sinetron badut: naluri SAPU BERSIH sang bumi

Senin, 23/11/2009 14:04 WIB
Pemda NTB Incar 20% Saham Newmont milik Pukuafu
Nurseffi Dwi Wahyuni - detikFinance

Jakarta - Pemerintah Daerah (Pemda) Nusa Tenggara Barat (NTB) berminat untuk membeli 20% saham PT Newmont Nusa Tenggara yang saat ini menjadi milik PT Pukuafu Indah.

“Tergantung kesepakatan. Kalau bisa kita beli, kita beli. Kalau tidak bisa, ya kita akan kerjasama, karena mereka kan sudah ada di sana (PT NNT-red),” ujar Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli, di Kantor Ditjen Minerbapabum, Jalan Supomo, Jakarta, Senin (23/11/2009).

Menurut Zukifli, dengan menjadi pemilik 51% saham Newmont, maka kontribusi Newmont kepada daerah akan lebih dinikmati masyarakat NTB. Pasalnya, sejak menjadi pemilik 20% saham di Newmont, Pukuafu dinilai tidak pernah berkontribusi kepada daerah.

"Pukuafu ini kan sudah menikmati sejak awal, tapi tidak ada kontribusi buat daerah sama sekali. Satu sen pun tidak,” ungkapnya.

Namun Zulkifli mengaku, saat ini pihaknya tengah fokus dalam penyelesaian proses divestasi 31% saham Newmont tersebut. Jika proses divestasi 31% saham Newmont tersebut selesai, maka 51% saham Newmont sudah menjadi milik nasional.

"Yang jelas sekarang fokus kita belum ke sana (membeli saham Pukuafu-red). Kan sekarang proses divestasi baru 24%, masih ada 7% tahun 2010," ungkap dia.

Mengenai adanya klaim Pukuafu yang merasa sudah menjadi pemilik 7% saham divestasi Newmont, Zulkifli menegaskan hal itu tidaklah benar.

"Mana mungkin satu barang dijual dua kali. Lagian kalau dia sudah bayar, kenapa dia bayar kalau tidak ada persetujuan pemerintah. Kan itu harus lewat BKPM segala macam. Kalau benar dia bayar, ya uang hangus lah Pukuafu itu," papar Zukifli.

Sementara itu, untuk penandatanganan perjanjian jual beli (Sales Purchase Agreement/SPA) divestasi 14% saham Newmont jatah 2008 dan 2009, Zulkifli mengatakan, penandatanganan SPA tersebut akan dilakukan pada pukul 18.00 WIB hari ini.

"Penandatanganannya jam 6 sore. Kita masih menunggu orang Newmont dari Amerika," tandas Zulkifli.

(epi/dro)