the mine, Martiono Hadianto, president of Newmont Nusa Tenggara (NNT), told reporters.

Newmont and Japan's Sumitomo Corp (8053.T: Quote, Profile, Research, Stock Buzz), the foreign shareholders of PT NNT, will own 56 percent after the latest stake sale. Hadianto said the foreign owners must give up their operating status only if their combined stake drops below 40 percent.

The deal is expected to be settled within two working days after both parties report to Indonesia's energy ministry and receive approval from the investment coordinating board.

With the additional stake purchase, the consortium -- PT Multi Daerah Bersaing, which is linked to the Bakrie family's Bumi Resources (BUMI.JK: Quote, Profile, Research, Stock Buzz) -- will have a 24 pct stake in NNT and will have the right to place its representatives on the board of directors and commissioners of NNT.

NNT's foreign shareholders last week sold a 10 percent stake for $391 million to the consortium, which comprises the governments of West Nusa Tenggara province, West Sumbawa regency, and Sumbawa regency where the mine is located and financing firm PT Multicapital, which is controlled by coal giant Bumi.

An arbitration court in late March ordered Newmont and Sumitomo to sell part of their stake to local investors or to the government within six months, resolving a long-running dispute over ownership.

The rest of NNT's stake of 20 percent is held by Indonesian mining firm PT Pukuafu Indah owned by a politician-turned-businessman Yusuf Merukh.

Pukuafu said it has filed a lawsuit against the government over the stake sale.

Selasa, 24 November 2009

analis pro YAKIN atas nasib bumi pasca sinetron badut ... 241109





 
Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto: "PT Bumi Resources Tbk (BUMI)"
Pembelian divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara akan menjadi sentimen positif.Sisi teknis masih menunjukkan peluang penguatan harga.
Akumulasi Beli
Pemodal masih memburu saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big caps).

ANALIS PRO jadi BLOON di depan nasib BUMI...(6)

24/11/2009 - 10:01
Nico Simatupang
‘Hold’ Saja untuk BUMI!

INILAH.COM, Jakarta – Seiring sentimen negatif dari penerbitan kembali obligasi konversi senilai US$300 juta, akan menekan saham PT Bumi Resources (BUMI), pada Selasa (24/11). Rekomendasi hold untuk BUMI!

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Aset Manajemen mengatakan, pelemahan BUMI dipicu sentimen negatif dari aksi korporasi berupa penerbitan kembali obligasi.

Pasar mengkahwatirkan besaran utang perseroan dapat membebani kas BUMI.

Melalui anak usahanya Enercoal Resources, emiten ini akan menerbitkan obligasi konversi senilai US$ 300 juta. Obligasi ini berjangka waktu 7 tahun dengan kupon bunga 5%. Utang BUMI 2009 ini yang mencapai US$2,875 miliar, pada 2016 menjadi US$4,689 miliar.

“Karena itu, BUMI akan melemah ke level support Rp2.500-2.400 dan Rp2.800 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdangan Senin (23/11), BUMI ditutup melemah Rp75 (2,65%) menjadi Rp2.750, dengan intraday Rp2.875 dan Rp2.675. Volume transaksi menacpai 565,2 juta unit saham, senilai Rp1,5 triliun dan frekuensi 15.307 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

BUMI kembali berencana menerbitkan obligasi konversi senilai US$300 juta. Bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan emiten hari ini?

Akan melemah. Obligasi itu kan tambahan utang yang artinya menjadi sentimen negatif. Melalui anak usahanya Enercoal Resources, BUMI akan menerbitkan obligasi konversi senilai US$ 300 juta. Semoga saja aset-aset yang dibeli perseroan segera berproduksi sehingga memberikan hasil bagi perusahaan ini.

Seberapa besar risiko utang BUMI tidak terbayar?

Utang BUMI sangat berisiko. Di satu sisi perusahaan meminjam uang dalam jumlah besar, tapi pada saat bersamaan melakukan akuisisi. Seperti akuisisi Herald yang sampai saat ini belum berproduksi, dan baru 2011 akan menghasilkan produk.

