Sesi Siang Sektor Tambang Lesu
BUMI Koreksi IHSG Tetap Melaju
Ahmad Munjin
(inilah.com /Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta – Pergerakan IHSG sesi pertama, Selasa (12/1) berhasil mempertahankan penguatan. Derasnya arus capital inflow seiring penguatan nilai tukar rupiah menjadi pemicunya.
Pada perdagangan Selasa (12/1) sesi siang, IHSG
naik 13,27 poin (0,50%) menjadi 2.645,48. Indeks saham unggulan LQ45 juga naik 2,89996 poin (0,60%) ke level 521,89. Jakarta Islamic Index (JII) turun poin (0,09%) ke angka 439,33.Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih cukup ramai dengan volume transaksi tercatat 3,128 miliar lembar saham senilai Rp2,341 triliun dan frekuensi 58.593 kali. Sebanyak 94 saham naik, 59 saham turun dan 68 saham stagnan.
Semua sektor menopang penguatan indeks kecuali pertambangan. Motor penggerak indeks dipimpin sektor perdagangan yang naik 1,52% disusul keuangan yang terangkat 1,19%. Di posisi ketiga ditempat sektor properti yang melambung 1,13%.
Penguatan indeks juga mendapat dukungan dari sektor industri dasar yang naik 0,17%, aneka industri terangkat 0,40%, konsumsi merangkak naik 0,21%, infrastruktur menggeliat 0,45%, manufaktur menanjak 0,26%, dan sektor pertanian merambat naik 0,20%. Hanya sektor pertambangan yang mengalami koreksi 0,66%.
Adapun saham-saham yang masuk dalam top gainer antara lain, PT Gudang Garam (GGRM) naik Rp700 ke Rp23.850, PT United Tractors (UNTR) naik Rp500 ke Rp17.750, PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp200 ke Rp33.150, PT HM Sampoerna (HMSP) naik Rp200 ke Rp11.000, PT Astra Internasional (ASII) naik Rp150 ke Rp35.100, dan PT Telkom (TLKM) naik Rp50 ke Rp9.500.
Saham-saham yang melemah antara lain, PT Excelcomindo Pratama (EXCL) ditutup turun Rp300 ke Rp2.100, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) turun Rp100 ke Rp3.900, PT Unilever Indonesia (UNVR) turun Rp100 ke Rp11.150, dan PT Bumi Resources (BUMI) turun Rp75 ke Rp2.825.
Supriyadi, Research Analyst PT Asia Kapitalindo Securities memperkirakan pergerakan indeks hinga penutupan sore nanti akan menguat terbatas seiring masih derasnya aliran capital inflow ke pasar domestik.
“Indeks akan mengarah ke level resistance 2.643,59 dan 2.627 sebagai level support-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (12/1).
Terbatasnya pengutan indeks, menurutnya, karena secara teknis seharusnya indeks hari ini masih melanjutkan pelemahan. Namun, volume transaksi masih besar sehingga bisa berada di atas Rp3 triliun dan memungkinkan indeks bertahan di area positif. “Tapi, penguatannya akan terbatas, di bawah 10 poin,” ujarnya.
Indeks masih mendapat topangan dari derasnya capital inflow yang ditandai dengan penguatan nilai tukar rupiah. Saat ini rupiah menguat ke level 9.170. “Hal ini semakin memperkuat pengaruh positif dari faktor January effect yang masih berlangsung hingga pekan ketiga Januari ini,” paparnya.
Kecuali, jika saham PT Bumi Resources (BUMI) hari ini kembali rebound atau paling tidak bergerak stagnan, indeks akan terkerek naik di atas 10 poin. Kalaupun terjadi koreksi, hanya persoalan teknis dan bukan fundamental. “Artinya, penurunan itu bukan pembalikan arah melemah,” imbuhnya.
Sebab, valuasi indeks saat ini belum berada di area overbought. Indeks sendiri ditargetkan masih bisa melanjutkan penguatan ke level 2.900 hingga akhir semester pertama. Masih tersisa 300 poin sebagai ruang penguatan indeks. “Apalagi, kinerja kuartal keempat dari emiten-emiten yang menunjukkan 80% angka yang positif,” ucapnya.
Dari sisi sentimen regional pun hari ini juga berpengaruh positif pada indeks. Hanya saja bursa Asia memang bergerak variatif. “Tapi, meski beberapa bursa Asia negatif, penurunannya hanya tipis di bawah 1%,” timpalnya.
Saham-saham pilihannya adalah PT Telkom (TLKM), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Aneka Tambang (ANTM). Supriyadi merekomendasikan buy atas ketiga saham tersebut. “Sedangkan untuk BUMI saya sarankan jual dan sell on strength untuk UNTR (PT United Tractors)” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar