Arsip Blog

Mau Liat Maenan Saham2 gw Hari Ini :

Selasa, 10 November 2009

ANALIS PRO jadi BLOON di depan nasib BUMI...(4)

10/11/2009 - 08:54
Rekomendasi Saham
BUMI Menguat Tipis Jual Saja!
Ahmad Munjin
... DANAREKSA.COM SUDAH SEJAK 6 BULAN YANG LALU TIDAK PERNAH MERUBAH REKOMENDASI HARGA TARGET SAHAM BUMI DI 2000, MUNGKIN INI YANG AKAN TERJADI PADA BUMI ... time to buy bwat investor RAKSASA jangka panjang :)

(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta – Saham PT Bumi Resources (BUMI), Selasa (10/11) diprediksikan bergerak datar cenderung melemah seiring respon terhadap utang perseroan yang negatif. Jual saja untuk BUMI!

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Aset Manajemen mengatakan potensi pergerakan BUMI yang flat cenderung melemah hari ini terdorong sikap pasar yang masih khawatir terhadap utang-utang perseroan. Pasar masih merespons negatif terhadap utang BUMI sebelumnya sebesar US$ 1,9 miliar terhadap China Invesment Corporation (CIC).

Apalagi, ditambah dengan obligasi senilai US$300 juta yang sebelumnya dikabarkan emiten ini menjajaki penerbitan obligasi senilai US$500 juta. “BUMI akan mengarah ke level support Rp2.170 dan Rp2.400 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (9/11).

Pada perdagangan kemarin, saham BUMI ditutup melemah Rp25 (1,07%) menjadi Rp2.300 dibandingkan sebelumnya Rp2.325. Harga tertingginya mencapai Rp2.375 dan terendah Rp2.225. Sedangkan volume transaksi mencapai 207,08 juta unit saham senilai Rp473,4 miliar dan frekuensi 6.824 kali.

Lebih jauh Nico mengatakan, sudah lima hari terakhir BUMI bergerak pada kisaran itu. Ia menegaskan semakin besar utang BUMI semakin negatif pengaruhnya terhadap pergerakan sahamnya. “Pelaku pasar semakin khawatir jika utang BUMI bertambah. Pelaku pasar semakin takut dan harga sahamnya akan semakin turun,” ujarnya.

Padahal, perseroan berargumentasi utang jangka panjang ini akan menguntungkan. Namun, tetap saja untuk jangka pendek perseroan akan menderita terlebih dahulu. Pasar berpikir, jika ingin menderita biarlah BUMI sendiri yang merasakannya. “Kalau untung baru ajak kita,” tukasnya.

Di sisi lain, jika melihat sentimen market terutama regional sangat positif di mana Hang Seng kemarin naik 1,7% sehinga berpeluang mendongkrak indeks hari ini. Begitu juga dengan bursa Eropa yang rata-rata positif di atas 1%. “Tapi, untuk BUMI sepertinya masih tetap akan flat,” timpalnya.

Sedangkan sentimen dari harga komoditas, harga minyak saat ini sedang turun sehingga tidak bisa diharapkan mendongkrak BUMI. Namun, minyak sedikit terkerek naik ke level US$78 per barel karena ada terpaan topan di teluk Meksiko. “Di sana ada anjungan Chevron, yang menghasilkan 27% produksi nasional AS,” paparnya.

Angin topan bisa saja menjadi support penguatan harga minyak jika hembusannya sangat parah dan mengakibatkan berhentinya produksi Chevron. “Tapi, sejauh ini Chevron belum berhenti berproduksi dan belum diketahui seberapa besar keparahannya,” imbuhnya.

Jika harga minyak dunia menguat signifikan dan kembali menembus di atas US$80 per barel hal itu akan menjadi sentimen positif bagi BUMI dan harga sahamnya bisa menguat. Tapi menurutnya, untuk hari ini belum bisa mengangkat saham batubarathermal ini. “Mungkin beberapa hari lagi baru berpengaruh positif,” tuturnya.

Sementara itu, harga emas yang melambung tinggi ke level US$1.107 per troy ons menyusul pembelian emas oleh India sebesar 400 ton dari IMF. Diperkirakan, banyak bank sentral yang akan menukarkan dolar AS dengan emas. “Orang ketakutan pegang dolar dan akhirnya ikut-ikutan pegang emas,” ucapnya.

Namun ini, menurut Nico hal ini belum berpengaruh positif bagi BUMI untuk saat ini. Hubungan emas dengan penguatan harga batubara tampak dari sisi nilai tukar dolar AS yang melemah sehingga denominasi batubara menjadi naik. “Apalagi, pelaku pasar berusaha menukar dolar AS yang mereka miliki dengan komoditas termasuk batubara sebagai hedging,” ungkapnya.

Tapi, menyusul kenaikan harga emas, yang paling pertama terpengaruh naik adalah nikel. Memang, nantinya pada saat batubara naik, pelaku pasar akan mempertimbangkan hal itu sebagai aset untuk hedging. “Ini dilakukan sebagai lindung nilai fortopolio-nya,” urainya.

Di atas semua itu, Nico merekomendasikan ‘jual’ untuk BUMI. Menurutnya, kalaupun berniat masuk, saham ini harus berada pada level serendah-rendahnya di bawah Rp2.000 terlebih dahulu. “Saya juga tidak merekomendasikan untuk trading di saham ini. Pada saat BUMI menguat tipis, jual saja,” pungkasnya. [mdr]



10/11/2009 - 09:15
Nico Simatupang
Jual Dulu Saham BUMI!

INILAH.COM, Jakarta – Kekhawatiran pasar terhadap utang PT Bumi Resources (BUMI), menyebabkan emiten batubara ini, pada Selasa (10/11) akan bergerak datar cenderung melemah. Rekomendasi jual untuk BUMI!

Nico Simatupang, analis investasi PT GMT Aset Manajemen mengatakan, BUMI masih akan bergerak flat cenderung melemah hari ini. Sentimen negatif berasal dari utang-utang perseroan yang dikhawatirkan akan membebani arus kas.

Seperti utang senilai US$ 1,9 miliar terhadap China Invesment Corporation (CIC) dan obligasi senilai US$ 300 juta, menyusul penjajakan obligasi senilai US$500 juta sebelumnya.

“BUMI hari ini akan mengarah ke level support Rp2.170 dan Rp2.400 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada Ahmad Munjin dari INILAH.COM, di Jakarta.

Pada perdagangan Senin (9/11) BUMI ditutup melemah Rp25 (1,07%) ke level Rp2.300, dengan intraday Rp2.375 dan Rp2.225. Volume transaksi mencapai 207,08 juta unit saham, senilai Rp473,4 miliar dan frekuensi 6.824 kali. Berikut wawancara lengkapnya.

Bagaimana pergerakan BUMI hari ini?

Saya kira laju BUMI akan flat cenderung melemah hari ini. Karena, pasar masih khawatir terhadap utang-utang perseroan. Pasar masih merespons negatif terhadap utang BUMI sebelumnya sebesar US$ 1,9 miliar terhadap China Invesment Corporation (CIC).

Apalagi, ditambah obligasi senilai US$ 300 juta, setelah sebelumnya menjajaki penerbitan obligasi senilai US$500 juta.

Semakin besar utang BUMI, maka semakin negatif imbasnya terhadap pergerakan sahamnya. Pelaku pasar semakin khawatir jika utang BUMI semakin bertambah, sehingga harga sahamnya semakin turun. Padahal, perseroan berargumentasi, utang ini untuk jangka panjang akan menguntungkan. Namun, tetap saja untuk jangka pendek perseroan akan menderita terlebih dahulu. Pasar berpikir, jika ingin menderita biarlah BUMI sendiri yang merasakannya. Kalau untung baru ajak kita.

Akan bergerak di kisaran berapa?

BUMI akan mengarah ke level support Rp2.170 dan Rp2.400 sebagai level resistance-nya. Sudah lima hari terakhir BUMI bergerak pada kisaran itu.

Bagaimana dengan sentimen market?

Jika melihat market, terutama regional, sepertinya sangat positif sehingga berpeluang mendongkrak indeks hari ini. Begitu juga dengan bursa Eropa yang rata-rata positif di atas 1%. Tapi, untuk BUMI sepertinya masih tetap akan flat.

Harga komoditas minyak?

Sedangkan sentimen dari harga komoditas minyak yang saat ini turun, tidak bisa diharapkan mendongkrak BUMI. Namun, minyak sedikit terkerek naik ke level US$78 per barel karena ada terpaan topan di teluk Meksiko. Di sana ada anjungan Chevron, yang menghasilkan 27% produksi nasional AS.

Angin topan bisa saja mendukung penguatan harga minyak, jika hembusannya sangat parah dan mengakibatkan berhentinya produksi Chevron. Tapi, sejauh ini Chevron belum berhenti berproduksi dan belum diketahui seberapa besar keparahannya.

Jika harga minyak dunia menguat signifikan dan kembali menembus di atas US$ 80 per barel, baru akan menjadi sentimen positif bagi BUMI dan harga sahamnya bisa menguat. Tapi untuk hari ini belum bisa mengangkat BUMI. Mungkin beberapa hari lagi baru berpengaruh positif.

Bagaimana penguatan harga emas ke level US$1.107 per troy ons?

Kenaikan emas menyusul pembelian emas oleh India sebesar 400 ton dari IMF karena banyak bank sentral yang menukarkan dolar AS dengan emas. Orang ketakutan pegang dolar dan akhirnya ikut-ikutan pegang emas. Namun ini, belum berpengaruh positif bagi BUMI.

Hubungan emas dengan penguatan harga batu bara berkorelasi dari sisi nilai tukar dolar AS yang melemah sehingga denominasi batu bara menjadi naik. Apalagi, pelaku pasar berusaha menukar dolar AS yang mereka miliki dengan komoditas termasuk batu bara sebagai hedging nantinya.

Tapi, menyusul kenaikan harga emas, yang paling pertama naik adalah nikel dan belum berpengaruh langsung terhadap penguatan harga batu bara. Memang, nantinya pada saat batu bara naik, pelaku pasar akan mempertimbangkan hal itu sebagai aset untuk hedging. Ini dilakukan sebagai lindung nilai fortopolio-nya.

Lantas, apa rekomendasi Anda untuk BUMI?

‘Jual’ saja untuk BUMI. Kalaupun berniat masuk, saham ini harus berada pada level serendah-rendahnya di bawah Rp2.000 terlebih dahulu. Saya juga tidak merekomendasikan untuk trading di saham ini. Pada saat BUMI menguat tipis, jual saja! [ast]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome All of You

Cari di Blog Ini