Tapi, memang sudah ada beberapa perusahaan yang diakuisisi BUMI yang sudah berproduksi seperti Berau Coal dan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Jika harga komoditas naik, sementara produksi anak usaha yang diakuisisinya juga naik, utang-utang BUMI bisa terbayar. Taruhan BUMI di harga batu bara, seng dan nikel seperti yang di Dairi itu.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan melemah ke level support Rp2.500-2.400 dan Rp2.800 sebagai level resistance-nya.

Sampai kapan tren pelemahan BUMI?

Kecenderungan pelemahannya akan terus berlangsung, seiring pengaruh emiten-emiten Grup Bakrie yang gencar berutang. Saat ini, hampir semua perusahaan Bakrie Group berutang misalnya UNSP (PT Bakrie Sumatera Plantations), dan ENRG (PT Energi Mega Persada) yang juga akan mengeluarkan obligasi. Bahkan, PT Bakrie and Brothers (BNBR) sendiri juga akan mengeluarkan obligasi.

Setelah isu utang reda, saham-saham The Seven Brothers akan menguat kembali termasuk BUMI. Sentimen negatifnya akan berakhir jika investor melihat Grup ini tidak lagi perlu mengutang lagi. Misalkan BUMI baru lebih terpengaruh harga batubara yang kini naik ke level US$82 per metrik ton di New Castle.

Hari ini pun bisa saja BUMI menguat, karena kenaikan harga batu bara. Tapi menurut saya, BUMI masih akan melanjutkan pelemahan, tinggal tergantung seberapa besar efek tambahan utang itu terhadap pergerakan sahamnya. Dalam beberapa hal, atau kadang-kadang berita aksi korporasi BUMI tidak konsisten.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan hold untuk BUMI sambil melihat kepastian tambahan obligasinya itu karena semuanya belum benar-benar resmi sampai ujung. [ast]


24/11/2009 - 12:58

IHSG Sesi Pertama
BUMI Kembali Ganduli Bursa
Ahmad Munjin
INILAH.COM, Jakarta – Siang ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan pelemahannya. Koreksi saham BUMI memimpin pelemahan saham tambang dan saham grup Bakrie lainnya.
Pada perdagangan Selasa (24/11) sesi pertama, IHSG  melemah tipis 4,914 poin (0,20%). Indeks LQ 45 juga turun 0,905 poin (0,18%) ke level 488,906. Perdagangan berjalan moderat dengan volume transaksi 3,156 miliar lembar saham, senilai Rp 2,163 triliun dengan frekuensi 50.086 kali. Sebanyak 50 saham naik, 110 turun dan 66 stagnan.

Sektor properti memimpin penurunan, dengan jatuh 1,9%, disusul sektor tambang yang terkoreksi 1,4%, kemudian konsumsi 0,5%, perdagangan 0,4% dan finansial 0,04%. Sedangkan beberapa sektor masih terpantau menguat, seperti perkebunan, aneka industri, infrastruktur, industri dasar, dan manufaktur.
Saham grup Bakrie mendominasi perdagangan, dengan saham PT Bumi Resources (BUMI) mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp708 miliar atau 32,7% dari total perdagangan siang ini.
Adapun BUMI ditutup turun 4,54% ke level Rp2.625, PT Energi Mega Persada (ENRG) turun 5,3% ke level Rp270, PT Bakrie Telecom (BTEL) melemah 3,06% ke Rp158 dan PT Bakrie & Brothers (BNBR) turun 3,8% ke Rp102.

Budi Ruseno, Kepala Riset Bhakti Capital Securities memperkirakan, IHSG hingga sore nanti akan mixed seiring bervariasinya bursa regional. Hal ini akibat harga minyak dunia yang pagi tadi turun 0,723% menjadi US$76,2 per barel 
“Secara teknikal, indeks akan bergerak pada kisaran support 2.462 dan 2.500 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (24/11).
Perkembangan pasar juga tidak terlepas dari sentimen faktor internal yang masih variasi. Sisi positifnya, beberapa perusahaan pada triwulan ketiga mencatatkan kinerja baik dalam laporan keuangannya.
Tapi, di sisi lain proses kepastian hukum menyusul sikap Presiden Yudhoyono yang apatis terkait kisruh KPK-Polri-Bank Century direspon negatif oleh pasar. “Padahal, pasar berharap SBY sendiri yang mengambil keputusan tegas, agar persoalan kisruh hukum antar lembaga negara itu segera tuntas,” tukasnya.

