Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Kamis, 05 November 2009

ANALIS PRO jadi BLOON di depan nasib BUMI...(2)

05/11/2009 - 08:56
Investor Lokal Masih Mendominasi
Tekanan Berlanjut, ‘BoW’ BUMI
Ahmad Munjin


(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Kamis (5/10) bisa dilanda profit taking. Penguatan harga minyak dan emas pun tak bisa jadi bumper. Buy on weakness (BoW) BUMI!

Viviet S Puteri, Analis Anugerah Securindo mengatakan potensi pelemahan BUMI hari ini seiring aksi profit taking di sesi kedua menyusul technical rebound kemarin.

Ia melihat kapitalisasi market, bursa lebih didominasi investor lokal yang karakter investasinya cenderung trading ketimbang jangka panjang. Karena itu, pada saat investor lokal sudah puas dengan kenaikan 2-5% akan melakukan aksi profit taking sehingga BUMI terlempar ke zona negatif.

“BUMI akan mengarah ke level support Rp2.350 dan Rp2.550 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (4/11).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup menguat Rp175 (7,6%) menjadi Rp2.475 dibandingkan sebelumnya pada level Rp2.300. Harga tertingginya mencapai Rp2.475 dan terendahnya Rp2.325. Sedangkan volume transaksi mencapai 258,7 juta unit saham senilai Rp623,1 miliar dan frekuensi 7.254 kali.

Menurutnya, penguatan BUMI kemarin pun hanya semata technical rebound seiring ekspektasi penguatan harga minyak dunia yang saat ini sudah kembali ke level US$ 80 per barel . Pasar memastikan kenaikan itu akan mengerek naik harga batubara. “Karena itu, BUMI juga mengikuti penguatan,” ujarnya.

Peluang technical rebound pun masih besar pada hari ini bahkan bisa tembus Rp2.500 pada sesi pertama namun akan disusul aksi profit taking pada sesi kedua sehingga terlempar kembali ke area negatif. “Apalagi, saham BUMI paling rawan terhadap sentimen karena memang saham ini merupakan saham favorit,” tukasnya.

Alhasil, ia belum bisa memastikan arah penguatan BUMI yang sustainable karena memang pergerakannya fluktuatif. “Meski harga minyak naik ke level US$80 per barel l . dan harga emas mencapai US$ 1.089 per troy ons belum mengonfirmasi penguatan BUMI lebih lanjut,” imbuhnya.

Lebih jauh ia memaparkan, harga emas memang mengalami penguatan seiring penjualan logam mulia itu oleh IMF sebesar 200 ton ke India di level US$1.045 per troy ons. India masih menganggap emas merupakan investasi yang aman dalam keadaan ekonomi yang belum benar-benar pulih.

Kemudian, IMF juga diperkirakan akan menjual emas ke China yang memiliki cadangan devisa terbesar di dunia sebesar US$1,2 triliun. Dengan pengalihan cadangan devisa dari dolar AS ke emas, nilai tukar dolar AS akan tertekan. “Ini akan memicu penguatan harga minyak mentah dunia,” ungkapnya.

Sehingga, penguatan harga minyak bukan karena besarnya permintaan melainkan karena denominasinya yang naik karena pelemahan dolar AS. “Karena itu, batubara sebagai substitusi minyak akan naik sehingga menjadi sentimen positif bagi BUMI,” urainya.

Ia mengakui, untuk hari ini penguatan harga minyak dan emas belum bisa mendongkrak saham sejuta umat ini karena karakter investor lokal yang bermain jangka pendek. “Penguatan harga minyak dan emas bisa mengkonfirmasi penguatan BUMI jika investor asing sudah kembali ke bursa kita,” tandasnya.

Untuk itu, Viviet merekomendasikan buy on weakness untuk saham batubara thermal ini. “Level Rp2.335 hingga 2.230 merupakan kisaran yang tepat untuk kembali ke saham BUMI,” pungkasnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome All of You

Cari di Blog Ini