Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Sabtu, 07 November 2009

sepekan YANG BELUM MEYAKINKAN (saat beli seh...)

07/11/2009 - 13:09
Sepekan BUMI
Lanjutkan Penurunan 2,1%
Asteria


(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI) sepekan ini membukukan pelemahan sebesar 2,1%. Emiten batubara ini bergerak fluktuatif, terimbas trading jangka pendek dan volatilitas harga minyak dunia.

Awal pekan, Senin (2/11) ini, (BUMI) berhasil rebound dan menjadi penopang bursa penguatan bursa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berhasil berlabuh di teritori positif pada detik-detik terakhir, dengan naik tipis 0,17% ke level 2.371,642.

Penguatan saham BUMI sebesar Rp 50 (2,1%) ke level Rp 2.425, memberi kontribusi besar bagi hijaunya bursa, dengan nilai transaksi mencapai Rp961 miliar, atau 25,3% dari total perdagangan senilai Rp 3,803 triliun.

Positifnya bursa juga ditopang saham sektor tambang yang masih mampu membukukan kenaikan sebesar 0,5%. Hal ini terjadi di tengah koreksi bursa Wall Street serta berlanjutnya pelemahan harga minyak dunia ke bawah level US$ 77 per barel.

Sepanjang pekan lalu, harga kontrak minyak mentah Desember, turun 4.3%, pertama kalinya dalam sebulan terakhir. Harga minyak terus melemah ke level terendah dalam dua pekan terakhir, di tengah spekulasi bahwa pemulihan ekonomi global akan kembali mendapat tantangan. Selain prediksi bahwa OPEC akan meningkatkan produksi minyak mentahnya.

Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama. BUMI keesokan harinya kembali melemah Rp125 ke level Rp2.300. Koreksi ini menekan bursa, sehingga IHSG melemah 1,58% ke 2.334,106. Tak mengherankan mengingat nilai transaksi perseroan yang Rp566 miliar, atau 18,5% dari total perdagangan Rp 3,054 triliun.

BUMI memimpin koreksi saham grup Bakrie, terkait rencana perseroan menerbitkan obligasi sekitar US$500 juta. Penerbitan surat utang itu menimbulkan kekhawatiran di pasar, karena belum jelas tujuan pinjaman tersebut. Apalagi BUMI baru saja melunasi US$1,7 miliar utangnya dengan pinjaman dari China Investment Corporation [CIC].

Saham-saham tambang lain pun terkoreksi cukup dalam dan memimpin penurunan 69,4 poin, akibat aksi profit taking. Beberapa saham yang terkoreksi antara lain PT TB Bukit Asam (PTBA), dan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG).

Namun, BUMI pada Rabu (4/11) berhasil berbalik arah dan menguat Rp175 (7,60%) ke level Rp2.475. Sektor pertambangan memimpin penguatan saham, dengan naik hingga 83,229 poin, seiring kenaikan harga minyak ke US$ 79 per barel.

Harga minyak mentah melonjak hampir 2%, setelah data pesanan pabrik AS September, naik 0.9%,jauh melebihi estimasi. Kondisi ini mensinyalkan membaiknya ekonomi dan potensi kenaikan permintaan minyak dari AS.

Transaksi BUMI menopang kenaikan IHSG, dengan nilai transaksi mencapai Rp623 miliar, atau 19,9% total perdagangan Rp 3,130 triliun. IHSG pun naik signifikan 37,750 poin dan ditutup di 2.371,856.

Namun, badai kembali bertiup, sehingga pada Kamis (5/11), BUMI terpaksa turun Rp100 (0,04%) ke Rp2.375. BUMI memimpin koreksi, dengan nilai transaksi Rp753 miliar, atau 27% dari total perdagangan Rp 2,779 triliun.

IHSG pun turun tipis 4,642 poin ke level 2.367,214. Pelemahan tersebut akibat aksi jual investor terhadap saham berkapitalisasi besar terutama sektor pertambangan. Setelah kemarin diburu, kali ini pelaku pasar merealisasikan keuntungannya. Sektor tambang pun anjlok terbesar mencapai 1,7%.

Menjelang akhir pekan ini, sentimen harga minyak, tidak lagi mempengaruhi pergerakan BUMI. Pasar lebih terpengaruh pergerakan bursa regional. Padahal, harga sumber energi ini naik ke level US$ 80.40 per barel.

Manajemen BUMI tengah menjajaki minat investor atas kemungkinan penerbitan obligasi. "Perseroan memang menjajaki investor, namun kami belum membuat komitmen untuk dan memang belum menerbitkan obligasi dollar AS," ujar SPV Investor Relation BUMI Dileep Srivastava dalam penjelasan resminya kepada BEI.

BUMI sudah menunjuk Deutsche Bank dan Credit Suisse untuk melihat peluang penjualan obligasi dolar tersebut, bertenor 7 tahun dengan bunga antara 11,5%-12% per tahun. BUMI akan menggunakan dana hasil penerbitan utang untuk membiayai pembelian tambang batubara Maruwai, Kalimantan milik BHP Billiton.

Sedangkan pada perdagangan Jumat (6/11) akhir pekan ini, BUMI melanjutkan pelemahan sebesar Rp50 ke level Rp2.325. Koreksi anak usaha Bakrie ini pun meredam penguatan bursa, dengan nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp365 miliar, atau 15% dari perdagangan di pasar reguler yang mencapai Rp 2,4 triliun. IHSG pun hanya ditutup naik 1,18% ke level 2.395,106.

Hari terakhir perdagangan ini, transaksi di lantai bursa sebenarnya tergolong tipis. Nilai transaksi sebesar Rp 10,941 triliun, disumbangkan dari aksi crossing saham PT Delta Dunia Makmur (DOID) senilai Rp 8,54 triliun. Emiten ini melakukan transaksi tutup sendiri di harga Rp400. DOID pun turun 15,79% ke Rp 1.600.

PT Ficomindo Buana Registrar dalam keterbukaan informasinya ke BEI, mengatakan, per 30 Oktober 2009, BUMI tidak memiliki pemegang saham di atas 5%. Itu berarti para pemegang saham BUMI saat ini adalah publik. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome All of You

Cari di Blog Ini