Hal ini terefleksi pada perdagangan indeks di sesi pagi yang sempat menguat 10 poin ke level tertingginya 2.491,865, kendati sempat anjlok ke level 2.478,996. Artinya, pergerakan indeks masih variatif. “Di sisi lain, nilai tukar rupiah  sempat juga melemah di atas 9.500 per dolar AS,” ulasnya.
Menurut Budi, pasar masih aktif pada saham-saham sektor agribisnis dan penunjang infrastruktur. Namun, emiten-emiten tersebut masih menyisakan risiko besar karena pergerakan pasar mixed. Investor pun menunggu perkembangan lebih lanjut.

“Pasar masih sangat hati-hati memanfaatkan kedua sektor saham tersebut hanya untuktrading,” paparnya.
Dalam kondisi ini, saham-saham pilihannya adalah PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Bakrie Sumatera Plantations (UNSP), PT United Tractors (UNTR), PT Semen Gresik (SMGR), dan PT Holcim Indonesia (SMCB). “Saya rekomendasikan trading saja untuk saham-saham tersebut,” pungkasnya.

Di sisi lain, Henan Putihrai memprediksikan, IHSG kemungkinan akan bergerak mixed. Minimnya insentif diperkirakan membuat investor melakukan wait and see. “IHSG hari ini kemungkinan akan bergerak pada kisaran 2.454/2.468-2.495/2.509,” ungkapnya dalam riset hariannya.
Sedangkan dari teknikal, khususnya dengan menggunakan candlestick chart, indeks membentuk pola spinning tops. Secara teoritis, pola ini mengindikasikan neutral lines.
Jika indeks hari ini benar-benar melemah, target penurunannya level 2.460 yang merupakan support line CD dari uptrend channel ABCD. “Namun apabila indeks sanggup bertahan maka target kenaikannya adalah level 2.511 yang merupakan upper line dari bollinger band,” paparnya.
Siang ini, beberapa saham yang turun harganya antara lain PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang melemah Rp50 menjadi Rp7.600, PT Aneka Tambang (ANTM) turun Rp50 menjadi Rp2.350, PT Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 50 ke Rp 4.650, dan PT Adaro Energy (ADRO) turun Rp 40 ke Rp 1.730. [mdr]





bumi SEMAKIN NGUTANG, semakin dijauhi ... 241109

Selasa, 24 November 2009 | 08:21

AKSI KORPORASI BUMI

Obligasi Konversi BUMI Capai US$ 776 Juta



JAKARTA. Akhirnya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengungkapkan lebih detil rencana penerbitan obligasi konversi atau convertible bond sebesar US$ 300 juta. Lewat anak usahanya, Enercoal Resources Pte Ltd, produsen batubara terbesar di Indonesia ini berharap aksi korporasi tersebut rampung Rabu besok (25/11).

Senior Vice President Investor Relations BUMI Dileep Srivastav, mengatakan, pihaknya telah menunjuk Credit Suisse sebagai agen penjual obligasi konversi itu. Bunganya sebesar 5% per tahun, berjangka waktu tujuh tahun, dan jatuh tempo pada 2016.

"Obligasi ini diterbitkan pada premium konversi sebesar 30%," kata Dileep, kemarin. Obligasi konversi tersebut juga memiliki opsi penambahan hingga US$ 50 juta.

BUMI akan menggunakan duit yang diperoleh dari hajatan itu untuk membiayai akuisisi dan investasi di masa depan pada perusahaan-perusahaan tambang. Sebagian dana itu juga akan digunakan untuk modal kerja, dan membiayai transaksi equity swap dengan Credit Suisse.

Sayang, Dileep tak bersedia menjelaskan lebih detil perihal rencana aksi akuisisi BUMI mendatang. Toh, BUMI telah merampungkan pembelian 10% saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) senilai US$ 391 juta. Selain itu, perusahaan ini juga membidik pembelian 14% saham NNT lainnya. BUMI juga dikabarkan meminati tambang batubara milik BHP Billiton di Maruwai, Kalimantan.

Di sisi lain, penerbitan obligasi konversi US$ 300 juta ini akan semakin memperbesar nilai obligasi semacam itu yang disimpan BUMI. Dileep mengaku, hingga kini ada sekitar US$ 776 juta obligasi konversi yang telah diterbitkan BUMI. "Obligasi itu dari tiga kali penerbitan," katanya.

Perinciannya, tahun 2007, BUMI menerbitkan obligasi tukar sebesar US$ 300 juta dan US$ 150 juta. Bunganya 0%. Hingga Juni 2009, obligasi konversi tersebut masih tersisa US$ 101,09 juta.

Pada 5 Agustus lalu, BUMI kembali mengeluarkan obligasi konversi sebesar US$ 375 juta dengan kupon 9,25%, dan jatuh tempo 2014.



Wahyu Tri Rahmawati KONTAN

analis pro MULAI buy on weakness bumi ... 241109

23/11/2009 - 09:03
Gina Novrina Nasution
Masih ada Potensi Penguatan BUMI

Gina Novrina Nasution
INILAH.COM, Jakarta – Seiring sentimen positif dari pembayaran 10% divestasi Newmont, saham PT Bumi Resources (BUMI), Senin (23/11) masih berpotensi menguat terbatas. Rekomendasi buy on weakness (BoW)!

Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan, BUMI masih berpeluang menguat terbatas karena masih mendapat sentimen positif dari selesainya satu tahap penjualan saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).

PT Multi Daerah Bersaing (MDB) menyetor uang pembayaran 10% divestasi saham NNT senilai US$391 juta. “Karena itu, BUMI akan menguat terbatas ke level resistance 2.950 dan 2.625 sebagai level support-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Jumat (20/11), BUMI ditutup menguat Rp200 (7,61%) menjadi Rp2.825, dengan intraday Rp2.825 dan Rp2.650. Sedangkan volume transaksi mencapai 605,6 juta

unit saham, senilai Rp1,6 triliun dan frekuensi 16.587 kali. Berikut wawancara lengkapnya:

Saham BUMI akhir pekan lalu menguat Rp200. Apakah ada potensi penguatan hari ini?

Saya kira BUMI masih akan menguat terbatas, melanjutkan kenaikan akhir pekan lalu. Saham ini

masih mendapat sentimen positif dari selesainya satu tahap penjualan saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). PT Multi Daerah Bersaing menyetor uang pembayaran 10% divestasi saham NNT senilai US$391 juta.

Pihak NNT sendiri sudah menerima bukti, Multi Daerah telah mentransfer uang ke rekening

Newmont International Limited (NIL) di Citibank, New York, rekening milik Nusa Tenggara Mining Company (NTMC) di Mitsui Bank, Jepang. Keduanya adalah pemilik NNT. Uang itu dikirim dari Bank Mandiri Singapura. Si pengirim adalah BUMI.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan menguat terbatas ke level resistance 2.950 dan 2.625 sebagai

level support-nya. BUMI juga masih terpengaruh positif oleh Multi Capital yang sudah menyiapkan dana pembelian divestasi 14% lagi saham NNT. Yang menyiapkan dana untuk pembelian 14% saham divestasi Newmont sebesar US$493,6 juta ini adalah Multi Capital anak usaha BUMI.

Divestasi 10% saham NNT ini merupakan porsi divestasi periode 2006-2007. Setelah itu, Newmont masih harus menjual 14% saham NNT sebagai porsi divestasi periode 2008-2009,

dan 7% porsi tahun 2010. Jadi, total saham divestasi NNT 31% yang saat masih menunggu

keputusan pemerintah pusat.

Bagaimana dengan sentimen market?

Justru itu, penguatan saham BUMI hari ini akan mampu mempertahankan indeks di teritori

positif meski indeks Dow Jones dan Eropa secara umum melemah. Indeks akan bergerak menguat ke arah level Rp2.500. Karena, penguatan BUMI diikuti juga dengan kenaikan saham-saham lain seperti PT Adaro Energy (ADRO), PT Telkom (TLKM), dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Indeks juga mendapat topangan dari penguatan nilai tukar rupiah ke arah level 9.300-an.

Apakah penguatan BUMI akan terus berlanjut hingga akhir pekan ini?

Sepertinya tidak ya. Setelah BUMI menguat ke arah level resistance Rp2.950, saham ini akan begerak konsolidasi dalam kisaran support Rp2.400 dan Rp2.950 sebagai level

resistance
-nya dalam sepekan ke depan. Pasar masih menunggu sentimen baru dan laporan keuangan BUMI untuk triwulan ketiga tahun ini.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

Saya rekomendasikan buy on weakness (BoW) untuk BUMI, hingga sepekan ke depan. Target BUMI Rp 3.500 di akhir tahun 2009 ini. [ast]

ekspansi bumi di tanah Mauritania ... 241109

BUMI Butuh USD60 Juta untuk Gasifikasi
Senin, 23 November 2009 - 17:21 wib

Widi Agustian - Okezone
Koran SI
JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membutuhkan dana sebesar USD60 juta untuk gasifikasi untuk menjalankan produksi bijih besi (iron ore) di pertambangan Mauritania.

"Yang mahal di sana bikin gasifikasi, bijih besinya diproses dulu. Sekira USD60 juta," kata Direktur Utama BUMI Ari S Hudaya saat ditemui wartawan di Universitas Bakrie, Pasar Festival, Kuningan, Jakarta, Senin (23/11/2009).

Produksi bijih besi di Mauritania ini nantinya akan dilihat kondisi politiknya, serta dilihat juga faktor suplai dan demand-nya terlebih dahulu untuk di 2010.

"Di sana butuh asumsi politik. Plannya baca dulu kebutuhannya. Itu 18 bulan baru berproduksi," katanya.

Di sisi lain, pertambangan intan yang ada di Liberia diperkirakan investasinya sebesar USD20 juta dengan produksi selama 1,5 tahun. Diharapkan pada 2011 keduanya mulai produksi. (ade)

Herald maseh ditindaklanjuti bumi seh (2) ... 241109

Bumi Jajaki Mitra Kelola Tambang Herald
Perusahaan tengah menjajaki pendanaan sebesar US$100 juta dari mitra tersebut.
SENIN, 23 NOVEMBER 2009, 17:57 WIB
Antique, Nerisa

ilustrasi pertambangan
BERITA TERKAIT
Bumi Siap Rilis Laporan Keuangan Kuartal III
Ambil Newmont, Bumi Siapkan US$300 Juta
Bumi Butuh Lagi Pendanaan US$ 300 Juta
Lagi, Macquarie Crossing Bumi Rp 101,9 Miliar
Bumi Terbitkan Obligasi Konversi US$ 300 Juta
Web Tools

VIVAnews - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berniat menggandeng mitra strategis dalam mengelola tambang emas Herald Resources di Dairi Prima, Sumatera. Perusahaan tengah menjajaki pendanaan sebesar US$100 juta dari mitra tersebut.

Direktur Utama Bumi Resources Ari S Hudaya menuturkan, mitra strategis perusahaan berpeluang memiliki sebagian saham pada proyek Dairi tersebut. "Nanti kami akan diskusi lagi, berapa persen saham yang dilepas," ujarnya di Universitas Bakrie, Jakarta, Senin 23 November 2009.

Selain itu, Ari mengatakan mitra strategis juga berpotensi menyinergikan kemampuannya dengan perusahaan. Misalnya, sinergi antara teknologi dengan kemampuan Bumi dalam menambang. "Atau, bisa kombinasi antara keduanya (lepas saham dan sinergi bisnis)," kata dia.

Ari menambahkan, proyek Dairi akan mulai beroperasi pada akhir 2010. Namun, produksi belum ditentukan karena menunggu masuknya mitra strategis.

Dia mengakui, ekspansi perusahaan di Dairi dan Newmont diharapkan bisa mengontribusi pendapatan hingga US$1,69 miliar atau mencapai 50 persen dari pendapatan perusahaan pada 2008 yang mencapai US$3,38 miliar.

Proyeksi tersebut berdasarkan asumsi harga jual kembali ke harga jual komoditas tahun 2007-2008. "Bisa mencapai setengah dari pendapatan 2008," tutur Ari.

Ari mengatakan, kontribusi tersebut berpeluang mulai dibukukan pada 2014. Pasalnya, investasi pada bisnis pertambangan membutuhkan waktu lama untuk bisa mulai berproduksi.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(13)

Divestasi Saham 2009
Newmont Masih Tunggu Restu Pemegang Saham
Presdir Newmont Pacific Nusantara: "Untuk proses 2009, masih menunggu persetujuan RUPS."
SELASA, 24 NOVEMBER 2009, 06:15 WIB
Antique, Ferial

Kegiatan penambangan tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (VIVAnews/Hadi Suprapto)
BERITA TERKAIT
SPA Divestasi Saham Newmont Ditandatangani
Mengapa Pukuafu Akui Telah Beli Newmont
SPA 14% Saham Newmot Ditandatangani Hari Ini
Pukuafu Indah Akui Beli 17% Saham Newmont
Surat Pengunduran Antam Tak Perlu Lagi
Web Tools

VIVAnews - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) masih menunggu persetujuan pemegang saham dalam proses penyelesaian proses divestasi saham 2009.

"Untuk proses 2009, masih menunggu persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)," ujar Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara (NPN) Martiono Hadianto di Kantor Ditjen Minerbapabum Jalan Supomo No.10, Jakarta Senin malam, 23 November 2009.

Sementara itu, untuk proses penyelesaian divestasi 2008, akan rampung setelah proses di Dirjen Minerba dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selesai.

Sedangkan untuk perubahan struktural di NNT, kata dia, akan diputuskan secepatnya dalam RUPS NNT.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews

sinetron badut: sesuai kontrak yang dibuat bersama...(12)

Bab Terakhir Divestasi Newmont Rampung 31 Maret 2010
Senin, 23 November 2009 - 20:48 wib

Andina Meryani - Okezone

JAKARTA - Babak terakhir penuntasan divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) dengan PT Multi Daerah Bersaing (MDB) sebesar tujuh persen adalah pada 31 Maret 2010.

"Tunggu Maret tanggal 31, itu bab terakhir. Sudah enggak sabar saja, satu-satulah," tukas Presiden Direktur Newmont Pacific Nusantara Martiono Hadianto, usai penandatanganan Sales Purchase Agreement (SPA) Newmont, di Kantor Ditjen Minerbapabum lantai 5, Jalan Supomo Nomor 10, Jakarta, (23/11/2009) malam.

Sebelumnya, SPA antara NNT dan MDB untuk pembelian 14 persen saham divestasi Newmont tahun 2008 dan 2009 senilai USD493,6 juta akhirnya ditandatangani.

Penandatanganan kali ini bukan hanya ditandatangani SPA saja, tapi juga penandatanganan operator ship, di mana Newmont dan Sumitomo memperoleh kepercayaan untuk menjadi operator.

"Terima kasih kepada Pemda yang sudah memberikan kepercayaan kepada Newmont dan Sumitomo untuk menjadi operator," katanya.

Keduanya menjadi operator pertambangan hingga jumlah kepemilikan sahamnya kurang dari 40 persen. Adapun untuk pembayaran divestasi saham ini sama seperti yang 10 persen.

"Kita lapor dulu ke pak Bambang (Dirjen Minerbapabum) dan Kepala BKPM (Gita Wijawan) dalam dua hari kerja (terhitung hari ini) untuk yang divestasi saham tahun 2008," ungkapnya.

Sementara untuk divestasi saham yang 2009 masih perlu menunggu rapat umum pemegang saham RUPS Newmont yang akan dilangsungkan secepatnya.

Di sisi lain, dia menambahkan bahwa pihak Multi Daerah Bersaing punya hak untuk menempatkan orang di jajaran direksi atau komisaris. "Ya mereka juga punya hak untuk menempatkan orang di jajaran direksi atau komisaris," pungkasnya. (ade)

Welcome All of You

Cari di Blog Ini